You are on page 1of 15

MAKALAH VEGETASI DAN KARAKTERISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari,kita tentunya pernah mendengar yang disebut dengan komunitas.Komunitas(masyarakat tumbuhan ) adalah kumpulan populasi tumbuhan yang menempati suatu habitat dengan kepentingan ekologis yang berlainan.Jika suatu komunitas itu hidup di dalam suatu tempat dalam ekosistem maka disebut dengan vegetasi . Nah ,vegetasi inilah yang akan dipelajari pada praktikum biologi kali ini.Mengetahui cara analisis vegetasi dengan menggunakan beberapa macam metode.Namun pada praktikum ini kami menggunakan metode petak contoh(plot),yang diantaranya metode kuadrat .Kajian vegetasi berusaha untuk mengungkapkan sifat dari setiap populasi, sehingga dapat menggambarkan keadaan vegetasi berdasarkan karakteristik populasi-populasinya.

B. Tujuan

1. Mengetahui vegetasi penyusun komunitas yang diamati 2. Menghitung kerapatan, kerimbunan, frekuensi dan nilai penting untuk analisis vegetasi. 3. Terampil dalam menggunakan metode kuadrat.

C. Rumusan Masalah 1. Apakah fungsi dari analisis vegetasi? 2. Bagaimana cara menghitung kerapatan,kerimbunan,dan nilai penting untuk analisis vegetasi? 3. Mengapa analisis vegetasi dilakukan?

BAB II

DASAR TEORI

Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi.Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat. Dalam menganalisis vegetasi, ada beberapa macam metode yang dapat digunakan. Ada yang menggunakan petak contoh (plot) dan ada yang tak menggunakan petak contoh (plot less). Metode yang menggunakan petak contoh (plot) di antaranya adalah metode kuadrat, sedangkan yang tidak menggunakan petak contoh adalah titik menyinggung (point intercpt), Point Centered Quarter Methods, dll. Pemilihan metode ini tergantung pada tipe vegetasi, tujuan, ketersediaan dana, waktu, tenaga, dan kendala-kendala lainnya. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuhtumbuhan.Maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur. Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan kembali didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak tidak menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-10% (Oosting, 1958; Cain & Castro, 1959). Untuk luas petak awal tergantung surveyor, bisa menggunakan luas 1m x1m atau 2m x 2m atau 20m x 20m, karena yang penting adalah konsistensi luas petak berikutnya yang merupakan dua kali luas petak awal dan kemampuan pengerjaannya dilapangan. Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara sistematik (systematic sampling), random samping hanya mungkin digunakan jika vegetasi homogen, misalnya hutan tanaman atau padang rumput (artinya, kita bebas menempatkan petak contoh dimana saja, karena peluang menemukan jenis bebeda tiap petak contoh relatif kecil). Sedangkan untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan sistematik sampling, karena lebih mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan dapat bersifat representative. Bahkan dalam keadaan tertentu, dapat digunakan purposive sampling.

KESIMPULAN

. Analisis vegetasiadalah suatu cara mempelajari susunan atau komposisi vegetasi secara bentuk(struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuhan.Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,stratifikasi dan penutupan tajuk.Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,diameter,dan tinggi untukmenentukan nilai penting dari penyusun komunitas .Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan . Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendiskripsikan suatu vegetasi sesuai tujuannya.Dalam hal inisuatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang pengetahuan lainnya,tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada.
http://hariz-dompu.blogspot.com/2012/12/makalah-vegetasi-dan-karakteristik.html

A. PENGRETIAN EKOLOGI LINGKUNGAN 1. Pengertian ekologi Ekologi merupakan ilmu yang ada lebih dari 100 tahun lalu yang diciptakan oleh seorang zoologist dan seorang ekologiawan berkebangsaan jerman yang bernama Ernest Haekel. Kata ekologi berasal dari kata oikos yang artinya rumah, dan logos yang artinya ilmu. Sehingga secara harafiah dapat diartikan sebagai kajian mengenai mahluk hidup di dalam habitat atau dalam lingkungan mereka. Pengkajian pada tingkat hirarkhi makluk hidup disamping memerlukan dukungan dan bantuan dari ilmu lain juga perkembangan tekologi serta alat, tidak terkecuali dengan ekologi tumbuhan yang sangat terkait dengan perkembangan ilmu morphologi tumbuhan dan klasifikasi tumbuhalam serta alat yang dipergunakan untuk kajian lebih dalam. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,

hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Masing masing hirarkhi makluk hidup mempunyai lingkungan sehingga membentuk suatu biosistem yang khusus dimana masing masing hirarkhi berbeda secara ekologis. Ekologi tumbuhan adalah kajian pada tingkatan hirarkhi organisme dan populasi, serta ekosistem yang ditempati, berkaitan dengan kondisi tersebut maka kajian dimulai dari pengenalan tanaman, analisis berdasarkan parameter ekologi yang digunakan, dimulai dari tingkatan yang paling luas yang menutup permukaan bumi yang disebut sebagai vegetasi. Jadi, ekologi tumbuhan, dapat didefinisikan sebagai ilmu yg mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup (Tumbuhan) dengan lingkungan atau i lmu yg mempelajari hub ungan timbal balik antara t umbuhan yang satu dengan yang lain serta lingkungannya . Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. 2. Lingkungan Lingkungan hidup dari suatu organisme adalah semua faktor biotik dan abiotik yang potensial mempengaruhi organisme. Lingkungan tersebut juga merupakan habitat organisme yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang keduanya secara potensial mempengaruhi kehidupan makluk hidup tersebut. Sebagai contoh komponen biotik adalah: kompetisi, mutualisme, alelopaty serta beberapa interaksi antara makluk hidup. Kompenen abiotik yang dijelaskan di bab belakang meliputi komponen phisik dan kimia yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi tanaman. Sedangkan lingkungan hidup tanaman dibagi dalam dua kelompok besar, pertama: lingkungan makro yaitu suatu lingkungan yang berpengaruh secara umum atau regional, sedangkan yang ke dua adalah lingkungan mikro adalah lingkungan yang paling dekat dengan tanaman yang secara potensial berpengaruh terhadap organ tersebut, jadi merupakan suatu lingkungan dimana tumbuhan harus bertanggap. Lingkungan makro mungkin sangat berbeda dengan lingkungan mikro sebagai contoh adalah lingkungan dalam suatu kanopi hutan sangat berbeda dengan lingkungan luar kanopi tersebut khususnya pada kelembaban, kecepatan angin, intensitas cahaya dan temperatur tentunya, lingkungan mikro di bawah suatu batuan di gurun tentu lebih dingin dibandingkan dengan diluar bebatuan tersebut. Kecepatan angin pada lingkungan mikro pada satu mm dari permukaan daun tentu mempunyai kecepatan angin yang berbeda dengan bagian organ lain, sehingga dikatakan lingkungan mikro adalah lingkungan dimana tanaman mampu bertanggap. Ekologi Tumbuhan sesungguhnya tak mungkin dapat dipisahkan dari ekologi hewan maupun mikroba karena dalam habitat yang sama selalu dapat dijumpai keberadaan hewan dan mikroba B. PENGERTIAN VEGETASI Pengertian vegetasi adalah semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu. Tumbuhan penutup permukaan bumi merupakan vegetasi yang dapat berbeda dalam ruang dan waktu untuk komponen spesies penyusunnya. Jika suatu wilayah berukuran besar/luas, vegetasinya terdiri atas beberapa bagian vegetasi atau

komunitas tumbuhan yang menonjol, sehingga terdapat berbagai tipe vegetasi. Tiap tipe vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan ( growth form atau life form ) tumbuhan dominan atau tumbuhan paling banyak, terbesar dan tumbuhan yang berkarakteristik. Contoh bentuk tumbuhan yang termasuk herba tahunan misalnya , pohon selalu hijau berdaun lebar, semak yang meranggas pada waktu kering, tumbuhan dengan umbi atau rhizome, tumbuhan selalu hijau berdaun jarum, rumput menahun dan lain-lain. 1. Bentuk pertumbuhan Bentuk pertumbuhan dapat termasuk suatu hal berikut, tergantung pada konteksnya. Ukuran: lama hidup, kerasnya kayu, atau takson, contoh adalah : herba anual, perenial, perenial berkayu, pohon ataupun pohon merambat. Derajad kebebasan suatu takson: contoh adalah tumbuhan hijau yang berakar dalam tanah, parasit,saprophite atau epipit. Morphologi takson: misalnya batang suculent (jaringan tebal dan lunak), daun suculent, bentuk roset, berduri, berambut. Sifat daun takson: Midalnya besar, kecil, kaku, selalu hijau, meranggas pada waktu musim kering, bentuk daun jarum, atau bentuk daun lebar. Phenologi, fenologi adalah waktu kejadian daur hidup dalam kaitannya dengan isyarat lingkungan seperti menggugurkan daun, bertunas, berbunga Lokasi kuncup kala buruk (perenating) seperti yang ditetapkan oleh raunkier pada tahun 1934. 2. Fisiognomi Fisiognomi adalah kenampakan luar suatu vegetasi, fisiognomi dapat dibangun dari arsitek dan life form dari vergetasi penyusun. Arsitek vegetasi merupakan bentuk tajuk/ kanopi dari suatu tumbuhan, suatu vegetasi dapat terdiri dari empat atau lima lapisan kanopi tergantung pada jenis vegetasi. Sedangkan life form adalah bentuk pertumbuhan yang dapat dianalisis dengan berbagai cara. Arsitek dan life form keduanya merupakan dua hal yang menentukan fisiognomi dari vegetasi dan tiap vegetasi mempunyai karakteristik fisiognomi yang khusus. Berikut dijelaskan tentang life form : a. Life Form Tipe life form dapat dilihat dengan banyak cara, satu diantaranya adalah dengan tipe life form dari Raunkier yag berdasarkan kuncup perenating dikelompokan sebagai berikut Phanerophyte (P): kuncup perenating pada ketinggian paling tidak 25 cm diatas permukaan tanah. Ini berupa pohon, semak tinggi, liana, tumbuhan merambat berkayu, epifit dan batang sukulen yang tinggi. Chamaeophyte (Ch): kuncup perenaying berkedudukan dekat dengan permukaan tanah (dibawah 25 cm). Herba, suffrutescent (suffruticose, perdu rendah, kecil, bagian pangkal berkayu dengan tunas berbatang basah), atau tumbuhan berkayu rendah, tumbuhan succulent rendah, tumbuhan cushion (bantalan). Hemycriptophite (H): herba perenial dimana bagian aerial mati pada akhir pertumbuhan, meninggalkan kuncup pada atau tepatv dibawah permukaan tanah. Herba berdaun lebar musiman dan rumput-rumputan, tumbuahn roset. Cryptophite (Cr): kuncup perenating terletak dibawah lapisan tanah atau terbenam dalam permukaan air. Tumbuhan darat dengan rimpang dalam, umbi atau tuber, tumbuahn perairan emergent, mengapung atau tenggelam dan berakar pada dasar.

Therophyte (Th): tumbuhan annual melampaui kala buruk dengan biji. Lebih lanjut lagi setelah mengamati lingkungan sekitar maka dapatkah menemukan berapa lapisan kanopi yang ada, dapatkah anda susun dalam bentuk diagram berdasarkan lapisan kanopi yang ada. 3. Formasi Berdasarkan ukuran keluasan vegetasi dapat dikelompokan dalam beberapa formasi, yang kesemuanya merupakan suatu tipe vegetasi yang sangat luas yang menutupi semua permukaan bumi. Tabel klasifikasi formasih berdasarkan UNESCO th 1973. Klas Formasi No Penyusun formasi Spesifikasi Hutan tertutup Dominan tinggi 5 m, tajuk saling interlocking 1 Hutan hujan basah Dominan berdaun lebar, selalu hijau, ujung daun tetes, tidak tahan dingin dan juga kering 2 Hutan musiman selalu hijau tropis dan sub tropis Sejumlah mernggas kering yang terletak diatas dan dibawah 3 Hutan semi meranggas tropis dan sub tropis Kanopi atas pohon meranggas kering, pohon ander story tetap hijau, daun kakku, daun tanpa ujung tetes 4 Hutan mangrove Terletak di daerah intertidal di daerah tropis dan sub tropis, didominir oleh pohon berdaun lebar, kaku, selalu hijau, dengan pneumatophora, epifit serta vascular panjang 5 Hutan berdaun lebar selkalu hijau temperate dan sub polar Terdapat dalam ocenic ekstrem, klimat bebas beku, hemisphere selatan seperti hutan Podocarpus di New Zealand 6 Hutan berdaun lebar musiman temoerate Didominir pohon yang selalul hijau hemiscerophilus, bagian bawah kaya dengan tumbuhan herba, sedikit epipit dan liana. 7 Hutan sclerophil berdaun lebar selalu hijau Didominir oleh pohon yang selalu hijau sclerophil dengan sedikt under story tetatpi banyak liana. 8 Hutan berdaun jarum sellau hijau tropis dan sub tropis Didominir pohon selalu hijau yang berdaun jarum atau sisik, epipit vascular dan liana tidak ada. 9 Hutan berdaun jarum sellau hijau temperate dan sub polar Seperti diatas tapi dibagian belahan dunia sebelah utara 10 Hutan meranggas Kebanyakan pohon mengguggurkan daun bersama dalam kaitannya dengan musim pertumbuhan 11 Hutan meranggas kering tropis dan sub tropis Daun gugur selama musim kering 12 Hutan meranggas dingin dengan pohon selalul hijau Daun gugur selama misim beku, pohon meranggas dominan, tetapi ada pohon yang selalu hijau 13 Hutan meranggas dingin dengan tanpa pohon selalul hijau Pohon meranggas mutlak dominan, epipit vascular tidak ada 14 Hutan xeromorphus ektrem Tegakan padat dengan semak suculent dan xeromorphic, bagian bawah sering merupakan hutan woodland Wood Land Tinggi dominan 5 m, tajuk biasa tidak bersentuhan, penutupan kanopi 40%, terdapat lapisan herba 1 Woodland selalu hijau Dominan selalu hijau 2 Woodland meranggas Dominan berbagai pohon meranggas 3 Woodland xeromorphic ekstrem Serupa pohon xeromorphic tapi tidak lebat

Belukar/ Screub Doinan semak atau pohon kerdil 1 Belukar yang selalu hijau Termasuk Charparal 2 Belukar meranggas Termakasuk belukar 3 Belukar dengan xeromorphic ekstrem Tegakan semak sangat terbuka dengan adaptasi xeromorphic, tumbuhan dengan duri 4 Belukar kerdil dan sejenis Dominan dengan tinggi kurang dari 0,5 m, termasuk tundra artic, alpin, bog heath Herba ceus Dominan forb, penutupan penuh 1 Graminoid tinggi Dominan graminoid dengan tinggi 2m, bila berbunga penutupan forb kurang dari 50% 2 Rumput tinggi dengan sinusia pohon 10 -40% Woodland terbuka dengan penutupan graminoid lebih besar dari 50% 3 Rumput tinggi dengan sinusia kuarang dari 10% Savana kadang kadang dengan semak 4 Rumput tinggi medium Dominan graminoid dengan tinggi antara 0,5 -2 m, penutupan forb kurang dari 50% 5 Rumput pendek Dominan graminoid dengan tinggi kuarang dari 0,5 m, penutup forb kurang dari 50 %, termasukmeadow, beberpa tipe tundra 6 Vegetasi forb Penutup forb lebih besar dari pada 50%, penutup graminoid kuarang dari pada 50% 4. Asosiasi Asosiasi dapat dikatakan sebagai komunitas yang merupakan suatu istilah yang dapat digunakan pada sembarang tipe vegetasi, sembarang ukuran dan sembarang umur, komunitas dapat merupakan satu unit ekologi yang sangat luas namun juga dapat merupakan satuan yang sangat sempit. Istilah komunitas juga dapat digunakan untuk satuan yang paling kecil sekalipun seperti halnya menempelnya lumut yang beraneka ragam di pohon tertentu. Ukuran, umur dan stratum tumbuhan bukan merupakan batasan suatu komunitas tumbuhan demikian juga dengan perubahan komponen vegetasi yang terdapat didalamnya. Komunitas tetap berlaku untuk vegetasi yang mudah berubah ataupun yang lambat dalam perubahan penyusun vegetasinya. Seringkali vegetasi serupa mudah dan sering ditemukan pada lokasi yang mempunyai kondisi yang sama, sebagai contoh adalah hadirnya vegetasi yang berupa padang rumput yang mudah ditemui di manapun. Asosiasi lebih merupakan kumpulan dari contoh dalam sebuah vegetasi. Suatukomunitas besar dapat terdiri dari banyak asosiasi atau komunitas kecil yang didalamnya terdapat banyak spesies tumbuhan penyusun vegetasi tersebut. Asosiasi yang dapat merupakan bentuk komunitas dalam suatu formasi umumnya terdiri dari banyak asosiasi penyusun dimana salah satu dan lainnya dapat sangat berbeda dalam fisiognominya. Asosiasiasi dapat dikatakan juga sebagai komunitas, namun tidak semua komunitas menunjukan suatu asosiasi. Komunitas dapat dilabel sebagai asosiasi jika mempunyai ciri sebagai berikut: a. Mempunyai komposisi floristik yang seragam b. Fisiognomi yang seragam c. Terdapat pada habitat yang relatif konsisten

5. Karakteristik Merupakan suatu ciri khas dari satu individu atau yang biasa kita sebut dengan tipikal karakteristik tidak hanya dimiliki atau menjadi satu ciri khas individu saja, namun termasuk juga dalam pengelompokan jenis tumbuhan. Pengelompokan ini berdasarkan kesamaan formasi maupun fisiognomi. Namun walaupun memiliki kesamaan, tiap-tiap individu ini memiliki kualitas dan kuantitatif yang berbeda-beda dalam komposisi spesies. Vegetasi ini berperan penting dalam penentuan ekosistem. 6. Populasi Populasi adalah suatu kelompok individu yang spesiesnya sama dan menempati dalam suatu habitat yang cukup kecil sehingga memungkinkan terjadinya interbreding diantara anggota semua kelompoknya. Beberapa populasi tidak berinterbreding namun melakukan penyerbukan sendiri (self polination) atau bereproduksi secara seksual. Luas wilayah yang ditempati memungkinkan potensi terjadinya pertukaran gen melalui penyerbukan sendiri ataupun tetangga.

C. SPESIALISASI DALAM EKOLOGI TUMBUHAN a. Synekologi Synekologi mempunyai banyak sinonim kata diantaranya adalah: ekologi komunitas, fitososiologi,geobotani, ilmu vegetasi ataupun ekologi vegetasi. Syekologi mempunyai fase fese yaitu: 1. Sosiologi tumbuhan Sosiologi tumbuhan membicarakan mengenai diskripsi dan pemetaan tipe vegetasi dalam suatu komunitas 2. Dinamika tumbuhanDinamika tumbuhan termasuk didalamnya adalah: transfer nutrien, transfer energi, hubungan antaginis atau simbiotik antara anggota, proses dan sebab terjadinya suksesi ataupun perubahan komunitas menurut waktu. Kajian dinamika komunitas dapat diabstrakan dalam level matematika dimana rumus yang dipergunakan dapat memvisualisasi dan mensimulasikan sistem dinamika yang khusus diamati, kajian demikian dapat disebut sebagai ekologi sistem 3. Deduksi evolusi untuk menentukan sifat alam dari suatu komunitas Pernahkan terpikirkan apakah yang menetukan jumlah spesies yang terdapat dalam suatu habitat. Apapula yang ,memyebabkan spesies tersebut eksis dalam habitatnya. Jawaban dalam suatu permasalahan ini seringkali tumpang tindih dengan aut ekologi. b. Aut ekologi Kajian lain dari ekologi tumbuhan adalah mengenai adaptasi dan kelakuan spesies individu atau populasi dalam kaitannya dengan lingkungan hidup meraka. Sub sub dari aut ekologi diantaranya adalah: ekofisiologi, gene ekologi ekologi populasi.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Ekologi merupakan kajian mengenai mahluk hidup di dalam habitat atau dalam lingkungan mereka. Pengkajian pada tingkat hirarkhi makluk hidup disamping memerlukan dukungan dan bantuan dari ilmu lain juga perkembangan tekologi serta alat, tidak terkecuali dengan ekologi tumbuhan yang sangat terkait dengan perkembangan ilmu morphologi tumbuhan dan klasifikasi tumbuhalam serta alat yang dipergunakan untuk kajian lebih dalam. 2. Pengertian vegetasi adalah semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu.. 3. Spesialisasi dalam ekologi tumbuhan terdiri atas sinekologi atau ekologi tumbuhan dan autekologi atau ekologi spesies individu. B. SARAN Bagi para pembaca sekalian yang ingin memperoleh informasih lebih lengkapnya mengenai alga merah, di sarankan agar m,encari lagi referensi yang lain, karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih benyak kekurangan yang harus diperbaiki

DAFTAR PUSTAKA

http://www.gudangmateri.com/2010/06/ekologi-lingkungan-hidup.html Posted : Monday, June 21, 2010 :http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2185049-definisi-sejarah-dan-ruanglingkup/#ixzz1pBuyYYUj Postetd by : Ani Marlina http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi posted : by wikipedia http://blog.uad.ac.id/novatriani/2011/12/04/ekologi-lingkungan-dan-vegetasi/ postet by : novatriani at 4 december 2011 http://arrafz-bioslogos.blogspot.com/2011/05/ekologi-lingkungan-dan-vegetasi.html
http://3gggue.blogspot.com/2012/03/ekologi-lingkungan-dan-vegetasi.html

Macam-macam vegetasi dan ciri-cirinya- Sebelum melihat macam-macam vegetasi dan ciricirinya ada baiknya kita mengetahui dulu pengertian dari vegetasi itu sendiri. Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran Tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah tersebut akan turun 50 C, dari perbdaanperbedan itulah muncul macam-macam vegetasi. Berikut 9 macam vegetasi yang ada di dunia beserta ciri-cirinya. Macam-macam vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut. 1) Bioma Tundra, memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada. Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara yang memiliki curah hujan yang rendah. Oleh karena itu, hutan tidak dapat berkembang di daerah ini. Pada musim dingin, air dalam tanah dingin dan membeku sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh besar. Produsen utama di bioma ini adalah lichenes dan lumut. Binatang yang dapat ditemui di bioma ini, antara lain beruang kutub, reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ketika musim-musim tertentu. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya rusa kutub, beruang kutub, dan serangga terutama nyamuk dan lalat hitam. 2) Bioma Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia. Bioma taiga dikenal sebagai hutan konifer, merupakan bioma terluas di bumi. Bioma ini memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat basah karena penguapan yang rendah. Tanah di bioma taiga bersifat asam. Bioma taiga terdapat di daerah yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100 cm per tahun. Terdapat di Amerika bagian utara dan selatan, Eropa bagian barat, dan Asia bagian timur. Tumbuhan yang hidup di bioma taiga umumnya konifer dan pinus. Hewan yang hidup di bioma ini di antaranya adalah rusa, beruang hitam, salamander, dan tupai. Ciri-ciri lainnya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur. 3) Bioma Hutan meranggas (4 musim), Bioma hutan gugur memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika. Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar di Amerika Timur, Eropa Tengah, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim dingin dan sangat panas pada musim panas (-30C hingga 30C). Curah hujan tinggi dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada saat musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang hidup di bioma ini antara lain tikus,

beruang, bajing, dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin dengan terlebih dahulu mengonsumsi banyak makanan. Ciriciri lainnya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak). 4) Bioma Padang rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia Selatan. Ciriciri lainnya adalah curah hujan kurang lebih 25 30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus, dan ular 5) Bioma gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan). Bioma gurun terdapat di Asia, Afrika, India, Amerika, dan Australia. Tanah yang tandus dan kandungan air yang sangat rendah membuat tumbuhan dan hewan-hewan tertentu saja yang dapat bertahan di daerah ini. Tumbuhan yang dapat bertahan di gurun di antaranya kaktus, sedangkan hewan yang dapat bertahan di gurun di antaranya adalah unta dan ular. Ciri-ciri lain bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mencapai 45C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air, contohnya kaktus. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking. 6) Bioma Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. Terdapat pada daerah Asia, Australia dan Indonesia. Bioma savana (padang rumput) terdapat di wilayah beriklim sedang sampai tropis dengan curah hujan 25 cm sampai 75 cm per tahun. Tumbuhan yang dominan di bioma ini adalah rumput . Hewan yang hidup di bioma ini adalah hewan-hewan yang bisa bertahan di kondisi padang rumput, di antaranya adalah kuda, zarafah, dan singa. Di Indonesia bioma savana dapat ditemukan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). 7) Bioma Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan. Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25C per tahun dan curah hujan yang tinggi sekitar 200 cm per tahun. Tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma ini paling beragam dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma-bioma lainnya. Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan merambat)

seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan. 8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora), kayu api (Avicinea) dan Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit). Terdapat di daerah tropik dan subtropik pada zona pasang surut di tempat landai pada pantai. 9) Hutan lumut, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan lumut dan terdapat di daerah pegunungan.

Gambar beberapa tipe ekosistem (searah jarum jam) yaitu taiga, padang rumput, hutan tropis, dan padang pasir Semua suku tumbuhan terwakili dengan baik di Indonesia. Karena pengetahuan tentang tumbuhan masih terbatas maka belum semuanya dapat dipelajari. Oleh karena itu, masih banyak jenis baru yang menunggu untuk dipelajari. Perkiraan jumlah lumut yang ditemukan di Indonesia sekitar 4.250 sampai 12.000 jenis dari 47.000 jenis yang ada di dunia. Tumbuhan lumut ditemukan hampir 3.000 jenis dari 15.000 jenis lumut yang ada di dunia. Sedangkan, tumbuhan paku-pakuan mencapai 4.000 jenis mewakili seperempat jumlah paku-pakuan yang ada di dunia. Kelompok terbesar terdiri dari tumbuhan berbiji dengan 20.000 jenis, mewakili 8% jumlah yang ada di dunia. Sebaran jenis tumbuhan di Indonesia sangat heterogen. Daerah terkaya adalah daerah hutan hujan primer dataran rendah Kalimantan yang terdiri atas 10.000 jenis tumbuhan berbiji yang 34%-nya merupakan jenis yang endemik.
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/macam-macam-vegetasi-dan-ciri-cirinya/

Komunitas organisme tumbuhan didunia dapat dibagi menjadi enam macam yang utama. Berikut akan diuraikan macam komunitas organisme tumbuhan berdasarkan perubahan naik garis lintang (yang berarti pula penurunan temperaturnya) dalam pembagian mintakat (zona) temperatur. Enam macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Padang rumput Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan di daerah padang rumput pada umunya antara 250 mm 500 mm/tahun. Pada beberapa padang rumput, curah hujan itu dapat mencapai 1.000 mm, tetapi turunya hujan tidak teratur. Hujan yang tidak teratur, dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap kedaan lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relative basah, seperti terdapat di Amerika Utara,

tumputnya dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput bluestem, dan Indian grasses. Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Contohnya adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama. 2. Gurun Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput. Kedaan alam dari padang rumput ke arah gurun biasanya makin jauh makin gersang. Curah hujan di gurun adalah rendah, yaitu sekitar 250 mm/tahun atau kurang. Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 400 c. perbedaan suhu siang dan malam hari (Amplitudo harian) sangat besar. Tumbuhan yang hidup di gurun adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat. Pada umunya, tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon. Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan cepat. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari saja setelah hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi dalam musim berikutnya. 3. Tundra

Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan terletak di dearah lingkungan kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang serta terus-menerus. Daerah tundra di kutub ini dapat mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23 0 LU/LS. Di daerah tundra tidak ada pohon yang tinggi. Kalau ada pohon, maka pohon itu terlihat pendek seperti semak. Di daerah tundra ini banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan lichenes (lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang menyolok dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga pada musim pertumbuha, pemandangannya sangat indah. Tumbuhan di daerah ini dapat beradaptasi terhadap keadaan dingin sehingga akan tetap hidup meskipun dalam keadaan beku. 4. Hutan basah

Di daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan, yang mungkin berbeda dengan yang lain. Hutan-hutan basah tropika di seluruh dunia mempunyai

persamaan. Sepanjang tahun hutan basah cukup mendapat air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan tersebut akan kompleks. Misalnya: terdapat di daerah tropika dan subtropika yang ada di Indonesia, daerah Australia Bagian Utara, Irian Timur, Afrika Tengah, dan Amerika Tengah. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 40 meter dengan cabang-cabangnya yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung (canopy) yang mengakibatkan hutan menjadi gelap. Daerah tudung tersebut cukup mendapat cahaya matahari, tetapi hanya akan mendapat air hujan dan tidak ada sumber lainnya. Dalam hutan basah juga terdapat perubahan-perubahan iklim mikro dari tudung hutan ke bawah sampai ke dasar hutan. Pada tudung hutan terdapat juga kaktus, yang mempunyai jaringan khusus untuk menyimpan air. Tersebarnya daerah kaktus dari gurun yang kering sampai ke hutan basah tropika yang daerah tudungnya juga kering, merupakan contoh dari preadaptasi. Preadaptasi berarti adaptasi terhadap suatu daerah yang juga sesuai bagi daerah lain yang lingkungannya sangat berbeda. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutan tersebut secara langsung. Tetapi kelembaban di daerah itu tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap, yaitu rata-rata 250C. Pada hutan bawah tropika selain pepohonan yang tinggi, terdapat tumbuhan yang khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan dan contoh epifit adalah anggrek. 5. Hutan gugur

Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal berikut: 1. Curah hujan mereka sepanjang tahun, yaitu antara 750 sampai 1.000 mm per tahun serta adanya musim dingi dan musim panas. Dengan adanya musim panas ini tumbuhan di daerah tersebut mengadakan penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin. 2. Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim, mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.

1. adanya musim dingi dan musim panas. Dengan adanya musim panas ini tumbuhan di daerah tersebut mengadakan penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin. 2. Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim, mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.

Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan pohonnya. Di hutan gugur, pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10 sampai 20 spesies 6. Taiga Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya conifer, terutama pohon spruce (picea), alder(alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus). Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat belahan bumi bagian utara (Siberia utara, Rusia, Kanada Tengah dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan. Penyebaran fauna atau hewan darat terutama binatang menyusui banyak ditentukan oleh rintangan alam dan sebagian adanya hubungan antara daratan-daratan.

http://angelsfarum.wordpress.com/2012/01/09/persebaran-jenis-jenis-vegetasi-alam/

You might also like