You are on page 1of 5

TUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JEJARING RUJUKAN IBU DIRUJUK DAN KARAKTERISTIKNYA DI KOTA SEMARANG

TAHUN 2011 (STUDI KASUS DI WILAYAH KECAMATAN GENUK DAN PEDURUNGAN)

Oleh : Azahra Aisyadilla I1A110004

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2013

Sistem Informasi Geografis Jejaring Rujukan Ibu Dirujuk dan Karakteristiknya di Kota Semarang Tahun 2011 (Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Genuk dan Pedurungan)

Akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses terjadinya kematian ibu. Kematian ibu salah satunya disebabkan keterlambatan dalam merujuk ke rumah sakit. Sistem rujukan yang kurang tepat akan mempengaruhi proses persalinan ibu. Safe Motherhood merupakan upaya untuk mencegah atau menurunkan kematian ibu, salah satu strateginya adalah dengan meningkatkan akses dan cakupan pelayanan ibu yang berkualitas dengan tersedianya fasilitas rujukan bagi komplikasi dan persalinan. PWS KIA merupakan salah satu bentuk pencatatan dan pelaporan pemantauan kesehatan ibu dan anak melalui suatu program sistem informasi. Pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat berperan sebagai alat penting dalam proses pengelolaan data program pelayanan KIA. SIG berpotensi sebagai sistem informasi yang lebih efektif dalam manajemen program kesehatan, karena SIG mempunyai kemampuan mengolah data sekaligus menampilkan informasi berkesinambungan baik secara spasial maupun nonspasial. Berdasarkan studi pendahuluan yang berlokasi di Dinas Kesehatan Kota Semarang dapat diketahui bahwa belum ada suatu sistem informasi yang menggambarkan jejaring rujukan ibu dalam bentuk layout peta tematik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ibu yang dirujuk lebih banyak pada kelompok umur berisiko, ibu dengan tingkat pendidikan dasar,

tingkat pendapatan keluarga rendah dan ibu yang mengalami komplikasi kehamilan seperti perdarahan, preeklamsi/eklamsia, kelainan letak/sungsang, KPD, infeksi/sepsis postpartum, rahim ibu lemah, jatuh ketika hamil, janin tidak berkontraksi, pinggung sempit, ibu obesitas, dan janin diduga memiliki kelainan.

Gambar 1. Peta Persebaran Ibu Dirujuk Berdasarkan Wilayah Kerja Puseksmas di Wilayah Kecamatan Genuk dan Pedurungan

Persebaran ibu dirujuk di wilayah Kecamatan Genuk dan Pedurungan berdasarkan wilayah kerja puskesmas, diketahui bahwa ibu lebih banyak dirujuk ke puskesmas Bangetayu untuk wilayah Kecamatan Genuk (63,41%), sedangkan untuk wilayah Kecamatan Pedurungan, ibu lebih banyak dirujuk ke puskesmas Tlogosari Kulon.

Gambar 2. Peta Persebaran Ibu Beserta Rumah Sakit Rujukannya di Wilayah Kecamatan Genuk dan Pedurungan

Persebaran ibu berdasarkan rumah sakit rujukannya pada gambar 2, diketahui bahwa ibu di Kecamatan Genuk dan Kecamatan Pedurungan lebih banyak dirujuk ke RSUD Kota Semarang dibandingkan rumah sakit lainnya yaitu RS. Dr. Kariadi, RSI Sultan Agung, dan RS Panti Wiloso Citarum. Persentase terbesar ibu hamil harus menempuh jarak 1-5 km (92,9%) dari tempat tinggal ibu untuk menuju puskesmas dan 6-10 km (53,6%) untuk menuju rumah sakit rujukan, dan ibu harus menempuh perjalanan selama 15 menit untuk menuju puskesmas dan 16-30 menit untuk menuju rumah sakit rujukan. Banyaknya ibu hamil yang dirujuk ke RSUD Kota Semarang berkaitan dengan pemanfaatn program jaminan persalinan. Tingkat pendapatan yang rendah mendorong ibu untuk memanfaatkan program jaminan persalinan yang dicanangkan oleh pemerintah.

Sumber: Sukmawati, Febriana Ani., Cahya Tri Purnami., dr. R. Djoko Nugroho. Sistem Informasi Geografis Jejaring Rujukan Ibu Dirujuk dan Karakteristiknya di Kota Semarang Tahun 2011 (Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Genuk dan Pedurungan). Jurnal Kesehatan Masyarakat 2012: 1 (2); 163-176.

You might also like