You are on page 1of 5

Kardiologi: Payah Jantung, Kardiomyopati & Demam Rumatik Akut pada Anak

Definisi Payah Jantung Suatu keadaan dimana Keluaran Jantung (Cardiac Output) tidak mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh oleh karena tidak mampu melaksanakan tugasnya untuk memompa seluruh darah yang mengalir masuk kedalam ruangannya. Gejala Klinik Payah Jantung

Fisik: (banyak gejala pernafasan!) Rasa lelah Palpitasi (Rasa jantung berdebar-debar dari Takikardia) Batuk-batuk Dyspnea on Exertion (DOE) Sulit nafas bila aktivitas berat Sesak nafas (wheezing) Orthopnea (dyspnea bila berbaring/tidur) Anoreksia Nyeri Perut (hepatomegali) Pada Payah JANTUNG KIRI

Takipnea (pernafasan cepat) bila minum, istirahat dan/atau tidur

Batuk-batuk sering

Pada Payah JANTUNG KANAN:

Edema umum

Sianosis ringan

Hepatomegali

Pemeriksaan Payah Jantung: Jantung: Membesar/Kardiomegali

Takikardia: sesuai dengan umur: 12 thn >110, > 105, 14 thn > 105, > 100, 16 thn > 100, > 95, 18 thn > 95, > 90

Neonatus > 190, < 1 - 11 bulan > 160, 2 thn > 130, 4 thn > 120, 6 thn > 115, 8 - 12 thn > 110,

Irama gallop

Paru-paru: Ronki basah, Mengik (wheezing) Dada; retraksi suprasternal dan/atau retraksi subkosa Hati Hepatomegali Anggota tubuh edema Laboratorium
Electro Kardio Gram (EKG)

Frekuensi jantung: cepat

Irama gallop

Hipertrofi Jantung

Rontgen Toraks Bentuk & besarnya jantung Tingkatnya cairan di Paru-paru Penyebab Payah Jantung Utama pada anak berumur tertentu:
Mulai Beberapa hari pertama postnatal:

Defek kongenital berat: eg: hipoplasi jantung kiri


Mulai Minggu pertama atau kedua:

Defek komplex: eg. Koarktasio + VSD & PDA atau Trunkus arteriosus
Mulai umur 6 minggu sampai 3 bulan:

Sianosis/pirau kiri ke kanan: eg. VSD, PDA Mulai umur 3 bulan sampai 1 tahun

Kardiopati: eg. Fibroelastosis endokardial Takiaritmia: eg. Dari miokarditis Anomali arteri koroner eg. Arteri pulmonar Miokarditis (infeksi langsung virus, bakteri)

Anemia berat Penyakit sistemik: eg. Penyakit Penimbunan glikogen

Mulai umur lebih dari 1 tahun:

Endokarditis bakterialis subakut Kardikomiopati: contoh: penyakit jantung rumatik


Halaman ke2 Kardiologi

Diagnosa Banding Payah Jantung Bronkopneumonia (tanda infeksi paru yang paling umum pada anak kecil: TAKIPNEA, bukan batuk) Bronkolitis (ISPA, mengik pada bayi) Asthma bronkiale (mulai dengan batuk kering, lalu mengik, sering disertai ISPA) Asfiksia neonatus Newborn Respiratory Distress Syndrome Tindakan Umum untuk Payah Jantung Posisi: Tirah baring setengah duduk

Diet: Rendah garam/natrium

Berkalori cukup & lebih

Mudah dicerna

Oksigen (via selang hidung masuk cukup dalam) Infus pelan (bila tidak bisa minum karena lemah) Pengobatan untuk Payah Jantung

DIGOKSIN Obat paling penting di bidang kardiologi anak.

Namun efek toxiknya harus diingat terus. Dalam situasi keradangan (myokarditis: Demam Rheumatik & Diphtheri) dosis digoksin dikurangi untuk mencegah arithmia fatal yang bisa terjadi karena jantung yang inflamsi dirangsang digoksin Dosis per kilogram berat badan berbeda pada

Umur si anak, khususnya: neonatus & bayi Cara pemberian (IV, IM, PO) Fase induksi vs sinambungan (maintenance)

Dosis tetap sangat kritis dan harus dicocokkan dengan perubahan EKG serta status pasien. Pesan untuk memberi digoksin harus dihitung dan ditulis dengan hati-hati, terutama dalam hal angka dibelakang komanya. Biasanya furosemid/Lasix Kelebihan dosis dapat menyebab syok

DIURETIK

Intractible Heart Failure Bila status pasien payah jantung tidak maju walaupun semua tindakan dicoba, perlu timbangkan kemungkinan ini: Imbalans elektrolit: Alkalosis hypokloremik, hipokalemia, atau hiponatremia Infeksi terselubung: endokarditis bakteri atau pneumonia Kelainan yang memberatkan jantung: aritmia Digoksin kurang cukup atau kelebihan Emboli paru-paru

Miokarditis
Etiologi: Idiopatik Sekunder dari penyakit yang diketahui INFEKSI LANGSUNG Bakteri Virus: Coxsackie, Influensa Non-Infeksi langsung (Reaksi Antigen/Antibodi) Demam Rumatik Gambaran Klinis Miokarditis Permulaan gagal jantung dapat terjadi setiap saat. Difteria

Demam bervariasi Pericardial Friction Rub Bising aliran Pulmonar yang halus

DEMAM RHEUMATIK AKUT (DRA)

Halaman ke2 Kardiologi

Etiologi: Reaksi Antigen/Antibodi dari Faringitis karena bakteri Streptokokus Golongan A, Beta Hemolitik. (GAS Group A Streptococcus) dengan serotipe tertentu pada jaringan jantung. DRA bukan infeksi langsung karena GAS pada jantung. Epidemiologi: Pendudukan padat, dan praesejahtera, faktor keturunan, faktor daerah (serotype GAS) GAMBARAN KLINIS DRA Kriteria Jones Major 1. Karditis: Takikardi, Takipnea, Hepatomegali serta hipotensi, bisik jantung baru, P-R memanjang (EKG) 2. Polyarthritis: Nyeri, Panas, Bengkak/Edema, Merah pada >1 sendi, bergantian, Biasanya sendi-sendi yg besar: lutut, pelvis, siku 3. Nodul Subkutan: Tidak nyeri, pd extensor tangan bawah. Tanda Karditis lama pada anak. 4. Erythema Marginatum: lingkaran merah tidak gatal atau sakit. Sangat sejarang terjadi 5. Chorea Sydenham: Gerakan kasar yg sulit dikendali kecuali tidur, > remaja perumpuan, depresi /emosi Kriteria Jones Minor 1. Febris: Jarang > 40 C. Sering ada gemetar dingin 2. Arthralgia: sendi-sendi besar sakit tetapi tiada panas, bengkak, merah 3. P-R pada EKG memanjang 4. Tanda keradangan akut: LED (ESR/sed rate) naik atau C-reaktif protien +, leukositosis, 5. Anamnesa DRA dulu Untuk menentukan Diagnosa DRA: a. 2 Kritera Major PLUS tanda infeksi GAS atau b. 1 Major & 2 Minor PLUS tanda infeksi GAS (Tanda infeksi GAS: Biakan tenggorokan positif, ASO titer naik atau Penyakit Skarlitina) c. Kalau Chorea saja ada, diagnosa DRA dianggap pasti! TATALAKSANA Demam Rumatik Akut: A. Eradikasi GAS a. Penicillin V 500 mg bid (sehari 2kali) x 10 hari (*Kalau hanya 3 hari, 50% kasus bisa kambu) b. Benzethine Penicillin G 600.000u (BB < 27 kg) atau 1.2 juta (BB > 27 kg) satu kali IM c. Eritromisin esolate 20 40 mg / kg / hari dibagi 2 4 dosis (bagi yg beralergi Pen.) atau Eritromisin ethyl succinate 40 50 mg / kg / hari dibagi 2 4 dosis d. Cefalexin 25 50 mg/ kg / hari x 10 hari (15% yang beralergi Pen juga beralergi sefalosporin) e. Amoxicillin 40 mg/ kg dibagi 3 selama 6 hari saja? (aromanya lebih enak)
Ampicillin, Tetrasiklin dan Sulfanamide TIDAK cocok untuk pengobatan GAS.

*Demam Rheumatik masih dapat muncul karena GAS tidak dieradikasi. Adanya gejala faringitis atau tidak bukan tanda bahwa GAS sudah mati. B. Obat Anti-inflamasi: 1. Aspirin/ASA 100mg/kg/hari dibagi 4-6 dosis x 4 bulan 2. Prednisone 2mg/kg/hari dibagi 2-4 dosis (max 60 mg) x 4 mgg lalu tapering.

Wajib diberi kepada cariditis berat (gagal jantung, cardiomegali). C. Obat Anti-konjesti Jantung: 1. Digoxin: harus hati-hati karena radang jantung. Biasanya mengurangi dosis 2. Diuretik tetapi hati-hati atas kemungkinan syok D. Bedrest/Istirahat sampai fase akut (LED?) mereda. Hampir mustahil memaksa bedrest kalau tak mau E. CHOREA: Haloperidol 0,02 0,1mg / hr dibagi 2 dosis sangat menolong. (PHB kurang menolong) Pasien memerlukan lingkunan yang tenang dan aman.
Halaman ke2 Kardiologi

Pencegahan Kambunya/Serangan ulang DRA: Kalau pasien DRA kena carditis pada serangan I dan tidak diberi profilaksis, 50% mati dlm 20 thn. Kalau carditis disertai gagal jantung (CHF) & tidak diberi profilaksis: 75% mati dalam 10 thn. Kalau pasien DRA non-carditis pada serangan I, & tidak diberi profilaksis, 50% akan kena carditis pada serangan ulang. A. Benzathine Penicillin 600.000 (BB < 27 kg) 1.200.000 IM setiap bulan IM, atau B. Penicillin V 250mg BID (sehari 2 kali) PO, atau C. Sulfisoxazole 0,5gm (< 27kg) 1,0 gm QD (sekali sehari) untuk profilaksis boleh, untuk Rx tidak! atau D. Erithromisin, 250 mg BID kalau alergi pada Penicillin dan juga Sulfa Profilaksis Endocarditis pada pasien DRA Pasien dengan penyakit katup jantung (Valvular Heart Disease) akibat DRA, perlu profilaksis endocarditis sebelum prosedur bedah, bronkoskopi, pasang Foley cath, cabut gigi. Amoxicillin 1,5 gm (< 27 kg) 3,0 gm diminum 1 jam sebelum prosedur dan 6 jam kemudian

TONSILOFARINGITIS GAS:
Masa inkubasi 2-5 hari, Berlanjutan cuma 3-5 hari & sembuh (gejala hilang) Tujuan Rx: Mencegah Demam Rheumatik dan komplikasi lain sperti bisul peritonsilar dll. Insidens DRA tergantung serotipe

A. GAS: 8 40% anak dan 5 10% remaja yang menderita faringitis Bagian besar faringitis pada: VIRUS B. Dx Banding: Penyebab faringitis selain virus yang perlu diingat (walaupun jarang): Streptokokus Golongan C & D, mycoplasma, clamydia, N. gonorhea dan C. diphtheriae! C. Gambaran Klinis: Permulaan (onset) akut (kalau tenggorakan gatal beberapa hari virus) o Febris: juga akut, 38-39 C. o Adenopati Leher o Nyeri kepala o Perut/abdomen sakit atau merasa tidak enak o Erithema pada farinks Exudat pada farinks o PERTANENT NEGATIVE: Tidak ada selesma atau batuk ( virus) Namun kalau semua diatas positif, probabilitas penyebab GAS cuma 84% D. Laborat: 1. Biakan faring: mudah/murah, namun ada fals+ (S aureus Beta hem) fals neg (Abx) 2. Pada periksaan darah lengkap: Sel Darah Putih biasanya tinggi 3. Rapid GAS Antigen Detection Tests: lebih cepat, mahal, ? kalau neg, perlu dibiakkan E. Pengobatan: Lihat: Eradikasi GAS pada halaman 2.

SUMBER: Congestive Heart Failure: http://www.emedicine.com/PED/topic2636.htm GAS Infections: http://aapredbook.org. Type Group A Streptococcal Infections in search box then go Rheumatic Fever: http://www.emedicine.com/ped/TOPIC2006.HTM Bacterial Endocarditis: http://www.emedicine.com/PED/topic1765.htm

You might also like