You are on page 1of 2

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan. Berhubungan dengan Diuresis osmotik (dari hiperglikemia).

Kehilangan gastrik berlebihan: diare, muntah. Masukan dibatasi: mual, kacau mental. Ditandai dengan peningkatan haluaran urine, urine encer. Kelemahan: haus; penurunan berat badan tiba-tiba. Kulit/membran mukosa kering, turgor kulit buruk. Hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian kapiler. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Berhubungan dengan cukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein/ lemak). Penurunan masukan oral; anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran. Status hipermetabolisme: Pelepasan hormone stress (mis; epinefrin, kortisol, dan hormone pertumbuhan), proses infeksius. Ditandai dengan melaporkan masukan makanan takadekuat,kurang minat pada makanan penurunan berat badan, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare. 3. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis). Berhubungan dengan kadar glukosa tinggi penurunan fungsi leukosit perubahan pada sirkulasi, infeksi pernapasan yang ada sebelumnya atau ISK. Ditandai dengan tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnose aktual. 4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual. Berhubungan dengan perubahan kimia endogen ketidakseimbangan glukosa/ insulin dan elektrolit. Ditandai dengan tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membbuat diagnosa actual. 5. Kelelahan. Berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic. Perubahan kimia darah insufisiensi insulin. Peningkatan kebutuhan energi status hipermetabolik/ infeksi. Ditandai dengan kurang energi yang berlebihan ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas biasanya penurunan kinerja kecenderungan untuk kecelakaan. 6. Ketidakberdayaan. Berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progresif yang tidak dapat diobati. Ketergantungan pada orang lain. Ditandai dengan Penolakan untuk mengekspresikan perasaan sebenarnya; ekspresi tentang menglami situasi tidak terkontrol. Apatis, menarik diri, marah. Tidak memantau kemajuan, tidak berpartisipasi dalam perawatan/ pembuatan keputusan. Penekanan terhadap penyimpangan/ konpikasi fisik meskipun pasien bekerja sama dengan aturan.

7. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. Berhubungan dengan Kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan interpretasi informasi. Tidak mengenal sumber informasi. Ditandai dengan pertanyaan/ meminta informasi, mengungkapkan masalah. Ketidakakuratan mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

You might also like