You are on page 1of 12

Deskripsi - Nama & Struktur Kimia - Sifat Fisikokimia

- Keterangan

Asam (2S,5R,6R)-6-[(R)-2-amino-2-fenilacetamido]-3-3-dimetil-7-okso: 4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karboksilat [69-53-4] (Trihidrat [7177-48-2]). C16H19N3O4S Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat mengandung tidak kurang dari 900 g tiap milligram C16H19N3O4S dihitung terhadap zat anhidrat. Secara komersial, sediaan ampisilin tersedia dalam bentuk trihidrat untuk sediaan oral dan garam natrium untuk sediaan injeksi. Potensi ampisilin trihidrat dan natrium penisilin dihitung berdasarkan basis anhidrous. Ampisilin trihidrat berwarna putih, praktis tidak berbau , serbuk kristal, dan larut dalam air. Ampisilin trihidrat mempunyai : kelarutan dalam air sekitar 6 mg/mL pada suhu 200C dan 10 mg/mL pada suhu 40 0C. Ampisilin sodium berwarna hampir putih, praktis tidak berbau, serbuk kristal, serbuk hidroskopis, sangat larut dalam air, mengandung 0.9% natrium klorida. Pelarutan natrium ampicilin dengan larutan yang sesuai, maka 10 mg ampicilin per mL memiliki pH 8-10. Jika dilarutkan secara langsung ampisillin trihidrat oral suspensi memiliki pH antara 5-7.5 Ampisilin adalah aminopenisilin. Perbedaan struktur ampisilin dengan : penicillin G hanya terletak pada posis gugus amino pada alpha cincin benzena yang terletak pada R dalam inti penisilin.

) Titrasi Tidak Langsung (IODOMETRI) Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya sampel. Sebagai contoh adalah penentuan kandungan klorin ( Cl2) dalam agen pemutih. Klorin akan mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium. Reaksi yang terjadi adalah : Cl2 + 2I- -----> 2Cl- + I2

Selanjutnya iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat menurut reaksi : 2S2O32- + I2 -----> S4O62- + 2IC) Penyerapan Iodium oleh senyawa-senyawa penisilin Masalah stabilitas yang utama dalam senyawa-senyawa penisilin adalah hidrolisis cincin - laktam. Jika cincin - laktam terbuka, maka akan mengkonsumsi iodium. Tiap 1 mol cincin - laktam yang terbuka akan bereaksi dengan 8 ekuivalen iodium, sementara cincin - laktam yang utuh tidak akan bereaksi dengan iodium. dalam jenis titrasi ini, iodium berlebihan ditambahkan pada sampel penisilin dan iodium sisa (yang tidak bereaksi) dititrasi kembali dengan larutan baku natrium tiosulfat.

ANALISIS KUANTITATIF GOLONGAN OBAT ANTIBIOTIK (AMPICILIN) DENGAN METODE IODOMETRI ABSTRACK In this experiment aims to determine the levels of ampicillin class antibiotics are using the appropriate method. The method used to measure the levels of ampicillin in ampicillin suspension preparation is iodometric method. In this method, the sample solution is titrated with a standard solution ampicillin Na2S2O3 0,01 N.

ABSTRACK Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar golongan obat antibiotik adalah ampicilin dengan menggunakan metode yang sesuai. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar ampicilin dalam sediaan suspensi ampicilin adalah metode iodometri. Pada metode ini, larutan sampel ampicilin dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,01 N.

PENDAHULUAN

Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk pervensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara profilaksis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi. Lazimnya antibiotika dibuat secara mikrobiologi, yaitu fungi dibiakkan dalam tangki-tangki besar bersama zat-zat gizi khusus. oksigen atau udara steril disalurkan dalam cairan pembiakan guna mempercepat pertumbuhan fungi dan meningkatkan produksi antibiotiknya selesai diisolasi dari cairan kultur, antibiotik dimurnikan dan aktivitasnya ditentukan. (Tjay T, H. 2007) Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara penentuan kadar ampisilin dalam sediaan suspense kering dengan iodometri. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah kadar ampisilin yang terkandung di dalam sediaan suspensi kering memenuhi syarat seperti yang tertera dalam farmakope Indonesia. Adapun prinsip dari percobaan ini adalah pemisahan cincin lactam dengan penambahan alkali berupa NaOH menjadi asam-paraaminobenzil penisiloat menghasilkan penisilamin yang mereduksi iodium, maka kadar ampicilin dapat ditentukan.

TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Umum Golongan Obat Antibiotik Antibiotika (L, anti : lawan, bios : hidup) adalah zat-zat yang dihasilkan oleh fungsi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan oksisitas bagi manusia relative kecil. Turunan zat-zat ini yang dibuat secara semi-sintetis, juga termasuk kelompok ini. Begitu pula semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri (Tjay. T.H. 2007). B. Uraian Tentang Ampicilin Nama IUPAC : Asam (2,5, 5, R, GR)6 C(R)-2-amino-2-fenilasetamido-3-dimetil-7 okso-4-ha-1-zobisiklo 3,2,0 heptana-22-karboksilat (69,534) Nama Lain : Ampisilina

Rumus Kimia : C16H19N3O4S

R. Bangun

BM Pemerian Kelarutan Khasiat Dosis

: 349,41 : Serbuk hablur remik, tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit : Larut dalam 170 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol 95% P : Antibiotikum : oral 4 dd sehari 0,5-1 gram (gram K atau trihidrat). Saluran kemih : 3-4 dd 0,5 gram, gonore : 1,35 gram ditambah probenesid 1 gram, difos-paratifus : 4 dd 1-2 gram selama 2 minggu

Pemberian Farmakologi

: rektal maupun secara i.m dan i.v : Kebanyakan penisilin diabsorbsi secara tidak lengkap. Semua penisilin melewati sawar plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik. Penisilin G seperti yang ditunjukkan terjadi pada penderita gagal fungsi ginjal. Jalan utama ekskresi melalui sistem sekresi asam organik (tubulus) di ginjal.

Kontraindikasi : Efek Samping : Mekanisme

Untuk pasien yang hipersensitivitas terhadap amoxilin, penisilin, atau komponen lain dalam sediaan Hipersensitivitas, diare, nefritis, neurotoksisitas, gangguan fungsi pembekuan darah, toksisitas lain.

: Penisilin Beta-laktam dapat membunuh bakteri yang sensitif. Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. C. Uraian Tentang Sediaan Suspensi Suspensi adalah sediaan cairan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (FI Edisi IV. Hal . 17) Beberapa alasan bahan aktif diformulasi bentuk suspensi yaitu : beberapa orang sulit menelan obat bentuk tablet atau kapsul, sukar larut dalam air, dalam bentuk terlarut berasa pahit, lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut, lebih siap secara biovaibilitas dari pada bentuk tablet atau kapsul.

D. Uraian Tentang Metode Penetapan Kadar Ampicilin

Titrasi langsung/redoks (iodometri)

Dalam farmakope, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, Na. Askorbat, Metampiron (antalgin), serta Natrium Tiosulfat dan sediaan injeksinya. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium. Vitamin C mempunyai potensi reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. METODE PRAKTIKUM A. Desain Praktikum Praktikum kimia farmasi lanjutan Penetapan Kadar Ampisillin dalam sediaan suspense kering dilakukan secara Eksperimental B. Waktu Dan Tempat Praktikum praktikum kimia farmasi lanjutan mengenai Penetapan Kadar Ampisillin dilaksanakna pada: Hari/tanggal Tempat : : Senin, 28 januari 2013, pukul 14.00 WITA Laboratorium kimia farmasi, fakultas farmasi universitas Indonesia Timur, Makassar.

C. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang digunakan a. Batang pengaduk b. Botol c. Buret d. Erlenmeyer e. Gelas arloji f. Gelas kimia g. Gelas ukur h. Labu ukur i. Lap halus dan lap kasar j. Corong gelas k. Lumping l. Penangas air

m. pH meter n. pipet tetes o. pipet volume p. sendok tanduk q. spektrofotometer r. statif s. stopwatch t. timbangan 2. Bahan-bahan yang digunakan a. Aluminium foil b. Ampicilin c. Asam asetat d. Asam klorida 1,2 N e. Aquadest f. Iodium 0,01 N g. Kalium iodide h. Kanji 0,5 % b/v i. Label j. Natrium asetat k. Natrium hidroksida 1 N l. Natrium tiosulfat 0,01 N m. Tisu D. Metode Kerja 1. Penyiapan Sampel Dipilih ampisilin dry syrup yang ada di salah satu apotik yang ada didaerah Makassar. Diambil ampisilin dry syrup 125 mg/5 mL, ditimbang ampsilin 500 mg secara seksama dan dilarutkan dengan aquadest 50 mL. 2. Pembuatan Larutan Baku

a. Pembuatan larutan baku Na2S2O3 0,01 N

Ditimbang Na2S2O3 2,482 g dimasukkan dalam gelas kimia dilarutkan dengan air bebas CO2 dan dimasukkan dalam labu ukur 1000 mL serta dicukupkan volumenya hingga tanda. b. Pembuatan indikator amylum 0, 5% b/v Ditmbang kanji sebanyak 500 mg dan dilarutkan dengan aquadest 100 mL, dipanaskan pada penangas air selama 3 menit. 3. Prosedur Kerja a. Titrasi blanko untuk perhitungan kesetaraannya Dipipet 20 ml suspensi ampicilin (dari pengolahan sampel) dan dimasukkan ke dalam labu ukur. Kemudian ditambahkan 10 ml iodium 0,01 N dan 0,1 ml HCL 1,2 N. lalu dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N. pada saat mendekati titik akhir, ditambahkan 2 ml larutan indikator kanji 0,05% b/v dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Dan volume titrasi yang diperoleh digunakan untuk menghitung angka kesetaraan. b. Inaktivasi untuk penetapan angka kesetaraan Pada 2,0 suspensi ampicilin dengan kadar 1,25 mg/ml ditambah 2 ml NaOH 0,1 N. Dicampur dengan menggunakan labu ukur, dibiarkan 15 menit ditempat gelap. Lalu ditambahkan 2 ml HCL dan 10,0 ml iodium 0,01 N. labu ditutup, dan di biarkan selama 15 menit. Selanjutnya dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N, pada saat mendekati titik aktif ditambahkan 2 ml larutan kanji, titrasi dilanjutkan hingga warna biru hilang. c. Titrasi blanko untuk perhitungan % kadar dan kesalahan sistemik Dipipet larutan ampicilin sebanyak 2,0 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan I 2 0,01 N sebanyak 10,0 ml dan HCL 1,2 N sebanyak 1,0 ml. lalu dititrasi dengan larutan baku Na 2S2O3 0,01 N hingga berwarna kuning pucat. Sebelum mendekati titik akhir ditambahkan 2,0 ml indikator 0,05% b/v hingga berwarna biru. Di lanjutkan sampai warna biru hilang. Dicatat volume titrasi dan hitung % kadar serta kesalahan sistemiknya. d. Titrasi inaktivasi untuk perhitungan % kadar dan kesalahan sistemik Dipipet larutan sampel sebanyak 2,0 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambah 2,0 ml NaOH 1 N, disimpan di tempat gelap selama 10 menit. Lalu ditambah lagi 2,0 ml HCL 1,2 N dan 10,0 ml

I2 0,01 N dan disimpan kembali ditempat gelap selama 10 menit. Kemudian dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 hingga kuning pucat. Sebelum mendekati titik akhir titrasi ditambahkan 2,0 ml kanji 0,05% b/v hingga berwarna biru. Titrasi dilanjutkan hingga warna biru tepat hilang. Selanjutnya dicatat volume titrasi dan dihitung % kadar serta kesalahan sistemiknya. HASIL DAN PEMBAHASAN A. TABEL PENGAMATAN 1. Data berat penimbangan perhitungan angka kesetaraan Berat penimbangan (g) Berat sampel I 0,5008

2. Data perhtungan angka kesetaraan


Kadar Kadar teoritis mg/ml mg/ml (ml) (ml) Blanko Sampel g/mL Volume titrasi Kesetaraan

1,2

1,2419

18,8

12,4

383,7859

3. Data berat penimbangan, perhitungan kada, kesalahan sistemik dan kesalahan acak secara iodometri Berat penimbangan (g) sampel I 0,5008

4. Data perhitungan kadar, kesalahan sistemik dan kesalahan acak secara iodometri
Kadar Kadar mg/ml mg/ml (ml) (ml) mg/ml teoritis Volume titrasi Balnko Sampel Kadar Kadar terukur % Kesalahan sistemik %

1,25

1,2419

19,4

12,5

1,3234

106,5

6,56

B. Reaksi

C. Perhitungan Penetapan Kadar Berat penimbangan ampicilin = 0,5008 Pembuatan suspensi stock 0,5008 gram dilarutkan dalam 50,0 ml aquadest

ock ampicilin = 500,8 mg/50ml =10,016 mg/ml Untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml Dari suspensi stock ampicilin diambil 3,1 m Diencerkan dengan aq. ad 25,0 ml Kadar10,016 mg/ml x =1,2419 mg/ml - Perhitungan kesetaraan F= = 98,88 g/100 g

= 98,89% b/b

= 98,89 g/100.000 g = 9,8889 x 10 g/mg = 988,9 g/mg F = = = 383,7859 g/ml Jadi, 1 ml I2 setara dengan 383,7859 g/ml ampicilin Perhitungan kadar ampicilin terukur secara iodimetri untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml. replikasi kadar suspensi stock ampicilin Ampicilin 1,25 mg/ml
-4

Ampicilin =

x (B-1)

= x x(19,4-12,5) = 8,0650 x 0,1918 x 6,9 = 10,6733 Untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml. Replikasi dari suspensi stock ampicilin diambil 3,1 ml kemudian diencerkan dengan aquadest ad 250 ml. 10,6773 x = 1,3234 - Perhitungan kadar secara iodimetri untuk kadar ampicilin 1,25 mg/ml replikasi % kadar = = = x 100% x 100% 106,56% 100% - % kadar = = D. PEMBAHASAN Metode iodometri digunakan untuk penetapan kadar sebagian besar senyawa antibiotic penisilin dan bentuk sediaannya yang tercantum dalam farmakope dan dititrasi iodometri merupakan metode yang paling sesuai. Untuk penentuan kadar ampisilin juga dilakukan titrasi blanko sebagai pembanding. Sebelum dititrasi inaktivasi, dilakukan titrasi untuk balnko, dengan cara dipepet 2,0 ml larutan sampel ditambahkan denagn 10,0 mL, I2 0,01 N dan 0,1 Ml HCl, selanjutnya ditirasi, sebelum titrasi mendekati ditambahkan indikator kanji 0,5 % b/v, kemudian titrasi dilanjutkan hingga biru hilang, larutan peniter yang digunakan sama, yaitu Na2S2O3 0,01 N. titrasi blanko ini sebagai pembanding. Titrasi inaktivasi dilakukan dengan cara memipet larutan sampel sebanyak 2,0 mL dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahakan dengan NaOH 1 N sebanyak 2 mL, khasiat ampisilin itentukan oleh adanya struktur cincin beta laktamnya, oleh karena itu dipecah/dibuka dengan adanya alkali menjadi asam-paraamino benzil penisiloat, setelah penambahan NaOH disimpan ditempat 100% - 106,56% 6,56%

- Kesalahan sistemik =

gelap selama 20 menit untuk mempercepat terjadinya hidrolisis atau terjadinya reaksi. Juga bertujuan memberikan kesempatan kepada senyawa kotor untuk bereaksi nantinya dengan iodium,. Setelah itu ditambahkan dengan 2,0 mL HCl 1,2 N untuk mengubahnya menjadi penisilamin kemudian ditambah dengan 10,0 mL I2 0,01 N. penisilin inilah yang berikatan dengan iodium. Selanjutnya disimpan kembali ditempat gelap, sehingga reaksi lebih cepat terjadi. Kelebihan iodium kemudian dititrasi dengan Na 2S2O3 0,01 N. perubahan warna yang diinginkan yaitu bening antara kuning ucat dan bening sulit untuk dibedakan maka dibutuhkan penggunaan indikator, sehingga berubah warna menjadi biru tua kemudian menjadi bening (biru hilang), dengan indikator kanji 0,05 % karena mudah ditekan oleh amylum. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar ampicilin dry syrup yang diperoleh sebesar 106,46%. Hal ini sesuai farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu ampicilin untuk suspensi oral mengandung sejumlah ampicilin (anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% C16H19N3O4S. Tiap 10 ml I2 setara dengan 303,76 g ampicilin dengan kesalahan sistemik yang diperoleh adalah sebesar 6,58%. percobaan ini dianggap berhasil karena kesalahan sistemiknya di bawah 10%. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Likuida. (http://ff.unair.ac. Id / emodule /farmasetika/likuida % zosuspensi. PDF). Diakses pada tanggal % februari 2013. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. DEPKES RI ; Jakarta. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. DEPKES RI ; Jakarta. Dirjen POM. 2007.Pelayanan Informasi Obat. DEPKES RI ; Jakarta. Gunawan, S, G. 2007. Farmakologi Dan Terapi. Universitas Indonesia : Jakarta. Khopkar. S. M. 2008. Konsep Dasar kimia Analitik. UIP ; Jakarta. Mycek. M. J. 2008. Farmakologi Ulasan Bergambar. EGC ; Jakarta. Pratiwi. S. T. 2008. Mikrobiologi. Gramedia ; Jakarta. Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar ; Yogyakarta. Sudjadi dan Rohman Abdul. 2007. Analisis Kuantitatif Obat. Gadjah Mada Universitas Press ;Yogyakarta.

You might also like