You are on page 1of 11

Asuhan Keperawatan No Data 1.

DS : klien mengeluh lemas dan mudah lelah ketika beraktivitas DO : Hb 5g/dl Diagnosa Perfusi jaringan menurun b.d. penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi b. Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan selular c. Awasi upaya pernapasan: auskultasi, bunyi naapas, perhatikan bunyi adventisius c. Dispnea, gemericik menunjukkan GJK karena renggangan jantung lama/ peningkatkan kompensasi curah jantung Tujuan Perfusi jaringan adekuat Intervensi Mandiri kapiler, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku Rasional

a. Awasi tanda vital, kaji pengisian a. Memberikan informasi tentang derajat / keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi

d. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi

d. Iskemia selular mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark

Kolaborasi

a. Awasi pemeriksaan laboratorium mis. Hb/Ht dan jumlah SDM, GDA b. Berikan SDM darah lengkap/packed, produk darah sesuai indikasi, awasi ketat untuk komplikasi transfuse. c. Berikan oksigen tambahan 2. DO :postur tubuh seperti anak kecil dan berat badan sangat kurang Gangguan nutrisi b.d. kekurangan nutrient yang dibawa oleh darah Menunjukkan peningkatan berat badan/ berat badan stabil dengan nilai laboratorium normal sesuai indikasi Mandiri a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai b. Observasi dan catat masukan makanan pasien

a. Mengindentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respon terhadap terapi b. Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen: memperbaiki defisiensi untuk menurunkan risiko perdarahan c. Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan a. Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi b. Mengawasi masukan kalori/kualitas kekutrangan konsumsi makanan

c. Timbang berat badan tiap hari

c. Mengawasi penurunan berat badab /efektivvitas intervensi nutrisi

d. Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering dan

d. Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan

atau makan di antara waktu makan

dan meningkatttkan pemasukan juga mencegah distensi gaster

e. Berikan dan bantu hygien mulut yang baik: sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyiktan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka

e. Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh atau luka/perdarahandan

Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi, mis: a. vitamin dan suplemen mineral, mis:sianokobalamin (vit B12), asam folat (Flovite): asam askorbat (vitamin C)

nyeri berat

a. Kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanya masukan oral yang buruk dan defisiensi yang di identifikasi b. Mungkin berguna pada

b. Antijamur atau pencuci mulut anestetik jika ada indikasi c. Berikan diet halus, rendah serat, menghindari makanan panas, pedas, atau terlalu asam sesuai indikasi d. Berikan suplemen nutrisi mis: Ensure, Isocal

beberapa tipe anemia defisiensi besi c. Bila ada besi oral nyeri bisa membatsi tipe makanan yang dapat ditoleransi pasien

d. Meningkatakan masukan protein dan kalori

3.

DO : kulit yang bersisik kehitaman

Integritas kulit berhubungan dengan penumpukan zat besi

Mendemonstrasikan perilaku atau teknik mencegah kerusakan kulit

a. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, dan hangat local

a. Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan immobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.

b. Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun.

b. Area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organism patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit secara

berlebihan dan meningkatkan iritasi. 4. DS: klien mengeluh lemas, mudah lelah ketika beraktivitas DO: Hb 5 g/dl Intoleran aktivitas b.d. kelemahan Pasien menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi a. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas atau AKS normal, laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas b. Kaji kehilangan atau kehilangan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot b. Menunjukkan perubahan neurologi karena defisienssi vit B12 mempengaruhi keamanan pasieb/risiko cedera c. Awasi TD, nadi, pernapasan,selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas (mis:peningkatan denyut jantung/TD, distrimia, pusing, dipsnea, takipnea, dsb) d. Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. d. Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan c. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan a. Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan

Pantau dan batasi pengunjung dan gangguan berulang tindakan yang tak direncanakan e. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing f. Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu, memungkinkan pasien untuk melakukannya sebanyak mungkin. g. Gunakan tekik penghematan energy mis: mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan tugas-tugas h. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, napas pendek, f.

menurunkan regangan jantung dan paru e. Hipotensu postural/hipoksia cerebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan risiko cedera Membantu bila perlu, harga diri ditingkatka bila pasien melakukan sesuatu sendiri

g. Mendorong pasien melakukan banyak aktivitas dengan membatasi penyimpangan energy dan mencegah kelemahan h. Regangan/stress kardipulmonal//stress dapat menimbulkan dekompensasi (gagal)

kelemahan,dsb 5. DO : Hb 5 g/dl Risiko infeksi b.d penurunan system imun Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah atau menurunkan risiko infeksi Mandiri a. Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawtan danpasien b. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur atau perawatan luka c. Berikan perawatan luka, prianal, dan oral dengan cermat Kolaborasi Berikan antiseptic topical, antibiotic sistemik Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local. 6. DO: HB 5 g/dl Potensial gagal jantung Mengurangi resiko gagal jantung Mandiri : a. Kaji tanda vital b. Batasi aktivitas yang dapat memperberat gejala 7. DO : postur klien seperti anak kecil Gangguan psikososial b.d Mandiri a. Ciptakan atau pertahankan a. Meremehkan sikap peduli a. Memberikan informasi tentang derajat keparahan jantung. b. Aktivitas yang berat dapat meningkatkan kerja jantung c. Menurunkan risiko kulit atau jaringan dan infeksi b. Menurunkan risiko kolonisasi/infeki bakteri a. Mencegah kontaminasi silang/ kolonisasi bacterial.

dan kulit bersisik kehitaman

penampilan fisik

hubungan terapeutik pasien-perawat, diskusikan perasaan takut atau hal yang dipikirkan pasien

dan mengembangka rasa saling percaya antara pasien dan perawat yang didalmnya pasien bebas untuk mengekspresikan ketakutan ditolak, hilangnya fungsi atau penampilan yang dimiliki sebelumnya, persaan putus asa, tidak berdaya mengenai perubahan yang mungkin terjadi. Meningkatkan rasa sejahtera bagi pasien.

b. Catat tingkah laku menarik diri atau sikap menyangkal/terlalu memikirkan tubuh/proses penyakitnya

b. Awalnya mungkin merupakan respon perlindungan yang normal, tetapi jika bekepanjangan bisa menghalangi sikap untuk menghadapi kenyataan sebagaimana seharusnya dan dapat menuntun kearah koping yang tidak efektif.

c. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan,

c. Konfrontasi pasien terhadap situasi yang nyata dapat

biarkan pasien menangani informasi dengan cara dan waktunya sendiri

mengakibatkan peningkatan ansietas dan mengurangi kempuan untuk mengatasi perubahan peran atau knsep diri.

d. Akui kenyataan dari proses berduka sehubungan dengan perubahan yang nyata atau yang dipersepsikan.

d. Secara alamiah penyakit mengarah ppada persaan kehilangan yang terus berjalan dan perubahan dalam semua aspek kehidupan, terputusnya kemampuan untuk mencari jalan keluar terhadap proses berduka terasebut

e. Kaji kembali informasi mengenai jalannya penyakit

e. Ketika pasien belajar mengenai penyakit dan menjadi sadar bahwa tingkah laku terse but dapat mempengaruhi secara cukup berarti terhadap munculnya atau meredanya penyakit, pasien mungkin mersa lebih terkontrol, meningkatkan rasa harga

diiri.catatan beberapa pasien mungkin penyakitnya tidak akan pernah mereda f. Berikan informasi lisan atau tertlis mengenai apa yang sedang terjadi dan diskusikan dengan pasien atau orang terdekat g. Catat munculnya depresi/perubahan proses pikir f. Membantu pasien menerima keadaan disisni dan sekarang. Menurunkan rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, memberi sumber rujukan untuk dimasa datang g. Adaptasi jangka panjang terhadap penyakit yang makin lama makin memperlemah dan akibat yang fatal merupakan penyesuaian emosi yang sulit, selain itu kerusakan otak mempengaruhi jadi eradaptasi perubahan kehidupan ini. Individu percaya bahaw a bunuh diri adalah jalan terbaik untuk mengatasi apa yang sedang terjadi.

Manajemen Kolaboratif 1. Transfusi PRC diberikan maks. Seminggu 2x dengan tujuan untuk menggantikan eritrosit yang rusak. 2. Pemberian obat desferoxamid yang di berikan secara oral atau diinjeksikan dengan dosis 8-12 jam/hari dan dilakukan 5-7 kali dalam seminggu. Obat ini bertujuan untuk membuang/mengeluarkan zat besi yang menumpuk didalam tubuh.

You might also like