You are on page 1of 2

A.

Klasifikasi Ketuban pecah dini (Premature Rupture of Membranes/PROM) mengacu kepada pasien yang melampaui usia kehamilan 37 minggu dan ditampilkan dengan adanya pecah ketuban (Rupture of Membranes/ROM) sebelum awal persalinan. Ketuban pecah dini preterm (Preterm Premature Rupture of Membranes/PPROM) adalah pecahnya ketuban (ROM) sebelum kehamilan 37 minggu. Dan pecah ketuban berkepanjangan adalah setiap pecahnya ketuban yang berlangsung selama lebih dari 24 jam dan lebih dahulu pecah pada awal persalinan (Hamilton C, 2010). a. PROM ( Premature Rupture of Membrane) Ketuban pecah pada saat usia kehamilan 37 minggu. Pada PROM penyebabnya mungkin karena melemahnya membran amnion secara fisiologis. Kondisi klinis seperti inkompetensi serviks dan polihidramnion telah diidentifikasi sebagai faktor risiko yang jelas dalam beberapa kasus ketuban pecah dini. Untuk penangananya melalui Seksio Sesarea (Syaifuddin, 2002). b. PPROM ( Preterm Premature Rupture of membrane) Ketuban pecah dini premature (PPROM) mendefinisikan ruptur spontan membran janin sebelum mencapai umur kehamilan 37 minggu dan sebelum onset persalinan (American College of Obstetricians dan Gynecologists, 2007). Pecah tersebut kemungkinan memiliki berbagai penyebab, namun banyak yang percaya infeksi intrauterin menjadi salah satu predisposisi utama (Gomez dan rekan, 1997; Mercer, 2003) Sebuah tinjauan ilmiah penyebab PPROM diidentifikasi penyebab potensial banyak dalam kasus tertentu. Ini termasuk penurunan umum dalam kekuatan peregangan membran amnion, cacat lokal pada membran amnion, penurunan kolagen cairan ketuban dan perubahan dalam struktur kolagen, iritabilitas uterus, apoptosis, degradasi kolagen, dan peregangan membran. Pada jaringan Maternal-Fetal Medicine Unit (MFMU) menemukan bahwa faktor risiko PPROM adalah PPROM sebelumnya, fibronektin janin positif pada kehamilan 23 minggu, dan leher rahim pendek (<25 mm) pada umur kehamilan 23 minggu. Untuk penatalaksanaannya dirawat di Rumah Sakit, tunda persalinan, berikan antibiotik (Manuaba, 2001). B. Manifestasi Klinis Gejala adalah kunci untuk diagnosis, pasien biasanya melaporkan cairan yang tiba-tiba menyembur dari vagina dan pengeluaran cairan yang berlanjutan. Gejala tambahan yang mungkin penting termasuk warna dan konsistensi cairan adalah adanya bintik-bintik dari vernix atau mekonium, pengurangan ukuran uterus, dan peningkatan keunggulan janin untuk palpasi (Saiffudin AB dan rekan, 2011. h. 267-8). Menurut Mansjoer ( 2000) Achadiat (2004)manifestasi ketuban pecah dini adalah: 1. Keluar air krtuban warna keruh. Jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.

2. Dapat disertai demam bila sudah terjadi infeksi 3. Janin mudah diraba 4. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban sudah tiadak ada, air ketuban sidah kering 5. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput keruban tidak ada dan air ketuban sudah kering 6. Usia kehamilan vible (>20 minggu) 7. Buyi jantung bisa tetap normal Sumber 1. Doengoes, Marilynn E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Keperawatan Klien. (Terj. Hadyanto). Edisi 2. Jakarta : EGC. 2. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 1. Jakarta: Media Aesculapius. 3. Manuba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita pelaksanaan Rutin Obsteri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC. 4. Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta : EGC. 5. Saiffudin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ultrasonografi dalam Obstetri. Bambang Karsano. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiriharjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011. h. 267-8 6. Hamilton C. Premature Preterm Rupture of the Membranes. 28 Oktober 2010. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article. 9 Maret 2013 pukul 08:36

You might also like