You are on page 1of 2

Perbandingan Tingkat Kesembuhan Luka Bakar Derajat II Antara Pemberian Madu Bunga Akasia Topikal, Oxoferin, Dan Oksitetrasiklin

Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Dewasa Galur Sprague Dawley Peneliti : Galih Wicaksono1), dr. Muhartono, M.Kes., Sp.PA2) Penelitian ini menggunakan metode percobaan pada hewan tikus putih , terhadap 6 ekor tikus putih yang diberi masing-masing 4 perlakuan selama 14 hari. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan pada bulan oktober-november 2012. pembuatan preparat dan pengamatannya dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Dan penelitian ini bertujuan untuk Perbandingan Tingkat Kesembuhan dan efektifitas madu pada Luka Bakar Derajat II .Dimana dalam penelitian ini berat badan tikus ditimbang dan diadaptasi selama 7 hari, tikus diberi luka bakar berdiameter 2cm dan diberi perawatan selama 14 hari dan hanya dibersihkan dengan aquabides . pada hasil gambaran klinis kelompok madu lebih baik dibandingkan kelompok oxoferin dan oksitetrasiklin pada luka bakar derajat II. Karena madu dapat bekerja melawan infeksi melalui efek mengaktifkan pada sistem kekebalan tubuh. Hal ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian yang merangsang mitogenesis di limfosit B dan limfosit T dan mengaktifkan neutrophil (Hassanein dkk., 2010). Dan madu mampu meningkatkan jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin (Sakri, 2012). Tingginya nutrisi dalam madu yang isinya meningkatkan pasokan substrat di jaringan kulit merangsang produksi epitelisasi dan angiogenesis (Bangroo dkk., 2005). Pada oxoferin hanya terkandung kompleks oksigen yang merangsang pembuluh darah sedangkan di oksitetrasiklin hanya terkandung zat aktif antimikroba (Hardjosaputra dkk., 2008).

You might also like