You are on page 1of 12

Mountaineering

Pendahuluan

Mountaineering/gunung pada garis besarnya terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif


dan tidak aktif. Berdasar bentuknya dibagi menjadi : 1. Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) ==> spt perisai 2. Gunung berapi strato 3. Gunung berapi maar ==> Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktivitas vulkanisme terhenti.yang tinggal hanya kawahnya saja. Macam dan tingkat pendakian gunung macam pendakian , yaitu pendakian gunung bersalju (es) dan gunung batu.keduanya mambutuhkan persiapan dan perlengkapan yang matang. menurut Club "Mountaineers", seatle Washington , dasar pembagian tingkat pendakian ada dua cara. 1. berdasar kesulitan teknis yang dihadapi ( class) o class 1 : lintas alam tanpa bantuan tangan o class 2 : dibutuhkan bantuan tangan . o class 3 : pendakian yang mudah memerlukan kaki dan tangan dalam mendaki. tali mungkin dibutuhkan oleh pemula. o class 4 : pendakian memerlukan tali pengaman o class 5 : dibutihkan tali dan pengaman peralatan lain seperti : pito , runner , chocks dll o class 6 : mandaki dengan tali dengan peralatan bantuan sepenuhnya berpijak diatas paku tebing, memenjat rantai sling atau mengunakan stirupss 2. Berdasar semua faktor yang menentukan tingkat kesukaran dalam pendakian dan kewajiban yangharus dipenuhi dalam medan pendakian (grade) o Grade I : bagian yang sukar dapat ditempuh dalam beberapa jam o Grade II : bagian yang sukar ditempuh dalam setengah hari o Grade III: bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh o Grade IV : bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh dan memerlukan bantuan lereng lereng sempit untuk bisa naik o Grade V : bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 1,5-2,5 hari o Grade VI : bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 2 hari atau lebih dan dengan banyak sekali kesulitan. Persiapan Mendaki Gunung

Untuk melakukan perjalanan mendaki gunung dalam suatu kegiatan, tentu harus mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, baik personil, logistik, perlengkapan maupun pengetahuan medan lokasi. Perbekalan dan peralatan yang cukup harus memenuhi situasi medan dan route yang akan dilalui selama perjalanan. Down akan sangat mudah terjadi dalam perjalanan, mengingat kondisi tim yang lelah akibat perjalanan, yang akan sangat mempengaruhi emosi seseorang. Masalah kecil akan menjadi besar jika tidak diselesaikan secara bijaksana. Seperti halnya ketika dalam perjalanan menuju puncak, dan anda menemui persimpangan jalan dimana anggota tim masing-masing memiliki pendapat yang berbeda. Disini peran leader sangat menentukan, bukan untuk membetulkan salah satu pihak dan menyalahkan pihak lainnya, tetapi bagaimana sang leader dapat menentukan pilihan yang tepat dengan alasan yang dapat diterima oleh seluruh anggota tim. Yang namanya tim, anda berangkat 5 orang maka yang 5 orang pula yang mencapai target anda, dan 5 orang pula yang kembali, idealnya. Bukannya karena ada anggota tim yang tidak sependapat maka ia ditinggalkan ataupun ia memutuskan untuk turun kembali, kecuali ada yang sakit. Puncak tidak selalu menjadi target, Prestise tidak selalu menjadi nomor satu tetapi kekompakan dan keakraban yang utama. Bagaimana anggota tim saling berbagi beban, ataupun ketika ada anggota tim ada yang tidak menyukai salah satu jenis makanan. Anda tidak akan mendapat apa-apa ketika masing-masing anggota tim punya tujuan yang berbeda dan rasa yang berbeda. Perjalanan anda akan menjadi hambar tampa arti. persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental , fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan. 1. perencanan pendakian o hal hal yang perlu diperhatikan dlm perencanaan pendakian : o mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan o mempelajari medan yang akan ditempuh o teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin o pikirkan waktu yangdigunakan dalam pendakian o periksa segala perlengkapan yang akan dibawa 2. perlengkaan perjalanan o Perlengkapan dasar perlengkapan jalan : sepatu , kaoskaki , celana , ikat pinggang , baju , topi , jas hujan dll perlengkapan tidur : sleeping bag , tenda , matras dll perlengkapan masak dan makan: kompor , sendok , makanan , korek dll perlengkapan pribadi : jarum , benang , obat pribadi , sikat , toilet paper dll Ransel / carrier

Perlengkapan pembantu

Kompas , senter , pisau pinggang , golok tebas , P3K Peta , busur drajat ,pengaris , pensil dll alat komunikasi (Handy talky) , survival kit ,GPS jam tangan

3. Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel o kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya o masukkan dalam kantong plastik o letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam o barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil o tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung o buat Checklist barang barang tsb

Perencanaan Pendakian Untuk merencanakan suatu kegiatan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who, Why, When dan How. Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut : 1. Where (Dimana), untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh: Pendakian Gunung Dempo, Susur Pantai. 2. Who (Siapa), apakah anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok. Contoh: Satu Kelompok ( 25 Personil) Terdiri dari 5 Orang panitia dan 20 Orang peserta. 3. Why (Mengapa), ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bisa bermacammacam jawaban. Contoh : Untuk melakukan DIKSAR dan Petualangan. 4. When (Kapan) waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, berapa lama?. Contoh: 17 Maret 1999 sampai dengan 24 Maret 1999 5. Untuk How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut : o Bagaimana kondisi Tempat o Bagaimana cuaca disana o Bagaimana perizinannya o Bagaimana mendapatkan air o Bagaimana pengaturan tugas panitia o Bagaimana Acara DIKSAR berlangsung o Bagaimana materi yang disampaikan o dll Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan :

1. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia, pembagian waktu dan sebagainya. 2. Pengurusan perizinan (Lembaga, Kepolisian, Orang Tua, Kepala Desa Setempat) 3. Pembagian tugas panitia 4. Perencanaan kebutuhan peralatan, perlengkapan dan Transportasi. 5. Kalkulasi Biaya yang diperlukan/dibutuhkan selama kegiatan

Perlengkapan Perjalanan Sebelum melakukan kegiatan kita biasanya menentukan dahulu peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa. Dalam kegiatan alam bebas atau menjelajah alam kita harus melakukan beberapa kegiatan :

memasak, makan, tidur dan membersihkan diri, Melindungi diri sendiri dari faktor eksternal

Semua dilakukan sendiri , untuk itu kita tidak dapat menghindari barang bawaan yang relatif banyak dan berat. Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk pendakian ? Perlengkapan seorang pendaki umumnya berupa sepatu, baju, celanan, jaket, ponco atau rain coat dan ransel. SEPATU 1. Mempunyai sol yang berkembang besar dan mempunyai ceruk yang tajam serta berpunggung tinggi, tumit sepatu agak tinggi, tapak sepatu terbuat dari bahan karet atau sintesis. 2. Pilih nomor sepatu yang satu nomor lebih besar dari nomor sesungguhnya. 3. Leher sepatu yang agak, yang menutupi mata kaki. 4. Bawa cadangan tali sepatu secukupnya.

Sepatu mendaki yang baik selain melindungi kaki dari luka, juga harus nyaman saat dipakai mesti membawa beban berat dimedan licin, berbatu-batu dan curam, jenis sepatu boot paling cocok untuk kegiatan ini, karena melindungi pergelangan kaki hingga mata kaki dari kemungkinan terkilir. Pilihlah sol sepatu dengan kembang-kembang besar, ceruk yang dalam dan memiliki tumit sol seperti ini memungkinkan pemakai dapat mencengkram permukaan meski kondisinya ekstrim (curam, licin atau berbatu-batu) PAKAIAN

1. Bawa secukupnya 2. Jangan Memakai pakaian dari bahan jeans, usahakan memakai pakaian dari bahan plannel atau katun lengan panjang. 3. Jenis pakaian pilih yang cepat kering, ringan, kuat dan hangat. 4. Pakaian jangan terlalu ketat, demikian sebaliknya.

Pakaian yang ideal saat mendaki di gunung tropis adalah yang relatif tebal dan menyerap keringat, celana yang tidak kaku dan ringan guna melindungi kaki dari goresan duri, baju dari katun atau wol cukup ideal. Sayang bila telah basah, katun tidak mampu menghangatkan badan, baju dari bahan sintetis misalnya polyester dan acrylics sedikit menyerap keringat tetapi cepat kering, sementara bahan nilon sebaiknya tidak digunakan karena tidak menyerap keringat sehingga keringat akan tetap menenpel pada badan, sebaliknya nylon amat baik menahan hujan sehingga banyak digunakan sebagai ponco. Hindari pemakaian pakaian berbahan jeans. Bahan ini sukar kering dan berat disaat basah , bila mendaki medan yang dirimbuni pepohonan atau semak tinggi dimana terpaan angin tidak kencang, hindari pemakaian jakat saat berjalan, selain menahan keringat yang menempel di badan jaket juga membuat tubuh terasa gerah karena selama berjalan suhu tubuh meningkat akibat pembakaran zat makanan untuk menghasilkan energi. Pada saat istirahat disela pendakian, pembakaran berkurang, dinginnya temperatur di gunung dan hembusan angin maka pendaki akan menghadapi perbedaan draktis temperatur oleh karena itu saat beristirahat sebaiknya pendaki mengunakan jaket atau sweater tebal, bila beristirahat saat hujan sebaiknya menganti baju yang basah dengan baju yang kering. JACKET Jaket sebaiknya digunakan untuk menahan dingin di puncak atau lokasi kemping saat aktifitas tidak segiat saat berjalan, pilihlah jaket yang berbahan isian (down Jaket) jaket jenis ini cukup tebal dan menahan dingin yang baik, kelemahannya relatif berat dan memakan banyak tempat dalam ransel, jaket lainnya sebaiknya dibawa adalah yang memiliki dua lapisan (double layer) lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff) sayang, bahan ini masih mahal. RANSEL / KERIL Perlengkapan vital pendakian lainnya adalah ransel. kini banyaknya jenis ransel terutama berangka dalam dijual dipasaran fungsi rangka selain menyangga badan ransel tetap tegak mencegah barang didalamya bergeser dan menjaga jarak antara punggung pemakai dari ransel. Akibatnya barang-barang yang keras yang dibawa tidak menyakiti, ransel yang baik dilengkapi tali pengatur sabuk pengendor atau sandang bahu, sandang pinggang atau sabuk pinggang. Sabuk dan tali pengatur itu akan membuat pemakainya nyaman memanggul ransel beserta isinya. Bila pendaki ingin membawa barang bawaan ke bahu

dan punggung, kencangkan tali pengatur sandang bahu dan longgarkan sabuk pinggang sebaliknya, bila beban ingin di topang punggung dan pinggang , kencangkan tali sabuk sandang bahu, ransel berdesain baik, bila rangka bagian bawah saat dipakai ada disekitar pinggang sedangkan lengkungan rangka atas sesuai lengkungan tulang punggung pemakai. Ransel yang memiliki beberapa kantung penutup atau badan memiliki banyak keuntungan. Barang-barang kecil seperti botol air minum, jaket atau kamera yang sering dikeluar-masukkan selama pendakian dapat ditaruh disitu, dengan demikian pendaki tidak perlu membuka-tutup dan mengacak-acak isi ruang utama ransel, kekurangan pada ransel yang berkantung banyak akan mengurangi keseimbangan ransel tersebut bila dibawa. Oleh karena itu pilihlah ransel berbahan nilon atau kanvas , nilon selain kedap air juga ringan terutama sewaktu basah, akan tetapi kanvas lebih kuat terhadap goresan. PERLENGKAPAN TIDUR / ISTIRAHAT 1. Tenda. Cara Istirahat yang paling aman dan nyaman bila mengunakan tenda sekarang ini banyak ragam tenda dari tenda prisma, piramid atau kubah (dome). Tenda dome belakangan ini lebih banyak digunakan karena mudah dan praktis penggunan maupun saat dibawa, karena tenda dome tidak memerlukan banyak tali dan pasak, untuk mendirikan tenda kubah/dome hanya diperlukan dua rangka utama, untuk itu pilihlah rangka yang terbuat dari alumunium karena lebih baik, ringan dan lentur dibandingkan yang terbuat dari mika. 2. Kantung tidur (slepping bag) usahakan kantung tidur tetap dalam keadaan kering, untuk itu jemurlah disiang hari pada saat berkemah 3. Sarung 4. Sarung tangan & Kaos kaki 5. Balaklava (Skibu) Perlengkapan Memasak. 1. Kompor 2. Bahan bakar : Gas, Parafin, Minyak Tanah, Kayu, Spirtus 3. Korek Api, Usahakan tempatkan korek api batang ditempat yang kedap air, misalnya tempat Film supaya tidak basah 4. Pisau 5. Gunting 6. Nesting atau panci Perlengkapan Makan 1. Sendok dan Garpu 2. Piring Plastik 3. Gelas Plastik Perlengkapan Pribadi 1. Obat-obatan Pribadi

2. 3. 4. 5.

Perlengkapan bulanan Wanita Tissue Gulung Sabun, Pasta Gigi dll. Perlengkapan Sholat / Ibadah

Perlengkapan jalan (untuk medan hutan gunung) 1. Sepatu. Melindungi tapak kaki sampai mata kaki Kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri. Keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu. Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku Ada lubang ventilasi bersekat halus. 2. Kaos kaki Menyerap keringat Menghindari lecet pada kaki 3. Celana lapangan Kuat, lembut, ringan, praktis Tidak menggangu gerakan kaki Terbuat dari bahan yang menyerap keringat Mudah kering, bila basah tidak menambah berat 4. Baju Lapangan Melindungi tubuh dari kondisi sekitar Kuat, ringan, tidak menggangu pergerakan Terbuat dari bahan yang menyerap keringat Praktis, mudah kering 5. Topi lapangan Melindungi kepala dari kemungkinan cidera akibat duri Melindungi kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang Kuat dan tidak mudah robek 6. Sarung tangan Sebaiknya terbuat dari kulit, tidak kaku dan tidak menghalangi pergerakan 7. Ikat pinggang Terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tapi teguh. Kegunaan ikat pinggang selain menjaga agar celana tidak melorot juga untuk meletakkan alat-alat yang perlu cepat dijangkau , seperti pisau pinggang, tempat air minum dll. 8. Ransel (carrier) Ringan, kuat, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan, nyaman dipakai dan praktis. 9. Peralatan navigasi Kompas, peta, penggaris, busur derajat, pensil dll. 10. Lampu senter Water proof dan dilapisi karet Bola lampu dan batery cadangan. 11. Peluit 12. Pisau Pisau saku serba guna Pisau pinggang Golok tebas 13. Perlengkapan tidur o Satu set pakaian tidur o Kaus kaki untuk tidur o Sleeping bag o Matras o Tenda/ ponco/ plastik untuk bivak 14. Perlengkapan masak dan makan o Alat masak lapangan (misting) o Alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll) o Alat pembuat api (lilin, spirtus, parafin, dll)

Perbekalan Makanan yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama pendakian seseraoang membutuhkan sekitar 5.000 kalori dan 100 gram protein, kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namun ada baiknya hanya memakan nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasanyanya beras realtif berat dan memerlukan waktu yang lama untu memasak serta menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti, biskuit,coklat, dan hevermit. Hal yang perlu diperhatikan hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama mendaki, karena hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti, agar-agar,buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas kacang, colat, biskuit dan kismis. Umumnya makanan yang paling praktis dibawa adalah makanan awetan yang memiliki kemasan, buanglah kemasan karton sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat ransel dapat berkurang dan makanan yang dibawa pun tidak banyak memakan tempat didalam ransel. Perlengkapan vital yang tidak kalah pentingnya adalah persediaan air minum dan memasak. Bawalah air sesuai dengan kebutuhan kita selama kegiatan. Selain peralatan dan sejumlah perlengkapan tersebut diatas, jangan lupa membawa perlengkapan kecil yang terdanag dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu berupa obat-obatan seperti pelester, oabat merah, tisu basah dan sekring, senter, benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan itu terkadang dibutuhkan dalam keadaan darurat atau menjaga tubuh tetap bersih. Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa tas / kantong plastik , tas plastik tersebut dibutuhkan untuk menaruh barang-barang yang kotor dan basah sebelum dicuci dan tas plastik juga berfungsi untuk membawa kembali sampah-sampah pendakian, sampah-sampah sisa makanan atau berkemah, janganlah dibuang begitu saja di alam terbukaselain megotori, membuang sampah dapat menyulitkan usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat atau mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian oarang tersesat terbantu dengan petunjuk dari barang barang yang tercecer jangan menganggap segala peralatan dan sampah akan membebani perjalanan, seorang mungkin saja dapat belajar menyalakan api dari ranting kayu, mencari makan dengan jerat atau menimbun sampah digunung akan tetapi pencinta alam selalu berperinsip leave nothing but footprint, take nothing but picture, kill nothing but time. Perlu diingat, perbekalan yang dibawa disesuaikan dengan waktu dan lamanya kegiatan Contoh : Perbekalan untuk kegiatan selama 2 hari 1 Malam

Mie Instan 4 Bungkus Beras, Telur 2 butir, kornet, sarden Air minum minimal 3 Liter Makanan kecil berkalori tinggi, seperti coklat, kacang-kacangan, wafer, permen, gula merah. Kopi, gula, susu, extra joss, marimas, nutrisari dll. Roti basah Buah-buahan, seperti tomat, mangga

Dll

Packing/Menyusun Perlengkapan kedalam Ransel Dalam penyusunan, yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban, bagaimana kita menumpukan berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara efisien. Dalam batas-batas tertentu, rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih menyenangkan saat menggendong beban. Namun bagaimanapun desain ransel yang dimiliki akan sedikit artinya apabila anda tidak mampu menyusun barang-barang anda dengan baik. jika telah siap semua inilah saatnya mempacking barang-barang tersebut ke dalam Carier atau backpack. Packing yang baik menjadikan perjalanan anda nyaman karena ringkas dan tidak menyulitkan. Prinsip dasar yang mutlak dalam mempacking adalah : 1. Pada saat backpack dipakai beban terberat harus jatuh ke pundak, Mengapa beban harus jatuh kepundak, ini disebabkan dalam melakukan pendakian kedua kaki kita harus dalam keadaan bebas bergerak, bayangkan jika salah mempacking barang dan beban terberat jatuh kepinggul akibatnya adalah kaki tidak dapat bebas bergerak, dan anda menjadi cepat lelah karena beban backpack anda menekan pinggul belakang. Ingat : Letakkan barang yang berat pada bagian teratas dan terdekat dengan punggung. 2. Membagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri pundak Tujuannya adalah agar tidak menyiksa salah satu bagian pundak dan memudahkan anda menjaga keseimbangan dalam menghadapi jalur berbahaya yang membutuhkan keseimbangan seperti : meniti jembatan dari sebatang pohon, berjalan dibibir jurang, dan keadaan lainnya. Pertimbangan lainnya adalah sebagai berikut 3. Kelompokkan barang sesuai kegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk mempermudah pengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditaruh dalam satu kantung plastik. 4. Maksimalkan tempat yang ada, misalkan Nesting (Panci Serbaguna) jangan dibiarkan kosong bagian dalamnya saat dimasukkan ke dalam ransel, isikan bahan makanan kedalamnya, misal : berasdan telur. 5. Tempatkan barang yang sering digunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat diperlukan, misalnya: rain coat / jas hujan pada kantong samping Keril/Ransel. 6. Hindarkan menggantungkan barang-barang diluar ransel, karena menggantungkan barang diluar ransel akan mengganggu perjalanan anda karena tersangkut-sangkut dan berkesan berantakan, usahakan semuanya dapat dipacking ke dalam ransel. 7. Mengenai berat maksimal yang dapat diangkat oleh anda, sebenarnya adalah suatu angka yang relatif, patokan umum idealnya adalah 1/3 dari berat badan anda , tetapi ini kembali lagi ke kemampuan fisik setiap individu, yang terbaik adalah dengan tidak memaksakan diri, lagi pula anda dapat menyiasati pemilihan barang

yang akan dibawa dengan selalu memilih barang/alat yang berfungsi ganda dengan bobot yang ringan dan hanya membawa barang yang benar-benar perlu. Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung yaitu : 1. Faktor Ekstern. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri pendaki. Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif/alam. Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.Tidak ada seorang pendaki pun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu. 2. Faktor Intern. Faktor yang berasal dari diri pendaki yang mencakup segala persiapan, dan kemampuannya faktor kedua ini yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya mendaki gunung. Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif. Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin. Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak. Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai. Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max). Latihan push up, sit up, pull up sebaiknya juga dilakukan untuk memperkuat otot-otot. Saking semangatnya, pendaki muda kerap kali ingin segera mencapai puncak, apalagi bila kegiatan itu dilakukan berkelompok. Persaingan untuk berjalan paling cepat, paling depan, dan menjadi orang pertama memijak puncak, sebaiknya ditinggalkan. Mendaki gunung yang baik justru melangkah perlahan dalam langkah-langkah kecil dan dalam irama tetap. Dengan berjalan seperti itu, pendaki dapat mengatur napas, dan menggunakan tenaga seefisien mungkin. Bagaimanapun mendaki merupakan pekerjaan melelahkan. Selain itu, keindahan alam dan kebersamaan dalam rombongan, sering menggoda pendaki untuk banyak berhenti dan beristirahat di tengah jalan. Bila dituruti terus, bukan tidak mungkin pendakian malah gagal mencapai puncak. Karena itu, cobalah membuat target pendakian. Misalnya, harus berjalan nonstop selama satu jam, lalu istirahat 10 menit, kembali mendaki selama satu jam dan seterusnya. Lakukan hal ini hingga mencapai puncak atau hari telah sore untuk berkemah. Pada medan perjalanan

yang landai, target waktu seperti itu dapat diganti dengan target tempat. Caranya, tentukanlah titik-titik target di peta sebagai titik beristirahat. Buatlah jadwal rencana kegiatan sehingga waktu yang tersedia digunakan seefektif mungkin dalam bergiat di alam. Jadwal itu memungkinkan pendaki menghitung berapa banyak makanan, pakaian, peralatan harus dibawa, dan dana yang harus disiapkan. Jadwal itu antara lain mencakup keberangkatan, jadwal dan rute pendakian, kapan tiba di puncak, jadwal dan rute pulang, dan seterusnya. Jadwal pendakian perhari dapat lebih dirinci dengan berapa jam jatah pendakian, pukul berapa dimulai dan kapan berhenti serta seterusnya. Untuk menghindari beban bawaan terlalu berat, hindari membawa barangbarang yang tidak perlu. Misalnya, cukup membawa baju dan celana tiga atau empat stel meski pendakian memerlukan waktu cukup lama. Satu stel pakaian dikenakan saat berangkat dari rumah hingga kaki gunung dan saat pulang. Satu stel sebagai baju lapangan saat mendaki. Satu stel yang lain sebagai baju kering yang digunakan saat berkemah. Rain coat dan payung dapat dicoret dari barang bawaan bila telah membawa ponco. Bila telah membawa lilin, cukup membawa batu batere seperlunya untuk menyalakan senter dalam keadaan darurat. Piring dapat ditinggal di rumah karena wadah makanan dapat menggunakan rantang memasak atau cangkir. Bila barang perlengkapan telah terkumpul, masukkan semua ke dalam ransel. Jangan biarkan ada sejumlah barang seperti cangkir atau sandal diikat di lua ransel. Selain tidak sedap dipandang, risiko hilang selama pendakian, amat besar. Meski demikian, ada beberapa barang yang ditolerir bila ditaruh di luar ransel dan diikat dengan tali webbing ransel. Misalnya, matras karet dan tiang tenda. Namun, yakinkan, semua telah diikat dengan kencang. Menaruh barang di dalam ransel amat berbeda dengan cara memasukkan buku-buku pelajaran dalam daypack (ransel kecil yang biasa digunakan ke sekolah). Buku pelajaran, baju praktikum, kalkulator dapat kita cemplungkan begitu saja ke dalam daypack. Sebaliknya, barang-barang pendakian harus dimasukkan dalam ransel dengan aturan tertentu sehingga mengurangi rasa sakit saat memanggul dan menghindari ruang kosong dalam ransel. Tips agar perjalanan nyaman dan sukses : 1. 2. 3. 4. Sebelum melakukan perdakian terlebih dahulu berolahraga secara teratur. Mencari informasi selengkap mungkin tentang Rute Pendakian Siapkan perlengkapan jauh hari sebelumnya Usahakan memiliki perlengkapan pribadi, karena pinjam meminjam membuat perjalanan tidak siap pada waktunya. 5. Kalkulasikan biaya yang diperlukan selama kegiatan 6. Check List kembali peralatan yang akan dibawa baik perlengkapan kelompok maupun individu.

Satu untuk semua semua untuk satu


Sumber : Materi Mapala DOLPHIN dan rangkuman berbagai sumber

Filename: Mountaineering.doc Directory: I:\Pra Skripsi\Bahan Template: C:\Documents and Settings\mapala@dolphin\Application Data\Microsoft\Templates\Normal.dot Title: PERLENGKAPAN PENDAKIAN Subject: Author: Zamrud Keywords: Comments: Creation Date: 6/24/2003 1:49:00 AM Change Number: 16 Last Saved On: 3/31/2007 11:25:00 PM Last Saved By: mapala@dolphin Total Editing Time: 197 Minutes Last Printed On: 3/31/2007 11:25:00 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 11 Number of Words: 3,955 (approx.) Number of Characters: 22,549 (approx.)

You might also like