You are on page 1of 7

A.

MENILAI RISIKO KECURANGAN.

SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor dalam menilai risiko kecurangan. Auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional ketika mempertimbangkan serangkaian informasi yang luas, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan, untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan. Auditor memikul tanggung jawab untuk menanggapi risiko kecurangan dengan merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji yang material, baik itu akibat kekeliruan ataupun kecurangan, akan terdeteksi. 1. Skeptisme Profesional. SAS 1 menyatakan bahwa dalam melaksanakan skeptisisme profesional, auditor tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran absolut. a. Pikiran yang Selalu Mempertanyakan. SAS 99 menekankan agar mempertimbangkan kerentanan klien terhadap kecurangan, tanpa mempedulikan bagaimana keyakinan auditor tentang kemungkinan kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen. Selama tahap perencanaan audit untuk setiap audit, tim yang menerima penugasan harus membahas perlunya mempertahankan pikiran yang selalu mempertanyakan selama audit berlangsung untuk mengidentifikasi risiko kecurangan dan mengevaluasi bukti audit secara kritis. b. Evaluasi Kritis atas Bukti Audit. Ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lain yang mengindikasikan bahwa mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat kecurangan, auditor harus menyelidiki permasalahannya secara mendalam, memperoleh bukti tambahan sebagaimana yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Auditor juga harus berhati-hati jangan sampai merasionalisasikan atau mengasumsikan salah saji itu adalah kejadian yang berdiri sendiri. 2. Sumber Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan. a. Komunikasi di Antara Tim Audit. SAS 99 mewajibkan tim audit mengadakan diskusi untuk berbagi wawasan di antara anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta untuk curah pendapat menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1) Bagaimana dan di mana menurut keyakinan mereka laporan keuangan entitas mungkin rentan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan. Hal ini harus mencakup pertimbangan tentang faktor-faktor eksternal dan internal yang sudah diketahui yang mempengaruhi entitas dan mungkin:

Menimbulkan insentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan. Membuka kesempatan dilakukannya kecurangan. Mengindikasikan budaya atau lingkungan yang memungkinkan manajemen merasionalisasi tindakan kecurangan. 2) Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang curang. 3) Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva entitas. 4) Bagaimana auditor menanggapi kerentanan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan. b. Pengajuan Pertanyaan kepada Manajemen. SAS 99 mengharuskan auditor untuk mengajukan pertanyaan spesifik tentang kecurangan dalam setiap audit. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan pihakpihak lainnya dalam perusahaan akan membuka kesempatan bagi pegawai untuk menyampaikan kepada auditor informasi yang dalam kondisi lain mungkin tidak akan disampaikan. SAS 99 mengharuskan auditor menanyakan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai pandangan terhadap risiko kecurangan, dan apakah mereka mengetahui kecurangan atau mencurigai adanya kecurangan. SAS 99 juga mengharuskan auditor mengajukan pertanyaan kepada pihakpihak lain dalam entitas yang tugasnya berada di luar garis tanggung jawab pelaporan keuangan yang normal. c. Faktor-faktor Risiko. SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-faktor risiko kecurangan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, kesempatan untuk berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang digunakan untuk membenarkan tindakan yang curang. d. Prosedur Analitis. Auditor harus melaksanakan prosedur analitis selama tahap perencanaan dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi atau peristiwa tidak biasa yang mungkin mengindikasikan adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan. Karena keterjadian pelaporan keuangan yang curang seringkali melibatkan manipulasi pendapatan, SAS 99 mengharuskan auditor melaksanakan prosedur analitis atas atas akun-akun pendapatan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi hubungan tidak biasa atau tidak diharapkan yang melibatkan akun-akun pendapatan, yang mungkin mengindikasikan adanya pelaporan keuangan yang curang.

e.

Informasi Lain. Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang sudah diperoleh dalam setiap tahap atau bagian audit ketika menilai risiko kecurangan. Kebanyakan prosedur penilaian risiko yang dilakukan auditor untuk menilai risiko salah saji yang material selama tahap perencanaan dapat mengindikasikan risiko kecurangan yang lebih tinggi.

3.

Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan. SAS 99 mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berikut ini yang berhubungan dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang material akibat kecurangan: a. b. c. Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material. Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kecurangan yang material. Risiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi, serta uraian tentang respons auditor terhadap risiko tersebut.

d. e. f. g.

Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada risiko yang signifikan atas pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material. Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen. Kondisi dan hubungan analitis lainnya yang menunjukkan bahwa diperlukan prosedur auditing tambahan atau respons lainnya, serta tindakan yang diambil oleh auditor. Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen, komite audit, atau pihak lainnya.

Setelah risiko kecurangan diidentifikasi dan didokumentasikan, auditor harus mengevaluasi faktor-faktor yang mengurangi risiko kecurangan sebelum mengembangkan respons yang tepat terhadap risiko kecurangan itu. B. TANGGUNG JAWAB BILA DICURIGAI ADA KECURANGAN.

Merespons Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh Kecurangan. Selama berlangsungnya audit, auditor terus mengevaluasi apakah bukti yang dikumpulkan serta observasi lain yang dilakukan mengindikasikan adanya salah saji yang material akibat kecurangan. Semua salah saji yang ditemukan auditor selama audit harus dievaluasi untuk mengetahui setiap indikasi kecurangan.

1.

Jenis-jenis Teknik Pengajuan Pertanyaan. Pengajuan pertanyaan dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif. Wawancara akan memungkinkan auditor menjernihkan masalah yang tidak teramati dan mengamati respons lisan serta nonlisan responden. Wawancara juga dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah yang tidak tercantum dalam dokumentasi atau konfirmasi. Pengajuan pertanyaan sebagai teknik pengumpulan bukti audit harus disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Salah satu atau lebih dari tiga kategori pengajuan pertanyaan dapat digunakan, tergantung pada tujuan auditor, diantaranya adalah: a. Pengajuan Pertanyaan Informasional. Auditor dapat menggunakan pengajuan pertanyaan informasional (informational inquiry) untuk memperoleh informasi tentang fakta dan detail yang belum dimiliki auditor. Biasanya auditor menginginkan informasi dari terwawancara mengenai peristiwa atau proses di masa lalu atau yang sedang berjalan saat ini. Auditor seringkali menggunakan pengajuan pertanyaan informasional ketika mengumpulkan bukti tindak lanjut mengenai program dan pengendalian atau bukti lain menyangkut salah saji atau kecurigaan kecurangan yang terungkap selama audit. b. Pengajuan Pertanyaan Penilaian. Auditor juga menggunakan pengajuan pertanyaan untuk menilai apakah informasi yang sudah diperoleh itu tepat, faktual, atau sesuai kenyataan. Auditor menggunakan pertanyaan penilaian (assessment inquiry) untuk menguatkan atau menyangkal informasi sebelumnya. c. Pengajuan Pertanyaan Interogatif. Kategori pengajuan pertanyaan interogatif digunakan apabila auditor meminta respons dari subjek wawancara tentang apa yang diketahui orang itu mengenai suatu peristiwa atau situasi. Pengajuan pertanyaan interogatif (interogative inquiry) sering digunakan untuk memastikan bila apakah setiap si individu berbohong atau sengaja tidak atau mengungkapkan pengetahuan penting tentang fakta, peristiwa, atau situasi penting, terutama d. auditor curiga terwawancara sedang mengelabui menyembunyikan informasi. Mengevaluasi Respons atas Pengajuan Pertanyaan. Agar pengajuan pertanyaan efektif, auditor harus terampil menyimak dan mengevaluasi respons atas pertanyaan yang diajukan. Teknik menyimak yang baik serta pengamatan atas petunjuk perilaku akan mempertajam teknik pengajuan pertanyaan auditor.

e.

Teknik Menyimak. Sangat penting bagi auditor untuk memanfaatkan keterampilan menyimak yang efektif selama proses pengajuan pertanyaan. Pendengar yang baik juga memanfaatkan saatsaat berdiam diri untuk memikirkan informasi yang diberikan dan menentukan prioritas serta mereview informasi yang didengarnya.

f.

Mengamati Petunjuk Perilaku. Auditor yang mahir dalam pengajuan pertanyaan akan mengevaluasi petunjuk lisan dan nonlisan ketika mendengarkan pihak yang diwawancarai. Selain mengamati petunjuk-petunjuk lisan, penggunaan pengajuan pertanyaan juga memungkinkan auditor mengamati petunjuk nonlisan.

2.

Tanggung Jawab Lain Apabila Dicurigai Ada Kecurangan.

Apabila auditor curiga bahwa mungkin ada kecurangan, SAS 99 mengharuskan auditor memperoleh bukti tambahan untuk menentukan apakah kecurangan yang material memang sudah terjadi. Auditor seringkali menggunakan pengajuan pertanyaan sebagai bagian dari proses pengumpulan informasi itu. Auditor seringkali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk menentukan apakah mungkin ada kecurangan. Auditor menggunakan perangkat lunak audit, termasuk alat bantu seperti spreadsheet dasar, seperti Excel, untuk memilah transaksi atau saldo akun ke dalam beberapa subkategori guna diuji lebih lanjut. Auditor juga memakai alat bantu spreadsheet dasar, untuk melaksanakan prosedur analitis pada tingkat disagregat. Auditor juga dapat memperluas prosedur substantif lainnya untuk menanggapi risiko kecurangan yang lebih tinggi. SAS 99 mengharuskan auditor memperhitungkan implikasi bagi aspek audit lainnya. Jika auditor menetapkan bahwa kecurangan mungkin saja terjadi, SAS 99 mengharuskan auditor membahas masalah itu serta pendekatan audit untuk investigasi lebih lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat, sekalipun masalah itu mungkin dianggap tidak penting.

You might also like