You are on page 1of 30

KEGANASAN PADA SISTEM INTEGUMEN ( KARSINOMA SEL BASAL, KARSINOMA SKUAMOSA DAN MELANOMA)

DISUSUN OLEH

1. Gaung Eka Ramadhan 2. Mega Lastari 3. Novi Puji Prastiwi 4. Syifa Fauziah 5. Windi Septiani

STIKes PERTAMEDIKA JAKARTA S1 REGULER IV


Jalan Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan 2013

KATA PENGANTAR

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orangorang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii BAB I ............................................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1 A. B. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1 TUJUAN ........................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3 A. B. C. D. E. F. G. H. DEFINISI .......................................................................................................................................... 3 ETIOLOGI ........................................................................................................................................ 4 PATOFISIOLOGI............................................................................................................................. 7 MANIFESTASI KLINIS ................................................................................................................ 10 KOMPLIKASI ................................................................................................................................ 13 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK................................................................................................... 14 PENATALAKSANAAN MEDIS................................................................................................... 15 ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................... 17

BAB III ....................................................................................................................................................... 25 PENUTUP .................................................................................................................................................. 25 A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 25

ii

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orangorang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita. Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan biopsy, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal ini sangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh Karena itu pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien, maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan. Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinomasel basal (basalioma), karsinomasel squamosa, yang tergolong non melanoma dan melanoma maligna. Karsinomasel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar 800.000 orang menghidapi kanker ini setiap tahun. 75% kanker kulit adalah kansersel basal. Karsinoma sel skuamos pula didapati apa 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarang dijumpai tetapi menyebabkan paling banyak kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000 orang menghidapi melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiap tahun. Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam di Indonesia, sedangkan pada negara-negara maju merupakan penyebab kematian yang kedua setelah penyakit-penyakit
1

kardiovaskular. Kanker diderita oleh semua golongan masyarakat. Golongan sosial yang ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium lanjut, sehingga sangat sukar untuk menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara pengobatan yang mutakhir seperti sekarang ini. Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker nasional pertama maupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan kulit merupakan 3 besar di antara keganasan payudara dan leher rahim (serviks). Pada beberapa daerah seperti di Medan malah menduduki tempat teratas.

B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta penatalaksanaan dari kanker kulit.

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI
1. Karsinoma Sel Basal Tumor tumbuh-lambat yang jarang bermetastasis dan umum ditemukan. Tumor ini memiliki kecenderungan terbentuk di tempat yang mendapat pajanan matahari kronis dan pada orang yang berkulit terang. Seperti karsinoma sel skuamosa, insiden karsinomma sel basal meningkat tajam pada imunosupresi dan pada pasien pada defek herediter replikasi atau perbaikkan DNA (xeroderma pigmentosum) 2. Karsinoma skumosa Tumor tersering yang terbentuk di daerah terpajan matahari pada orang yang berusia lanjut. Kecuali untuk lesi di tungkai bawah, tumor ini memiliki insiden lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Yang diperkirakan merupakan faktor predisposisi, selain sinar matahari, adalah karsinogen industry (tar dan minyak), ulkus kronis dan osteomielitis yang membasa, luka bakar lama, ingesti arsen, radiisi pengion, dan (dirongga mulut) tembakau dan mengunya buah pinang. Karsinoma sel skuamosa yang belum menginvasi menembus basal taut dermoepidermis (karsinoma in situ) tampak sebagai plak merah berskuama dan berbatas tegas. Lesi tahap lanjut yang berinvasif tampak nodular, memperlihatkakn produksi keratin dalam jumlah bervariasi yang secara klinis tampak sebagai hyperkeratosis, dan mungkin mengalami ulserasi. 3. Melanoma Penyakit kulit yang terdiri dari transformasi kanker (ganas) dari melanosit, yaitu sel-sel yang memberikan warna kulit. Melanoma biasanya terjadi pada orang dewasa, tapi kadang-kadang dapat ditemukan pada anak-anak dan remaja. Kulit melindungi tubuh terhadap panas, infeksi ringan, dan cedera. Terdiri dari dua lapisan utama: epidermis (luar) dan dermis (dalam). Melanosit ditemukan pada epidermis dan mengandung pigmen yang disebut melanin yang memberikan warna kulit.

Melanoma jauh lebih serius daripada jenis lain kanker kulit, seperti karsinoma, yang berasal dari sel basal atau skuamosa (jenis lain dari sel-sel pada epidermis). Seperti kebanyakan kanker, melanoma dapat diobati bila terdeteksi sejak dini. Melanoma dapat menyebar (metastasis) dengan cepat ke bagian lain dari tubuh melalui darah atau sistem limfatik yang disebut (Kelenjar getah bening adalah struktur kecil dalam bentuk biji, yang ditemukan di seluruh tubuh dan mereka menghasilkan dan menyimpan sel-sel yang melawan infeksi)

B. ETIOLOGI
1. Karsinoma sel basal Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi: a. Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-produk terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit. b. Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik melalui kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan tidak langsung. Overexposure (pembakaran) UVA & UVB memiliki keduanya telah terlibat dalam menyebabkan kerusakan DNA mengakibatkan kanker. kekuatan Sun 10:00-4:00 paling intens. Alam (matahari) & UV paparan buatan (tanning salon) yang kemungkinan terkait dengan kanker kulit. UVB terutama mempengaruhi epidermis menyebabkan sunburns, kemerahan, dan terik kulit saat overexposed. Melanin dari epidermis diaktifkan dengan UVB sama dengan UVA, namun efek yang lebih tahan lama dengan pigmentasi terus selama 24 jam. c. Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar. Ini disebut tukak Marjolin didasarkan pada penampilan mereka, dan dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa. d. Predisposisi genetik, termasuk bawaan Melanocytic Nevi Syndrome. CMNS dicirikan oleh adanya Nevi atau mol dengan ukuran berbeda yang baik muncul pada atau dalam 6 bulan kelahiran. Nevi lebih besar dari 20 mm (3 / 4) dalam ukuran berada pada risiko tinggi untuk menjadi kanker.

e. Paparan arsenik,. Arsenik logam beracun yang ditemukan secara luas di lingkungan, meningkatkan risiko karsinoma sel basal dan kanker lainnya. Setiap orang memiliki beberapa paparan arsenik karena terjadi secara alami di udara, tanah dan air tanah. Tetapi orang-orang yang mungkin terekspos pada tingkat yang lebih tinggi dari arsenik termasuk petani, pekerja kilang, dan orang yang minum air sumur yang tercemar atau tinggal di dekat pabrik peleburan. f. Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit. tertentu penyakit genetik yang langka meningkatkan risiko karsinoma sel basal. Nevoid karsinoma sel basal (GorlinGoltz sindrom) menyebabkan karsinoma basal sel banyak, serta pitting di tangan dan kaki dan kelainan tulang belakang. pigmentosum xeroderma menyebabkan kepekaan ekstrim untuk sinar matahari dan resiko tinggi kanker kulit karena orang dengan kondisi ini memiliki kemampuan sedikit atau tidak untuk memperbaiki kerusakan pada kulit dari sinar ultraviolet.

2. Karsinoma skuamosa Karsinoma sel skuamosa adalah multifaktorial dan membutuhkan suatu proses multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kanker. Sebuah penelitian mengindikasikan virus seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma Virus berperan dalam proses tersebut. Namun penyebab pasti dari kanker masih belum jelas, tetapi faktor-faktor pendukung dapat merangsang terjadinya kanker. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal (herediter dan faktor pertumbuhan) dan faktor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obatobatan, radiasi, trauma, panas, dingin, dan diet). Faktor-faktor tersebut dapat berperan secara individual atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat mencetuskan kanker. a. Tembakau dan Alkohol : 75% dari seluruh kanker mulut dan faring di Amerika Serikat berhubungan dengan penggunaan tembakau yaitu termasuk merokok dan mengkonsumsi alkohol. Penggunaan alkohol dengan rokok bersama-sama secara signifikan memiliki resiko yang lebih tinggi daripada digunakan secara terpisah. Merokok cerutu dan merokok menggunakan pipa mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap kanker mulut dibandingkan dengan merokok kretek.
5

b. Bahan Kimia : Sebagian besar bahan-bahan kimia berhubungan dengan terjadinya kanker. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker di lingkungan antara lain, seperti cool tar, polycylic aromatic hydrocarbons, aromatic amines, nitrat, nitrit, dan nitrosamin. c. Infeksi : Beberapa mikroorganisme yang berhubungan dengan kanker mulut adalah candida albicans. Hubungan antara candida albicans dengan penyakit speckled leukoplakia pertama kali ditemukan oleh Jespen dan Winter pada tahun 1965. Beberapa studi menunjukkan bahwa, sekitar 7-39% dari leukoplakia dijumpai adanya candida hyphae. Penyakit ini mempunyai kecenderungan berubah menjadi kanker. d. Nutrisi : Pola diet makanan sangat berpengaruh terhadap timbulnya kanker. Defisiensi dari beberapa mikronutriensi seperti vitamin A, C, E, dan Fe dilaporkan mempunyai hubungan dengan terjadinya kanker. Vitamin-vitamin tersebut

mempunyai efek antioksidan. Defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia. Radiasi sinar ultraviolet adalah suatu bahan yang diketahui bersifat karsinogenik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Takeichi dkk, (1983) terhadap efek radiasi di Hiroshima dan Nagasaki Jepang, melaporkan bahwa terjadi peningkatan insidensi kanker kelenjar ludah pada orang yang selamat setelah terkena radiasi bom atom pada periode antara 1957-1970, terjadinya kanker 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak terkena radiasi. e. Faktor genetik : Seseorang yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker memiliki risiko terkena kanker sebanyak 3 sampai 4 kali lebih besar dari yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker. f. Sistem Kekebalan Tubuh : Dilaporkan bahwa ada peningkatan insidensi kanker pada pasien yang mendapat penekanan sistem kekebalan tubuh, seperti pada penderita transplantasi, AIDS, dan defisiensi kekebalan genetik. Insidensi tumor pada pasien yang mendapat tekanan sistem kekebalan tubuh sebesar 10%. Gangguan sistem kekebalan selain disebabkan kerusakan genetik juga disebabkan oleh penuaan, obatobatan, infeksi virus.

3. Melanoma Penyebab yang pasti tidak diketahui. Dapat timbul dari kulit normal (de novo) atau berasal dari nevus pigmentosus (nevus junctional), Hutchinsons melanotic freckle, giant pigmented nevus, nevus biru. Penyebab terjadinya kanker kulit ini ada dua, yaitu penyebab dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Banyak factor yang diduga berperan dalam timbulnya melanoma maligna diantaranya factor genetic (ada sejak lahir), sinar matahari (Sering kali melanoma maligna dikaitkan dengan penyebab kulit terhadap cahaya matahari. Contohnya, golongan lelaki tumor melanoma biasanya tumbuh pada bagian belakang begitupun dengan wanita, tumor tumbuh pada belakang dan juga kaki), penyebab karsinogen, factor fenotip (mata biru, rambut pirang, kulit terang seperti contohnya pada orang yang berkulit cerah pada masa yang sama, seseorang yang berkulit cerah dan kurang berpigmen mempunyai risiko yang tinggi mendapat tumor melanoma maligna. Pada umumnya, melanoma berlaku pada orang tua, tetapi pada remaja pun turut dijumpai), dan adanya precursor potensial terhadap melanoma. Faktor risiko yang lain yang termasuk yaitu Sindrom Mole Atipikal, Melanosit Nevi Besar Kogenital. Lentigo maligna dan sejarah riwayat keluarga melanoma maligna yang positif

C. PATOFISIOLOGI
1. Karsinoma sel basal Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik yang melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling efektif adalah UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari proses karsinogenik ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon UVB ini biasanya akan diabsorbsi pada 5 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane dimmer atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur DNA yang abnormal. Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah memasukkan cytosine yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini muncul hanya apabila cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan cytosine yang lain,
7

yang merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV muncul. Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan tetapi menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang merupakan komponen dari jalur signal seluler, bermutasi pada sekitar 90% dari BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari siklus sel dan kematian sel bermutasi bermutasi pada sekitar setengah dari BCC dan lebih dari 90% SCC. Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen, fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa basalioma sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki system limfatik ataupun system vascular. Dan inilah yang membedakan antara basalioma dengan melanoma maligna dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering mengadakan metastase. Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi selsel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin. Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar rambut, khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah duktus glandula sebacea. Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi pada gen supresi tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel basal secara sporadic. Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C T dan CC TT pada susunan dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang mengindikasikan bahwa adanya paparan terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-akhir ini terdapat nucleus -catenin
8

yang menunjukkkan hubungannya dengan peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum diketahui.

2. Karsinoma Skuamosa Karsinoma sel skuamosa adalah neoplasma ganas keratinosid yang terbentuk dari sel-sel epidermis yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Sering kali tumor ini terlihat pada orang tua berkulit terang. Karsinoma sel skuamosa secara has muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari dengan keratosis atinik multiple. Sinar matahari merupakan faktor etiologi utama yang menyebabkan katsinoma sel skuamosa. Seperti pada karsinoma sel basal, bagian sinar matahari yang menyebabkan timbulnya tumor ini adalah sinar ultraviolet dengan panjang gelombang antara 280-320 nm (spectrum UVIBI). Tetapi penelitian terakhir yang memakai sinar ultraviolet dengan panjang gelombang dengan panjang gelombang berkisar antara 320-400 nm (spectrum UVA), yang dikombinasi dengan psoralen oral dalam pengobatan psoriasis, membuktikan bahwa pasien yang terpapar UVA dengan psoralen secara kronik dan lama juga dapat menderita karsinoma sel skuamosa. Penyebab lain dari karsinoma sel skuamosa adalah menelan arsenic, iradiasi dengan sinar-X, luka bakar, jaringan parut, dan kerentanan genetic. Pasien yang pernah menjalani pengobatan akne atau hemangioma dengan radioterapi beberapa tahun sebelumnya dapat mengalami kanker sel basal dan kanker sel skuamosa. Individu yang 50 tahun yang lalu diobati dengan arsenic karena menderita psoreasis atau asma, baik dengan cara menelan arsenic yang berada dalam air minum atau dengan menghirup ttanaman yang berbau arsen, memiliki kecenderungan untuk menderita karsinoma sel skuamosa. Beberapa penyakit genetic yang jarang (albino dan xeroderma pigmentosum) juga menjadi faktor predis posisi untuk timbulnya kanker ini. Pemakaian alat untuk membuat kulit menjadi coklat seperti terbakar sinar matahari yang berlebihan juga meningkatkan karsinoma sel skuamosa diamsa depan. Karsinoma sel skuamosa biasanya dengan nodul yang menebal, bersisik, dan berulserasi serta kadang-kadang berdarah. Nodul-nodul ini biasanya timbul pada kulit yang rusak karena matahari didaerah muka, kulit kepala, telinga, leher, tangan, atau

lengan. Sering kali nodul ini dikelilingi oleh keratosis aktinik yang multiple, yang apabila tidak diobati dapat berdegenerasi menjadi kanker sel skuamosa. 3. Melanoma Melanoma malignum hanyalah 3% dari keganasan kulit primer tetapi bertanggung jawab atas hampir semua kematian yang disebabkan oleh kanker kulit. Jika tidak ditemukan dan diobati secara dini, melanoma akan menginfasi lapisan dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan, dan bermetatasis ketempat yang jauh kebanyakan melanoma timbul pada usia 40-70 tahun, tetapi ada peningkatan jumlah kasus diantara kelompok usia 20-40 tahun. Salah satu penjelasan untuk peningkatan insiden ini adalah semakin meningkatnya pajanan sinar matahari karena rekreasi dan perubahan cara berpakaian. Kontak terhadap cahaya matari yang berlebihan diyakini sebagai faktor resiko yang penting untuk berkembangnya melanoma kulit. Bukti-bukti lebih lanjut yang menunjukan peranan sinar ultraviolet dalam menimbulkan melanoma adalah

meningkatnya frekuensi melanoma pada daerah yang dilalui matahari. Peranan faktor keturunan terhadap penyebaran melanoma belum jelas, dan hanya sedikit dari pasien melanoma yang memiliki riwayat keluarga positif. Tetapi, semua anggota keluarga harus diperiksa oleh seorang dokter ahli kulit yang berpengalaman untuk mengetahui apakah terdapat nevus atipik. Nevus atipik pada individu dengan riwayat keluarga melanoma harus di operasi sebab dapat berdegenerasi menjadi melanoma malignum individu tersebut memiliki resiko sebesar 15% untuk terkena melanoma kulit. Nevi congenital yang besar dapat berkembang menjadi melanoma malignum pada 2%-13% pasien, dan kelainan ini harus di operasi.

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Karsinoma Sel Basal Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.
10

2. Karsinoma Skuamosa Ini dimulai sebagai nodul kecil dan memperluas pusat menjadi necrotic dan sloughs dan nodul berubah menjadi ulkus. a. Lesi yang disebabkan oleh SCC sering asimtomatik b. Maag atau kemerahan kulit plakat yang tumbuh lambat c. Intermiten pendarahan dari tumor, terutama pada bibir d. Penampilan klinis sangat bervariasi e. Biasanya tumor menyajikan sebagai lesi ulserasi dengan keras, mengangkat tepi f. Tumor mungkin dalam bentuk sebuah plakat yang keras atau papule, sering dengan kualitas terbuat dr batu baiduri, dengan telangiectasia g. Tumor dapat terletak di bawah permukaan kulit sekitarnya, dan akhirnya ulcerates dan menyerang jaringan yang mendasari h. Tumor umumnya menyajikan pada matahari yang terkena bidang (misalnya belakang tangan, kulit kepala, bibir, dan unggul permukaan daun telinga) i. Pada bibir, tumor membentuk ulkus kecil, yang gagal untuk menyembuhkan dan berdarah sebentar-sebentar j. Bukti dari kulit yang kronis photodamage, seperti beberapa actinic keratoses (Surya keratoses) k. Tumor tumbuh relatif lambat l. Tidak seperti sel basal karsinoma (BCC), karsinoma sel skuamosa (SCC) memiliki risiko besar metastasis m. Risiko metastasis lebih tinggi di SCC timbul di bekas luka, di bawah bibir atau mukosa, dan terjadi pada pasien immunosuppressed. Tentang * satu-sepertiga dari tumor lingual dan mukosa metastasize sebelum diagnosis (ini sering berhubungan dengan tembakau dan alkohol menggunakan) n. Muncul bercak bercak berwarna merah di sekitar dubur. o. Muncul bercak bercak merah di sekitar kelamin. p. Muncul bercak bercak putih di dalam mulut (bisa juga muncul di gusi). q. Muncul borok atau bisul pada kulit yang tidak kunjung sembuh. r. Tahi lalat yang membesar, berubah warna.

11

3. Melanoma Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan, kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini, sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang berubah, seperti: 1. perubahan dalam warna 2. perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat) 3. timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit) 4. terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar 5. perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen 6. berkembangnya lesi satelit

Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat mengevaluasi setiap lesi berpigmen, yaitu: A= Asimetri B= Border irregularity C= Color variegation D= Diameter yang lebih dari 6 mm

Melanoma maligna kutan primer dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe mayor, yaitu: 1. Melanoma Maligna Lentigo (LMM) LMM disebut juga Hutchinsons melanotic freckle atau prakanker Dubreilh. LMM timbul dari lesi lentigo maligna yang telah ada sebelumnya. LMM menduduki kira-kira 5% dari melanoma kulit primer, terutama terjadi pada orang tua. Berlawanan dengan substipe melanoma lainnya, LMM mengenai daerah tubuh yang terpapar sinar matahari, terutama wajah. Lesi pada lentigo maligna biasanya berupa bercak makula kecil, berwarna coklat gelap, coklat, atau hitam. Pada permukaannya dapat dijumpai adanya bercak-bercak pigmentasi, yang tersebar tidak teratur. Lesi meluas secara
12

perlahan dan ireguler. Dapat berkembang menjadi nodul biru kehitaman yang invasif dan agak hiperkeratotik. 2. Penyebaran Melanoma Maligna Permukaan (SSM) Pada umumnya timbul dari nevus atau pada kulit normal (de novo). Merupakan jenis yang sering dijumpai, yaitu sekitar 70% dari seluuh melanoma maligna. Lebih sering dijumpai pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan LMM, yaitu berkisar antara 40-50 tahun. Lesi berupa plak archiformis berukuran 0,5-3 cm dengan tepi meninggi dan ireguler. Pada permukaannya terdapat campuran dari bermacammacam warna seperti coklat, abu-abu, biru, hitam, dan sering kemerahan. Meluas secara radial. Pada umumnya setelah lesi mencapai ukuran 1-2,5 cm, terjadi fase pertumbuhan secara vertikal dan berkembang menjadi nodul biru kehitaman. Predileksinya pada wanita dijumpai pada tungkai bawah dan punggung, sedangkan pada pria dibadan dan leher. 3. Melanoma Maligna Bernodul (NM) Dapat terjadi tanpa didahului fase pertumbuhan radial. Sehingga aturan ABCD tidak dapat diterapkan pada subtipe ini. Kira-kira 10-30% kasus melanoma adalah tipe noduler. Tempat yang sering terkena adalah kepala, leher dan badan. Lesi biasanya berupa nodul yang meninggi, berpigmen seragam. Warnanya berkisar dari biru kehitaman sampai coklat gelap, atau kadang-kadang amelanotik. 4. Melanoma Maligna Lentigo Akral (ALM) Pada umumnya timbul pada kulit normal (de novo). Merupakan tipe yang paling jarang terjadi (1%), tapi dapat sangat ganas karena keterlambatan diagnosis. Predileksinya pada telapak kaki dan tangan, jari-jari tangan dan kaki, dasar kuku, dan membrana mukosa. Lesi berupa bercak dengan pigmen yang tersebar dengan intensitas yang bervariasi. Pada permukaannya dapat timbul papul, nodul, dan dapat mengalami ulserasi.

E. KOMPLIKASI
1. Sebuah risiko kekambuhan karsinoma basal. Sel umumnya kambuh. Bahkan setelah pengobatan berhasil, mereka mungkin kambuh, sering di tempat yang sama. 2. Peningkatan risiko jenis lain kanker kulit. Sebuah sejarah karsinoma sel basal juga dapat
13

meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain kanker kulit, seperti karsinoma sel skuamosa dan melanoma. 3. Kanker yang menyebar di luar kulit. Langka, bentuk agresif karsinoma sel basal dapat menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang. Sangat jarang, karsinoma sel basal dapat menyebar ke area lain dari tubuh.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk melihat adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya. 2. CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan pembedahan. 3. Anamnesis Dikeluhkan adanya lesi kulit seperti tahi lalat yang berubah warnanya, gatal, nyeri, berdarah, membesar atau timbul tukak atau ulkus. Kadang disebut sebagai borok yang tidak sembuh-sembuh . 4. Pemeriksaan Fisik Gambaran klinis dikenal sebagai ulkus Rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi berbentuk tidak rata, seakan akan seperti gambaran gigitan rodent/tikus. Biasanya seperti adanya hiperpigmentasi pada bagian tepi dan ulkus di tengah. Bentuk klinis yang dijumpai pada BCC adalah : a. Jenis nodulo-ulseratif (paling seringm : mula-mula berbentuk papul (papula) meninggi, pearly atau permukaan mengilat seperti mutiara, sering terdapat telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif. Kadang berskuama halus dan berkrusta tipis dan tumbuh lambat. b. Jenis berpigmen : gambaran sama nodulo-ulseratif hanya bewarna coklat hitam, \berbintik dan homogen. c. Jenis morphea liek atau fibrosis jarang : bentuk plakat, kekuningan, tepi tidak jelas, kadang meninggi. Pada pada permukaan tampak beberapa folikel rambut yang konkaf dan membentuk jaringan seperti sikratriks, dan kadang tertutup krusta. Ulserasi jarang.

14

d. Jenis superficial : lokasi pada kepala, leher, badan berupa bercak kemerahan, berskuamosa halus, tepi sedikit meninggi. Tumbuh dan meluas secara lambat, ulserasi. Sering dijumpai multiple terutama pada pasien berkulit putih. e. Jenis fibro-epitelial : Sering dijumpai dipunggung, soliter, bernodul padat, bertangkai pendek, permukaan halus sedikit kemerahan seperti fibroma. f. Nevoid Basal Cell Syndrome (Sindroma Gortin Galzt) g. Sindroma Xeroderma Pigmentosum. h. Jenis linear and generalized follicular basal cell nevi. i. Jenis generalized follicular : disertai kerontokan rambut sebagai akibat kerusakan folikel rambut karena pertumbuhan tumor. j. Albinism : sensitif terhadap UV (tidak adanya melanin perlindung kulit ) mudah terjadi BCC, SCC ataupun melanoma.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penggunaan agen kemoterapi seperti 5-Fluorourasil atau Imiquimod, dapat mencegah perkembangan kanker kulit. Hal ini biasanya dianjurkan untuk individu dengan kerusakan akibat sinar matahari yang luas, sejarah kanker kulit beberapa, atau pertumbuhan prekanker. Hal ini sering diulang setiap 2 sampai 3 tahun untuk lebih mengurangi risiko kanker kulit. Metode berikut ini digunakan dalam pengobatan karsinoma sel basal (BCC) : 1. Standar bedah eksisi Tingkat obat untuk metode ini, baik yang dilakukan oleh dokter ahli bedah plastik, dokter keluarga, atau dokter kulit benar-benar tergantung pada margin bedah. Ketika margin bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih), tingkat kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar dermatoscope A dapat membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat mengidentifikasi tumor tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Semakin sempit margin bedah ( terlihat kulit dengan tumor yang bebas dibuang ) semakin tinggi tingkat kekambuhan. Kelemahan dengan eksisi bedah standar adalah tingkat kekambuhan tinggi kanker sel basal dari wajah, terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan struktur wajah. Sebuah diagram pada halaman 33 dari publikasi NCCN menunjukkan daerah risiko tinggi kambuh karena kebanyakan wajah dengan
15

pengecualian pada pipi pusat dan dahi atas) menggunakan bagian histologi yang dibekukan. 2. Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) adalah prosedur rawat jalan di mana tumor pembedahan dipotong dan kemudian segera diperiksa di bawah mikroskop. Ini adalah bentuk pengolahan patologi yang disebut CCPDMA. Hal ini diklaim memiliki tingkat penyembuhan tertinggi 97% menjadi 99,8% oleh beberapa individu. Dasar dan ujung-ujungnya mikroskopis diperiksa untuk memverifikasi margin yang cukup sebelum bedah perbaikan situs. Jika margin tidak cukup, lebih akan dihapus dari pasien sampai margin yang cukup. Hal ini juga digunakan untuk karsinoma sel skuamosa, namun, tingkat penyembuhan tidak setinggi operasi Mohs untuk karsinoma sel basal. 3. Kemoterapi Beberapa kanker dangkal menanggapi terapi lokal dengan 5-fluorouracil, agen kemoterapi. pengobatan topikal dengan krim Imiquimod 5%, dengan lima aplikasi per minggu selama enam minggu memiliki tingkat dilaporkan 70-90% keberhasilan untuk mengurangi bahkan menghilangkan karsinoma sel BCC. 4. Imunoterapi Imunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan peplus Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin efektif. perusahaan Australia Peplin biofarmasi adalah mengembangkan pengobatan topikal untuk BCC. Imiquimod atau Aldara adalah sebuah immunotherapy tetapi yang tercantum di sini di bawah kemoterapi. 5. Radiasi Terapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk BCC sebagai dosis memadai akan memberantas penyakit tersebut. Terapi radiasi dapat disampaikan baik sebagai sinar radioterapi eksternal atau sebagai brachytherapy (radioterapi internal). Meskipun radioterapi umumnya digunakan pada pasien yang lebih tua yang tidak kandidat untuk operasi, itu juga digunakan dalam kasus-kasus di mana eksisi bedah akan menodai atau sulit untuk merekonstruksi (terutama pada ujung hidung, dan rims lubang hidung). pengobatan Radiasi sering mengambil sesedikit 5 kunjungan ke sebanyak 25 kunjungan untuk terapi radiasi. Biasanya, kunjungan lebih dijadwalkan untuk terapi, komplikasi kurang atau kerusakan yang dilakukan terhadap jaringan normal yang mendukung tumor.
16

Cure rate bisa setinggi 95% untuk tumor kecil, atau serendah 80% untuk tumor yang besar. Biasanya, tumor berulang setelah radiasi diperlakukan dengan operasi, dan tidak dengan radiasi. perlakuan radiasi lebih lanjut lebih lanjut akan merusak jaringan normal, dan tumor mungkin resisten terhadap radiasi lebih lanjut. 6. Terapi Photodynamic Terapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk pengobatan karsinoma sel basal, yang dikelola oleh aplikasi photosensitizers ke daerah sasaran. Ketika molekul ini diaktifkan oleh cahaya, mereka menjadi beracun, sehingga menghancurkan sel target. Metil aminolevulinate disetujui oleh Uni Eropa sebagai fotosensitizer sejak tahun 2001. Terapi ini juga digunakan dalam jenis kanker kulit lainnya. 7. Cryosurgery Cryosurgery adalah suatu modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit banyak. Ketika akurat digunakan dengan probe temperatur dan instrumen cryotherapy, dapat menghasilkan angka kesembuhan sangat baik. Kekurangan termasuk kurangnya kontrol margin, nekrosis jaringan, atas atau di bawah pengobatan tumor, dan waktu pemulihan yang lama. Beberapa buku diterbitkan pada terapi, dan beberapa dokter masih menerapkan perlakuan untuk pasien tertentu. 8. Electrodessication dan kuret atau EDC EDC dilakukan dengan menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk mengikis pergi kanker lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik. Hal ini semakin melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk memotong lebih dalam dengan lapisan berikutnya kuretase. Siklus ini berulang, dengan margin keamanan kuretase kulit normal di sekitar tumor terlihat. Siklus ini diulang 3 sampai 5 kali, dan margin kulit bebas diperlakukan biasanya 4 sampai 6 mm. Cure rate sangat banyak digunakan tergantung pada ukuran dan jenis tumor.

H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian a. BiodataPasien 1) Data Demografi 2) Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
17

3) Faktor Lingkungan 2. Pola Kesehatan Fungsional Gordon a. Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan penanganan kesehatan Pola sehat sejahtera yang dirasakan, Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat, Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif, Ketaatan pada ketentuan medis dan keperawatan. b. Riwayat keperawatan untuk pola nutrisi metabolik Pola makan biasa dan masukan cairan, Tipe makanan dan cairan,

Peningkatan/penurunan berat badan, Nafsu makan, pilihan makanan. c. Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi Defekasi, berkemih, Penggunaan alat bantu, Penggunaan obat-obatan. d. Riwayat keperawatan untuk pola aktifitas Pola aktivitas, latihan dan rekreasi, Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll). e. Riwayat keperawatan untuk pola istirahat tidur Pola tidur istirahat dalam 24 jam, Kualitas dan kuantitas tidur. f. Riwayat keperawatan untuk pola kognitif perseptual Penglihatan, perasa, pembau, Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan. g. Riwayat keperawatan untuk pola konsep diri Sikap klien mengenai dirinya, Persepsi klien tentang kemampuannya, Pola emosional, Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri. h. Riwayat keperawatan untuk pola peran / hubungan Persepsi klien tantang pola hubungan, Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab. i. Riwayat keperawatan seksualitas / reproduksi Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya, Tahap dan pola reproduksi, termasukdidalamnyapenggunaanalatkontrasepsi. j. Riwayat keperawatan untuk koping / toleransi stress Kemampuan mengendalian stress, Sumber pendukung. k. Riwayat keperawatan untuk nilai / kepercayaan
18

Nilai, tujuan dan keyakinan, Spiritual/agama, Konflik. 2. PemeriksaanFisik a. Kepala Rambut bersih atau kotor, warna rambut, ada lesi atau tidak b. Mata dantelinga Konjungtivaanemisatautidak, pupil isokoranisokor, lubangtelingakotoratautidak c. Hidung Lubang hidung sama besar atau tidak, sekitar hidung kotor atau bersih, ada polip atau tidak. d. Mulut Sianosis atau tidak, sekitar mulut kotor atau bersih. e. Kulit Inspeksi : ada perubahan warna atau tidak, ada lesi, warna lesi, luas lesi, banyak area yang terkena Palpasi : kering atau lembab, halus atau kasar, nyeri atau tidak saat ditekan, teraba hangat atau dingin, acral dingin atau panas. f. Dada/jantung/paru Paru-paru : Inspeksi Palpasi Perkusi : Bagaimana kembang kempis dada, simetris atau tidak : Bagaimana sterfimitus kanan kiri sama atau tidak : Pekakseluruhlapangparuatautidak

Auskultasi : Suaracordiustampakatautidak Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi : Ictus cordistampakatautidak : Ictus cordisterabaatautidak : Konfigurasi normal atautidak

Auskultasi : Terdapatsuara abnormal atautidak g. Perut Inspeksi Auskultasi Palpasi : Tidak asites : Terdengar bising usus : Ada nyeri atau tidak
19

Perkusi h. Genitalia

: kembung atau tidak

Apakahterpasangkateteratautidak, bersihatautidak. i. Extremitas Atas : oedem atau tidak, terpasang infus atau tidak

Bawah : oedem atau tidak

3. Diagnosa Keperawatan a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat kanker pada kulit. b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit atau penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi topikal, dan/atau terapi radiasi. c. Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena kanker kulit. d. Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan kecacatan dan kematian.Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal.

4. Rencana Keperawatan

a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat kanker pada kulit. 1) Batasan karakteristik : a) Gangguan jaringan epidermis dan dermis b) Ada lesi primer atau sekunder 2) Kriteria hasil : a) Individu menunjukan penyembuhan jaringan progresif. 3) Intervensi dan Rasional : a) Intervensi : Lindungi area permukaan kulit yang sehat. Rasional : untuk menghindari perluasan kanker.
20

b) Intervensi : Jangan gosok area yang terpajan kanker. Rasional : menghindari terjadinya luka dan penyebaran infeksi. c) Intervensi : Hindarkan dari paparan sinar matahari yang terlalu lama. Rasional : sinar matahari mempercepat pertumbuhan sel kanker. b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit atau penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi topikal, dan /atau terapi radiasi. 1) Batasan Karakteristik : Pasien mengungkapkan kekuatirannya atas reaksi atau penolakan oleh orang lain berhubungan dengan perubahan kulit dari agen kemoterapi lokal atau terapi radiasi. 2) Kreteria Hasil : Mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh. 3) Intervensi dan Rasional : a) Intervensi : kaji penetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang berhubungan dengan pembedahan dan/atau perubahan kulit. Rasional : memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan b) Intervensi : pantau kemem puan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya. Rasional : ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuh yang terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping c) Intervensi : dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai perubahan penampilan dari pembedahan. Rasional : memberikan jalan untuk mengekspresikan emosinya. d) Intervensi : diskusikan pilihan untuk rekontrusi dan cara-cara untuk membuat penampilan yang kurang ini menjadi menarik misal ; dengan tata rias dan sebagainya. Rasional : meningkatkan kotrol diri sendiri atas kehilangan c. Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena kanker kulit. 1) Batasan karakteristik :

21

Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan atau penggunaan mekanisme pertahanan yang tiak sesuai atau ketidak mampuan memenuhi peran yang diharapkan. 2) Kriteria hasil : a) Pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk mengisi waktu luang. b) Mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping yang efektif. c) Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). 3) Intervensi dan Rasional : a) Intervensi : Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan pandangan pemberi pelayanan kesehatan. Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya. b) Intervensi : Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan. Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya, memudahkan intervensi c) Intervensi : Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang realitas. Rasional : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata yang ada saat ini. d) Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif dari orang lain. Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memberikan penguatan yang positif. e) Intervensi : Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam memberikan dukungan emosional untuk pasien dan keluarga. Rasional : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan mengurangi kecemasan.

d. Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan kecacatan dan kematian. 1) Batasan karakteristik :
22

Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori : fisiologi, emosional, dan kognitif. Gejala bervariasi dengan tingkat ansietas. 2) Kriteria hasil : a) Klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang membuat stress. b) Klien mampu mempertahankan penampilan peran. c) Klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik. d) Tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan. 3) Intervensi dan Rasional : a) Intervensi : Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien. Rasional : memudahkan intervensi. b) Intervensi :Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu. Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan

kemampuan mengontrol ansietas. c) Intervensi :Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk

mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan. 4) Intervensi :Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani. Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan. 5) Intervensi :Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam keadaan cemas. Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya. 6) Intervensi : Sediakan informasi faktual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis. Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
23

e. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal. 1) Batasan karakteristik : Mengungkapkan pertanyaan atau mengkuatirkan tentang pembedahan, terapi radiasi, atau penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit. 2) Kriteria hasil : Menyatakan tindakan perawatan diri untuk menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang berhubungan dengan pengobatan. 3) Intervensi dan Rasional a) Intervensi : beritahu kapan penbedahan/terapi radiasi akan dilakukan. Rasional : memberikan informasi yang diperlukan. b) Intervensi :Jelaskan tujuan dari penanganan. Rasional : meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan. c) Intervensi : ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal. Rasional : meningkatkan perawatan diri sendiri. d) Intervensi : beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat topikal seperti iritasi kulit dan pemakaian yang tidak tepat mungkin dapat menyebabkan kulit terkelupas atau melumpuh. Rasional : meningkatkan keamanan dari pemberian obat topikal tanpa adanya komplikasi. e) Intervensi : Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan perawatan diri untuk mengatasinya. Rasional : meningkatkan perawatan diri.

24

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
1. Tumor ganas kuli tadalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari selepitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit. 2. Menurut jenissel yang berdiferensiasi, tumor ganas kulit diklasifikasikan sebagai berikut: karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). 3. Menurut etiologinya, tumor ganas kulit dapat disebabkan oleh (1) faktor ekstrinsik berupa paparan sinar ultraviolet, paparan sinar-X, pemakaian bahan kimia dana dan jaringan parut yang luas dan lama; (2) faktor intrinsic berupa genetik, system imun yang rendah dan ras. 4. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada wajah dan leher dengan gejala klinis berupa nodul ulseratif, berpigmen, morfea, superficial dan fibroepitelioma. Biasanya ditandai dengan tepiulkus yang meninggi tanpa adanya metastasis jauh. 5. Predileksikarsinoma sel skuamosa pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan pada membrane mukosa dengan gambaran klinis berupa (1) nodul berwarna sepert ikulit normal dengan permukaan halus tanpa krusta atau (2) nodul kemerahan dengan permukaan papilomatosa/verukosa yang menyerupai bungankol atau (3) ulkus dengan krusta pada permukaannya dengan tepi meninggi berwarna kuning kemerahan

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, Sylvia A.2005.Ptofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Kulit.Jakarta:EGC 2. Smeltzer, Suzzane C dan Bare, Brenda G.2001.Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Edisi 8.Jakarta:EGC

You might also like