You are on page 1of 5

Nama NPM Jurusan

: Muhammad Imam : 1206272620 : Ilmu Politik

Penodaan Agama dalam Sudut Pandang Agama Islam

Meluasnya Islam di berbagai belahan dunia menyulut kemarahan musuh-musuh agama suci ini. Mereka berupaya merendahkan Islam dengan cara-cara yang menjijikkan seperti pelecehan dan penistaan terhadap al-Quran dan kesucian Nabi Muhammad Saw. Berbagai hal dilakukan untuk membuat umat muslim di seluruh dunia marah, seperti film fitnah, karikatur nabi,dan yang terbaru adalah innoncence of muslim, film yang menodai agama islam, sehingga kerukunan beragama kita terkoyak kembali. Dalam film yang berdurasi dua jam tersebut, pribadi suci Rasulullah Saw dihina sedemikian rupa dan beliau digambarkan sebagai manusia yang dilumuri dosa. Sering kita terbawa emosi untuk menghabisi orang-orang yang telah mencemarkan nama baik nabi tersebut. Dalam kitab Nidzam al-Uqubat1 dijelaskan beberapa tindakan yang diaktegorikan menodai agama Islam beserta sanksi yang dapat diterapkan negara kepada pelakuknya: (a) orang yang melakukan propaganda ideologi kufur atau pemikiran kufur diancam hukuman penjara hingga 10 tahun. Jika ia seorang muslim maka sanksinya adalah sanksi murtad yakni dibunuh; (b) tulisan atau seruan yang mengandung celaan atau tikaman terhadap aqidah kaum muslim diancam 5-10 tahun. Jika celaan tersebut masuk dalam kategori murtad maka jika pelakunya muslim ia dibunuh; (c) seruan pemikiran kufur kepada selain ulama, atau penyebaran pemikiran kufur melalui berbagai media dpenjara hingga 5 tahun; (d) seruan terhadap aqidah yang dibangun atas dalil dzhan atau pemikiran yang dapat mengakibatkan kemunduran ummat Islam dicambuk dan dipenjara hingga 5 tahun; (e) orang yang meninggalkan shalat dipenjara hingga 5 tahun; jika tidak berpuasa tanpa udzur, ia dipenjara dua bulan dikalikan puasa yang ia tinggalkan; dan orang yang menolakan menunaikan zakat selain dipaksa membayar zakat maka ia dipenjara hingga 15 tahun. Adapun tehadap agama lain, Islam telah melarang setiap celaan yang ditujukan kepada tuhan-tuhan dan sesembahan agama mereka. Hal ini karena perbuatan tersebut dapat memicu terjadinya perlakukan serupa oleh mereka kepada Allah swt yang jelas merupakan kemungkaran. Allah swt berfirman:

Al-Maliky, An-Nidzamu al-Uqubat,Beirut: Dar al-Ummah (1990), hlm. 200 (diakses melalui

http://muhishak.wordpress.com/2010/02/05/antara-kebebasan-beragama-dan-penodaan-agama)

Dan jangalah kalian mencela tuhan-tuhan yang mereka seru selain Allah sehingga mereka mereka mencela Allah dengan dengan permusuhan dan tanpa ilmu. (QS: al-Anam: 108) Dalam konteks hukum Islam, hukuman bagi penista Nabi Shallallahu alaihi Wassalam adalah hukuman mati. Imam Qadhi Iyadh menjelaskan dalam al-Syifa2, bahwa hukuman mati tersebut merupakan ijma ulama. Qadlhi Iyadh menulis: Ketahuilah bahwa siapa saja yang menghina Nabi Shallallahu alaihi Wassalam, merendahkannya, menisbatkan dengan sifat-sifat yang merendahkan pribadinya, merendahkan agamanya, menghina tingkah lakunya, atau menyerupakan dengan sesuatu yang buruk dan tidak pantas, maka hukumannya adalah mati Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam pernah bersabda: Barangsiapa menghina Nabi, maka bunuhlah, dan barangsiapa menghina sahabatku maka pukullah. (HR.Husein bin Ali dalam al-Syifa). Qadhi Iyadh mengatakan bahwa riwayat hadis ini shahih. Hukuman mati bukankah kekerasan atau anarkisme. Tapi hukuman tersebut merupakan usaha preventif dari bentrok sosial. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa bukan hanya penista Nabi yang dihukum, tapi juga penodaan terhadap ajaran Nabi dan para sahabatnya. Hanya, hukuman terhadapa penghina sahabatnya adalah dengan didera. Meski begitu menurut Qadhi Iyadh, baik penghina Nabi, ajaran ataupun para sahabatnya disebut sebagai orang terlaknat. Dalam satu keterangannya, mereka dilaknat oleh para malaikat dan semua manusia pada hari kiamat nanti. Dalam konteks hukum, para pencaci sahabat juga kategori melakikan tindak penistaan agama yang mesti dijerat hukuman. Selain itu, sebagaimana pernyataan Imam Syafii, Khalifah harus mensyaratkan kepada mereka bahwa siapa saja dari mereka yang mengatakan tentang Kitabullah, Muhammad Rasulullah atau ajaran agama Allah yang tidak pantas dan melakukan berbagai pelanggaran lainnyaseperti berzina dengan wanita Muslim, menjadi mata-mata negara kafir harbi atau menjadi perompakmaka perjanjian dengan mereka terputus. Dengan kata lain, mereka tidak lagi dikategorikan sebagai warga negara Khilafah. Mereka juga tidak diperkenankan untuk menyebarluaskan agama mereka.Hal ini karena perbuatan tersebut merupakan bagian dari upaya penyebaran kemungkaran. Allah SWT berfirman:

(Al-Syifa bi Thariqi Huquqi al-Musthofa, II/130-131).

Jika mereka melanggar janji mereka setelah mereka berjanji dan mencela agama kalian maka perangilah orang-orang kafir tersebut karena tidak ada lagi janji atas mereka. Ini agar mereka berhenti (berbuat demikian) (QS at-Taubah [9]: 12). Ayat ini menurut al-Qurthubi3 dijadikan dalil oleh sebagian ulama atas kewajiban membunuh setiap orang yang mencela (ath-than) agama Islam karena ia telah kafir. Celaan terhadap Islam menurut beliau adalah menisbahkan apa yang tidak pantas pada Islam serta meremehkan bagian ajaran agama yang telah ditegaskan kebenaran pokoknya dan kelurusan cabangnya secara qathi. Salah satu contoh bentuk penodaan tersebut adalah celaan terhadap Nabi saw. Menurut sebagian besar ulama, orang yang mencela Nabi saw., merendahkan martabatnya atau menyifatinya dengan hal-hal yang tidak pantas maka hukuman baginya adalah hukuman mati. Sejatinya, arti kata Islam adalah damai dan jauh dari kata perang, karena Allah swt membenci nama hambaNya yang bernamakan harb yang artinya perang, dan mencintai nama abdur rohman yang artinya hamba penyayang untuk dijadikan sebuah nama.jangankan berperang, menghina agama orang lain saja dilarang oleh agama islam, seperti tercantum di alquran suci,, Jangan menghina Tuhan yang mereka sembah selain Allah "Walaa tasubbuu alladziina yad'uuna min duuni allaahi fayasubbuu allaaha 'adwan bighayri 'ilmin kadzaalika zayyannaa likulli ummatin 'amalahum tsumma ilaa rabbihim marji'uhum fayunabbi-uhum bimaa kaanuu ya'maluuna" Dan janganlah kamu menghina sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan menghina Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan ( QS. Al An'aam: 108) Berperang pun dilarang oleh agama, kecuali dalam keadaan tertindas, terjajah, dan terusir dari tanah air dan Nabi Muhammad beserta sahabat-sahabat beliau berperang itu karena beliau diminta untuk memerangi kaum penjajah yang menindas rakyatnya. Hadist nabi mengatakan bahwa, barang siapa yang menyakiti orang non muslim yang cinta damai, maka dia sama dengan menyakitiku. Membunuh satu manusia baik itu muslim/non muslim dengan sengaja tanpa ada alasan yang jelas dan tidak berhak, maka sama

Al-Qurthuby, al-Jami li Ahkami al-Quran,Riyadh: Dar Alim al-Kutub (2003), hlm.61/VII (diakses melalui http://muhishak.wordpress.com/2010/02/05/antara-kebebasan-beragama-dan-penodaan-agama)

saja dengan membunuh seluruh umat manusia, dan apabila membantu satu orang untuk bertahan hidup, maka sama saja dengan membantu hidup seluruh umat manusia. Jadi, hal utama untuk membendung terjadinya konflik yang berujung kekerasan dalam kehidupan beragama adalah toleransi. Toleransi berarti konsep untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerja sama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Nabi Muhammad pun bahkan mengajarkan tolerasi dalam beragama ini pun dengan sangat jelas. Beliau tidak pernah memusuhi pemeluk agama lain di sekitarnya, bahkan banyak pemeluk agama lain yang kemudian memeluk Islam karena tersentuh dengan kebaikan hati nabi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, cinta damai tersebut salah satunya diaplikasikan terhadap semangat kebebasan beragama, keterangan ini tidak lepas dari ayat-ayat al-Quran yang mempunyai semangat kebebasan beragama. misalnya dalam surat Al-Kahfi 29 dijelaskan

( ,

artinya adalah kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah beriman, barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Pemaksaan kehendak dalam memeluk agama pun jelas tidak dianut dalam Islam, Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami merupakan ayat yang menggambarkan secara jelas bahwa Islam sangat menghargai perbedaan. Bahkan konsep toleransi dalam agama Islam tidak hanya wajib diterapkan pada umat manusia saja, melainkan juga pada seluruh makhluk di alam semesta in itermasuk alam itu sendiri.

Referensi

Samsuri. 2008. Pendidikan Agama Islam SMA Kelas 12. Jakarta: Erlangga
http://www.hidayatullah.com/read/24888/19/09/2012/kasus-innocence-of-muslims-danpentingnya-uu-penistaan-agama.html (diakses tgl 20 nov 2012, pkl 19.30) http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/01/25/lyc6im-penodaan-agama/ (diakses tgl 20 nov 2012, pkl 20.00) http://hauzahmaya.com/artikel/2012/09/23/penistaan-agama-kebebasan-berpendapat-ataupelecehan/ (diakses tgl 20 nov 2012, pkl 21.00) http://www.equator-news.com/tajuk-rencana/20120705/indahnya-toleransi-agama/ (diakses tgl 21 nov 2012, pkl 22.00)

http://hizbut-tahrir.or.id/2010/04/17/kebebasan-beragama-atau-penodaan-agama/ (diakses tgl 22 nov 2012, pkl 21.00)


http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/10/persatuan-umat-islam-dan-toleransi-beragama/ (diakses tgl 22 nov 2012, pkl 21.45) http://renunganislami.net/sikap-toleransi-dalam-beragama/ (diakses tgl 22 nov 2012, pkl 22.00)

You might also like