Professional Documents
Culture Documents
Jenis-jenis Grouting
Tipe grouting berdasarkan fungsinya antara lain: 1. Curtain Grouting : Untuk mengurangi rembesan air lewat bawah pondasi dan abutment bendungan, serta mengurangi gaya tekan ke atas. 2. Blanket Grouting : Untuk mengurangi gaya tekan ke atas. 3. Consolidation Grouting : Untuk menutup lubang, celah, rekahan yang ada di bawah pondasi bendungan sehingga menjadi lebih kuat dan menambah modulus deformasi batuan
2. Untuk menahan aliran air, misalnya pada bangunan dam, agar air tidak mengalir melalui bawah bangunan dam. Air yang mengalir di bawah bangunan dam secara bertahun - tahun akan membawa partikel tanah, yang akan mengakibatkan terjadinya rongga-rongga di bawah bangunan, dan hal ini dapat membahayakan kestabilan dam tersebut, grouting pada dam ini biasa disebut Tirai sementasi, guna tirai sementasi ini untuk menghambat laju air, sehingga aliran air semakin panjang, karena aliran semakin panjang maka air akan mengalami kehilangan energi
3. Untuk menahan aliran air tanah agar tidak masuk ke dalam suatu kegiatan bangunan yang sedang berjalan. Bangunan di bawah permukaan tanah apabila lokasi nya dibawah permukaan air tanah, akan selalu terganggu oleh adanya air tanah yang masuk dari dinding galian. Namun biasanya masih dapat diatasi dengan pompa
3. Bendungan Tipe : Urugan batu, inti tegak Elevasi mercu bendungan : El +265 Panjang bendungan : 1.715 m Lebar mercu bendungan : 12 m Tinggi bendungan maksimum : 110 m Volume timbunan : 6,7 x 106m3 4. Spillway Lokasi : at the dam body Tipe : Gated spillway with chute way Crest : Lebar 50 m, El. +247 Dimensi radial gates : 4 bh (W=13; H=14,5m) Qoutflow : 4,468 m3/det (PMF = 11.000 m3/det)
5. Intake Irigasi Lokasi : Di bawah spillway Irrigation inlet appron : El +204 Tipe : Reinforced concrete conduit Dimensi condoit : D=4,5 m; L=400 mf. 6. Terowongan Pengelak Lokasi : under the spillway Inlet level : El +164 Tipe : Circular lined reinforced concrete Debit rencana (Q100) : 3.200 m3/det Dimensi terowongan : D=10 m; L=556 m
7. PLTA Lokasi : Right abutment Power Inlet appron : El +210 Headrace tunnel : D=4,5 m; L=3.095 m Design head : 170 m Tipe turbin : Francis Kapasitas terpasang : 2 x 55 GWH =110 MW Produksi rata-rata : 690 GWH/tahun
Struktur Organisasi
EMPLOYER Menteri Pekerjaan Umum EMPLOYERS REPRESENTATIVE SNVT Pembangunan Waduk Jatigede SUPERVISION CONSULTANT Konsultan Nasional ( PT. Indra Karya, PT. Mettana, PT. Tata Guna Patria, PT. Wiratman & Ass, PT. Indah Karya) DED CONSULTANT SWHI (Sichuan Water Resources and Hydroelectric Investigation & Design) CONTRACTOR Sinohydro JO-CIC (Consortium of IndonesianContractors) CIC (Consortium of Indonesian Contractors) meliputi : PT. Wijaya Karya, PT. Waskita Karya, PT. Pembangunan Perumahan , dan PT. Hutama Karya
Analisis Permasalahan
Pada kontrak spesifikasi tanah pada lokasi pembangunan bendungan Jatigede memiliki tanah yang bagus, tetapi pada kenyataannya tanah pada lokasi pembangunan bendungan tersebut tidak memiliki tanah yang bagus sehingga diperlukan kegiatan perbaikan tanah (soil stabilization) dengan metode Grouting Bagus atau tidak nya tanah pada lokasi pembangunan Bendungan Jatigede dilihat berdasarkan nilai Lugeon dari uji permeabilitas/ lugeon test, dimana nilai tersebut menurut spesifikasi yang diperlukan adalah <5
Peralatan Grouting
Peralatan yang dibutuhkan dalam proses Grouting antara lain: Alat Pengebor Alat Injeksi Pompa Mixer
Metode Kerja
1. Pelaksanaan Grouting Penentuan Titik Grouting Penentuan titik Grouting berpatokan pada stasiunstasiun yang ditentukan dilapangan melalui penyelidikan oleh tenaga ahli. Jarak tiap-tiap titik Grouting disesuaikan dengan kebutuhan Pemboran Pelubangan titik Grouting dilakukan dengan cara di bor. Dalam Grouting ada 2 macam pemboran, yaitu pemboran dengan pengambilan core dan pemboran tanpa core. Diameter lubang bor adalah 76 cm untuk pemboran coring dan 46 mm untuk pemboran non coring. Khusus untuk pemboran dengan coring diperlukan mesin dengan penggerak hidrolik agar kualitas core yang dihasilkan lebih bagus
2. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon Metode pengujiannya adalah dengan cara memasukkan air bertekanan ke dalam lubang bor, menggunakan peralatan yang disebut rubber packer, yang digunakan untuk menyumbat lubang bor. Peralatan lain yang digunakan dalam uji permeabilitas antara lain: Waterflow Meter untuk mengetahui debit air Stop Watch untuk menentukan waktu rembesan Pressure Gauge untuk mengetahui tekanan air Water Pump untuk memompa air
Lu= 10Q/PL Keterangan: Lu = Lugeon unit (l/mnt/m) Q = debit aliran yang masuk (l/mnt) P = tekanan total (Po+Pi) (kg/cm2) L = panjang lubang yang di uji (m) Dalam hal ini standar yang dipakai adalah Grouting dilaksanakan jika nilai lugeon lebih dari 5 dan sebaliknya jika nilai lugeon kurang dari 5 maka tidak perlu di Grouting
Tahap pekerjaan Grouting dilakukan dengan cara menyuntikkan bahan semi kental(slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor. Untuk penentuan campurannya akan dirubah ke perbandingan yang lebih kental sampai tekanan maksimum Grouting tercapai dengan urutan sebagai berikut : a. Jika nilai lugeon 5-20 aka campuran awal semen : air = 1:5 b. Jika nilai lugeon lebih dari 20 maka campuran awal semen;air = 1:3
Campuran akan dirubah keperbandingan yang lebih kental sampai tekanan maksimum Grouting tercapai dengan urutan sebagai berikut : a. Campuran 1:5 sampai 240 liter/min/m, jika tekanan belum tercapai dirubah ke, b. Campuran 1:3 sampai 240 liter/min/m, jika tekanan belum tercapai dirubah ke, c. Campuran 1:2 sampai 240 liter/min/m, jika tekanan belum tercapai dirubah ke, d. Campuran 1:1 sampai 480 liter/min/m, jika tekanan belum tercapai maka Grouting dihentikan dan lubang dicuci kemudian dilakukan Grouting selama 8 jam.
Grouting dianggap selesai apabila tekanan maksimum dapat tercapai dan aliran volume injeksi yang masuk lebih kecil atau sama dengan 0,2 liter/min/m. Campuran yang lebih kental misalnya 1:0,8 atau lebih kental diperlukan untuk mengatasi jika terjadi kebocoran (leakage), hal ini dilaksanankan atas persetujuan konsultan pengawas
3. Perhitungan Volume Grouting Tahap perhitungan volume Grouting meliputi: Volume campuran Grouting yang diinjeksi-kan dalam m3 Volume bahan untuk Grouting dalam hal ini adalah semen atau pasir dalam ton
Jika campuran yang masuk sudah mulai sedikit mendekati 0,2 liter/menit/meter, maka tidak perlu membuat campuran lagi.
Menurut Chen, dkk., (2000), dalam Dwiyanto (2005), penentuan lokasi dan kedalaman titik Grouting untuk perencanaan perbaikan lereng dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: H = h + kh Keterangan: H = kedalaman Grouting (m) h = tinggi tebing (m) k = konstanta (besarnya antara 0,8 sampai 1,2) Lebar area yang terkena sementasi adalah antara 0,6 h - 0,8 h.
TERIMA KASIH..........!!!!!