You are on page 1of 23

I. JUDUL PERCOBAAN II. TANGGAL PERCOBAAN III. SELESAI PERCOBAAN IV.

TUJUAN

: NATRIUM DAN KALIUM : 10 Oktober 2012 : 10 Oktober 2012 :

1. Mengetahui sifat-sifat natrium, kalium dan senyawa. 2. Mengidentifikasi senyawa natrium dan kalium V. KAJIAN TEORI Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning,beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.

Gambar 1. Logam Natrium Seperti logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan, dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di alam. Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udarabersuhu di bawah 388 K. Natrium juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk basa kuat yaitu NaOH. Unsur Natrium (Na) Sifat fisika unsur Natrium: 1. Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap. 2. Mempunyai titik leleh 97,81oC dan titik didih 903,8oC.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

3. Besarnya diameter atom natrium adalah 2,23 A dan kerapatan atom natrium adalah 0,971 g/cm3. 4. Dapat diiris dengan mudah. Sifat kimia unsur Natrium: 1. Sangat reaktif dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan dan nyala api. 2. Jika dibakar, warnanya kuning kemerah-merahan. Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris, kalium disebut potassium.

Gambar 2. Logam Kalium Sifat fisika unsur Kalium: 1. Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap. 2. Mempunyai titik leleh 63,65oC dan titik didih 774oC. 3. Besarnya diameter atom kalium adalah 2,77 A dan kerapatan atom natrium adalah 0,862 g/cm3.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

Sifat kimia unsur Kalium: 1. Reaktif dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan dan nyala api. 2. Jika dibakar, warnanya putih kebiruan. Logam Alkali (Golongan IA) adalah unsur yang sangat elektropositif (kurang elektronegatif). Umumnya, logam Alkali berupa padatan dalam suhu ruang. Unsur Alkali terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Fransium jarang dipelajari sebagai salah satu anggota unsur Golongan IA, sebab Fransium adalah unsur radioaktif yang tidak stabil dan cenderung meluruh membentuk unsur baru lainnya. Dari konfigurasi elektron unsur, masing-masing memiliki satu elektron valensi . Dengan demikian, unsur Alkali cenderung membentuk ion positif bermuatan satu (M+). Dalam satu golongan, dari Litium sampai Sesium, jari-jari unsur akan meningkat. Letak elektron valensi terhadap inti atom semakin jauh. Oleh sebab itu, kekuatan tarikmenarik antara inti atom dengan elektron valensi semakin lemah. Dengan demikian, energi ionisasi akan menurun dari Litium sampai Sesium. Hal yang serupa juga ditemukan pada sifat keelektronegatifan unsur . Secara umum, unsur Alkali memiliki titik leleh yang cukup rendah dan lunak, sehingga logam Alkali dapat diiris dengan pisau. Unsur Alkali sangat reaktif, sebab mudah melepaskan elektron (teroksidasi) agar mencapai kestabilan (konfigurasi elektron ion Alkali menyerupai konfigurasi elektron Gas Mulia). Dengan demikian, unsur Alkali jarang ditemukan bebas di alam. Unsur Alkali sering dijumpai dalam bentuk senyawanya. Unsur Alkali umumnya bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa halida, sulfat, karbonat, dan silikat. Natrium dan Kalium terdapat dalam jumlah yang melimpah di alam. Keduanya terdapat dalam mineral seperti albite (NaAlSi3O8) danortoklas (KAlSi3O8). Selain itu, mineral lain yang mengandung Natrium dan Kalium adalah halite (NaCl), Chile saltpeter (NaNO3), dan silvit (KCl). Logam Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl (proses Down). Titik leleh senyawa NaCl cukup tinggi (801C), sehingga diperlukan jumlah energi yang besar untuk melelehkan padatan NaCl. Dengan menambahkan zat aditif CaCl2, titik leleh dapat diturunkan menjadi sekitar 600C, sehingga proses elektrolisis dapat berlangsung lebih efektif tanpa pemborosan energi.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

Sebaliknya, logam Kalium tidak dapat diperoleh melalui metode elektrolisis lelehan KCl. Logam Kalium hanya dapat diperoleh melalui reaksi antara lelehan KCl dengan uap logan Natrium pada suhu 892C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Na(g) + KCl(l) <> NaCl(l) + K(g) Natrium dan Kalium adalah unsur logam yang sangat reaktif. Logam Kalium lebih reaktif dibandingkan logam Natrium. Kedua logam tersebut dapat berekasi dengan air membentuk hidroksida. Saat direaksikan dengan oksigen dalam jumlah terbatas, Natrium dapat membentuk oksidanya (Na2O). Namun, dalam jumlah oksigen berlebih, Natrium dapat membentuk senyawa peroksida (Na2O2). 2 Na(s) + O2(g) > Na2O2(s) Natrium peroksida bereaksi dengan air menghasilkan larutan hidroksida dan hidrogen peroksida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Na2O2(s) + 2 H2O(l) > 2 NaOH(aq) + H2O2(aq) Sama seperti Natrium, logam Kalium dapat membentuk peroksida saat bereaksi dengan oksigen berlebih. Selain itu, logam Kalium juga membentuk superoksida saat dibakar di udara. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : K(s) + O2(g) > KO2(s) Saat Kalium Superoksida dilarutkan dalam air, akan dibentuk gas oksigen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 2 KO2(s) + 2 H2O(l) > 2 KOH(aq) + O2(g) + H2O2(aq) Unsur Natrium dan Kalium berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Ion Natrium dan ion Kalium terdapat dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler. Keduanya berperan penting dalam menjaga tekanan osmosis cairan tubuh serta mempertahankan fungsi enzim dalam mengkatalisis reaksi biokimia dalam tubuh. Natrium Karbonat (soda abu) digunakan dalam industri pengolahan air dan industri pembuatan sabun, detergen, obat-obatan, dan zat aditif makanan. Selain itu, Natrium Karbonat digunakan juga pada industri gelas. Senyawa ini dibentuk melalui proses Solvay. Reaksi yang terjadi pada proses Solvay adalah sebagai berikut : NH3(aq) + NaCl(aq) + H2CO3(aq) > NaHCO3(s) + NH4Cl(aq) 2 NaHCO3(s) > Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g)

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

Sumber mineral lain yang mengandung senyawa Natrium Karbonat adalah trona, dengan formula kimia [Na5(CO3)2(HCO3).2H2O]. Mineral ini ditemukan dalam jumlah besar di Wyoming, Amerika Serikat. Ketika mineral trona dipanaskan, akan terjadi reaksi penguraian sebagai berikut : 2 Na5(CO3)2(HCO3).2H2O(s) > 5 Na2CO3(s) + CO2(g) + 3 H2O(g) Natrium Hidroksida dan Kalium Hidroksida masing-masing diperoleh melalui elektrolisis larutan NaCl dan KCl. Kedua hidroksida ini merupakan basa kuat dan mudah larut dalam air. Larutan NaOH digunakan dalam pembuatan sabun . Sementara itu, larutan KOH digunakan sebagai larutan elektrolit pada beberapa baterai (terutama baterai merkuri). Chile saltpeter (Natrium Nitrat) terurai membentuk gas oksigen pada suhu 500C. Reaksi penguraian yang terjadi adalah sebagai berikut : 2 NaNO3(s) > 2 NaNO2(s) + O2(g) Kalium Nitrat (saltpeter) dapat dibuat melalui reaksi berikut : KCl(aq) + NaNO3(aq) > KNO3(aq) + NaCl(aq)

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

VI.

Prosedur Kerja ALAT : 1. Tabung reaksi 2. Cawan porselin 3. Sendok porselin 4. Pembakar bunsen 5. Penjepit kayu 6. Kawat platina 7. Kaca arloji 9. Pipet tetes BAHAN : 1. Kristal NaOH, KOH 2. H2SO4 0,1 M 3. Larutan KI 0,1 M 4. Natrium peroksida 5. Logam natrium 6. Garam glauber 7. HCl pekat dan 0,1 M 8. Larutan KCl 1M , 0,1 M 9. Larutan NaCl 1 M 10. Larutan amilum 11. Benang wol 12. Abu kayu 13. Larutan phenolphtalein 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 5 buah

8. Gelas kimia 250mL 1 buah

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

CARA KERJA 1.
Seiris kecil logam Natrium Diletakkan pada kertas saring. Diapungkan dalam gelas kimia berisi air Ditutup dengan kaca arloji dengan segera Percikan api dan gas H2

2
Sekecil kristal NaOHpotong Diletakkan diatas cawan porselin Lelehan Na2CO3 Dilarutkan dengan air secukupnya Dituang sebagian dalam tabung reaksi +HCl pekat tetes demi tetes sampai timbul gas Gas CO2 dan panas

Seujung sendok kecil Na2O2 Dimasukkan dalam cawan +H2SO4 encer +beberapa tetes KI +amilum Larutan berwana merah muda

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

4
Sendok kecil garam gleuber Dimasukkan dalam tabung reaksi kering Dipanaskan pada api kecil

Serbuk putih mirip detergen

5
Kawat platina Dicelupkan HCl pekat dipijarkan Kawat bersih (warna api) Dicelupkan pada larutan NaCl dipojarkan Warna api jingga

6
Sepotong kecil KOH Dilarutkan dalam beberapa mL air Gelembung gas H2, panas Diambil setetes Digosok pada ujung jari Licin

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

7
1-2 mL larutan KOH Dimasukkan dalam tabung reaksi Diencerkan dengan air +air brom Larutan jernih +H2SO4 Pekat Larutan kuning

Larutan KOH Dimasukkan dalam tabung reaksi + benang wol Dipanaskan Timbul gas H2

Sedikit abu kayu Dimasukkan dalam tabung reaksi +air Dikocok , di saring Filtrat jernih +pp Larutan merah muda keunguan

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

Filtrat abu kayu Dimasukkan dalam tabung reaksi + HCl

Timbul gas CO2

10

Larutan KCl 0,1 M +Asam Tartrat pekat 2M

Endapam putih yang melayang

11

HCl pekat Dicelupkan pada kawat nikrom dipijarkan Tak ada nyala Dicelupkan KCl 1M Dipijarkan Nyala ungu

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

10

VII.

HASIL PENGAMATAN Perlakuan Hasil pengamatan Sebelum Natrium : padatan abu-abu sesudah Logam Na + air : timbul percikan api Dugaan/ reaksi 2 Na(s) +2H2O 2NaOH(aq) +H2(g) Kesimpulan Logam Na reaktif pada air, menghasilkam larutan NaOH disertai dengan gas H2. Dan bersifat basa

Seiris kecil logam Natrium Diletakkan pada kertas saring. Diapungkan dalam gelas kimia berisi air Ditutup dengan kaca arloji dengan segera Percikan api dan gas H2

Aquades : jernih tak Gas H2 : asap putih berwarna saat percikan api Pp : jernih tsk berwarna Logam Na + air + pp : merah muda keunguan

NaOH : Kristal putih NaOH dibiarkan di


Sekecil kristal NaOHpotong Diletakkan diatas cawan porselin Lelehan Na2CO3
Dilarutkan dengan air secukupnya Dituang sebagian dalam tabung reaksi +HCl pekat tetes demi tetes sampai timbul gas

NaOH(s) + CO2(g) Senyawa Na2CO3(aq) + H2O(l) Na2CO3 + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g) Na2CO3 dengan HCl yang ditandai dengan terbentuknya gas CO2

udara terbuka : Aquades : jernih tak meleleh terbentuk berwarna HCl pekat : jernih tak berwarna Na2CO3 Na2CO3 + H2O : Larutan jernih tak berwarna Na2CO3 + HCl : Gas CO2 dan panas

Gas CO2 dan panas

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

11

Na2O2 : serbuk
3

Na2O2 +H2SO4 : jernih tak berwarna

Na2O2(s) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + H2O(l) 2H2O2(aq) 2H2O(l) +O2(g) Na2SO4(aq) +

Terbentuknya senyawaNa yaitu NaOH

Seujung sendok kecil Na2O2 Dimasukkan dalam cawan +H2SO4 encer +beberapa tetes KI +amilum Larutan berwana merah muda

putih Na2SO4 encer :

jernih tak berwarna Na2O2 +H2SO4 +KI : jernih tak KI : jernih tak berwarna Amilum +Na2O2 + Amilum : jernih tak berwarna Garam gleuber : H2SO4 + KI : ungu muda Garam gleuber dipanaskan : serbuk putih mirip detergen lebih kering dari sebelumnya berwarna

2KI(aq) K2SO4(aq) + 2NaOH(aq) + I2(aq) Na2SO4.10H2O(s) Na2SO4 (s)+ 10H2O(g) Senyawa anhidrat jika dipanaskan maka seluruh atau sebagian kristalnya akan dilepas atau menguap

Sendok kecil garam gleuber Dimasukkan dalam tabung reaksi kering Dipanaskan pada api kecil Serbuk putih mirip detergen

serbuk puth

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

12

Kawat platina Dicelupkan HCl pekat dipijarkan Kawat bersih (warna api) Dicelupkan pada larutan NaCl dipojarkan Warna api jingga

HCl pekat : jernih tak berwarna NaCl : jernih tak berwarna

Kawat nikrom + HCl + dipijarkan : warna api tetap Kawat nikrom + NaCl : warna api ningga

Uji nyala logam natirum menghasilkan warna api jingga

KOH : padatan
6

KOH + air : gelembung gas , panas

2KOH(s) + H2O(l) KOH(aq) +H2(g)

Kalium sangat reaktif terhadap air dan menghasilkan senyawa KOH bersifat basa

Sepotong kecil KOH Dilarutkan dalam beberapa mL air Gelembung gas H2, panas Diambil setetes Digosok pada ujung jari Licin

putih Aquades: jernih tak berwarna

Digosokkan pada ujung jari : licin

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

13

KOH : Jernih tak


1-2 mL larutan KOH Dimasukkan dalam tabung reaksi Diencerkan dengan air +air brom Larutan jernih +H2SO4 Pekat Larutan kuning

KOH + H2O + Br2 : larutan tak berwana panas

2KOH(aq) + Br2(aq) KBr(aq) + KOBr(aq) + H2O(l) KBr(aq) + KOBr(aq)

KOH direaksikan dengan Br2 akan membentuk KBr dan pada suasana asam akan terbentuk kembali KOH

berwarna Air brom : kuning jernih

KOH + H2O + Br2 + H2SO4 : Jernih tak berwarna Benang wol : benang putih KOH + H2O + Br2 + H2SO4 + dipanaskan : larutan jernih tak H2SO4 : larutan berwarna kuning panas

+ H2O(l) --> +H2SO4(aq) 2KOH + Br2

Larutan KOH Dimasukkan dalam tabung reaksi + benang wol Dipanaskan Timbul gas H2

berwana Ada gelembung gas H2 KOH dipanaskan akan membentuk gas H2

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

14

Abu kayu : serbuk


Sedikit abu kayu Dimasukkan dalam tabung reaksi +air Dikocok , di saring Filtrat jernih +pp Larutan merah muda keunguan

Filtrat : jernih tak berwarna Filtrat + pp : larutan berwarna merah muda

K2CO3(s) + 2 H2O(l) 2KOH(aq) + H2CO3(aq)

Abu kayu mengandung senyawa Kalium dan jika ditambahkan air akan membentuk KOH yang bersifat basa.

abu-abu Pp : jernih tak berwarna

H2CO3(aq) H2O(l) + CO2(g)

Abu kayu : serbuk


9

Filtrat abu kayu : jernih tak berwarna

K2CO3(s) + 2HCl(aq) 2KCl(aq) + H2CO3(aq) H2CO3(aq) H2O(l) + CO2(g)

Abu kayu ditambahkan HCl terjadi reaksi penggaraman KCl yang mudah larut dalam air

Filtrat abu kayu Dimasukkan dalam tabung reaksi + HCl

abu-abu HCl : tak berwarna

Filtrat + HCl : timbul gas CO2

Timbul gas CO2

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

15

10

KCl : jernih tak


Larutan KCl 0,1 M +Asam Tartrat pekat 2M

KCl + asam tartat : terbentuk endapan putih yang melayang

KCl(aq) + H2C4O6(aq) KH4C4O6 +HCl(aq)

Terbentuk larutan KH4C4O6 tak berwarna.

berwarna Asam tartat : jernih tak berwarna

Endapam putih yang melayang

11

HCl pekat : jernih


HCl pekat Dicelupkan pada kawat nikrom dipijarkan Tak ada nyala Dicelupkan KCl 1M Dipijarkan Nyala ungu

Uji nyala api KCl : warna ungu

Logam K memberikan warna nyala ungu saat diuji nyala

tak berwarna KCl : jernih tak berwarna

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

16

VIII.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Percobaan pertama adalah bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat natrium dan

Percobaan I senyawanya yaitu untuk mengidentifikasi rekasi logam natrium dengan air serta mengetahui sifat hasil senyawa reaksi tersebut. Tahap-tahap yang dilakukan adalah meletakkan satu butiran kecil logam natrium (berwujud padatan abu-abu) di kertas saring, mengapungkan kertas saring di permukaan air pada gelas kimia dan menutupnya secara cepat dengan kaca arloji. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bahaya sekecil mungkin dari reaksi natrium yang sangat rekatif terhadap air, sehingga menggunakan kertas saring agar natrium tidak langsung tercelup oleh air, dan kaca arloji digunakan sebagai penutup agar letupan yang terjadi pada saat logam natrium bereaksi dengan air dapat terkendalikan. Setelah diamati natrium yang bereaksi dengan air akan larut (larutan tidak berwarna) serta menimbulkan percikan api. Hal ini disebabkan sifat dari logam natrium yaitu energi ionisasi logam alkali relatif rendah sehingga sangat mudah bereaksi dengan air, maka dari harus disimpan dalam cairan senyawa hidrokarbon, seperti minyak tanah. Selain itu juga terbentuk gas hidrogen yang dibuktikan adanya asap putih pada saat timbul percikan api. Persamaan reaksinya adalah: 2Na(s) + 2H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g) Kemudian, larutan tersebut diuji dengan PP untuk membuktikan sifat senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi di atas. PP berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui sifat keasaman atau kebasaan pada suatu larutan, pp memiliki range pH 8,0 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutan basa dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari jernih tak berwana menjadi merah muda jika larutan bersifat basa. Hasil pengujian dengan mnggunakan PP menunjukkan bahwa larutan berwarna merah muda yang berarti larutan hasil reaksi yakni NaOH tersebut bersifat basa. Percobaan II Percobaan kedua ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terdapat pada senyawa logam natrium. Tahapan yang dilakukan yakni meletakkan sepotong kecil NaOH (berwujud kristal putih) di dalam cawan porselen dan dibiarkan saja agar bereaksi dengan udara bebas, yaitu gas CO2. Hasil dari reaksi tersebut adalah

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

17

NaOH akan meleleh dan berubah wujud menjadi cair serta menghasilkan senyawa Alkil karbonat (Na2CO3). Persamaan reaksinya adalah: NaOH(s) + CO2(g) Na2CO3(aq) + H2O(l) Hal ini menunjukkan bahwa NaOH bersifat higroskopis yaitu Kemampuan NaOH dalam menyerap air lebih hebat. Padatan NaOH mampu menyerap air sebanyak-banyaknya hingga air yang diserapnya itu dapat melarutkan NaOH itu sendiri. Hasil reaksi tersebut tidak sampai sepenuhnya NaOH larut, oleh karena itu untuk mempercepat pelarutan maka dilarutkan dengan aquades dan ditambahkan dengan HCl pekat (tidak berwarna) setetes demi setetes dan terbentuk gelembung-gelembung gas yaitu CO2. Persamaan reaksinya adalah: Na2CO3(aq) + HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g) Terlihat bahwa dari reaksi tersebut dapat menghasilkan senyawa alkil halida yang berupa larutan tidak berwarna dan dapat dikatakan bahwa natrium karbonat reaktif dengan HCl. Percobaan III Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi reaksi-reaksi dari senyawa logam natrium, yaitu Na2O2 (alkil oksida). Natrium peroksida ini memiliki bilangan oksidasi -1 pada satu atom O. Langkah yang kami lakukan yaitu meletakkan seujung sendok kecil Natrium Peroksida (berwujud serbuk putih) di dalam cawan porselen yang kemudian ditambahkan H2SO4 (tidak berwarna) encer dan ditambahkan pula beberapa tetes KI (tidak berwarna). Hasil dari reaksi tersebut adalah terbentuknya larutan jernih tak berwarna dimana kami mengindikasikan larutan tersebut mengandung senyawa halida (I2). Yang dapat dibuktikan dari Persamaan reaksinya: Na2O2(s) + H2SO4(aq) + 2KI(aq) I2(aq) + 2H2O(l) + K2SO4(aq) + Na2SO4(aq) Pada reaksi tersebut Na2O2 berfungsi sebagai oksidator (zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi). Untuk lebih memastikan bahwa hasil rekasi tersebut benar-benar terbentuk senyawa halida (I2), kami meneteskan amilum (tidak berwarna) dan hasil larutan tersebut berubah menjadi warna ungu muda. Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup) yang apabila polisakarida ini (amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

18

larutan ini akan berwarna ungu mudah kebiruan. sehingga sesuai teori bahwa larutan tersebut benar-benar mengandung I2 Percobaan IV Pada percobaan ini yang dilakukan adalah memanaskan garam glauber ( Na2SO4.10H2O). garam glauber merupakan senyawa hidrat. Pada perlakuan awalnya yaitu memasukkan seujung sendok kecil garam galuber pada tabung reaksi kecil kemudian memanaskannya dengan pemanasan api kecil. Reaksi yang terjadi adalah : Na2SO4.10 H2O(s)
s SO (s) + 10 H O(g) Na 2 4 2

Pada reaksi tersebut membuktikan bahwa senyawa hidrat bila dipanaskan akan melepas seluruh atau sebagian air kristalnya, sehingga produk yang dihasilkan berupa endapan Na2SO4 dan air . Hal ini terbukti dengan hasil pemanasan garam glauber yang lebih kering jika dibandingkan dengan garam galuber sebelum dilakukan pemanasan. Percobaan V Pada percobaan 5 dimaksudkan untuk mengetahui warna nyala dari logam natrium. Natrium yang diuji warna nyala adalah natrium yang terkandung dalam larutan NaCl. Perlakuan awalnya yaitu membersihkan kawat nikrom yang akan digunakan untuk uji nyala dengan HCl pekat, hal ini bertujuan agar kawat tersebut benarbenar bersih. Untuk mengetahui kawat nikrom sudah bersih yaitu dengan memijarkan kawat nikro tersebut diatas pembakar spirtus,jika warna api pada pembakar spirtus tetap maka dapat dipastikan bahwa kawat nikrom tersebut bersih dan dapat digunakan untuk uji nyala larutan NaCl. Pengujian nyala NaCl dimulai dengan menyelupkan kawat nikrom yang sudah bersih pada larutan NaCl, kemudian dipijarkan di atas pembakar spirtus. Hasil uji nyala tersebut yaitu warna api berubah menjadi jingga. Hal ini membuktikan bahwa natrium jika diuji nyala memberikan warna jingga. Percobaan VI Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan sifat kebasaan dari KOH. Perlakuan awalnya yaitu dengan melarutkan padatan KOH dengan akuades. Pada saat proses pelarutan KOH, reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm, dan timbul gelembung-gelembung gas H2. reaksi eksoterm ini ditunjukkan pada dinding tabung

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

19

yang terasa panas saat dipegang, Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor. Pada rekasi ini, terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi lebih panas. Persamaan reaksinya adalah : 2KOH(s) + H2O(l) KOH(aq) + H2(g). Setelah padatan KOH larut sempurna, larutan tersebut diteteskan pada ujung jari. Pada saat digosokkan pada ujung jari, larutan KOH licin seperti sabun. Rasa licin seperti sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada hasil reaksi yakni larutan KOH tersebut. Hal ini membuktikan bahwa larutan yang dihasilkan dari reaksi padatan KOH dan akuades menghasilkan larutan yang bersifat basa. Percobaan VII Pada percobaan ini 2 ml larutan pada percobaan keenam dimasukkan pada tabung rekasi. Kemudian larutan diencerkan dengan air dan ditambahkan air brom yang berwarna kuning. Setelah larutan tersebut direaksikan, warna larutan tetap jernih tak berwarna, karena pada Br ini tejadi reaksi redoks, yakni mengalami reaksi reduksi dari ion positif dan reaksi oksidasi dari ion negatif. Berikut persamaan reaksinya : 2KOH(aq) + Br2(aq) KBr(aq) + KOBr(aq) + H2O(l) Namun setelah penambahan H2SO4 warna larutan berubah menjadi kuning jernih. Hal ini disebabkan karena pada keadaan asam, larutan Br2 terbentuk kembali. Reaksi yang terjadi adalah : KBr(aq) + KOBr(aq) + H2O(l) +H2SO4(aq) 2KOH(aq) + Br2(aq) Larutan dari percobaan enam yang tersisa dimasukkan pada tabung reaksi lalu dimasukkan beberapa helai benang wol dan dipanaskan. Pada percobaan ini timbul gas saat benang wol dimasukkan pada larutan. Pada percobaan ini benang wol berfungsi sebagai tempat menempelnya gelembung gelembung gas.

Percobaan VIII Sedikit abu kayu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan sedikit air. Kemudian Abu kayu mengandung K2CO3. Sehingga, ketika ditambahkan air, terjadi reaksi :

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

20

K2CO3(s) + 2H2O(l) 2KOH(aq) + H2CO3(aq) Terjadi pembentukan KOH, padaKOH merupakan senyawa yang bersifat basa. Sehingga, untuk mengidentifikasi apakah dalam campuran abu kayu dan air menghasilkan KOH, digunakan indikator phenolftalein. dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari jernih tak berwana menjadi merah muda jika larutan bersifat basa. Hasil pengujian dengan mnggunakan PP. Dalam percobaan, phenolftalein berubah menjadi merah muda ketika dimasukkan ke dalam filtrat campuran abu kayu dan air. Hal ini menandakan terdapat KOH di dalam campuran yang bersifat basa. Percobaan IX Asam klorida bila dicampur dengan abu kayu akan membentuk reaksi : K2CO3(s) + 2HCl(aq) 2KCl(aq) + H2CO3(aq) Terjadi pembentukan garam KCl yang mudah larut dalam air. Karena garam ini mudah larut, maka tidak tampak endapan pada dasar tabung. Untuk mengidentifikasi apakah telah terjadi reaksi, maka dapat diamati timbulnya gelembung gas CO 2 yang merupakan hasil penguraian dari H2CO3 . H2CO3(aq) H2O(l) + CO2 Gelembung gas CO2 yang sedikti timbul pada dinding tabung reaksi menunjukkan bahwa telah terbentuknya H2CO3 dan KCl pada campuran abu kayu dan HCl. Percobaan X Ketika KCl direaksikan dengan asam tartat pekat (2M), maka akan timbul reaksi KCl(aq) + H2C4O6(aq) KHC4H4O6 + HCl(aq) Dalam reaksi ini timbul endapan putih KHC4H4O6. Namun, karena garam ini bersifat sangat larut dalam air, maka garam ini menjadi larut dan terbentuk sebagai untaianuntaian putih yang melayang-melayang di dalam larutan. Garam kalium ini mengandung ion monovalen K+ yang membentuk larutan tidak berwarna. Percobaan XI Ketika KCl diuji dengan uji nyala dengan menggunakan kawat nikrom yang dibakar dalam nyala api, maka akan terbentuk flame/nyala api berwarna lembayung atau merah muda keunguan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa spektra atau nyala api dari unsur Kalium adalah lembayung atau merah muda.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

21

IX. KESIMPULAN Dari hasil praktikum mengenai Natrium dan Kalium, dapat disimpulkan bahwa: 1. Sifat Logam Natrium yaitu :Logam Na reaktif pada air, menghasilkam larutan NaOH disertai dengan gas H2. Dan bersifat basa Senyawa Na2CO3 dengan HCl yang ditandai dengan terbentuknya gas CO2, Senyawa anhidrat jika dipanaskan maka seluruh atau sebagian kristalnya akan dilepas atau menguap. Sifat Logam Kalium : Kalium sangat reaktif terhadap air dan menghasilkan senyawa KOH bersifat basa dan licin seperti sabun. KOH dipanaskan akan membentuk gas H2, Abu kayu mengandung senyawa Kalium dan jika ditambahkan air akan membentuk KOH yang bersifat basa, Abu kayu ditambahkan HCl terjadi reaksi penggaraman KCl yang mudah larut dalam air, Terbentuk larutan KH4C4O6 tak berwarna. 2. Logam Natrium dan kalium dapat diidentifikasi dengan uji nyala api, dimana logam natrium menghasilkan api berwarna jingga sedangkan logam kalium menghasilkan nyala ungu/lembayung. Sifat basa senyawa NaOH dan KOH dapat diidentifikasi dengan indikator PP yang menhasilkan warna merah muda. X. DAFTAR PUSTAKA

Lee, J. D. 1994. Concice Inorganic Chemistry Fourth Edition. Fong and Song Printers Pte. Ltd. Suehla, G. 1990, vogel Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka. Suehla, G. 1990, vogel Bagian II. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka Tim Dosen Kimia Anorganik II. 2012. Penuntun praktikum Kimia Anorganik ii. Surabaya : Unesa Press.

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

22

XI. JAWABAN PERTANYAAN 1. Jelaskan sifat natrium peroksida! Jawab : Sifat natrium peroksida : Jawab : Unsur Natrium (Na) Sifat fisika unsur Natrium: a. Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap. b. Mempunyai titik leleh 97,81oC dan titik didih 903,8oC. c. Besarnya diameter atom natrium adalah 2,23 A dan kerapatan atom natrium adalah 0,971 g/cm3. d. Dapat diiris dengan mudah. Sifat kimia unsur Natrium: a. Sangat reaktif dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan dan nyala api. b. Jika dibakar, warnanya kuning kemerah-merahan. Pembuatan : Logam Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl (proses Down). Titik leleh senyawa NaCl cukup tinggi (801C), sehingga diperlukan jumlah energi yang besar untuk melelehkan padatan NaCl. Dengan menambahkan zat aditif CaCl2, titik leleh dapat diturunkan menjadi sekitar 600C, sehingga proses elektrolisis dapat berlangsung lebih efektif tanpa pemborosan energi. Kegunaan : Untuk garam dapur.
oksidator yang kuat

mudah mengurai membentuk air dan gas oksigen.

2. Terangkan sifat, pembuatan dan kegunaan natrium!

LAPORAN KIMIA ANORGANIK : NATRIUM DAN KALIUM KELOMPOK 9

23

You might also like