You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II BAB IV KINETIKA KIMIA

DISUSUN OLEH: A. Kurnia Jaka Octavian NIM : 01 302 1111 001

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2012

Hari/Tanggal : Senin/4 Juni 2012 Dosen : Dikdik Mulyadi, M.PKim

Asisten Dosen : Purnamasari

LAPORAN PRAKTIKUM IV KINETIKA KIMIA

I. LATAR BELAKANG I.1 Luas permukaan sebagai faktor kecepatan reaksi Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin betambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan.

1.2 Konsentrasi sebagai faktor kecepatan reaksi Jika Natrium Tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer, maka akan timbul endapan halus putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Na2S2O3 H2S2O3 Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 (cepat) H2SO3 + S (lambat) 2Na+ + H2SO3 + S (putih)

Reaksi ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung). Dalam reaksi demikian reaksi yang berlangsung paling lambat menentukan kecepatan reaksi keseluruhan. Dalam hal ini reaksi yang paling lambat ialah H2S2O3.

1.3 Temperatur sebagai faktor kecepatan reaksi Diberikan dua buah contoh reaksi yaitu: 1. Reaksi asam kuat dengan Tiosulfat 2. Reaksi antara Asam Oksalat dengan kalium Permanganat

1.4 Katalis sebagai faktor kecepatan reaksi Reaksi antara Asam Oksalat dan Kalium Permanganat dapat dipercepat dengan menambah ion Mn+ yang bertindak sebagai katalis. Dalam reaksi ini dihasilkan ion-ion Mn+ yang dapat berfungsi sebagai katalis. Hal ini dinamakan autokatalis karena setelah reaksi berlangsung reaksi berlangsung cepat.

1.5 Reaksi orde Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakan konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi orde dua adalah reaksi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu. Untuk mendapatkan grafik garis lurus.

II. TUJUAN Mengetahui pengaruh luas permukaan, konsentrasi, suhu, dan katalis terhadap kecepatan reaksi. Mengambil perubahan yang terjadi dalam campuran sebagai bukti adanya reaksi. Mengetahui reaksi orde 1 dan orde 2.

III. PROSEDUR KERJA 3.1 Alat Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas kimia, tutup dari balon, stopwatch, penangas air, pipit tetes, dan pipet volumetri.

3.2 Bahan Bahan yang digunakan adalah karbit, aquades, Na2S2O3 0,05 N, Na2S2O3 0,01 N, Na2S2O3 0,1 N, HCl 0,05 N, HCl 0,01 N, HCl 0,1 N, MnSO4 1 N, H2SO4 1 N, H2C2O4 1 N, dan KMnO4 0,1 N.

3.3 Cara Kerja A. Pengaruh Faktor Kecepatan Reaksi 1. Pengaruh Luas Penampang Terhadap Kecepatan Reaksi Menyediakan 3 karbit sebesar kelereng, lalu di tumbuk menjadi sebesar granul, dan serbuk. Kemudian menyediakan 3 buah tabung reaksi yang berisi 1 mL aquades. Selanjutnya memasukan karbit ukuran sebesar kelereng ke dalam tabung 1, karbit ukuran sebesar granul dimasukan ke dalam tabung 2 dan yang serbuk dimasukan ke dalam tabung 3, kemudian tutup semua tabung reaksi dengan balon. Lalu amati dan catat waktu terjadinya pengembangan balon tersebut.

2. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan reaksi 2.1 Percobaan 1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi, kemudian memasukan 5 mL Na2S2O3 0,1 N ke tabung 1, tabung 2 dan tabung 3. Lalu memasukan 5 mL HCl 0,1 N ke tabung 4, memasukan 5 mL HCl 0,05 N ke tabung 5 dan memasukan 5 mL HCl 0,01 N ke tabung 6. Selanjutnya menuangkan perekasi tabung 6 ke tabung 1 dengan cepat menuangkan kembali ke tabung 6. Kemudian mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yakni sampai terjadi kekeruhan. Lalu dengan cara yang sama lakukan untuk tabung 5 ke tabung 2 dan tabung 4 ke tabung 3. Percobaan selanjutnya 2.2 Pecobaan 2 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi, kemudian memasukan 5 mL HCl 0,01 N ke tabung 1, tabung 2 dan tabung 3. Lalu memasukan 5 mL Na2S2O3 0,01 N ke tabung 4, memasukan 5 mL Na2S2O3 0,05 N ke tabung 5 dan masukan 5 mL Na2S2O3 0,1 N ke tabung 6. Selanjutnya mengerjakan seperti percobaan 1.

3. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi Menyiapkan 6 buah tabung reaksi, kemudian memasukan 5 mL HCl 0,01 N ke tabung 1, tabung 2 dan tabung 3. Lalu memasukan 5 mL Na2S2O3 0,1 N ke tabung 4, ke tabung 5 dan ke tabung 6. Kemudian memanaskan tabung 2 dan tabung 5 di penangas air hingga mencapai suhu 50oC serta memanaskan juga tabung 3 dan tabung 6 hingga mencapai suhu 100oC. Selanjutnya mereaksikan pereaksi tabung 1 dengan tabung 4, tabung 2 dengan tabung 5 dan tabung 3 dedngan tabung 6. Kemudian mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.

4. Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi 4.1 Adanya penambahan MnSO4 (katalis dari luar) Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian memasukan 6 mL H2C2O4 0,1 N dan 2 mL H2SO4 1 N ke dalam masing-masing tabung. Lalu memasukan MnSO4 1 N sebanyak 4 mL ke tabung 1 dan sebanyak 1 mL ke tabung 2. Selanjutnya memasukan H2O sebanyak 3 mL ke tabung 2 dan sebanyak 4 mL ke tabung 3. Kemudian mengocok setiap tabung reaksi dan menambahkan 3 tetes KMnO4 0,1 N. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan dalam reaksi tersebut.

4.2 Adanya Auto katalisator Menyiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian memasukan 5 mL H2C2O4 0,1 N dan 1 mL H2SO4 1 N ke dalam masing-masing tabung. Lalu memasukan H2O 1 N sebanyak 3 mL ke tabung 1. Selanjutnya mengocok setiap tabung reaksi dan tambahkan 3 tetes KMnO4 0,1 N. Kemudian mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan dalam reaksi tersebut. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data pengamatan Tabel 4.1.1 Pengaruh luas penampang terhadap kecepatan reaksi Tabung 1 2 3 Bentuk Karbit Sebesar kelereng Sebesar Granul Serbuk Waktu Pengembangan Balon 8 menit 4 detik 13 menit 5 detik 27 menit 9 detik

Tabel 4.1.2 Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi percobaan 1 Tabung 1 ke 6 5 ke 2 4 ke 3 Pereaksi Na2S2O3 0,1 N ke HCl 0,1 N Na2S2O3 0,1 N ke HCl 0,05 N Na2S2O3 0,1 N ke HCl 0,01 N Perubahan Warna keruh keruh keruh Waktu Reaksi 2 menit 21 detik 2 menit 6 detik 1 menit 9 detik

Tabel 4.1.3 Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi percobaan 2 Tabung 1 ke 6 5 ke 2 Pereaksi HCl 0,01 N ke Na2S2O3 0,01 N HCl 0,01 N ke Na2S2O3 0,05 N Perubahan Warna keruh keruh Waktu Reaksi 32 detik 2 menit 6 detik

4 ke 3

HCl 0,01 N ke Na2S2O3 0,1 N

keruh

20 menit

Tabel 4.1.4 Pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi Tabung Pereaksi dan suhu Perubahan Warna 1 ke 4 HCl 0,01 N (suhu kamar) ke Na2S2O3 0,1 N (suhu kamar) 2 ke 5 HCl 0,01 N (50oC) ke Na2S2O3 0,1 N (50oC) HCl 0,01 N (100 C) ke Na2S2O3 0,1 N (100 C)
o o

Waktu Reaksi

keruh

3 menit 16 detik

keruh

1 menit 35 detik

3 ke 6

keruh

21 detik

Tabel 4.1.5 Pengaruh terhadap terhadap kecepatan reaksi adanya penambahan MnSO4 (katalis dari luar). Tabung Pereaksi Perubahan Warna 1 H2C2O4 0,1 N + H2SO4 1 N + MnSO4 1 N + KMnO4 0,1 N 2 H2C2O4 0,1 N + H2SO4 1 N + MnSO4 1 N + H2O + KMnO4 0,1 N 3 H2C2O4 0,1 N + H2SO4 1 N + H2O + KMnO4 0,1 N Ungu 36,79 detik Coklat Tua 41,27 detik Coklat 51,75 detik Waktu Reaksi

Tabel 4.1.6 Pengaruh terhadap terhadap kecepatan reaksi adanya penambahan katalisator Tabung 1 Pereaksi H2C2O4 0,1 N + H2SO4 1 N + H2O KMnO4 0,1 N 2 H2C2O4 0,1 N + H2SO4 1 N + KMnO4 0,1 N Ungu 22 menit 43 detik Perubahan Warna Pink Waktu Reaksi 1 menit 42 detik

1.1 Pembahasan Kecepatan reaksi adalah hilangnya suatu pereaksi atau kecepatan timbulnya hasil reaksi. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: luas permukaan, konsentrasi zat yang bereaksi, temperatur campuran reaksi, macam zat dan

katalis positif. Biasanya reaksi antar ion dengan ion (reaksi metatesis) yang tidak bersifat oksidasi reduksi, berjalan sangat cepat.

1.1.1 Pengaruh Luas Penampang Terhadap Kecepatan Reaksi Percobaan pertama yakni pengaruh luas penampang terhadap kecepatan reaksi. Dari hasil percobaan diketahui bahwa karbit yang sebesar kelereng bereaksi dan mengembangkan balon dalam waktu 8 menit 4 detik, sebesar granul bereaksi dan mengembangkan balon dalam waktu 13 menit 5 detik dan dalam bentuk serbuk bereaksi dan mengembangkan balon dalam waktu 27 menit 9 detik. Jadi dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin kecil luas permukaan maka reaksi akan semakin cepat terjadi, hal ini sangat bertentangan dengan literatur. Dalam literatur dinyatakan bahwa Semakin besar luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin cepat laju reaksinya. Namun, semakin kecil luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin lambat laju reaksi yang terjadi. Hal tersebut terjadi karena dalam reaksi partikel dalam bentuk cair bertumbukan dengan partikel padat, Semakin luas permukaan sentuh suatu benda, semakin banyak tumbukan partikel yang terjadi, reaksi pun semakin cepat berlangsung. Peningkatan jumlah tumbukan per detik meningkatkan laju reaksi. Kesalahn hasil percobaan terjadi dikarenakan ukuran yang seharusnya semua berukuran sebesar kelereng lalu ditumbuk menjadi sebesar granul dan serbuk agar massa karbitnya sama sehingga bisa ditentukan luas permukaan mana yang cepat mengembangkan balon. Ketika CaC2 (karbit) dimasukan ke dalam air, maka akan mengembangkan balon. Hal ini dapat terjadi jika CaC2 bereaksi dengan air maka akan menghasilkan gas asetilen, oleh karena itu balon dapat mengembang. Dalam 1 gram CaC2 menghasilkan 349 mL gas asetilen. Reaksi yang terjadi adalah: CaC2 + 2 H2O C2H2 + Ca(OH)2

1.1.2 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi Percobaan kedua yakni pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi. Dari hasil percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi HCl diketahui bahwa Na2S2O3 0,1 N direaksikan ke HCl 0,1 N bereksi dalam waktu 2 menit 21 detik dan larutan akan keruh, Na2S2O3 0,1 N direaksikan ke HCl 0,05 N bereksi dalam waktu 2 menit 6 detik dan larutan akan keruh serta Na2S2O3 0,1 N direaksikan ke HCl 0,01 N bereksi dalam waktu 1 menit 9 detik dan larutan akan keruh. Jadi dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi maka laju reaksi semakin cepat, sedangkan semakin

kecil konsentrasi maka laju reaksi semakin lambat. Hal ini sesuai dengan teori, dalam teori atau literatur dinyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Sedangkan jika konsentari rendah maka maka semakin sedikit molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin sedikit juga sehingga kecepatan reaksi menurun. Reaksi yang terjadi adalah: NaSO + 2HCl SO + S + 2NaCl + H2O

Percobaan yang kedua adalah pengaruh konsentrasi Na2S2O3 diketahui bahwa HCl 0,01 N direaksikan ke Na2S2O3 0,1 N bereksi dalam waktu 32 detik dan larutan akan keruh, HCl 0,01 N direaksikan ke Na2S2O3 0,05 N bereksi dalam waktu 3 menit 39 detik dan larutan akan keruh serta HCl 0,01 N direaksikan ke Na2S2O3 0,01 N bereksi dalam waktu 20 menit dan larutan akan keruh. Jadi dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi maka laju reaksi semakin cepat sedangkan semakin kecil konsentrasi maka laju reaksi semakin lambat. Hal ini berarti sesuai dengan teori. Jika kita bandingkan kedua percobaan ini, percobaan pertama reaksi berjalan lebih cepat dibanding percobaan kedua, hal ini dikarenakan konsentrasi Na2S2O3 pada tabung 1, tabung 2 dan tabung 3 pada percobaan pertama lebih besar konsentrasinya yaitu 0,1 N dibanding dengan konsentrasi HCl pada tabung 1, tabung 2 dan tabung 3 pada percobaan kedua yaitu 0,01 N, maka.

1.1.3 Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi Percobaan ketiga adalah pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi. Dari hasil percobaan diketahui bahwa HCl 0,01 N (suhu kamar) direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N (suhu kamar) berekasi dalam waktu 3 menit 16 detik dan larutan menjadi keruh, HCl 0,01 N (50oC) direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N (50oC) berekasi dalam waktu 1 menit 35 detik, serta HCl 0,01 N (100oC) direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N (100oC) berekasi dalam waktu 21 detik. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat dan larutan menjadi lebih cepat keruh sedangkan sebaliknya semakin rendah suhu maka reaksi semakin lambat dan larutan menjadi lebih lambat keruh. Hal ini sesuai dengan teori yaitu jika suhu naik maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat

mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Reaksi yang terjadi adalah: NaSO + 2HCl SO + S + 2NaCl + H2O

1.1.4 Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi Percobaan ketiga adalah pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi. percobaan ini terdiri dari dua percobaan percobaan pertama yaitu adanya penambahan MnSO4 (katalis dari luar) dan percobaan kedua adanya auto katalis. Dari hasil percobaan pertama diketahui bahwa tabung pertama yang berisi 6 mL H2C2O4 0,1 N + 2 mL H2SO4 1 N + 4 mL MnSO4 1 N + 3 tetes KMnO4 0,1 N bereaksi dalam waktu 51,75 detik dan mengalami perubahan warna menjadi coklat. Tabung kedua berisi 6 mL H 2C2O4 0,1 N + 2 mL H2SO4 1 N + 1 mL MnSO4 1 N + 3 mL H2O + 3 tetes KMnO4 0,1 N bereaksi dalam waktu 41,27detik dan mengalami perubahan warna menjadi coklat tua. Serta tabung ketiga kedua berisi 6 mL H2C2O4 0,1 N + 2 mL H2SO4 1 N + 4 mL H2O + 3 tetes KMnO4 0,1 N bereaksi dalam waktu 36,79 detik dan mengalami perubahan warna menjadi Ungu. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa jika semakin besar larutan di tambah MnSO4 maka reaksi akan berlangsung lambat dan tabung 3 yang tidak diberi MnSO4 berlangsung sangat cepat, berarti dalam hal ini MnSO4 sebagai inhibitor karena dapat menurukan laju reaksi. Hal ini sangat bertentangan dengan teori dan literatur yang menyatakan bahwa MnSO4 sebagai katalis luar. Seharusnya reaksi yang paling cepat adalah pada tabung pertama karena adanya penambahan MnSO4 yang banyak dibanding tabung kedua, maka reaksi akan semakin cepat terjadi karena terdapat 2 katalis yaitu MnSO4 dan KMnO4. Dan reaksi yang paling lambat seharusnya tabung ketiga karena tidak ada penambahan MnSO4 dan dilakukan penambahan H2O dengan jumlah yang cukup banyak, maka akan mempengaruhi laju reaksi karena terjadi pengenceran atau penurunan konsentrasi sehingga reaksi akan berlangsung sangat lambat. Kesalahn ini dapat terjadi dikarenakan kurang ketelitian dalam melakukan percobaan dan banyak sekali keteledoran yang dilakukan saat melakukan percobaan serta pada saat pembuatan larutan kemungkinan terjadi kesalahan seperti kurang tepatnya penimbangan, alat-alat yang digunakan kurang bersih sehingga larutan terkontaminasi dan kurang ketelitian saat melakukan pengenceran. MnO4- dan KMnO4 bersifat katalis sehingga sebagai katalis warna campuran bening atau kuning. MnO4- merupakan oksidator yang digunakan untuk bereaksi dengan reduktor H2C2O4 dalam suasana asam. Reaksi antara KMnO4 dengan asam oksalat dapat

dikatakan sebagai auto katalisator karena ion Mn2+ yang terbentuk sebagai katalis. Kemudian reaksi ini tidak perlu indikator secara khusus untuk menentukan titik ekuivalen karena laju ditentukan dari perubahan warna proses tersebut. Adapun reaksi antara H2C2O4 dan MnO4- yaitu: H2C2O4 + 2MnO4 6CO2 + 3H2O + MnO Pada saat peraktikum terjadi perubahan warna, pada tabung pertama terjadi perubahan warna coklat, pada tabung kedua terjadi perubahan warna coklat tua dan pada tabung ketiga terjadi perubahan warna ungu. Hal ini dapat terajdi karena pada tabung pertama dan kedua terdapat MnSO4 sehingga warnanya coklat, dan terdapat sedikit perbedaan warna pada tabung kedua dikarenakan adanya penambahan H2O pada tabung kedua dan perbedaan volume MnSO4 pada tabung pertama dan kedua. Warna coklat itu dihasilkan karena pada reaksi tersebut menghasilkan MnO2 sehingga larutan berwarna coklat. Pada tabung ketiga perubahan warnanya ungu, hal ini dapat terjadi karena tidak ada MnSO4 dalam larutan tersebut sehingga warna larutan menjadi ungu. Larutan menjadi ungu karean dihasilkan MnSO4 dalam reaksi tersebut sehingga warna larutan menjadi ungu. Reaksi yang terjadi adalah: 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 2H2SO4 2 MnSO4 + K2SO4 + 8H2O + 10CO2

Percobaan kedua adalah adanya auto katalis. Dari hasil percobaan diketahui bahwa pada tabung pertama yang berisi 5 mL H2C2O4 0,1 N + 1 mL H2SO4 1 N + 3 mL H2O + 3 tetes KMnO4 0,1 N bereaksi dalam waktu 1 menit 42 detik dengan perubahan warna pink. Dan tabung kedua yang berisi 5 mL H2C2O4 0,1 N + 1 mL H2SO4 1 N + 3 tetes KMnO4 0,1 N bereaksi dalam waktu 22 menit 43 detik dengan perubahan warna ungu. Jadi dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jika larutan ditambah dengan H2O, maka reaksi akan berjalan dengan cepat, tapi sebaliknya jika reaksi atau larutan tidak ditambah air maka reaksi akan berjalan dengan lambat. Hal ini tidak sesuai dengan teori atau literatur, jika larutan ditambah dengan air maka konsentrasi akan menurun dan reaksi berjalan dengan lambat. Kesalahan ini dapat terjadi dikarenakan kurang ketelitian dalam melakukan percobaan dan banyak sekali keteledoran yang dilakukan saat melakukan percobaan serta pada saat pembuatan larutan kemungkinan terjadi kesalahan seperti kurang tepatnya penimbangan, alat-alat yang digunakan kurang bersih sehingga larutan terkontaminasi dan kurang ketelitian saat melakukan pengenceran. Dalam percobaan kali ini disebut dengan auto katalisator karena tidak adanya penambahan katalis dari luar namun reaksi antara KMnO4 dengan asam oksalat dapat

dikatakan sebagai autokatalisator karena ion Mn2+ yang terbentuk sebagai katalis. Reaksi yang terajdi adalah: 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 2H2SO4 2 MnSO4 + K2SO4 + 8H2O + 10CO2

Perubahan warna yang teradi pada tabung pertama adalah pink dan tabung kedua adalah ungu, hal ini dapat terjadi karean dalam reaksi tersebut menghasilkan MnSO4 sehingga larutan menjadi warna ungu. Terdapat perbedaan kepekatan warna antara tabung pertama dan kedua yaitu pink dan ungu, dikarenakan pada tabung pertama dilakukan penambahan H2O sebesar 3 mL sedangkan pada tabung kedua tidak dilakukan penambahan H2O, oleh karena itu pada tabung pertama larutan berwarna pink atau ungu pucat.

V. KESIMPULAN 5.1 Kecepatan reaksi adalah hilangnya suatu pereaksi atau kecepatan timbulnya hasil reaksi. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: luas permukaan, konsentrasi zat yang bereaksi, temperatur campuran reaksi, macam zat dan katalis positif. 5.2 Semakun luas permukaan pereaksi maka reaksi berjalan semakin cepat, karena semakin besarnya terjadi tumbukan antar partikel. 5.3 Semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. 5.4 Semakin naik suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar.

VI. DAPTAR PUSTAKA Hadi,Fitria.2009.Kinetika Kimia.minggu.22.55.http://annisanfushie.wordpress.com /2008/12/07/kinetika-kimia/ Hiskia, A dan Tupamalu. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. ITB, Bandung. hal 141-142. Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga, Jakarta. hal 246-248. Syukri S, 1999. Kimia Dasar 2. ITB, Bandung. hal 71-83.

You might also like