You are on page 1of 46

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Manusia Lanjut Usia (MANULA) adalah manusia yang sedang mengalami proses menua atau menjadi tua yaitu suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin meburuk dan figure tubuh yang tidak proporsional. Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir

mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.

Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar

pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula defekasi, dan menghindarkan obstipasi. Patut diingat bahwa keperluan energi MANULA sudah menurun, jadi jangan di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perjalanan proses menua? 2. Apa pengertian nutrisi? 3. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia? 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia? 5. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia? 6. Faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia? 7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus lansia yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi?

3. Tujuan Penulisan a. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Lansia Malnutrisi dan mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan lansia dengan gangguan kebutuhan nutrisi.

b.

Tujuan Khusus Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang: 1. Proses menua 2. Pengertian nutrisi 3. Kebutuhan nutrisi pada lansia 4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia 5. Gangguan - gangguan nutrisi pada lansia 6. Faktor yang mempengaruhi status gizi pada lansia 7. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus lansia yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi.

4. Metode Penulisan Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka yaitu mengumpulkan data dengan berbagai sumber informasi seperti buku-buku perpustakaan,internet,dan lain-lain.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir

mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria. Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh total.

B. Proses Menua Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
4

1.

Wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.

2.

Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.

3.

Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

4.

Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.

5.

Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.

6.

Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas seharihari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.

7.

Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.

8.

Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.

9.

Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.

C. Patofisiologi

Proses menua: 1. Penurunan/kehilangan indra pengecapan dan penciuman 2. Penyakit periodental dan kehilangan gigi 3. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan 4. Gangguan kemampuan motorik 5. Tulang menjadi rapuh 6. Tendon mengkerut dan atropi serabut otot 7. Penurunan mobilitas saluran pencernaan, peristaltik melemah Penyakit infeksi Keganasan Mekanisme inflamasi

Akibat: 1. Anoreksia 2. Kesulitan makan 3. Mengganggu penyerapan Ca, Fe, Protein, lemak dan vitamin 4. Susah BAB, Wasir 5. Kerusakan kartilago dan tulang 6. Inflamasi sendi sinovial

Asupan makanan berkurang Osteoporosis Sublukasi, dislokasi

MK: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

MK: Resiko tinggi infeksi

MK: Kerusakan mobilitas fisik

MK: Nyeri

MK: Resiko cidera

D. Penyakit Sistem Pencernaan Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organorgan yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolisme di sel lainnya. Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan perubahan komposisi tubuh. Perubahan pada sistem pencernaan yaitu kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal desease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indera pengecap menurun akibat adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%) akibat hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam, pahit. Selain itu sekresi air ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut menjadi kering dan bisa menurunkan cita rasa. Esofagus melebar akibat terjadinya penuaan esofagus berupa pengerasan sfringfar bagian bawah sehingga menjadi mengendur (relaksasi) dan mengakibatkan esofagus melebar (presbyusofagus). Keadaan ini memperlambat pengosongan esofagus dan tidak jarang berlanjut sebagai hernia hiatal. Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus tepatnya di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi dalam sistem saraf sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan usofagus. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun). Lapisan lambung menipis diatas 60 tahun, sekresi HCL dan pepsin berkurang, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambung menurun dampaknya vitamin B12 dan zat besi menurun, peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi.

Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu). Berat total usus halus berkurang diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam batas normal, kecuali kalsium (diatas 60 tahun) dan zat besi, liver (hati) . Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi,yang menyebabkan metabolisme obat dan detoksifikasi zat kurang efisien. Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelican makanan berkurang sehingga proses menelan menjadi sukar. Keluhan-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang kurang dicerna akibat berkurangnya fungsi kelenjar pencernaan. Juga dapat disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung lemak. Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang disebabkan karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan karenanya banyaknya gigi yang sudah lepas. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilits otot polos esophagus, bisa juga terjadi refluks disease (terjadi akibat refluks isi lambung ke esophagus), insiden ini mencapai puncak pada usia 60 70 tahun.

E. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia 1. Kalori Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

2.

Protein Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya

ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan. 3. Lemak Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh. 4. Karbohidrat dan serat makanan Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. 5. Vitamin dan mineral Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan
9

ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. 6. Air Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia 1. Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak memperdulikan tugas memasak untuk menyediakan makanan 2. Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga menyebabkan kesulitan untuk berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri. 3. Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri, mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang. 4. Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau bersusah payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya. 5. Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi. 6. Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan ulkus. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong, Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran rasa lapar menurun, asam lambung menurun, berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit, gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi, penyerapan makanan di usus menurun

10

7. Penyalahgunaan alkohol: penyalah gunaan alcohol mengurangi asupan kalori atau nonkalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi lain. 8. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

G. Gangguan Nutrisi Pada Lansia 1. Malnutrisi Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi karena tidak cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang membahyakan status kesehatan (Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC). 2. Obesitas Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari 20% dari jumlah yang di anjurkan untuk tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang berlebihan terutama yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pencetus berbagai seperti Hipertensi, Penyakit jantung koroner, Strok, seta Diabetes Melitus. 3. Osteoporosis Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan oleh penurunan densitas tulang akibat kurangnya konsumsi kalsium dalam jangka waktu yang lama. Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria. 4. Anemia Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobil yang tidak normal, kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh yang disebabkan kurang Fe, asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan, sering pusing, mata berkunang-kunang, mengantuk, HB <8 gr/dL. 5. Kekurangan vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan di tambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makn berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

11

6. Kekurangan anti oksidan Anti oksidan (banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran) mampu menangkal efek merusak radikal bebas terhadap tubuh, sehingga konsumsi yang kurang dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit akibat radikal bebas, seperti serangan jantung dan stroke, katarak, persendian hingga menurunnya penampilan fisik seperti kulit menjadi keriput. 7. Sulit buang air besar karena pergerakan usus besar semakin lambat, makanan lambat diolah dalam tubuh. Akibatnya, buang air besar jadi jarang. 8. Kelebihan gula dan garam 1. Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama pada orangtua 2. Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk, meningkatkan kolesterol dan gula darah, karena itu sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam

H. Status Gizi Pada Usia Lanjut 1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas 2. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas 3. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas 4. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis 5. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas 6. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro 7. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia

12

8.

Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati

9.

Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi

10. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi 11. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi 12. Demensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA DENGAN KASUS KEKURANGAN GIZI

1. Pengkajian Keluarga A. Data Umum 1. 2. 3. 4. 5. 6.


NO

Nama Kepala Keluarga Alamat Telepon Pekerjaan Kepala Keluarga

: Tn. U : Gg. Harapan RT 03 No 29 Rawa makmur, Bengkulu :: Swasta

Pendidikan Kepala Keluarga : SMP Komposisi Keluarga


NAMA JK HUB. DGN KK UMUR PENDIDIKAN BCG POLIO

:
STATUS IMUNISASI DPT HEPATITIS CAMPAK KET

1 2 3 4 1 2 3 1 38th 55th SMP SD

3 Sehat Sehat

1 2

Tn. U Ny. P

L P

Anak Ibu

Genogram:

Ny. P 55 th

Tn.U 38 th

14

Keterangan: = Laki Laki = Garis pernikahan

= Perempuan

= Meninggal Dunia

------

= Tinggal serumah

= Garis Keturunan

= Klien

8. Tipe keluarga : Keluarga duda/janda (Single family) 9. Kewarganegaraan/Suku : Indonesia/Melayu 10. Agama : Islam 11. Status sosial ekonomi keluarga Penghasilan keluarga Rp. 700.000/bulan tapi tidak tentu yang diperoleh dari kerja swasta sang anak sebagai buruh pabrik. Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 12. Aktivitas rekreasi keluarga Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah. Kadang-kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya, keluarga Tn. U jarang melakukan rekreasi.

B. Riwayat tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, sedangkan tugas keluarga yang belum dapat tercapai adalah dalam merawat kesehatan keluarga, dimana terdapat seorang lansia yang menderita anemia yang memerlukan perhatian khusus baik kondisi fisik maupun mentalnya. 2. Riwayat Keluarga Inti Ny. P mengatakan ia tidak memiliki penyakit berat yang sampai dibawa ke Rumah Sakit, begitu juga dengan Tn. U ia mengatakan bahwa ia jarang sakit dan tidak pernah dirawat ke Rumah Sakit, ia pernah menderita tekanan darah rendah 3 tahun yang lalu. Sudah
15

berobat ke Puskesmas tetapi selanjutnya hanya bila terasa pusing beliau hanya dibuat untuk tidur, kadang-kadang beliau memeriksakan kepada bidan yang ada di dekat rumahnya. Ny. P mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang kronis hanya saja kadang perutnya sakit dan berobat ke pelayanan kesehatan sembuh. 3. Riwayat Keluarga sebelumnya Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa keluarga Tn. U pernah diduga menderita penyakit DM yaitu lansia Ny. P 5 tahun yang lalu kemudian rutin melakukan pengobatan tentang DM nya dan diit makananya kemudian sejak 3 tahun yang lalu gula darah sudah turun/normal sampai sekarang.

C.

Data Lingkungan 1. Karakteristik Rumah Luas rumah yang ditempati 54 m3 (6mx9m) terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi. Bangunan rumah terbuat dari papan. Sumber air minum, mandi dan cuci pakaian menggunakan air sumur, WC menggunakan yang permanent, terletak dibelakang rumah. Jemuran berada disamping, ventilasi ada terletak diatas jendela rumah yang berada di ruang tamu, kamar, dan dapur, cahaya matahari cukup, dan sirkulasi udara baik. Keluarga ini memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.

Denah Rumah
6 1 2

Ket :

4 7 3 5

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Dapur Kamar Mandi Kamar Tidur Kamar Tidur Teras Jemuran Ruang tamu

16

2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW Tetangga sebelah kanan rumah adalah saudara sendiri sehingga mereka selalu berkumpul dalam waktu luang dan membicarakan keperluan masalah keluarga yang ringan-ringan. 3. Mobilitas Geografi Keluarga Keluarga ini terdiri dari 2 jiwa yang bekerja hanya Tn. U, ibunya Ny. P berkebun di belakang rumahnya. 4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga Tn. U mengikuti kegiatan masyarakat misal yasinan, kerja bakti membersihkan gang, hanya kadang-kadang saja Tn. U mengikuti kegiatan masyarakat. 5. Sistem pendukung Kelurga Perawatan bagi lansia Ny. P adalah dirinya sendiri, sangat jarang anaknya memperhatikan kondisi Ny. P

D. Struktur Kelurga 1. Pola komunikasi keluarga Tn.U dan Ny. P jarang berkomunikasi, mereka berkomunikasi hanya ketika malam hari menjelang tidur. 2. Struktur Kelurga a. Tn. U sebagai kepala keluarga berperan sebagai kepala pencari nafkah dan pengambil keputusan utama dalam keluarga. b. Ny. P berperan sebagai Ibu (lansia) yang kadang membantu mengurus kebun di belakang rumah. 3. Nilai dan norma keluarga Nilai dan norma keluarga yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama dan adat istiadat sumatera yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.

E. Fungsi keluarga 1. Fungsi Afeksi Menurut keterangan keluarga dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai saling menjaga kepentingan bersama-sama seperti misalnya keluarga.

17

2. Fungsi Sosial Keluarga mengikuti kegiatan sosial misalnya Tn. U mengikuti tahlilan setiap kamis malam. Namun Ny. U jarang mengikuti kegiatan sosial. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Dalam hal kesehatan keluarga kurang mengetahui tentang diit yang harus diberikan pada Ny. P, Keluarga jarang kontrol untuk memeriksakan dirinya misalnya cek tekanan darah dan tidak ikut dalam posyandu lansia 4. Fungsi Reproduksi Tn. U dan Ny. P keduanya adalah duda dan Janda, sedangkan Tn.U tidak memiliki anak 5. Fungsi Ekonomi Pendapatan utama keluarga ini adalah dari gaji Tn. U menurut pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Bila ada kebutuhan yang besar dan mendadak akan dibantu oleh saudara-saudara yang dekat.

F. Stress dan koping keluarga 1. Stressor yang dimiliki Ketika Ny.P menderita sakit, maka mereka akan mencari obat tradisional untuk menyembuhkannya. 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor Keluarga jarang memeriksakan diri ke petugas kesehatan. 3. Stratagi Koping yang digunakan Karena Ny. P telah menyadari bahwa ia sering sakit-sakitan maka ia mengurangi kecapaian fisik dan menjaga emosinya dan banyak istirahat, namun untuk makanan, ia tidak banyak pilihan, Ny. P makan apa yang telah disediakan Tn. U 4. Strategi adaptasi disfungsional Bila Ny. P merasa pusing dan muncul kunang-kunang ketika beraktifitas, maka ia menyadari bahwa tekanan darah Ny. P rendah, ia mengetahui hal itu ketika dulu ia pernah memeriksakan dirinya dengan gejala yang sama ke bidan di dekat rumahnya dan hal itu disebabkan karena kelelahan.

18

2. Pengkajian Klien Gerontik


1. Identitas Klien

Nama Umur Alamat

: Ny. P : 55 Tahun : Gg. Harapan RT 03 No 29 Rawa Makmur, Bengkulu

Pendidikan Jenis kelamin Suku Agama Status perkawinan Ciri-ciri khas

: SD : Perempuan : Melayu : Islam : Janda : Memiliki tahi lalat di pipi sebelah kanan, rambut beruban, kulit sawo matang, gigi ompong hampir keseluruhan dari jumlah gigi.

Gol. Darah Tanggal pengkajian Orang paling dekat yg bisa dihubungi Hubungan dengan lansia Alamatnya

:A : 3 Desember 2012 : Tn. U : Anak : Gg. Harapan RT 03 No 29 Rawa makmur, Bengkulu

Jenis Kelamin

: Laki-laki

2. Status Kesehatan Saat ini (RKS)

Ny. P mengalami masalah pada pola makan, nafsu makan Ny. P berkurang, hanya mampu menghabiskan seperempat porsi makanan dari biasanya. Klien kurang makan sayur dan buahbuahan, BB sebelumnya 48kg, BB saat ini 45kg. Selain itu klien juga sering mengeluh rasa nyeri di kepala, kunang-kunang, pusing ketika ia terlalu banyak melakukan aktifitas.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD):

Lansia Ny. P mengatakan bahwa dirinya pernah menderita tekanan darah rendah 3 tahun yang lalu. Sudah berobat ke Puskesmas tetapi selanjutnya hanya bila terasa pusing beliau
19

hanya dibuat untuk tidur, kadang-kadang beliau memeriksakan kepada bidan yang ada di dekat rumahnya selain itu lansia Ny. P 5 tahun yang lalu kemudian rutin melakukan pengobatan tentang DM nya dan diit makananya kemudian sejak 3 tahun yang lalu gula darah sudah turun/normal sampai sekarang.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga:

Ny. P mengatakan ia tidak memiliki penyakit berat yang sampai dibawa ke Rumah Sakit, begitu juga dengan Tn. U yang tinggal serumah dengan klien, ia mengatakan bahwa ia jarang sakit dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

5. Genogram:

Ny. P 55 th

Tn.U 38 th

Keterangan: = Laki Laki = Garis pernikahan

= Perempuan

= Meninggal Dunia

------ = Tinggal serumah

= Garis Keturunan

= Klien
20

6. Riwayat Lingkungan kamar

Kamar Ny. P berukuran 3x4m memiliki 1 jendela yang diatasnya terdapat ventilasi cahaya dan udara, sehingga cahaya dan sirkulasi udara dikamar klien cukup baik. Ny. P beristirahat diatas tempat tidur yang terbuat dari kayu dan papan, namun tetap dialasi oleh kasur yang terbuat dari kapuk. Disana juga terdapat lemari pakaian klien terbuat dari kayu tanpa penutup, sehingga tumpukan pakaian terlihat dari luar.

7. Riwayat pekerjaan

Dahulu Ny. P adalah seorang petani yang memiliki sebidang sawah di lahan sebelah rumahnya, namun setelah kematian suaminya, sawah tersebut dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga Ny. P kehilangan mata pencahariannya sebagai petani. Semenjak saat itu hingga sekarang Ny. P tidak lagi bekerja dan hanya membantu mengurusi kebun yang dimiliki oleh anaknya di belakang rumah, sedangkan untuk biaya kebutuhan hidup ditanggung oleh anaknya.

8. Riwayat Rekreasi

Ny. P pernah pergi rekreasi sebanyak 2 kali ketika dulu ia masih bersama dengan suaminyan namun sejak tinggal hanya dengan anak laki-lakinya, ia belum pernah pergi berekreasi baik sendiri maupun bersama keluarga atau orang lain.

9. Tinjauan Sistem

a. Keadaan umum Ny. P memiliki tinggi badan 155 cm berat badan 45kg. Tampak kebersihan tubuh terjaga serta pakaian yang digunakan rapi dan bersih . b. Kesadaran Compos mentis c. Tanda-tanda vital TD : 100/70mmhg Nadi : 80x/menit RR : 16x/menit Suhu : 36,5C d. Kepala
21

Bentuk kepala normal, tampak pada rambut sudah mengalami penurunan fungsi pigmentasi (rambut beruban), rambut kepala mulai jarang (mengalami kerontokan). e. Mata Ny. P mengalami sedikit gangguan penglihatan, klien tidak bisa melihat benda yang jauh pada jarak sekitar 2m, bentuk mata simetris, warna pada lensa mata mengalami kekeruhan. f. Hidung Hidung simetris, Ny. P tidak mengalami gangguan penciuman, tidak ada nyeri saat ditekan. g. Telinga Ny. P tidak mengalami gangguan pendengaran, masih dapat mendengar suara-suara secara normal. Bentuk telinga simetris, bersih dan tidak ada serumen. h. Mulut dan tenggorok Mukosa pucat dan kering, tidak ada pembengkakan tonsil, tampak sariawan pada lidah. i. Leher Tidak tampak pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan saat pemeriksaan. j. Dada Pola nafas 16x/menit, gerakan dada intercostal, Frekuensi 80 x/mnt reguler, bunyi jantung normal, letak jantung Ictus Cordis teraba pada intercostal V, kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular, tidak ada pembesaran jantung dan paru, tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema. k. Abdomen Tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan. l. Sistem genital reproduksi dan sistem perkemihan Tidak ada kelainan pada sistem reproduksi Ny.P , produksi urine 600 ml/hr, frekuensi 2x/hr, warna kekuningan (normal), bau amoniak. m. Sistem musculoskeletal (ekstremitas atas dan bawah) Ny. P masih merasa kuat ketika banyak beraktivitas, klien masih mampu mengurusi kebun di belakang rumahnya untuk membantu meringankan pekerjaan anaknya.

22

n. Sistem persarafan Tingkat kesadaran compos mentis, GCS : Eye (4) Verbal (5) Motorik (6) Total GCS:15, refleks normal. o. Sistem endokrin Tidak ada faktor alergi, tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan endokrin. p. Sistem Integumen Warna kulit Ny. P kuning langsat, turgor jelek, dan tidak elastis.

10. Pengkajian Psikososial dan Spiritual a. Psikososial Ny. P menyadari bahwa usianya yang semakin lanjut menyebabkan kemunduran berbagai fungsi dari tubuhnya, Ny. P tinggal hanya bersama dengan anak satu-satunya Tn. U yang sudah menjadi duda sejak usia 30 tahun, meski begitu Ny. P tidak merasa sepi dan sedih berlarut-larut, sebab ia telah menerima bahwa pasangan hidupnya telah meninggalkannya karena itu takdir, begitu pula yang ia rasakan ketika menantunya, istri Tn. U juga meninggal dunia. Dalam kehidupan sehari-hari ia terbiasa mandiri, melakukan apa yang masih bisa ia lakukan sehari-hari. Penurunan kekuatan fisik menyebabkan ia mengalami keluhan nyeri pada kepala, sakit pinggang, nyeri sendi, serta kunang-kunang ketika ia melakukan aktivitas fisik berlebihan, jika sudah merasakan hal itu, Ny. P akan mengehentikan aktivitasnya dan beristirahat saja.

b. Spiritual Ny. P menganut agama islam, sejak menginjak usia lanjut Ny. P lebih memperbanyak ibadahnya, seperti sholat, membaca Al Quran dan mengikuti pengajian di masjid dekat rumahnya yang rutin dilakukan 1 bulan 1 kali.

11. Identifikasi Masalah Emosion P e rt an ya a n t ah a p I


a. Apakah klien mengalami sukar tidur?

Jawaban : Tidak
b. Apakah klien sering merasa gelisah? 23

Jawaban : Tidak
c. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?

Jawaban : Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau kuatir?

Jawaban : Tidak

Jawaban : Ya > 1 Lanjut pertanyaan tahap II Ya < 1 Pertanyaan hanya pada tahap I Kesimpulan : Masalah emosional positif (+)

12. Pengkajian fungsional klien a. KATZ Indeks Termasuk kategori yang manakah klien? a) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian pergi ke toilet, berpindah dan mandi. b) Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas. c) Mandiri kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain. d) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain. e) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, dan satu fungsi yang lain. f) Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain. g) Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.

Kesimpulan : Indeks KATZ B

24

b. Modifikasi dari barthel indeks No Kriteria Dengan Bantuan 1 Makan 5 10 Frekuensi : 10 Jumlah Jenis 2 Minum 5 10 : 10 : Mandiri Mandiri Keterangan

Frekuensi : 10 Jumlah Jenis : 10 : Mandiri

Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, sebaliknya

10

Frekuensi : 10 Jumlah Jenis : 10 : Mandiri

Personal toilet (mencuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)

Frekuensi : 5 Jumlah Jenis :5 : Mandiri

Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)

10

Frekuensi : 10 Jumlah Jenis : 10 : Mandiri

6 7

Mandi Jalan di permukaan datar

5 0

15 5

Frekuensi : 10 Frekuensi : 5

8 9 10

Naik turun tangga Mengenakan pakaian Kontrol Bowel (BAB)

5 5 5

10 10 10

Frekuensi : 10 Frekuensi : 10 Frekuensi : 10 Konsistensi : Normal

11

Kotrol Bladder (BAK)

10

Frekuensi : 10 Warna : Kekuningan

12

Olahraga / latihan

10

Frekuensi : 5

25

Jenis 13 Rekreasi/ pemanfaatan waktu luang 5 10

: Dengan bantuan

Frekuensi : 5 Jenis bantuan : Dengan

Keterangan: Jumlah 130 Jumlah 65-125 Jumlah 60 = Mandiri = Ketergantungan sebagian = Ketergantungan total

Kesimpulan : Jumlah 110 = Ketergantungan sebagian.

c.

Pengkajian status mental gerontik a. Identifikasi tingkat kerusakan Intelektual dengan menggunakan short portable Mental status quistionnaire (SPSMQ) Instruksi : Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban. Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan

Benar

Salah

No 01 02 03 04 05 06 07

Pertanyaan Tanggal berapa hari ini ? Hari apa sekarang ini ? Apa nama tempat ini ? Dimana alamat anda ? Berapa umur anda ? Kapan anda lahir ? (Minimal tahun lahir) Siapa presiden Indonesia sekarang ? Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Siapa nama ibu anda ?
26

08 09

10

Kurang 3 dari 20 dan tetap dikurangi 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun

Score total : 7 Interprestasi hasil : 1. Salah 0-3 2. Salah 4-5 3. Salah 6-8 4. Salah 9-10 = Frekuensi intelektual utuh = Frekuensi intelektual ringan = Frekuensi intelektual sedang = Frekuensi intelektual berat

Kesimpulan : SPSMQ = Intelektual utuh

b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam) No Aspek kognitif 1 Orientasi Nilai maksimum 5 Nilai klien 4 Menyebutkan dengan benar a. Tahun b. Musim c. Tanggal d. Hari e. Bulan Orientasi 5 5 Dimanakah kita sekarang? a. Negara Indonesia b. Propinsi Bengkulu c. Kota Bengkulu d. Kecamatan.... e. Rumah..... 2 Registrasi 5 5 Sebutkan nama objek (oleh Kriteria

27

pemeriksa) 1 untuk mengatakan masing-masing objek kemudian tanyakan kepada klien ketiga objek tadi (untuk disebutkan) a. Objek.. b. Objek.. c. Objek.. 3 Perhatian dan kalkulasi 5 3 Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian di kurangi 7 sampai 5 kali/ tingkat a. 93 b. 86 c. 79 d. 72 e. 65 4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada no. 2 (regitrasi) tadi, bila benar 1 point untuk masing-masing objek 5 Bahasa 9 2 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien a. (misal jam tangan) b (misal pensil) 0 Minta klien untuk mengulang kata berikut : Tak ada jika, dan, atau, tetapi Bila benar, nilai satu poin. c. Pernyataan benar 2 buah : tak ada, tetapi 5 Minta klien untuk mengikuti

28

perintah berikut yang terdiri dari : Ambil kertas tangan anda, lipat dua dan taruh di lantai d. Ambil kertas ditangan anda e. lipat dua f. taruh dilantai perintah klien untuk hal berikut (bila aktivitas sesuai perintah nilai satu point) g. tutup mata anda perintah klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar h. tulis satu kalimat i. Menyalin gambar Total : 24 Interpensi hasil : > 23 < 23 : : Aspek kognitif dari fungsi baik Terdapat kerusakan aspek fungsi mental

Kesimpulan: MMSE = Aspek kognitif dari fungsi baik.

d.

Pengkajian afektif Digunakan untuk membedakan apakah klien mengalami depresi atau dimensia. Pada lansia, depresi sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi, sehingga seorang lansia depresi sering disalahartikan dengan dimensia (Mubarak, 2006).

29

a. Inventaris Depresi Beck Inventaris depresi beck Skore A. kesedihan 3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya 2 1 0 Skor : 0 B. Pesimisme 3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik 2 1 0 Skor : 0 C. Rasa Kegagalan 3 2 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seorang (orang tua, suami, istri) Seperti melihat kebelakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan 1 0 Skor : 0 D. Ketidakpuasan 3 2 1 0 Saya tidak puas dengan segalanya Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan Saya merasa tidak puas
30

Uraian

Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan sayatidak dapat keluar darinya Saya merasa sedih dan galau Saya tidak merasa sedih

Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan Saya berkecil hati mengenai masa depan Saya tidak begitu pesimis atau berkecil hati tentang masa depan

Saya berasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik. Saya tidak merasa gagal

Skor : 0 E. Rasa Bersalah 3 2 1 0 Skor : 0 F. Tidak menyukai diri sendiri 3 2 1 0 Skor : 0 G. Membahayakan diri sendiri 3 2 1 0 Skor : 0 H. Menarik diri dari sosial 3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada mereka semua 2 Saya telah kehilangan semua minat pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka. 1 0 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya Saya tidak kehilangan minat pada orang lain Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri Saya merasa lebih baik mati Saya tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri saya sendiri Saya benci diri saya sendiri Saya muak dengan diri saya sendiri Saya tidak suka dengan diri saya sendiri Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri Saya merasa seolah-olah saya buruk atau tak berharga. Saya merasa sangat bersalah Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik Saya tidak benar-benar bersalah

I. Keragu-raguan 3 2 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan

31

1 0 Skor : 1

Saya berusaha membuat keputusan Saya membuat keputusan yang baik

J. Perubahan Gambaran diri 3 2 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam saya dan ini membuat saya tak menarik 1 0 Skor : 0 K. Kesulitan kerja 3 2 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu 1 0 Skor : 0 L. Keletihan 3 2 1 0 Skor : 1 M. Anoreksia 3 2 1 0 Skor : 1 Total skor : 3
32

Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik Saya tidak merasa bahwa saya tampak buruk daripada sebelumnya

Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya

Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu Saya lelah untuk melakukan sesuatu Saya lebih lelah dari biasanya Saya tidak lebih lelah dari biasanya

Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian : 0-4 5-7 8-15 >16 = Depresi tidak ada atau minimal = depresi ringan = depresi sedang = depresi berat

Kesimpulan : Inventaris Depresi Beck = Depresi tidak ada atau minimal.

e.

Pengkajian Keseimbangan untuk klien lansia Menurut Tinenti dan Ginter (1998) ada beberapa pengkajian keseimbangan untuk klien lansia yaitu : a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan Instruksi :

Dudukkan klien pada kursi beralas keras dan tanpa penahan tangan, ujilah hal-hal dibawah ini : 1. Keseimbangan saat duduk 1) Bersandar atau bertumpu pada kursi 2) Mantap, aman Skor (0) 2. Bangkit berdiri 1) Tidak stabil bila tanpa bantuan 2) Mampu berdiri menggunakan kedua tangan untuk sokongan 3) Mampu berdiri tanpa dibantu sokongan lengan sendiri Skor (1) 3. Upaya untuk bangkit berdiri 1) Tidak mampu tahan lama 2) Mampu untuk melakukan tetapi membutuhkan upaya lebih satu kali 3) Mampu bangkit berdiri dengan satu kali upaya Skor (2) 4. Keseimbangan setelah tiba-tiba berdiri (5 detik pertama)
33

=0 =1

=1 =1 =2

=0 =1 =2

1) Tidak tetap (bergoyang, menggerakkan kaki) 2) Tetap stabil namun menggunakan tongkat atau penyokong lainnya 3) Tetap stabil tanpa menggunakan tongkat atau penyokong lainnya Skor (2) 5. Keseimbangan saat berdiri 1) Tidak stabil 2) Tetap stabil namun dengan kedudukan kaki yang lebar atau menggunakan alat bantu 3) Kedudukan kaki yang sempit dan tidak memerlukan alat penyokong Skor (2) 6.

=0 =1 =2

=0

=1 =2

Pertahankan akan keseimbangan diri (kaki pasien berposisi serapat mungkin dan dorong lembut area sternum sebanyak 3 kali) 1) Mulai terjatuh 2) Bergoyang dan menggapai-gapai namun akhirnya mendapat keseimbangan 3) Tetap stabil Skor (2) =1 =2 =0

7.

Mata tertutup (dengan posisi sama dengan nomor 6) 1) Tidak stabil 2) Stabil Skor (1) =0 =1

8.

Upaya untuk duduk 1) Tidak aman (salah pikiran mengenai jauhnya jarak atau terjatuh ke atas kursi) 2) Mempergunakan tangan 3) Gerakan yang halus serta aman Skor (1) =0 =1 =2

b. Komponen gaya jalan atau gerakan Instruksi :

34

Pasien berdiri bersama dengan pasien kemudian berjalan dalam lorong atau menyebrangi ruangan, pertama dengan irama yang perlahan kemudian pada saat balik dengan irama yang cepat. Dapat digunakan tongkat bila pasien biasanya menggunakannya.

Ayunan kaki kanan a. Permulaan gaya berjalan 1) Terdapat keraguan atau beberapa gaya untuk memulainya 2) Tidak ada keraguan Skor : 0 b. Panjangnya langkah dan tinggi tubuh pasien 1) Tidak dapat melewati kaki kiri saat melangkah 2) Ayunan langkah melewati kaki kiri 3) Tidak mampu menjejakkan kaki seluruhnya 4) Dapat menjejakkan kaki seluruhnya Skor : 1 Ayunan kaki kiri 1) Tidak dapat melewati kaki kanan saat melangkah 2) Ayunan langkah melewati kaki kanan 3) Tidak mampu menjejakkan kaki seluruhnya 4) Dapat menjejakkan kaki seluruhnya Skor : 2 c. Kesimetrisan langkah 1) Langkah kaki kiri dan kanan tidak sebanding 2) Langkah kaki kiri dan kanan seimbang Skor : 1 d. Keberlanjutan langkah 1) Berhenti atau tidak dapat melanjutkan langkah berikutnya 2) Langkah-langkah yang diayunkan tampak berkesimbungan Skor : 1 e). Jalur berjalan
35

=0 =1

=0 =1 =0 =1

=0 =1 =0 =1

=0 =1

=0 =1

1) Ada penyimpangan 2) Penyimpangan langkah ringan atau menengah atau klien menggunakan tongkat penyokong 3) Berjalan lurus tanpa adanya alat bantu Skor : 2 f) Bagian torso tubuh 1) Adanya gerakan mengayun atau klien menggunakan alat penyokong 2) Tidak terjadi gerakan mengayun namun terjadi fleksi lutut atau perentangan saat berjalan 3) Tidak terjadi gerakan mengayun, penggunaan lengan atau alat sokong Skor : 0 g) Pertahankan keseimbangan saat berjalan 1) Tumit-tumit terpisah 2) Tumit-tumit hampir bersentuhan saat berjalan Skor : 0

=0

=1 =2

=0

=0 =2

=0 =1

Total Skor : 19

Interprestasi hasil : 0-8 9-18 = Resiko jatuh tinggi = Resiko jatuh sedang

19-22 = Resiko jatuh rendah

Kesimpulan : Resiko Jatuh Ny. P sedang

36

ANALISA DATA: No 1. DS : a. Klien mengatakan tidak nafsu makan b. Tn. U mengatakan bahwa klien hanya mampu menghabiskan porsi makanan c. Klien mengatakan bahwa ia kurang makan sayur dan jarang makan buahbuaha d. Klien mengatakan muncul rasa penuh tiba-tiba setelah makan DO : a. Gigi tidak lengkap b. Lidah ada sariawan c. Pola Makan : 2x/hr, d. BB sebelumnya= 48, BB saat ini 45 kg e. Nadi : 80x/menit f. RR : 16x/menit g. Konjugtiva anemis Intake yang tidak adekuat Ketidak seimbangan nutrisi : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Keluhan Etiologi Problem

DS : Klien mengatakan ia merasa sakit kepala, pusing dan berkunang-kunang jika terlalu banyak beraktivitas. DO: a. TD : 100/70 mmHg b. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas c. Pusing atau kelemahan d. Aneroksia,mual, atau muntah Ketidakseimbangan Intoleransi antara suplai oksigen dengan kebutuhan aktivitas

37

e. Mukosa membrane atau kunjungtiva pucat

SKORING: 1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor ekonomi. No Kriteria Sifat masalah Skala : Tidak/kurang sehat (aktual) Kemungkinan masalah untuk diubah Skala : Sebagian 2/3 x 2 1 1/3 Penghitungan 3/3 x 1 Skor 1 Pembenaran Masalah belum terjadi dan ada faktor pendukung untuk menyebabkan masalah terjadi. Penghasilan keluarga Tn. U. yang pas-pasan dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang nutrisi yang adekuat Potensial masalah untuk dicegah Skala : Cukup 2/3 x 1 2/3 Semenjak tinggal dengan anaknya, Ny.P tidak terlalu memperdulikan makanan yang harus dikonsumsi setiap harinya, karena kurangnya perhatian dari Tn. U mengenai makanan yang dikonsumsi setiap hari Menonjolnya masalah Skala : Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani. Total Skor 4 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari ada masalah akibat nutrisi yang inadekuat

38

2.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan. No Kriteria Sifat masalah Skala : Ancaman kesehatan Kemungkinan masalah untuk diubah Skala : Sebagian 2/3 x 2 1 1/3 Penghitungan 2/3 x 1 Skor 2/3 Pembenaran Masalah belum terjadi dan ada faktor pendukung untuk menyebabkan masalah terjadi. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gejala-gejala tekanan darah rendah.

Potensial masalah untuk dicegah Skala : Cukup

2/3 x 1

2/3

Kurangnya asupan nutrisi merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia (defisiensi zat-zat pembentuk darah)

Menonjolnya masalah Skala : Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani. Total Skor

2/2 x 1

Keluarga

menyadari

ada

masalah akibat aktivitas yang berlebihan keterbatasan dialami Ny.P 2 5/3 fisik dengan yang

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN: 1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor ekonomi. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan.

39

INTERVENSI: Diagnosa I Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC: a. Nutritional status: Adequacy of nutrient b. Nutritional Status : food and Fluid Intake c. Weight Control Intervensi Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Ajarkan pasien bagaimana membuat Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.nutrisi kurang catatan makanan harian. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht Monitor mual dan muntah Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor intake nuntrisi Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Faktor ekonomi.

teratasi dengan indikator: Monitor lingkungan selama makan a. Nafsu makan meningkat b. Berat badan meningkat c. Adanya perubahan pola makan d. Konjungtiva normal e. Klien tampak tidak lemah

40

adekuat dapat dipertahankan. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan Kelola pemberan anti emetik:..... Anjurkan banyak minum Pertahankan terapi IV line Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval

Diagnosa II Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan : Tirah Baring atau imobilisasi Kelemahan menyeluruh Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan Gaya hidup yang dipertahankan. Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC : a. Self Care : ADLs b. Toleransi aktivitas c. Konservasi eneergi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan Kriteria Hasil : a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR b. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri c. Keseimbangan aktivitas
41

Intervensi NIC : Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam

dan istirahat

merencanakan progran terapi yang tepat. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

42

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No Dx 1 Intervensi Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht Memonitor turgor kulit Memonitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht Implementasi Mengkaji adanya alergi makanan Mengkolaborasi dengan ahli S: Saya sudah menghabiskan setengah Evaluasi

gizi untuk menentukan jumlah porsi makanan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Mengajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Memonitor adanya penurunan BB dan gula darah Memonitor lingkungan selama makan Menjadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan A: Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian Nafsu makan meningkat Adanya perubahan pola makan Konjungtiva normal Klien tampak tidak lemah P: Lanjutkan intervensi -Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering -Menganjurkan untuk O: K/u baik Nafsu makan klien meningkat Konjungtiva normal BB 47 kg

43

makan makan-makanan yang mengandung nutrisi. -Menganjurkan untuk makan-makanan dalam keadaan hangat -Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Monitor pasien akan Mengobservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas Mengkaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan Memonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat O: -KU pasien lemah -Pasien dalam duduk perlu dibantu -Hb : 10,8 g/dl

S: Pasien mengatakan kalau beraktivitas, dengan perlahan-lahan.

adanya kelelahan fisik dan Memonitor pasien akan emosi secara berlebihan Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan Memonitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik) Memonitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

A: Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi -Observasi TTV -Observasi respon pasien dalam beraktivitas -Bantu pasien dlam memenuhi kebutuhan sehari-hari

44

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Manusia Lanjut Usia (MANULA) adalah manusia yang sedang mengalami proses menua atau menjadi tua yaitu suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk dan figur tubuh yang tidak proporsional. Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia antara lain yaitu tinggal sendiri, kelemahan fisik, kehilangan, depresi, pendapatan yang rendah, penyakit saluran cerna, penyalahgunaan alkohol, obat-obatan, malnutrisi, obesitas, osteoporosis, anemia, kekurangan vitamin, kekurangan anti oksidan, sulit buang air besar dan kelebihan kadar gula dan garam. Pada kasus didalam makalah ini, ada 2 diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu: 1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor ekonomi.

45

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan . B. Saran Dengan makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Lansia Kurang Gizi, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.

46

You might also like