You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri, Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup kelompok tersebut. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan besar. Pada mulanya manusia hidup dalam kleluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok besar lagi seperti suku, masyarakat, dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk Negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang di bentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertantu, dan memppunyai pemerintah yang sama. Negara memiliki pengertian yang berbeda. Apabila Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan dari persekutu hidup manusia maka bangsa lebih menujukkan pada persekutuan hidup manusia hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai Negara bersatu. Baik bangsa maupun Negara memiliki cirri khas yang membedakan bangsa atau Negara tersebut dengan bangsa atau Negara lain di dunia. Ciri khas sebuah Negara juga merupakan indentitas dari Negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.

1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud karakteristik identitas nasional? 2. Apa yang dimaksud karakteristik lahirnya faham nasionalisme?

1.3.Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud karakteristik identitas nasional. 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud karakteristik lahirnya faham nasionalisme
1

1.4.Manfaat 1. Manfaat bagi penulis Mendapatkan ilmu pengetahuan baru Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan Mendapat kesempatan untuk tampil dalam mempertahankan pendapat atau gagasan

1. Manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat Dapat lebih memahami pentingnya identitas nasional dalam diri mahasiswa

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian ini maka setiap detik bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut terbentuk secara histories. Maka pada hakikatnya Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. Istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkahlaku individu. Oleh karena itu, menurut Ismaun (1981: 6 ) Kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain. Berdasarkan uraian diatas , maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional suatu bangsa, adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut.oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapt dipisahkan dengan pengertian peoples character , National character, atau National Identity . Oleh karena itu, identitas nasional suatu bangsa termasuk identitas nasional Indonesiajuga harus dipahami dalam konteks dinamis. Bagi bangsa Indonesia dimensi dinamis identitas nasional bangsa Indonesia belum menunjukkan perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa Indonesia mengalami kemerdekaan 17 Agustus 1945, berbagai perkembangan ke arah kehidupan kebangsaan dan kenegaraan mengalami kemerosotan dari segi identitas nasional. Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat itu dikenal periode orde lama dengan penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya sentralistik. Berkembangnya partai komunis pada periode ini dipandang sebagai keagalan pemerintah untuk mempertahankan Pancasila ideologi dan dasar negara kesatuan Republik Indonesia yang berakibat jatuhnya kekuasaan orde lama. Kekeliruan orde baru pada akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis diberbagai bidang kehidupan. Sudah banyak memang yang dilakukan pemerintah negara Indonesia dalam melakukan reformasi, baik dibidang politik, hukum, ekonomi, militer, pendidikan serta
3

bidang-bidang lainnya. Namun demikian, sebagai bangsa yang kuat dari seluruh elemen masyarakat.

2.2 Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Sedikitnya ada 2 faktor yang mendukung kelahiran identitas suatu bangsa, yaitu faktor objektif dan subjektif. Bagi bangsa Indonesia faktor objektif mendukung kelahiran identitas nasional meliputi faktor geografis-ekologis dan demokratis. Sedangkan faktor subjektif adalah faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The power of Identity ( Suryo, 2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor pnting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaan, dan hal inilah yang dikenal dengan bhineka tunggal ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Fakta keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengn perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat unsur-unsur sosial, agama, ekonomi, budaya, geografis yang berkaitan dan terbentuk melalui suattu proses yang cukup panjang ( Kaelan dan Zubaidi, 2007 : 50-51 )

2.3 Unsur-unsur Pembentuk Indentitas Nasional a) Sejarah Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang pada masa kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Pada dua kerajaan tersebut telah membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abat-abat berikutnya. b) Kebudayaan Aspek kebuayaan yang menjadi unsur pembentuk indentitas nasional meliputi: akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa Indonesia. c) Suku Bangsa Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus dikembangkan dan di budayakan. d) Agama Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain dari kemajemukan dengan kata lain, agama dan keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi juga merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan dengan, salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas, atau kelompok lainnya. e) Bahasa Bahasa adalah salah satu atribut indentitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. f) Kasta dan Kelas

Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tingi dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik merupakan komponen-komponen terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan monopolisasi dan kesempatan-kesempatan. 2.4 Karakteristik identitas nasional Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas. Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai mandheg dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat Indonesia harus berhadapan dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan identitas nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh kebudayaan bangsa Indonesia. Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.

Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan dalam pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen : 1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya 2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional 2.5 Hakikat Negara 1. Arti negara Menurut kamus bahasa Indonesia, Negara mempunyai dua pengertian berikut. Pertama , Negara adalah organisasidisuatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya . kedua, Negara adalah kelompok social yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintahan yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, berkedaulatan sehingga berhak manantukan tujuan nasionalnya.

Pergertian Negara dari pendapat para ahli, anatara lain sebagai berikut.[6] A. Georg jellink Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman diwilayah tertentu. B. Kranenbrurg Negara adalah organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri. C. Roger f. Saultau Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat. Dan masih banyak pendapat tokoh-tokoh lain-lain. 2. a. Unsur-Unsur Negara Rakyat Yaitu Orang yang bertempat tinggal diwilayah yang tunduk pada kekuasaan Negara yang mendukung Negara bersangkutan. b. Wilayah

Yaitu daerah yang menjadi kekuasaan Negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat Negara. Wilayah Negara mencakup wilayah darat, laut, dan udara. c. Pemerintah yang berdaulat Yaitu adanya peyelenggaraan Negara yang memiliki kekuasaan penyelenggaraan pemerintah dinegara tersebut.kedulatan berate mempunyai kekuasaan ncvbguntuk ditaati oleh rakyatnya. Kedaulatan keluar adalah Negara mampu mempertahankan diri dari seranga Negara lain. 3. a. Teori Terjadinya Negara Proses Terjadinya Negara secara Teoretis secara teoretis yang dimaksud adalah, para ahli politik dan hukum tata Negara berusah membuat teoretisasi tentang terjadinya Negara. Dengan demikian,ada Beberapa teori terjadinya njegara adalah sebagai berikut; a) Teori Hukum Alam Teori hukum alam merupakan hasil pemikiranpaling awal,yaitu masa plato dan aristoteles, menurut teori hukum alam, terjadinya Negara adlah sesuatu yang alamiah. Bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut hukum alam, yaitu mulai dari lahir sampai akhitnya mati. b) Teori Ketuhanan Teoru ini muncul setelah lahirnya agama-agama besar di dunia, yaitu islam dan Kristen. Dengan demikian, teori ini di pengaruhi oleh paham keagamaan. Menurut teori ketuhanan, terjadian Negara adalah kerena kehendak tuhan, didasari kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari dari Tuhan dan terjadi atas kehendak Tuhan. Munculnya paham teori ini karena orang yang beragam yakin bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa (paham monoteisme) dan dewa-dewa (paham politeisme) yang menciptakan alam semesta dan segala isinya terhadap Negara. c) Teori perjanjian Teori perjanjian sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan Tuhan. Manusia berada dalam kedua keadaan, yaitu keadaan sebelum bernegara dan keadaan setelah bernegara. Negara pada dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara tersebutuntuk kemudian menjadi masyarakat yang bernegara. Pendapat lain mengemukakan oleh G. jellinek, yaitu terjadinya negaradapat dilihat secara primer dan sekunder . perkembangan Negara secara primer membicarakan tentang bagaimana pertumbuhan Negara mulai dari persekutuan atau kelompok masyarakat yang sederhana berkembang menjadi Negara yang modelr. Menurutjellink, terjadinya Negara primer melalui tahapan, yaitu a) Persekutuan masyarakat,
8

b) c) d)

Kerajaan, Negara, dan Negara demokrasi Perkembangan Negara secara sekunder membicarakan tentang bagaimana

terbentuknya Negara baru yang dihubungkan dengan masalh pengakuan. Jadi, ada tidaknya pengakuan dari Negara lain. b. Proses terjadinya Negara di zaman modern Menurut pandangan ini dalam kenyataannya, terjadinya Negara bukan disebabkan oleh teori-teori seperti diatas. Negara-negara di dunia ini terbesar karena melalui beberapa proses, seperti: a. Penaklukan atau fusi, b. Peleburan atau fusi c. Pemecahan, d. Pemisahan diri e. Perjuangan atau revolusi f. Penyerahan/pemberian, dan g. Pendudukan atau wilayah yang belum ada pemerintah sebelumnya. Penaklukan yaitu,suatu daerah yang tidak dipertuan kemudian diambil alih dan didirikan Negara di wilayah itu. Pelebaran adalah suatu penggabungan dua atau lebih Negara menjadi Negara baru. Pemecahan adalah terbentuknya Negara-negara baru akibat terpecahnya Negara lama sehingga Negara sebelumnya menjadi tidak lagi. Pemisahan diri adalah memisahkan suatu bagian wilayah Negara kemudian terbentuknya terbentuk Negara baru. Pemisahan berbeda dengan pemecahan di mana

Negara lama masi ada. Perjuangan merupakan hasil dari rakyat suatu wilayah yang umumnya dijajah Negara lain kemudian memerdekakan diri. Penyerahan atau pemberian adalah pemberian kemerdekakan kepada suatu kolono atau Negara lain yang umumnya adalah bekas jajahannya, inggris dn perancis yang memiliki wilayah jajahan di afrika. Banyak memberikan kemerdekaan kepada bangsa didaerah tersebut. Kedudukan terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak berpemerintahan. Misalnya Australia merupakan daerah yang ditemukakan inggris meskipun

di sana terhadap suku abirigin . daewrah Australia selanjutnya dibuat kolono-koloni di mana penduduknya didatangakan dari daratan Eropa. Australia dikemerdekaan tahun 1901 4. Fungsi Dan Tujuan Negara Fungsi Negara merupakan gambaran apa yang dilakukan Negara untuk mencapai tujuannya. Fungsi Negara dapat dikatakan sebagai tugas dari pada Negara. Negara ornisasi kekuasaan dibentuk untuk menjalani tugas-tugas tertentu. Di bawah ini adalah fungsi Negara menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut. a. John locke Seorang sarjana inggris membagi fungsi Negara menjadi tiga fungsi, yaitu 1) Fungsi legislative, untuk membuat peraturann 2) Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan peratuaran; 3) Fungsi federative, untuk mengurusi urusan luar negri dan urusan perang dan damai. b. Mostesquieu Tiga fungsi Negara menerut Montesquieu adalah 1) Fungsi legislative, membuat undang-undang; 2) Fungsi eksekutif, melaksanakan undang-undang; 3) Fungsi yudikatif, untuk mengawasi agar semua praturan ditaati. Dan beberapa pendapat yang lain. Keseluruhan fungsi Negara tersebut diselenggarakan bersama. Adapun tujuan Negara berbeda-beda. Di bawah ini beberapa pendapat tujuan Negara menurut para ahli. 1. Roger H. Soltau Tujuan Negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin. 2. Harold J . Laski, Tujuan Negara adalah menciptakan keadaan di mana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal. 3. Pluto Tujuan Negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai invidu maupun sebagai mahkluk social. 4. Thomas Aquimno dan Agustina Untuk mencapai penghidupan aman dan tenteram dengan taat kepada pimpinan dan dawah pimpinanTuhan. Pemimpin Negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan tuhan yang diberikan kepadanya.
10

2.6 BANGSA DAN NEGARA INDONESIA 1. Hakikat Negara Indonesia Negara kita adalah Negara Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustus 1945

disingkat Negara RI Proklamasi. Maksudnya dari pernyataan ini adalah bahwa Negara Indonesia yang didirikan ini tidak bisa lepas dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Ir. Soekarno, yang dimaksud bangsa Indonesia adalah seluruh manusia yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal secara bersama di wilayahNusantara dari Ujung Barat (sabang sampai ujung timur(marauke) yang memiliki le desir detre (Pendapat Ernest Renan) dancharaktergemeinschaft(pendapat otto Van Bauer) yang telah menjadi satu. Kemunculan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh paham nasionalisme.

Tujuan dari paham kebangsaan (nasionalisme) sendiri adalah menciptakan Negara bangsa yang wilayah dan batas-batasnya menyerupai atau mendekat makna bangsa. Factor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia, sebagai berikut. 1) Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun. 2) Adanya keinginan bersama untuk merdeka, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari sabang sampai marouke 3) Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari sabangmarauke. 4) Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemkmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa. Berdasarkan factor ini, factor pembentukan identitas kebangsaan Indonesian bukanlah factor-faktor primordial, tetapi factor histeris. Hakikat Negara Kesatuan Repoblik Indonesia adalah Negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah Negara yang membentuknya didasarkan pada semangat kebangsaan-atau nasionalisme-yaitu pada tekat suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu Negara yang sama walaupun warga mastarakat tersebut berbeda-beda aga,a, ras,etnik atau golongannya. 2. Proses terjadinya Negara Indonesia Terjadinya Negara Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahab yang berkesenambungan. Rangkaian tahab perkembangan tersebut digambarkan sesuai dengan keempat alinea dalam pembukaan UUD 1945. Secara teoretis, perkembangan Negara karana Indonesia terjadi sebagai berikut.

11

a)

Terjadinya Negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya pengakuan akan hak setiap bangsa untuk merdekakan dirinya.

b) c)

Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Terjadinya Negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama

d)

Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan Negara yang meliputi tujuan Negara, bentuk Negara, system pemerintahan Negara, UUD Negara, dan dasar Negara. Dengan demikian , semakin sempurna proses terjadinya Negara Indonesia. Berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya Negara-negara Indonesia bukan melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau penyerahan, bukti menujukkan bahwa Negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan (revolusi), yaitu perjuangan melawan penjajahan sehingga berhasil memproklamasi kemerdekaan Indonesia. Usaha mendirikan Negara melalui perjuangan sangat membanggakan diri seluruh seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berbeda bila bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan karena diberi oleh bangsa lain.

3.

Cita-cita, tujuan, dan visi Negara Indonesia Bangsa Indonesia bercita-cita menjuwudkan Negara yangbersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Dengan rumusan yang singkat, Negara Indonesia bercita-cita mengwujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur . Tujuan Negara Indonesia selanjutnyaterjabar dalam Alinea IV pembukaan UUD 1945. Secara terinci sebagai berikut;

a) b) c) d)

Melindungi segenap bangsaindonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; Memajukan kesejahteraan umum; Mencerdaskan kehidupan bangsa; Ikut melaksanakan ketertiban dunia yand berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi, dan keadilan social. Adapun visi Indonesia adalah terwujudnya masyarakat indonesiayang damai, demikratis, berkeadilan, budaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Repoblik Indonesia yang didukumg oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakw,berahklak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisplin (Tap MPR No. Visi MPR/2001). Setelah tidak adanya GBHN maka berdasarkan Rencana pembangunanjangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 sebagai berikut.
12

1)

Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang aman, bersatu, rukun dan damai.

2)

Terwujutnya masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjujung tinggi, hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusia.

3)

Terwujudnya perekomonian yang mampu menyediakan kesempatankerja dan penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang selanjutnya.

2.7 Pengertian Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan kepada negara dan bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial. Nasionalisme dapat diwujudkan dalam sebuah identitas

politik/kepentingan bersama dalam bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa (nation) dengan demikian bangsa (nation) merupakan suatu badan (wadah) yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki seperti : ras, etnis, agama, bahasa dan budaya. Dari unsur persamaan tersebut semuanya dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama untuk menentukan tujuan bersama. Tujuan ini direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas : populasi, geografis, dan pemerintahan yang permanen yang disebut negara (state). Menurut Dean A. Mix dan Sandra M. Hawley, nation-state merupakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik seperti ketentuanketentuan perbatasan teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa lain dan sebagainya. Menurut Koerniatmante Soetoprawiro secara hukum peraturan tentang kewarganegaraan merupakan suatu konsekuensi langsung dari perkembangan nasionalisme. 2.8 Latar belakang lahirnya nasionalisme Indonesia Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi politik pada abad ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul di kalangan pribumi. Ada 3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonsia.

13

Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam pembentukan nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc. Turman Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari agama lain. Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama kali di Indonesia dalam aksi kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Syarikat Islam yang berdiri pada awalnya bernama Syarikat Dagang Islam dibawah kepemimpinan H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi organisasi politik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat. 2.9 2.9.1
o

Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia Faktor dari dalam (internal)

Kenangan kejayaan masa lampau Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persiapernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaanMajapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruhNusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.

Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.

Munculnya golongan cendekiawan Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.

14

Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan

1. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia. 2. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. 3. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia. 2.9.2 Faktor dari luar (eksternal)
o o

Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara a. b. c. d. e. Pergerakan Kebangsaan India Gerakan Kebangsaan Filipina Gerakan Nasionalis Rakyat Cina Pergerakan Turki Muda (1908) Pergerakan Nasionalisme Mesir

Munculnya Paham-paham baru Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia. 2.10 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah Indonesia untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :
15

1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850. 2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia. 3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional. 4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia. 5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka 6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia. 7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

2.11 Karakteristik nasionalisme Indonesia Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemedekaan dari cengkraman kolonial . Semangat Nasionnalisme dipakai sebagai metode perlawanan, sebagaimana yang disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Platner bahwa para penganut nasionalisme dunia ketiga secara khas menggunakan pretorika anti kolonialisme dan anti imperialisme . Dengan demikian , bangsa merupakan suatu wadah yang didalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan keyakinan yang mereka miliki . unsur persamaan itu dijadikan identitas politik berdasarkan geopolitik dan pemerintahan permanen (negara). Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut penganutnya paham nasionalisme yang disampaikan oleh Soekarno bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit (chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.

16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 1. Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas. 2. Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemedekaan dari cengkraman colonial dan Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut penganutnya paham nasionalisme bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit (chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa 3.2 Saran 1.Diharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya karakteristik identitas nasional dan karakteristik nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa 2.Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar mengetahui pentingnya karakteristik identitas nasional dan karakteristik nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara 3.Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang peduli terhadap identitas dan nasionalisme Indonesia

17

You might also like