You are on page 1of 82

Doa belajar

Bismillahirrohmaanirrohiim

Asyhadu anlaa ilaaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadan rasuululloh Rodliitu billahi robbaa wa bil-islaami diinaa wa bi Muhammadin nabiyyaw wa rosuulaa
Robbii zidni ilmaa warzuqnii fahmaa Aamiin....

ANATOMI KLINIK

Nur Hayati Bagian Anatomi dan Histologi FK UMY Medical Education Unit FK UMY

Learning objectives
Menjelaskan anatomi tractus respiratorius: upper respiratory tract dan lower respiratory tract. Menjelaskan masalah-masalah klinik ditinjau dari aspek anatomi tractus respiratorius. Menjelaskan mekanisme bernafas. Menjelaskan otot-otot yang berfungsi dalam proses respirasi, baik respirasi tenang maupun paksa. Menjelaskan masalah-masalah klinik mekanisme bernafas ditinjau dari aspek anatomi otot-otot pernafasan.

Fungsi Respirasi
Inspirasi: mengambil O2 darah selsel tubuh pembakaran Ekspirasi: mengeluarkan CO2 Menghangatkan dan melembabkan udara

Systema Respiratorium
upper respiratory tract (saluran pernafasan yang ada di kepala):
Nasus sinus paranasalis pharynx

lower respiratory tract (saluran pernafasan yang ada di leher dan truncus):
Larynx Trachea Bronchus pulmo

Cavum nasi
Vestibulum nasi regio respiratoria regio olfactoria: organa olfactoria

Cavum nasi: regio respiratoria


vasa darah banyak, terdapat gld. Seromucosa Concha nasalis: superior, media, inferior Meatus nasi:
Meatus nasi superior muara sinus ethmoidalis post, sphenoidalis Meatus nasi media muara sinus frontalis, maxilaris Meatus nasi inferior Muara ductus nasolacrimalis

Cavum nasi: regio olfactoria


regio olfactoria: organa olfactoria
di kranial & medial concha sup & di septum nasi bag cranial. Epitel :neuroepitelium (ujung n. olfactorius yg berfungsi sbg saraf penghidu)

Masalah klinis
Fraktur tulang-tulang hidung: akibat pukulan langsung dari depan. Infeksi cavum nasi dapat menyebar ke:
sinus paranasales (melalui muara sinus paranasales ke meatus nasi) auris media (melalui nasopharynx dan tuba auditiva) .

Benda asing: sering ditemui pada anak-anak. Epistaxis plexus Kiesslbach (anastomosis a. sphenopalatina dan a. facialis). Pemeriksaan cavum nasi: dengan menggunakan spekulum hidung. Septum nasi: deviasi septum nasi dapat mengganggu drainase hidung dan sinus paranasales.

Epistaxis anterior
Paling sering: plexus Kiesselbachs Clinical Manifestations:
History Unilateral bleeding No sensation of post nasal drip Blood is bright red

Epistaxis posterior
Sumber: cabang arteri sphenopalatine.

Posterior Epistaxis
Clinical Manifestations:
Nausea, hematemesis, anemia, hemoptysis or melena. No visualized anterior source of bleeding Post nasal drip of blood

Sinus paranasalis
Ruang dalam tulang cranium di sekitar cavum nasi
Sinus maxillaris Sinus ethmoidalis Sinus sphenoidalis Sinus frontalis

Fungsi:
Meringankan cranium Menghangatkan dan melembabkan udara

Masalah klinis
Infeksi sinus paranasales. Komplikasi umum infeksi hidung (rhinogen) Odontogen Akar gigi premolar I dan II serta molar III sering menonjol ke arah sinus maxillaris Muara sinus maxillaris ke meatus medius letaknya relatif tinggi menyulitkan drainase cairan dalam sinus. Muara sinus frontalis dekat dengan hiatus semilunaris penyebaran infeksi Pemeriksaan sinus: dengan cara transluminasi.

Masalah klinis
Pemeriksaan sinus: transluminasi Nyeri alih Sinus frontalis diinervasi oleh n. supraorbitalis yang juga menginervasi kulit dahi-kulit kepala daerah vertex rasa nyeri akibat sinusitis frontalis juga dirasakan pada daerah tersebut Rasa nyeri akibat sinusitis maxillaris juga dapat dirasakan di rahang atas dan giginya (inervasi n. infraorbitalis)

Normal Waters and Towne s Views of the Sinuses

20

Lateral View Showing Normal Sphenoid Sinus

21

X-Ray Image of Sinuses with Maxillary Sinusitis

22

Perubahan anatomis yang berkaitan dengan sinusitis


Deviated nasal septum

Concha bullosa
Foreign body Nasal polyps Congenital atresia Lymphoid hyperplasia

Nasal structural changes found in Downs syndrome

23

Perubahan anatomis yang berkaitan dengan sinusitis


Physical trauma Scuba diving Foreign body Cleft palate Dental disorders Any patient with chronic fatigue, fever, general malaise/aching or headaches should be evaluated for sinusitis
24

Pharynx
Posterioinferior cavum nasi dan cavum oris Superior larynx dan esophagus Basis cranii - VC VI

Pharynx
Terdiri atas:
Nasopharynx
Menutup saat menelan mencegah makanan masuk ke cavum nasi Ostium tuba auditiva Tonsilla pharyngea

Oropharynx:
Istmus faucium Tonsilla palatina Tonsilla lingualis

Laryngopharynx

Tonsila palatina, tonsila lingualis & tonsila pharyngea membentuk cincin tonsilaris Waldeyer

Masalah klinis
Tuba auditiva: penyebaran infeksi dari nasopharynx ke auris media Kontraksi m. Salpingopharyngeus: membuka tuba auditiva

Tonsilitis

LARYNX
dari radix lingua - trachea ( VC 3-6) Melekat pada os hyoid, membuka ke arah superior ke laryngopharynx Ke posterior bersambung dengan trachea pria : 5 cm, wanita lebih kecil, bayi letaknya tinggi

Larynx
Fungsi:
Jalan nafas Berperan dalam mekanisme pengaturan jalan pernafasan dan pencernaan
menelan : larynx ditarik keatas oleh m. palatopharyngeus Dapat menutup saluran pernafasan

Produksi suara Fungsi penting untuk batuk dan muntah

Kerangka Larynx
Cartilago:
Cartilago thyroidea (Adams apple) Cricoidea Arytenoidea, cuneiforme, corniculata

Epiglotis

Masalah klinis
Bagaimana proses batuk bisa terjadi? Bagaimana mekanisme kerja larynx pada saat bernafas dan menelan? Bagaimana proses pembentukan suara?

Masalah klinik
Otot larynx diinervasi oleh n. laryngeus recurrens dan n. laryngeus externus letaknya dekat dengan glandula thyroid cedera pada saat operasi glandula thyroid:
Terpotongnya r. laryngeus externus m. cricothyroideus lumpuh plica vocalis tidak dapat ditegangkan melemahnya suara Pemotongan n. laryngeus recurrens unilateral plica vocalis ipsilateral berada dalam posisi antara abduksi dan adduksi kemampuan bicara masih bisa normal. Pemotongan n. laryngeus recurrens bilateral pernafasan menjadi terganggu dan penderitanya tidak bisa berbicara
plica vocalis dalam posisi antara abduksi dan adduksi rima glottidis sebagian tertutup

Pemotongan parsial n. laryngeus recurrens paralisis otot abductor bilateral plica vocalis sesak nafas akut dan stridor tracheostomi.

Trachea
Tabung flexible selalu terbuka Larynx bifurcatio trachea 16-20 cincin cartilago Panjang: 9-11cm, lebar: 2,5 cm 3 lapis:
Mucosa Submucosa Adventitia

Bronchus
Carina: batas antara trachea dan bronchus Bronchus primarius bronchus secundus bronchus tertius Bronchiolus tidak tdp cartilago Bronchiolus terminalis

Masalah Klinis
Penekanan trachea
pelebaran arcus aorta (aneurisma) pembesaran kelenjar tiroid baik unilateral maupun bilateral. Sering terjadi pada anak-anak bronchus kanan pemeriksaan bagian dalam trachea dan bronchus biopsi mukosa mengeluarkan benda asing

Inhalasi benda asing. Bronchoscopi:

Trakeostomi Asma bronchiale


konstriksi otot polos bronchus penebalan lumen bronchus: proses inflamasi dan penumpukan sekret

TRACHEOBRONCHIAL FOREIGN BODY

Gb. tracheostomi

PARS RESPIRATORIA
Terdiri atas:
Bronchiolus respiratorius Ductus alveolaris Alveolus

lk 300 juta alveoli


area pertukaran gas

PULMONES
cavum thoracis. 2: pulmo dexter dan sinister
Pulmo dexter 3 lobus Pulmo sinister 2 lobus

mediastinum : ruangan diantara 2 pulmo Permukaan pulmo :


facies diaphragmatica (margo inferior) facies costalis facies mediastinalis (margo anterior)

Pulmones
Bentuk: conus
Apex pulmonis Basis pulmonis

Hilus pulmonalis
Tempat keluar masuknya bronchi, vasa darah, vasa lymphatica dan nervi

Terdiri atas alveoli pertukaran gas

Vascularisasi Pulmo
Arteri:
a. pulmonalis proses respirasi alveoli a. bronchialis kaya O2 jaringan pulmo kecuali alveoli

Vena:
V. pulmonalis darah teroksigenasi jantung Anastomosis v. pulmonalis dan v. bronchialis

Pleurae
Pembungkus pulmo
Pleura visceralis: melapisi permukaan pulmo Pleura parietalis: melapisi dinding dada dan superior diafragma
pleura cervicale pleura costalis pleura mediastinalis pleura diaphragmatica.

Cavum pleura
Recessus costodiaphragmaticus adalah daerah bagian bawah cavitas pleuralis yang dimasuki pulmo pada saat inspirasi. Recessus costomediastinalis adalah celah antara pleura costalis dan mediastinalis, terletak sepanjang pinggir anterior pleura.

Inervasi pleura
Pleura parietalis:
n. intercostalis (pleura costalis) n. phrenicus (pleura mediastinalis) n. intercostalis bagian bawah n. phrenicus (pleura diaphragmatica).

Pleura visceralis: sistem saraf otonom dan tidak peka oleh sensasi nyeri maupun raba

Masalah Klinik
Trauma
Serpihan fraktur costa dapat menembus paru-paru udara dapat masuk ke dalam cavum pleura menyebabkan pneumothorax kolaps pulmo Apabila udara masuk ke jaringan subcutan emfisema subcutan.

Nyeri pada dada.


Jaringan pulmo dan pleura parietalis tidak mempunyai ujung saraf peka nyeri nyeri alih di daerah dada atau daerah lain sesuai dermatom yang terlibat Bila kerusakan pada jaringan paru-paru mengenai pleura parietalis nyeri hebat yang diperparah dengan inspirasi dalam dan batuk Bagian bawah pleura parietalis: n. intercostalis bagian bawah nyeri alih daerah abdomen disangka sebagai abdomen akut Pleura diaphragmatica: inervasi dari n. phrenicus (3,4 dan 5) nyeri alih di sekitar bahu.

Masalah klinik
Efusi pleura: cairan serosa berlebihan di cavum pleura disebut efusi pleura Empiema cavum pleura berisi nanah Hematothorax Pembedahan pada paru-paru.
lesi lokal pembedahan paru-paru melalui spatium intercostalis

Carcinoma Bronchogenik.
mukosa bronchus besar yang ada di hilus pulmonalis menyebar dengan cepat ke nll. tracheobronchialis

Masalah klinik
Penyempitan bronchus, misal: asma bronchiale:
Spasme otot polos dinding bronchiolus Kesukaran saat ekspirasi Pulmo teregang cavitas thoracis membesar barrel chest

Kehilangan elastisitas pulmo, mis emphisema, fibrosis pulmo


Pulmo tidak dapat mengempis secara adekuat ekspirasi tdk sempurna otot-otot pernafasan aksesori

Kehilangan distensibilitas pulmo: silicosis, asbestosis, carcinoma, pneumonia


Gangguan inspirasi otot-otot bantu inspirasi

RESPIRASI
Pusat: medulla oblongata
Peka terhadap kadar CO2 darah:
Corpus caroticus bifurcatio a. carotis communis Corpus aorticus arcus aorta

Dipengaruhi oleh cortex cerebri bicara, menyanyi, bersiul

Aktivitas:
Ventilasi Difusi Transportasi Metabolisme jaringan

MEKANISME RESPIRASI
Dua mekanisme penting untuk meningkatkan volume thorax adalah:
Gerakan costa adanya otot-otot yang melekat padanya Kontraksi diaphragma otot utama inspirasi

PROCESS OF RESPIRATION
Diaphragm: Major muscle of respiration Inspiration: Diaphragm contracts, Thoracic Cavity increases, Intra-thoracic pressure decreases and air enters. Expiration: Is passive Elastic Recoil Compliance

Figure 12-2 Mechanics of Breathing

Copyright 2003 by Mosby, Inc. All rights reserved.

Gerakan costa
Otot-otot pernafasan aksinya hanya untuk menggerakkan costa selama respirasi Otot-otot pernafasan aksesori:
origo pada costa, manubrium dan sternum fungsi utamanya adalah untuk gerakan leher, kepala, dan extremitas atas ke arah thorax Otot-otot pernafasan aksesori dapat membantu ventilasi bila diperlukan, dengan cara memfiksasi insersinya, sehingga bila otot-otot ini berkontraksi, maka costa akan terangkat.

Otot-otot pernafasan
Inspirasi:
M. intercostalis externus M. intercostalis internus (parasternalis) Mm. Vertebrocostalis: m. serratus posterior superior, m. levatores costarum, m. seratus posterior inferior

Ekspirasi:
M. Intercostalis internus (bagian lateral) M. Subcostalis dan m. transversus thoracis

Otot-otot pernafasan aksesori


Inspirasi:

M. sternocleidomastoideus: mengangkat manubrium sterni M. infrahyoid: mengangkat manubrium sterni M scalenus: mengangkat costa 1 dan 2 M. Pectoralis minor: mengangkat costa 3-5 M. pectoralis major: menekan sternum ke depan atas M. serratus anterior: mengangkat, abduksi dan eversi costa M. erector spinae: memperkuat konkavitas spina thoracis.
M. rectus abdominis M. obliquus externus abdominis M. obliquus internus abdominis M. transversus abdominis

Ekspirasi:

Otot pernafasan: inspirasi

M. intercostalis Diafragma

Otot pernafasan aksesori: inspirasi


M. sternomastoideus M. pectoralis minor M. pectoralis major M. serratus anterior M. scalenus

m. scalenus

Otot pernafasan aksesori: ekspirasi

Mekanisme Pernafasan
Inspirasi
Inspirasi tenang 16 kali/menit Inspirasi kuat

Ekspirasi:
Ekpirasi tenang Ekspirasi kuat

Inspirasi tenang
Peningkatan kapasitas rongga thorax
Diameter vertikal: Kontraksi diafragma diafragma lebih rendah Diameter anteroposterior dan transversal:
Kontraksi mm. intercostalis externus mendekatkan costa costa I difixasi oleh otot pangkal leher (m. scalenus) mengangkat costa I XII ke arah costa I Kontraksi m. levator costarum dan m. serratus posterior superior

Inspirasi kuat
Pada gangguan pernafasan Peningkatan maksimal kapasitas rongga thorax Semua otot yang dapat mengangkat costa bekerja:
M. scalenus anterior dan medius M. sternomastoideus M. serratus anterior M. pectoralis minor M. pectoralis major

Ekspirasi
Ekspirasi tenang:

Fenomena pasif Relaksasi m. intercostalis, diafragma Peningkatan tonus otot dinding anterior abdomen Kontraksi m. serratus anterior inferior menarik iga ke bawah
Proses aktif Kontraksi otot dinding anterior abdomen Kontraksi m. quadratus lumborum Kontraksi m. serratus posterior inferior dan m. lattisimus dorsi

Ekspirasi kuat:

Doa penutup majelis

Subhaanakallohumma wabihamdika asyhadu anlaa illaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

Informasi lanjut
Nur Hayati Departemen Anatomi dan Histologi FK UMY Email: hayati_arisk@yahoo.com 0817461778

You might also like