You are on page 1of 2

Mikrosporogenesis dimulai dari meiosis MMC dan berakhir pada mitosis pertama serbuk sari.

Selama pembentukan jaringan sporogenous, dinding antera A. senescens L. berisi empat lapisan sel tidak jelas dibedakan mengelilingi sel sporogenous. (Zhang, 2012)

Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16 (Sastrosumarjo, 2006). Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 1979).
Pembuatan sediaan untuk pengamatan kromosom dilakukan menggunakan metode squash atau tekan usap. Menurut Jahier et al., 1996 dalam Perwati (2009), preparat yang dibuat dengan metode squash termasuk preparat semi permanen. Bahan tanaman yang biasa digunakan adalah bagian meristematik tanaman yang masih aktif membelah dan diwarnai dengan acetocarmin. Aplikasi metode pembuatan preparat ini sering digunakan untuk penelitian di bidang genetika dan taksonomi, yakni untuk tujuan pengamatan kromosom suatu tumbuhan.

Meiosis adalah tipe khusus dari pembelahan nukleus yang melakukan pemisahan tiap kromosom homolog menjadi gamet yang baru. Jika mitosis menghasilkan sel anak yang identik dengan induk, maka meiosis menghasilkan sel anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain itu, meiosis menghasilkan sel anak yang berbeda dengan induknya(Farabee, 2000). Satrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metakinesis, metafase, anafase, dan telofase. Menurut Suryo (2008) fase pada mitosis terdiri dari interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.

Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut: 1. Pembelahan berlangsung dua kali. 2. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah. 3. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom induk, yaitu n (haploid). 4. Sifat sel anak berbeda dengan sel induknya. 5. Terjadi pada sel kelamin (sel gamet). 6. Tujuan pembelahan meiosis yaitu agar generasi berikutnya mempunyai jumlah kromoson tetap. (Sri Badiati, 2007)
Pada pembelahan meiosis terdapat dua macam pembelahan, yaitu pembelahan reduksi (meiosis I) dan pembelahan sel (meiosis II). meiosis II melakukan pembelahan sel seperti yang terjadi pada pembelahan mitosis, sedangkan pada meiosis I terjadi peristiwa reduksi kromosom yang nantinya berpengaruh terhadap sifat sel anakan(Cooper, 2000).

Tahap Profase 1 Tahap profase pada meiosis berbeda dengan mitosis, yaitu bahwa kromosom-kromosom homolog membentuk pasangan, yang dinamakan bivalen. Proses berpasangannya kromosom homolog dinamakan sinapsis. Kemudian setiap anggota bivalen membelah memanjang, sehingga

terbentuklah 4 kromatid. Ke empat kromatid padad satu bivalen dinamakan tetrad. Selama sinapsis, dapat terjadi pindah silang (crossing over), yaitu peristiwa penukaran segmen dari kromatid-kromatid dalam sebuah tetrad. Pada tahap ini terjadi lima proses: (Priadi Arif, 2002)

You might also like