You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN NY. K.

DENGAN POST PARTUM HARI KE 2

disusun untuk memenuhi tugas clinical study II di RS tingkat II Dr. soepraoen

Oleh: Ahmad Rivai NIM. 0910720019

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian post partum Disebut juga masa nifas, puerperium, atau post partum, pengertian dari kata tersebut ialah mengarah pada masa atau waktu setelah seorang ibu melahirkan plasenta dan masa ini akan berakhir ketika alat (organ) yang berhubungan dengan kandungan ibu kembali seperti keadaan sebelum hamil, total rata-rata masa nifas ini kira-kira selama 6 minggu (Abdul bari, dkk,2002 dalam esti 2010). Periode post partum (peurperium) adalah jangka waktu 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Rahayu, 2010). B. Pembagian masa nifas Secara umum masa nifas dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Puerperium dini (early puerperium), waktunya 24 jam pertama pasca kelahiran b. Puerperium intermedial (immediate puerperium), masa setelah 24 jam sampai satu minggu c. Late puerperium, waktunya adalah minggu kedua sampai minggu keenam C. Perubahan dan adaptasi pada fisiologis pada masa nifas a. Adaptasi sistim kardiovaskular Perubahan volume darah dipengaruhi oleh kehilangan darah saat persalinan dan pengeluaran edema fisiologi saat kehamilan. Volume darah yang bertambah (10001500 ml) selama kehamilan akan berkurang sampai 2 minggu postpartum dan kembali ke kondisi sebelum kehamilan pada bulan ke-6 postpartum. Bagian Cardiac Output (CO) akan meningkat dibanding saat kehamilan pada 3060 menit setelah persalinan, hal ini disebabkan karena adanya pemutusan sirkulasi uteroplasenta setelah bayi lahir, cardiac output ini akan menurun dengan cepat mulai minggu ke-2 postpartum dan kembali pada kondisi sebelum kehamilan pada 24 minggu postpartum. Untuk Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) akan meningkat hingga 7 hari pasca persalinan karena ibu kehilangan plasma darah dalam jumlah besar saat melahirkan,

keadaan ini akan kembali normal ketika ibu sudah melewati minggu ke 8 post partum. Adaptasi lain yang terjadi pada ibu adalah kadar leukosit yang akan meningkat sebagai respon tubuh atas volume darah yang keluar saat sang bayi lahir, peningkatan ini dapat mencapai hingga 12.000/mm3 , sedangkan untuk faktor pembekuan dan fibrinogen juga akan mengalami peningkatan agar kehilangan darah bertambah parah dan perlukaan pada organ reproduksi segera menutup, peningkatan faktor pembekuan ini juga perlu diwaspadai, karena akan rawan terjadi tromboembolisme pada ibu. b. Adaptasi sistem perkemihan Fungsi ginjal yang mulai menurun akibat kehamilan ibu akan berlanjut sampai waktu satu bulan post partum, hal ini diakibatkan oleh adanya tekanan atau desakan dari tubuh bayi terutama saat akan memasuki masa partum hingga proses lahirnya sang bayi. Adaptasi yang pertama adalah pada komponen atau kandungan urin, BUN akan meningkat akibat proses involusi, yaitu terjadi pemecahan sel-sel otot uterus, hal ini juga mengakibatkan proteinuria sampai +1 pada ibu. Selama hingga 12 jam post partum, ibu akan mengalami kehilangan cairan terutama karena penurunan kadar estrogen, diuresis yang terjadi dapat menurunkan berat badan ibu hingga 2,25 kg, karena timbunan cairan ekstrasel akan hilang selama proses kelahiran bayi. Adaptasi lain yang terjadi adalah ibu akan mengalami penurunan keinginan BAK selama 24 jam pertama, hal ini disebabkan oleh penekanan bagian terbawah bayi (terutama kepala) yang menekan bladder saat persalinan, hal ini menyebabkan sensitivitas syaraf detrusor menurun terhadap volume urin di kandung urin, selain itu ditambah adanya laserasi di perineum dan luka episiotomi yang menyebabkan ibu malas untuk BAK. Syaraf dan oto dinding bladder ini akan kembali setelah 5-7 hari post partum. c. Adaptasi sistim endokrin Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan seperti hPL (human plasenta laktogen), hCG (human corionik gonadotropin), estrogen dan progesteron, kadar esterogen dan progesteron dapat mencapai kadar terendahnya pada minggu pertama post partum.

Hormon hipofisis terutama prolaktin meningkat secara progresif selama kehamilan akan tetap meningkat sampai ibu selesai menyusui bayi. Peningkatan hormon prolaktin ini disebabkan karena penurunan hormon esterogen dan progesteron. Pada ibu yang melaksanakan progam laktasi menstruasi akan dimulai pada minggu ke 36 dan pada ibu non laktasi akan dimulai pada minggu ke 12. d. Adaptasi sistem GI Setelah ibu melahirkan ibu akan merasa kelaparan lebih dari biasanya karena memang ibu kehilangan energi yang banyak juga saat melakukan persalinan. Penurunan tonus otot kolon selama persalinan menyebabkan motilitas usus menurun, hal ini juga menghambat ibu untuk segera BAB spontan, waktu rata-rata yang diperlukan untuk kembali normal adalah 3-4 hari. Selain faktor fisiologis diatas, keinginan menunda BAB juga dapat terjadi bila ibu mengalami rasa sakit pada daerah perineum. e. Adaptasi sistem muskulo skeletal Diantara yang terjadi pada ibu hamil adalah Diastasis muskulus rectus abdominis yang terjadi akibat proses kehamilan itu sendiri, pada masa nifas ini jarak yang terjadi karena pembesaran abdomen akan kembali mengecil, kemudian sering kali petugas kesehatan akan meminta pasien untuk melakukan gerakan-gerakan ambulasi ringan yang dimulai selepas 4-8 jam post partum dengan tujuan mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi. Relaksasi sendi terutama pada sendi panggul yang terjadi selama persalinan akan kembali stabil pada minggu ke 6-8 post partum. f. Adaptasi sistim persyarafan Sakit kepala adalah keluhan yang sering dirasakan ibu pasca persalinan hal ini diakibatkan oleh adanya preeklamsi, stress, kehilangan cairan serebrospinal saat spinal anesthesi. Sakit kepala ini akan berkurang pada hari ke 1-3 sampai beberapa minggu pasca melahirkan, tergantung dari penyebab atau tindakan yang dilakukan sebelumnya. g. Adaptasi organ reproduksi Pada perineum akan tetap merasakan rasa sakit sampai 5-6 minggu post pastum, perubahan yang terjadi pada vagina diantaranya akan timbul laserasi, luka kebiruan, ruggae akan kembali kembali mulai minggu ke 3 post partum sampai minggu

ke 6 akan kembali normal, mukosanya akan mengalami atropi dan siklus mens akan dimulai (keterangan dapat dilihat diatas). Intensitas kontraksi pada uterin akan terus meningkat setelah bayi lahir, ini merupakan respon untuk mengurangi volume intra uterin. Uterus juga berangsur-angsur kembali normal seperti semula, Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba di pertengahan pusat dengan simpisis dengan berat uterus 500 gr. Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba lagi diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr. Enam minggu post partum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr. Kemudian adanya lochea atau cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea : Lochea rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisasisa selaput ketuban , sel-sel desidua , verniks kaseosa , lanugo , dan mekonium , selama 2 hari post partum. Lochea Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 37 post partum. Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 post partum. Lochea alba : cairan putih , setelah 2 minggu Lochea purulenta : terjadi infeksi , keluar cairan seperti nanah berbau busuk. Lochea stasis : lochia tidak lancar keluarnya . Servik juga akan mengalami involusi bersama-sama uterus kira kira minggu ke 6 pasca persalinan . h. Adaptasi psikologis Ada tiga fase post partum bila ditinjau dari segi psikologis, yaitu : Taking in Merupakan waktu yang bersifat pasif bagi ibu pasca melahirkan, disini ibu membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari. Hal ini disebabkan karena ibu mengalami ketidaknyamanan fisik setelah persalinan, seperti nyeri perineum, hemoroid, afterpain, dan lain sebagainya. Pada akhirnya gejala ketidaknyamanan ini menyebabkan ibu tidak mempunyai keinginan untuk merawat

bayinya, ibu masih fokus pada persalinan. Ibu membutuhkan banyak istirahat untuk memulihkan kekuatan fisiknya. Meminta ibu untuk berbagi (sharing) atau menceritakan pengalaman persalinan dapat membantu ibu melewati fase ini. Taking hold Setelah melewati fase pasif diatas, ibu memulai fase aktifnya, dimulai dengan berusaha memenuhi kebutuhan sehari secara mandiri dan dapat mengambil keputusan sendiri. Selama fase taking hold, ibu mulai tertarik merawat bayinya, ibu biasanya mulai bertanya tentang pendidikan kesehatan, perawatan bayi sehari-hari, cara menyusui dengan benar, atau menyendawakan bayi. Reinforcement positif dapat diberikan kepada ibu supaya ibu dapat meningkatkan kemampuannya dalam merawat bayi. letting go Pada fase ketiga, ibu mulai mendefinisikan kembali perannya sebagai ibu secara penuh, Ibu merasa bahwa bayi sangat tergantung kepada dirinya dan suami. Fase ini biasanya dialami setelah ibu pulang ke rumah.

Bayi lahir fisiologis

A. Pengertian bayi lahir fisiologis Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi (annisa, 2007). B. Adaptasi bayi baru lahir a. Adaptasi sistim kardiovaskuler Sistem kardiovaskular mengalami perubahan yang mencolok setelah bayi lahir, dimana foramen ovale,duktus arterious dan duktus venosus menutup dan Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligamen. Denyut nadi bayi rata-rata adalah 120-160 kali per menit saat bangun dan 100 kali per menit saat tidur. Rata-rata tekanan darah adalah 80/ 46 mmHg dan bervariasi sesuai dengan ukuran dan tingkat aktivitas bayi. Volume darah pada BBL berkisar 80 110 ml/kg. b. Adaptasi sistem termoregulasi Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin menyebabkan air ketubah menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. c. Adaptasi sistim pernapasan Pada bayi baru lahir, perangsangan awal adanya usaha pernapasan adalah : Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis. Pada pernapasan pertama kali, untuk bayi lahir fisiologis berfungsi selain untuk oksigenasi juga untuk mengeluarkan cairan di dalam rongga paru.

d. Adaptasi sistim GI Pada bayi baru lahir, saluran yang menghubungkan antara esofagus bawah dengan lambung masih belum sempurna sehingga menyebabkan gumoh. Untuk Kapasitas lambung sangat terbatas, yaitu kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam, itulah sebabnya bayi memerlukan ASI sesering mungkin untuk menjaga agar lambung tidak kosong . Bayi yang diberi ASI dapat mengeluarkan tinja sebanyak 8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Bayi yang diberi minum PASI bertinja 4-6 kali sehari, tetapi terdapat kecenderungan mengalami konstipasi. Tinja yang keluar pada awal-awal minggu disebut sebagai mekonium e. Adaptasi sistim imun Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Olehkarena itu, pencegahanterhadap mikroba dan deteksi dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami dari struktur kekebalan tubuh yang mencegah infeksi. Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam bentuk laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi Ig A. f. Adaptasi sistim ginjal Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan meningkat, mungkin air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak berarti. g. Adaptasi sistim muskuloskeletal Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses hipertropi. Molase atau tumpang tindih dapat terjadi saat bayi dilahirkan, molase ini dapat menghilang setelah beberapa hari. h. Adaptasi sistim neurologi Beberapa reflek yang ada pada bayi diantaranya :

1. Reflek Glabela Reflek yang muncul jika kita melakukan ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat. 2. Rooting Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap; harus hilang pada usia kira-kira 3 sampai 4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan. 3. Menggenggam Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki; genggaman telapak tangan harus berkurang setelah usia 3 bulan, digantikan dengan gerakan volunteer; genggaman plantar berkurang pada usia 8 bulan. 4. Babinski Tekanan di telapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari mengalami hiperekstensi dan haluks dorsofleksi; reflex ini harus hilang setelah usia 1 tahun. 5. Moro Kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstremitas yang tiba-tiba serta mengibaskan jari, dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk bentuk C, diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstremitas; kaki dapat fleksi dengan lemah; bayi mungkin menangis; reflex ini harus hilang setelah usia 3-4 bulan, biasanya paling kuat selama 2 bulan pertama. 6. Nec-righting Jika bayi telentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi; bahu dan batang tubuh membalik ke arah tersebut, diikuti dengan pelvis; menghilang pada usia 10 bulan 7. Otolith-righting Jika badan bayi yang tegak ditengadahkan, kepala kembali tegak, posisi tegak. 8. Menari atau melangkah

Jika bayi dipegang sedemikian rupa hingga telapak kaki menyentuh permukaan yang keras, akan ada fleksi dan ekstensi resiprokal dari kaki, menstimulasi berjalan; harus hilang setelah usia 3 sampai 4 minggu, digantikan oleh gerakan yang dikehendaki 9. Merangkak Bayi bila ditepatkan pada abdomennya (telungkup), membuat gerakan merangkak dengan tangan dan kaki; harus hilang kira-kira pada usia 6 m

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.K DENGAN POSTPARTUM FISIOLOGIS DI RUANG TULIP II Pada Hari Ke-1 Nama NIM Ahmad rivai 0910720019 Tanggal Pengkajian Ruangan/RS 14 Maret 2013 Ruang Tulip II/rawat gabung

DATA UMUM KLIEN 1 2 3 4 5 Initial Klien Usia Status Perkawinan Pekerjaan Pendidikan Terakhir Bu K 33 tahun menikah Ibu Rumah Tangga Initial Suami Usia Status Perkawinan Pekerjaan Pendidikan Terakhir Pak B 34 tahun Menikah TNI AD

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu

Tahun

Tipe Persalinan Normal Curret Normal Normal

Penolong

Jenis Kelamin P P P

BB Lahir 2,8kg 3 kg 2,5 kg

Keadaan bayi waktu lahir Sehat Sehat Sehat

Masalah Kehamilan

1 2 3 4

2005 2010 2013

Bidan Bidan Dokter Dokter

Flek (3bln)

Pengalaman menyusui: ya/tidak Berapa lama : Anak ke-1 : 2 bulan menyusui selanjutnya anak tidak mau karna putting susu ibu mengerak Anak ke-3 : menyusui selama 2 tahun

Riwayat Kehamilan Saat Ini (berupa narasi)

1. Berapa kali periksa hamil: setiap bulan sekali hingga kehamilan 8 bulan, saat kandungan usia 8 bulan 2x dalam sebulan (setiap 2 minggu sekali) 2. Masalah kehamilan : pada trimester 1 ibu sering mual muntah jika mencium bau-bau.

Riwayat Persalinan 1. Jenis persalinan: Spontan (letkep/letsu) / SC a/I Tgl/Jam: 13 Maret 2013 pukul 14.30 WIB 2. Jenis kelamin bayi: L/P, BB/PB 2500 gram/ 48 cm, A/S: 7/9 3. Perdarahan : sedikit (1 pembalut tidak penuh) 4. Masalah dalam persalinan : -

Riwayat Ginekologi 1. Masalah Ginekologi : 2. Riwayat KB (jenis, lama pemakaian, efek samping) : Tahun 2005 menggunakan KB suntik 6 bulanan. Setelah kuret anak ke-2 berpindah menggunakan pil KB hingga sekarang.

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI

Status Obstretik: G4P3003 Ab100 o Jika tidak alasan: -

Bayi Rawat Gabung: ya/tidak

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : sadar penuh (GCS 4,5,6)

o BB/TB 46 kg/160 cm

Tanda Vital o Tekanan Darah 100/70 mmHg, o Pernafasan 24 x/menit Nadi 72 x/menit, Suhu 360C

Kepala Leher o Kepala o Mata : Bentuk o Hidung o Mulut : Bentuk : simetris Massa: : simetris Konjungtiva: tidak anemis

: (Bentuk, lesi, massa, nyeri,nyeri tekan) : :mukosa : lembab, (warna bibir, lesi, massa, warna lidah, perdarahan gusi, karies, gangguan bicara) :-

o Telinga o Leher

: (Bentuk, lesi, massa, nyeri,nyeri tekan) : : (kekakuan,Nyeri/Nyeri tekan,benjolan/massa,Keterbatasan gerak,Vena jugularis, Tiroid, limfe, Trakea, Keluhan, Upaya untuk mengatasi) : -

o Masalah khusus: -

Dada o Jantung : tidak terkaji

o Paru o Payudara

:tidak terkaji : kanan dan kiri tidak simetris

o Puting Susu : kanan menonjol, kiri invertit o Pengeluaran ASI : ASI keluar sedikit dan berwarna kuning o Masalah khusus: -

Abdomen o Involusi uterus o Fundus uterus pubis o Kandung kemih : tidak ditended : kurang baik : teraba lembek Kontraksi: lemah Posisi: 2 jari diatas simpisis

o Fungsi pencernaan : normal o Masalah khusus : linea nigra terlihat

Perineum dan Genital o Vagina: Edema ( -) Memar ( -) Hematom (-)

Masalah khusus : perdarahan sedikit karena kontraksi uterus lemah o Perineum: Utuh/Episotomi/Ruptur o Tanda REEDA (tidak terkaji) R: kemerahan: ya/tidak E: bengkak: ya/tidak E: echimosis: ya/tidak D: discharge: serum/pus/darah/tidak ada sedikit darah A: approximate: baik/tidak o Kebersihan (tidak terkaji) o Lokia

Jumlah

: 1 pembalut tidak penuh

Jenis/warna: merah Konsistensi Bau : encer : tidak terkaji o Hemorrhoid: (derajat, lokasi, berapa lama nyeri: ya/tidak): (-) o Masalah khusus: lokia sedikit

Ekstremitas o Ekstremitas Atas: edema: ya/tidak, lokasi o Ekstremitas Bawah: edemaya/tidak, lokasi o Varises: ya/tidak, lokasi o Tanda Homan: (-) o Masalah khusus: untuk jongkok paha dan pinggang kemeng-kemeng / pegelpegel

Eliminasi o Urin : Kebiasaan BAK : tidak terkaji o BAK saat ini 2x nyeri: ya/tidak o BAB: Kebiasaan BAB : tidak terkaji o BAB saat ini : belum mulai tanggal 10 Maret 2013 konstipasi: tidak terkaji o Masalah khusus: belum BAB

Istirahat dan Kenyamanan o Pola tidur: Kebiasaan: tidak terkaji pola tidur saat ini : sedang karena memikirkan anak yang lain dirumah. o Keluhan ketidaknyamanan: ya/tidak,( lokasi, sifat , intensitas): (-)

Mobilisasi dan latihan o Tingkat mobilisasi : baik, klien mampu berjalan sendiri o Latihan/senam : o Masalah khusus: (-)

Nutrisi dan Cairan o Asupan nutrisi: baik, 3x/hari Nafsu makan: baik/kurang/tidak ada o Asupan cairan: air putih o Masalah khusus: (-) cukup/kurang

Keadaan Mental o Adaptasi psikologis : klien mengatakan ingin cepat pulang karena khawatir anaknya dirumah o Penerimaan terhadap bayi ; o Masalah khusus: Kemampuan menyusui : baik, tetapi susu yang keluar sedikit dan putting susu sebelah kiri inferted. Oban-obatan : diberi FE Keadaan umum ibu: baik Tanda vital : Tekanan darah: 110/70 mmHg Nadi : 72x/menit Suhu : 36 derajat celcius RR ; 24x/ menit Jenis persalinan normal Proses persalinan

Kala I Indikasi Kala II

: Dari tanggal 3 Maret-13 Maret 2013

: Tanggal 13 Maret 2013 Janin (-)

Komplikasi persalinan: Ibu (-)

Lamanya ketuban: pecah .tanggal 10 Maret 2013

KEADAAN BAYI SAAT LAHIR

Lahir tanggal: 13 Maret 2013 jam: 14.30 WIB Kelahiran: tunggal/gemelli*)

Jenis Kelamin Perempuan

NILAI APGAR TANDA 0 Denyut jantung Usaha nafas Tonus otot Iritabilitas refleks Warna Tidak ada Tidak ada Lumpuh Tidak bereaksi Biru/pucat 1 < 100 Lambat Ekstremitas sedikit NILAI 2 > 100 Menangis kuat fleksi Gerakan aktif Reaksi melawan 2 2 1 1 JUMLAH Menit ke-1 Menit ke-5 2 2 2 1

Gerakan sedikit

Tubuh kemerahan kemerahan tangan dan kaki biru

Tindakan resusitasi (-) Plasenta: Berat Ukuran Kelainan (-) cm gr Tali pusat: Panjang cm Jumlah pembuluh darah (kotiledon30)

ANALISA DATA Pengelompokan Data DS : Klien belum mengatakan BAB sejak Ada dorongan untuk BAB Ibu post partum Resiko konstipasi Etiologi Problem

tanggal 10 Maret. Klien setelah mengatakan melahirkan, Ibu tidak mau jongkok karena kaki pegal-pegal (takut sakit)

malas jongkok untuk BAB pegal karena dipaha pegaldan

Menunda BAB

pinggang. Feses tertimbun dalam usus besar DO : Konsumsi air putih + 1000 mL BB 53kg TD 110/70 mmHg Resiko konstipasi DS : Klien banyak tanya mengenai perawatan bayi terutama Kurang akses informasi sejak persalinan pertama tentang balutan tali pusat Pengalaman 3 kali persalinan Ibu postpartum Kurang pengetahuan Pengerasan feses karena absorbsi dari usus besar terus-menerus

perawatan tali pusat dengan kasa kering. Kien masih merawat kering. mengatakan belum tali bisa pusat Kurang pengetahuan

DO :

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN Tanggal 14 Maret 2013 Nomor 1 Diagnosa Resiko konstipasi berhubungan dengan trauma paska

melahirkan dan diet yang tidak seimbang 14 Maret 2013 2 Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang perawatan bayi

No. Diagnosa Nama Diagnosa Tujuan

1 Resiko konstipasi berhubungan dengan trauma pasca melahirkan dan diet yang tidak seimbang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan pola eleminasi (BAB) pasien teratur, dengan criteria hasil : Pola eleminasi teratur (tidak adanya konstipasi) Feses lunak dan warna khas feses (tidak bercampur darah dan lendir) Bau khas feses

Intervensi

Tidak ada kesulitan/keluhan BAB

1. Kaji pola dan frekuensi BAB, kesulitan BAB, warna, bau, dan konsistensi feses serta keluhan dalam melakukan BAB 2. Anjurkan ambulasi dini mulai latihan duduk, berdiri dan berjalan 3. Anjurkan pasien untuk minum banyak 2500-3000 ml/24 jam. 4. Kaji bising usus setiap 8 jam. 5. Pantau berat badan setiap hari. 6. Anjurkan pasien makan banyak serat seperti buah-buahan dan sayursayuran hijau. diperkenankan latihan

Rasional

1. Mengidentifikasi penyimpangan serta kemajuan dalam pola eleminasi (BAB). 2. Ambulasi dini merangsang pengosongan rektum secara lebih cepat. 3. Cairan dalam jumlah cukup mencegah terjadinya penyerapan cairan dalam rektum yang dapat menyebabkan feses menjadi keras. 4. Bising usus mengidentifikasikan pencernaan dalam kondisi baik. 5. Mengidentifiakis adanya penurunan BB secara dini dan mengetahui status nutrisi pasien. 6. Memperlancar BAB dan mencegah konstipasi

Nomor Diagnosa Nama Diagnosa

Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi (mengganti balutan tali pusar dengan kassa kering) berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

perawatan bayi. Tujuan Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam klien dapat mengetahui tata cara yang benar tentang mengganti balutan tali pusar. Intervensi Pendidikan kepada ibu tentang : a. Perawatan tali pusar 1. Bersihkan kulit disekitar pangkal tali pusar dengan waslap. 2. Perhatikan keadaan tali pusar.Keringkan badan bayi dengan dengan handuk yang lembut. 3. Bungkus tali pusat dengan kasa kering. 4. Popok jangan menutupi tali pusat.

Rasional

a. Perawatan tali pusat 1. Menghindari kontaminasi bakteri jika tali pusar basah. 2. Adanya discharge atau tanda inflamasi sekitar tali pusat karena tali pusat mengalami nekrosis kadang sedikit bau hingga tali pusat lepas. 3. Menghindari kontaminasi bakteri jika tali pusat basah. 4. Membantu tali pusat kering dan segera lepas.

DAFTAR PUSTAKA

Hartiningtiyaswati,

Setiya.

Bayi

Baru

Lahir

Normal.

http://cnennisa.files.scribd.com

/2007/08/bayi-lahir-normal.pdf, diakses 16 Maret 2013. Latifah, lutfatul. 2012. Adaptasi Fifiologis Pada Post Partum. http://perawatku.blog.unsoed .ac.id/files/2012/05/Adaptasi-Fisik-Ibu-Postpartum.pdf. diakses 15 Maret 2013. Rahayu, Tutik. 2010. Adaptasi Psikologis Dan Fisiologis Ibu Post Partum. http://fik.

unissula.ac.id/download/ADAPTASI%20PSIKOLOGIS%20DAN%20FISIOLOGIS%20IB U%20POSTPARTUM.ppt, diakses tanggal 15 Maret 2013. Yunitasari, Esty Esty. 2011. Asuhan Keperawatan Post Partum. http://ners.unair.ac.id/materi kuliah/ASUHAN%20KEPERAWATAN%20POST%20PARTUM.pdf, diakses 15 Maret 2013.

You might also like