You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA)


BY : LISNA ANNISA F.,S.Kep.,Ners

A. DEFENISI
Suatu reaksi imunologis pada ginjal thd bakteri atau virus tertentu.

B. ETIOLOGI
Yang paling sering : Streptococcus beta hemoliticus grup A tipe 12,4,16,25,&40 Sering terjadi pada anak umur 3-7 thn Pria >>> wanita Bisa jg disebabkan krn sifilis,keracunan (timah hitam tradion), trombosis vena renalis, LE, purpura anafilaktoid

Biasa terjadi reaksi antigen --- anti body sekunder dari infeksi streptococcus yang mengenai sel pernapasan atas (pharyngitis), kulit, dan sering terjadi pada anak usia sekolah; Lohlein (1907) :
1. Timbulnya GNA setelah terjadinya infeksi skarlatina 2. Diisolasinya kuman Streptococcus beta hemolitycus grup A 3. Meningkatnya titer anti-streptolisin pd serum px

C. PATOFISIOLOGI
Suatu reaksi radang pada glomerulus dan proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, leukosit, dan protein plasma dalam kapsula bowmen; Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon imun yang terjadi dengan adanya perlawanan antibody dengan mikroorganisme yaitu streptococcus; Reaksi antigen dan antibody tersebut merupakan imun komplek yang menimbulkan respon peradangan yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler dan menjadi lumen pembuluh darah menjadi mengecil --- menurunkan filtrasi glomerulus, insufisiensi renal, dan perubahan permeabilitas kapiler sehingga molekul yang keluar seperti protein diekskresikan dalam urin (proteinura).

D. MANIFESTASI KLINIS
Hematuri (warna merah spt air daging) Proteinuria Edema (sekitar mata, anasarka) Oliguri (< 180 ml / 24 jam) Hypertensi (60-70% pd hr I, kembali normal pd akhir mg pertama) Fatigue (keletihan) Ggn GIT :muntah, nafsu makan (-), diare Demam.

E. KOMPLIKASI
a. Oliguri sampai anuri : 2 3 hari berkurangnya filtrasi glomerulus b. Ensefalopati hipertensi : ggn penglihatan, pusing,muntah, & kejang2 gejala serebrum krn hipertensi c. Ggn sirkulasi : dispneu, ortopnea, ronkhi basah, pembesaran jantung,hipertensi spasme PD, bertambahnya volume plasma d. Anemia hipervolemia, sintesis eritropoietik me

F. Pemeriksaan Diagnostik
LED me Hb me Jumlah urin ber(-), BJ me Hematuri makroskopis : 50% Albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder eritrosit, eritrosit,& hialin. Albumin serum me Ureum & kreatinin me Titer antistreptolisin me Uji fungsi ginjal normal pada 50% px

G. Penatalaksanaan Terapheutik
Istirahat mutlak selama 3-4 mg Penilisilin pd fase akut : 10 hari Diet rendah protein pd fase akut (1 gr/ kgBB/hr) & rendah garam (1 gr/hr) Anti hypertensi; Diuretik : lasix (1 mg/kgBB/kali) IV dlm 5-10 mnt Pembatasan cairan. Bila timbul gagal jantung : digitalis, sedativum,O2

H. Penatalaksanaan Perawatan
Pengkajian Riwayat penyakit; Kaji tanda tanda kelebihan cairan. Diagnosa Gg keseimbangan cairan dan elektrolit s/d turunnya output dan perubahan osmolar karena kehilangan protein; Intoleransi aktifitas s/d sampai fatigue; Gangguan integritas kulit s/d edema; Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan s/d pembatasan diet; Kecemasan s/d kurang pengetahuan dan hospitalisasi.

Tujuan Status cairan dan elektrolit dipertahankan dalam batas normal; Kebutuhan istirahat terpenuhi; Keutuhan kulit dapat dipertahankan; Intake output terpenuhi; Kecemasan anak orangtua menurun. Intervensi
Pertahankan status cairan; Cegah fatigue; Pertahankan integritas kulit; Tingkatkan status nutrisi; Kurangi kecemasan.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN NEFROTIK SINDROM


BY : LISNA ANNISA F.,S.Kep.,Ners

A. Definisi Penyakit
Neprothik sindrom adalah salah satu keadaan yang didasari oleh kerusakan glomerulus yang terjadi akibat suatu peradangan yang berlangsung secara kronis yang menyebabkan peningkatan permeabilitas dan porositas membran glomerulus yang mengakibatkan terbuangnya sejumlah protein kedalam urine. (Fatimah S) Neprothik syndrom adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma yang menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan edema. (Betz & Sowden, 2002)

B. Etiologi
Penyebab dari neprothik syndrom dapat digolongkan menjadi primer dan sekunder.

Primer
Penyakit congenital syndrom nefrotik tipe finlandia (Diturunkan) Syndrom nefrotik perubahan minimal (tipe paling umum)

Sekunder
Penyakit pasca infeksi : malaria kuartana Glomerulonefritis akut/kronis Infeksi bakteri sistemik Hepatitis B HIV Endocarditis bacterial sub-akut

Penyakit Vaskular Syndrom uremik hemolitik Trombosis vena renalis Lupus eritomatosus sistematik Purpura henoch Schoenlein Penyakit Keluarga Syndrom alport Diabetes Obat dan logam berat Nefrosis alergik

C. Manifestasi Klinis
Proteinuri t.u. albumin (85-95%) : 10-15 gr Edema : 40% Umumnya terlihat pada kedua kelopak mata dan muka sesudah tidur, sedangkan pada tungkai tampak selama dalam posisi berdiri. Hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, kadar fibrinogen meninggi tapi ureum normal Diare LED meningkat

Gangguan pernafasan Karena adanya distensi abdomen tanpa efusi fleura. Gangguan tumbuh kembang; Gangguan fungsi psikososial. Pd keadaan lanjut kdg2 terdapat glukosuria tanpa hiperglikemia

D. Komplikasi
Penurunan volume intravaskuler (syok hivopolemik) Kemampuan koagulasi yang berlebihan (Trombosis vena) Kerusakan kulit Infeksi Efek samping steroid yang tidak diinginkan

E. Penatalaksanaan Terapheutik
Istirahat sampai edema sedikit Diet tinggi protein : 2-3 gr/kgBB dgn garam minimal bila edema msh berat Mencegah infeksi Diuretik Kortikosteroid : prednison Antibiotik : bila ada infeksi Lain-lain : pungsi asites, pungsi hidrotoraks Jika ada gagal jantung : digitalis

You might also like