You are on page 1of 4

BRYOPHYTA / TUMBUHAN LUMUT Kingdom plantae meliputi organisme multiseluler yang telah terdiferensiasi, eukariotik dan sel selnya

a memiliki dinding sel selulosa. Hampir seluruh anggota plantae sel selnya mempunyai klorofil sehingga bersifat autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri. Yang termasuk plantae adalah lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Adapun penjelasan dari berbagai kelompok tumbuhan/plantae sebagai berikut : Termasuk divisi bryophyte, berasal dari bahasa yunani yang berarti tumbuhan lumut , pada umumnya lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.

Gambar 9. Tumbuhan lumut dengan sporofit muda dan bagian-bagian lumut 1. Ciri Ciri Tubuh a. Sel sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa. b. Pada semua tumbuhan yang tergolong maupun lumut terdapat persamaan susunan bentuk susunan

gametangiumnya

(anteredium

arkegonium)

terutama

arkegoniumnya,

mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta). c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian bagian sebagai berikut: 1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang membentuk rizoid rizoid epidermis. 2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks. 3. Silinder pusat terdiri dari sel sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam garam mineral (makanan). Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem. d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. f. Rizoid tampak seperti rambut / benang benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam garam mineral (makanan). g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:

1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium. 2. Seta atau tangki 3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora 4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora. 5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.

Gambar 10. Struktur sporofit (sporogonium) 2. Reproduksi Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut: 1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher. 2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.

Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.

G Gambar 11. Pergiliran Ke eturunan tum mbuhan lumu ut.dan seper rti bagan met tagenesis: Jika anteredium a d arkegonium berada dalam dan d satu in ndividu, tumb buhan lumut t disebut ber rumah satu (monoesis) da an jika dalam m satu individu hanya terd dapat antered dium atau ar rkegonium sa aja ua (diesis). disebut berumah du

fikasi 3. Klasif Digo olongkan menjadi dua kelas , nam mun berdasa arkan peneli itian terbaru u maka lumu ut dibagi menjadi tiga kelas ya aitu Musci, Hepaticeae, H d Anthoceroraceae. dan ut daun / Mu usci a. Lumu Lumut daun n banyak ter rdapat ditem mpat tempa at yang lemb bab, mempu unyai struktu ur seperti ng disebut riz zoid dan stru uktur seperti daun. akar yan Siklus hidup lumut mengalami m pe ergantian antara generas si haploid dengan diploid. mnya lebih ke ecil , berumu ur pendek dan hidup ter rgantung pad da gametofit t. Contoh Sporofit pada umum j , Furaria, Pog gonatum cirr ratum, Aerob brysis longiss sima, dan lumut ini antara lain: Polytricum juniperinum ambut Sphag gnum. lumut ga

Gambar 12. Sphagnum dan Polytric cum juniperin num

b. Lumut hati (Hepaticeae) Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan Porella.

Gambar 13. Marchantia polymorpha dengan anteridium dan arkegonium c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae) Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing masing mempunyai kloroplas tunggal berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh tanduk adalah Anthoceros laevis. 4. Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia , tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. yang lumut pada

You might also like