You are on page 1of 20

ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER: HIPERTENSI KHUSUSNYA PADA Ny. S DI DESA KAYEN LOR KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI

OLEH : M. AINUR ROHIM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes BHAKTI MULIA PARE-KEDIRI 2012

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KELUARGA
a.
1. Pengertian Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32 - 33). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluargA dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketegantungan ( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32). Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah : Unit terkecil dari masyarakat Terdiri dari 2 orang atau lebih Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah Hidup dalam satu rumah tangga Di bawah asuhan seorang kepala keluarga Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing Menciptakan, mempertahankan suatu budaya 2. Ciri ciri Struktur Keluarga Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi menjadi 3 yaitu : Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing masing. Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing masing.

b.

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

a. b. c.

a. b.

c.

d. e. f.

a.

b.

c.

3. Tipe Keluarga Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 34 tipe keluarga terdiri dari : Keluarga inti (Nuclear Family) Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak. Keluarga besar (Extended Family) Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. Keluarga berantai (Serial Family) Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti. Keluarga duda atau janda (Single Family) Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. Keluarga berkomposisi (Compocite) Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama. Keluarga kabitas (Cahabitation) Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. 4. Peran Keluarga Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34 adalah sebagai berikut : Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak, berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Peran anak : Anak anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

a. b.

c. d. e.

5. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ; Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan kebutuhan para anggota keluarga. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber sumber ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber sumber tersebut secara efektif. Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan. 6. Tahap perkembangan keluarga Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 135, tahap dan tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu: Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan keluarga. No Tahap Perkembangan Tugas perkembangan 1 Keluarga pemula a. membangun perkawinan yang saling memuaskan b. menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis c. keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua 2 Keluarga sedang mengasuh anak a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap. b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga. c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek 3 Keluarga dengan anak usia a. Memenuhi kebutuhan anggota prasekolah keluarga se[erti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan b. Mensosialisasikan anak c. Mengintegrasikan anak yang baru

d. 4 Keluarga dengan anak usia sekolah a.

b. c. 5 Keluarga dengan anak remaja a.

b. c. 6 Keluarga melepaskan anak dewasa muda a.

b.

c. 7 Orangtua usia pertengahan a. b.

Keluarga lansia

c. a. b. c. d. e.

sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri Memfokuskan kembali hubungan perkawinan Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anakanak Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan Mempertahankan hubungan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak Memperkokoh hubungan perkawinan Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun Mempertahankan hubungan perkawinan Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

f.

Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

a. b. c. d. e.

7. Tugas Kesehatan Keluarga Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut : Mengenal masalah kesehatan. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI


1. Konsep Keperawatan Keluarga Pengertian Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978. Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur. 2. Konsep Hipertensi Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356). Penyebab Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu : (Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518) Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga Hipertensi Idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah : Usia Jenis kelamin Riwayat keluarga Obesitas Serum lipid Diet Perokok Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal

a.

b.

1)

a) b) c) d) e) f) g) 2)

Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. c. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg a. Normal < 130 < 85 b. Perbatasan 130 139 85 89 c. Hipertensi tingkat I 140 159 90 99 d. Hipertensi tingkat 2 160 179 100 109 e. Hipertensi tingkat 3 > 180 > 110 d. Manifestasi Klinik Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999). 3. Fokus Intervensi a. Fokus Intervensi Individu Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko. Intervensi : 1) Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang menghalangi. 2) Bangun rasa percaya dan kekuatan. 3) Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif. 4) Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga. 5) Jelaskan dan bicarakan : a) Proses penyakit b) Aturan pengobatan c) Perubahan gaya hidup yang diperlukan d) Metode untuk memantau kondisi 6) Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan membutuhkan waktu untuk integrasi. 7) Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.

1) 2) 3) 4) b.

1) a) b) c) d) 2) a) b) c) 3) a) b) c) d) 4)

5) a) b) c)

Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Intervensi : Pertahankan tirah baring selama fase akut. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala. Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan rasa sakit kepala, misalnya mengejan. Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan. Fokus Intervensi pada keluarga Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga : Mengenal masalah kesehatan Intervensi : Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab hipertensi Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat Intervensi : Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan tepat Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna menangani hipertensi Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga Merawat anggota keluarga yang sakit Intervensi : Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan Intervensi : Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di rumah Memanfaatkan fasilitas kesehatan Intervensi : Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatan Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI I. Identitas Umum Keluarga A. Identitas kepala keluarga Nama KK : Tn. G Umur : 56 Tahun Alamat : Dsn. Kademangan Ds. Kayan lor RT.01 RW.02 Pekerjaan KK : Wiraswasta Pendidikan : SMA Komposisi Keluarga No Nama Umur L/P Hub. klg Pendidikan Pekerjaan 1 2 3
B. Genogram

Tn. G Ny. S Ny. S

56 th 54 th 70 th

L P P

KK Istri Mertua

SMA SMP SD

Wiraswasta Penjahit -

C. Keterangan :

: meninggal dunia : laki-laki : perempuan

: tinggal serumah : garis keturunan : klien

D. Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family) E. Suku Bangsa : Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa,dengan kultur budaya Jawa.Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa ngoko halus. Tidak ada pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan agama. F. Agama : semua anggota keluarga beragama Kristen G. Status Sosial ekonomi keluarga

Keluarga Tn.G termasuk keluarga dengan ekonomi tinggi dengan penghasilan 1.500,000 rupiah perbulan. Biaya makan tiap hari 20-30 ribu, listrik 80ribu. Memiliki perabotan rumah tangga yang lengkap. H. Aktivitas rekreasi keluarga: Kelurga Tn. G beraktivitas rekreasi dengan menonton TV sambil bercengkrama, kalau ada waktu luang biasanya berkebun dengan istrinya II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga Tn. G untuk saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga usia tua b. Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan keluarga pada usia tua yang belum terpenuhi adalah belum dapat memodifikasi lingkungan kesehatan. Ini dapat diketahui dari pernyataan Ny. S bahwa Ny. S suka makan asin dan berlemak. c. Riwayat keluarga inti : Dalam keluarga Ny. S menderita hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg dan kadang-kadang merasa pusing. d. Riwayat Kesehatan Sebelumnya: Ny. S mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan tidak ada yang menderita penyakit menular. III. Pemeriksaan Fisik Keluarga Pemeriksaan Tn. G Ny. S Ny.S fisik TD 130/100mmHg 120/80 mmHg 180/100 mmHg N 86x/mt 84x/mt 72x/mt RR 22x/mt 24x/mt 20x/mt Rambut tidak ada ketombe, tidak ada ketombe, kulit Beruban, kulit kulit kepala bersih, kepala bersih, tidak ada bersih, tidak ada tidak ada luka luka luka Konjungtiva Merah muda Merah muda Merah muda Sklera Putih Putih Putih Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada secret, Simetris, tidak secret, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada ada sekret, tidak tidak ada perdarahan perdarahan ada lesi, tidak ada perdarahan Telinga Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak serumen, tidak ada serumen, tidak ada benda ada serumen, benda asing asing tidak ada benda asing Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir lembab, tidak Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan sariawan, tidak perdarahan ada perdarahan

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe Bentuk dada simetris ada suara nafas tambahan ronchi Irama jantung teratur dan tampak jelas Datar, ada bising usus14x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

Dada: Paru jantung

Bentuk dada simetris Tidak adasuara nafas tambahan Irama jantung teratur

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe Bentuk dada simetris Tidak adasuara nafas tambahan Irama jantung teratur

Abdomen

Ekstremitas Kulit

Turgor kulit Keluhan

Datar, ada bising usus 13x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani Tidak edema, baik Tidak edema, baik Kaki sebelah kanan lumpuh Bersih, kuning, tidak Bersih, kuning, tidaktampak Kuning, bersih, tampak keriput keriput danlembab tampak keriput dan kering Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik Tidak ada Pusing pusing

Datar, ada bising usus 15x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

IV. Pengkajian Lingkungan a. Karakteristik rumah Jenis bangunan rumah Ny. S bersifat permanent dengan ukuran 9 x 15 m2, dengan status kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 kamar mandi/WC (beserta septictank), 1 ruang makan dan 1 ruang dapur. Ventilasi rumah baik dengan 1 jendela tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dan tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah dikubur dan di bakar, kondisi air bening tetapi terdapat jentik. Tendon air dikuras 12 minggu sekali. Jarak sumber air dengan pembuangan air limbah > 10m. b. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN Lingkungan rumah Tn. G mayoritas sebagai wiraswasta tiap pagi berangkat kerja dengan naik sepeda. Tn. G sangat akrab dengan tetangga sekitar. c. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn. G belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga yang sakit biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda motor atau angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan. d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn G sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini digunakan oleh keluarga untuk saling bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Ny. S dengan

tetangga tampak baik dan harmonis. Tn. G kurang aktif dalam kegiatan di tempat tinggalnya. e. System Pendukung Keluarga Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Jarak antara rumah Tn. G dengan tempat pelayanan kesehatan 500m. V. Struktur Keluarga a. Pola komunikasi keluarga Dalam berkomunikasi sehari-hari Ny. S dan anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dengan komunikasi secara verbal. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn. G selaku kepala rumah tangga. b. Struktur Peran Peran formal : Tn. G mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny. S juga mampu menjalankan perannya sebagai Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, manager keuangan, bekerja juga sebagai penjahit kalau menerima pesanan Peran Informal : setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih. c. Nilai atau norma kel;uarga Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny, S semua anggota keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai. Keluarga Ny. S mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak dirasakan sehingga jarang kontrol.

VI. Fungsi Keluarga a. Fungsi Affektif Keluarga Ny. S tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling menghargai dan menghormati. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anaknya. Sehingga menjadikan anaknya berhasil dalam pendidikannya dan sekarang bekerja diluar kota. b. Fungsi Sosialisasi Hubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana anaknya sering menjenguk Ny. S sekeluarga. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya baik disiplin waktu maupun disiplin dalam janji. Kluarga Tn. G mengikuti adat dan norma yang ada di masyarakat. c. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga Ny. S kurang mengenal masalah kesehatan dibuktikan dengan Ny. S sering makan makanaan yang asin dan berlemak serta jarang control ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn. G belum dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, hal ini bisa dilihat bahwa Ny. S jarang kontrol. Keluarga Ny. S kurang tahu bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya dengan pola makan dalam keluarga tersebut. Keluarga Ny. S jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga. d. Fungsi reproduksi Jumlah anak keluarga Tn. G ada tiga dan saat ini sudah berkerja semuanya. Ny. S tidak ikut KB karena sudah lansia.

Fungsi ekonomi Penghasilannya tiap bulan Tn.G 1.500.000 rupiah dan tidak ada sumber penghasilan yang lain. Pakaian yang penting bersih. Keluarga Tn. G mempunyai rumah sendiri. VII. Stress dan Koping Keluraga a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang resor pendek : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah merasa ditinggal oleh anak-anaknya. Kadang merasa sepi dan sendiri apabila anak-anaknya tidak datang menjenguknya. gka panjang : Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada anak disampingnya. b. Strategi koping yang di gunakan Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan dicari jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa. c. Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor Keluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa menuggu anaknya datang. Dan mengusir kesepiannya dengan bermain kerumah tetangga. VIII. Harapan Keluarga Harapan keluarga Tn G pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya dan harapan pada puskesmas baik tapi kalau bisa tarif berobat tidak naik.

e.

IX. ANALISA DATA

No 1.

Data

Etiologi Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Problem Resiko gg. perfusi jaringan

X. PE RUM USA N DIAG NOS A KEP ERA Ds : Ny. S mengatakan suka makanan Ketidakmampuan Ketidak efektifan WAT yanga asin dan berlemak. Apabila keluarga merawat penatalaksanaan AN kambuh keluarga hanya memberikan anggota keluarga program terapeutik. 1. Resi obat gosok dan Jarang periksa ke yang sakit. ko gg pelayanaan kesehatan perfu Do : Makanan terasa asin Ny. S jarang si dan tidak mau periksa ke pelayanaan jaring kesehatan. TD : 180/ 100 mmHg, RR an : 20 x/mt, N : 72 x/mt berhu bungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 2. Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang sakit.

Ds : Ny. S mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya. Namun sering merasa nyeri kepala. Keluarga merasa masalah ini merupakan hal yang biasa. Do : TD = 180/100 mmHg, N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,

XI. Skoring 1. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan No kriteria skore bobot jumlah total pembenaran

Sifat masalah : Ancaman kesehatan

2/3 x 1

2/3

Apabila masalah yang dialami Ny.S berkelanjutan maka akan mengakibatkan suatu masalah yang semakin fatal yaitu stroke Masalah dapat mudah diubah karena dalam hal ini keluarga belum mengenal masalah dan jarang pergi ke YanKes sehingga diharapkan dengan pendekatan yang baik dari petugas bisa mengubah kebiasaan diet makanannya dan dengan bantuan peran serta anggota keluarga Masalah belum berat walaupun Ny.S tidak merasakan keluhan apa-apa, tetapi TD Ny.S apabila tidak mendapatkan tindakan akan

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah :Masalah mudah diubah

2/2 x1

3.

Potensi untuk dicegah : cukup

2/3 x 1

2/3

4.

Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan

0/1 X 1

0 Membahayakan Ny.S tidak merasakan keluhan apaapa.Dan keluarga menganggap masalah ini hal yang biasa .

Jumlah

1 1/2

2. Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidak tahuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi No Kriteria skor bobot Jumlah total pembenaran 1. Sifat masalah: 3 1 3/3 X 1 1 Masalah adalah actual sudah terjadi actual untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada masalah lain (stroke)

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah:

1/2 X 2

Masalah dapat dicegah untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta keluarga yang amat besar, dalam

sebagian

merubah perilaku pemenuhan nutrisi, ada tenaga kesehatan yang akan membina. 2 1 2/3 X 1 2/3 Masalah belum berat, dan membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan keluarga Ny.S menganggap masalah Anggapan keluarga, bahwa masalah HT ini adalah masalah yang biasa dan oleh Ny.S tidak dirasakan

3.

Potensial untuk dicegah: cukup Menonjolnya masalah tidak dirasakan

0 X1

total

3 1/3

Prioritas masalah keperawatan 1) Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan ketidak tahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. 2) Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan XII. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO. Tujuan / Kriteria Rencana Tindakan Rasional Dx Hasil 1 Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling percaya, 1. Menciptakan tindakan keperawatan kontrak dengan keluarga dan klien kerjasama ytang selama 3 kali 2. observasi pengetahiuan keluarga kooperatif dengan klien kunjungan diharapkan dank lien tentang hipertensi dan keluarga keluarga mampu 3. Berti penjelasan klien tentang : 2. Mengtahui sejauh melaksanakan diit Pengertian hipertensi mana pengetahuan klien hipertensi dengan Penyebab hipertensi dan menentukan kriteria hasil : Tanda dan gejala intervensi Klien melaksanakan Akibat hipertensi 3. Menambah diit Cara pencegahan hipertensi pengetahuan klien Klien tidak lagi termasuk diit hipertensi tentang hipertensi makan makanan yang 4. Anjurkan klien untuk tidak makan 4. Ketaatan diit dapat meningkatkan makanan peningkat tekanan darah mencegah terjadinya tekanan darah naik. 5. Anjurkan periksa ke puskesmas / serangan berulang Pengetahuan panti bila penyakit berlanjut 5. Mengetahui meningkat perkembangan kesehatan lebih lanjut

XIII. IMPLEMENTASI No. Tanggal Jam Implementasi Dx 0.9.30 I 1. Membina hubungan saling percaya dengan klien (perkenalan identitas) 2. Kontrak dengan keluarga dan klien untuk pertemuan akan datang

Ttd.

10.00

1. Observasi pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakitnya 2. Menyakan penyebab tekanan darah tingginya naik lagi 3. Kontrak waktu pertemuan berikutnya untuk memberikan penyuluhan tentang diit hipertensi 1. Memberikn penjelasan tentang : Pengertian hipertensi Penyebab hipertensi Tanda dan gejala Akibat hipertensi Cara pencegahan hipertensi termasuk diit hipertensi 2. Menganjurkan klien untuk tidak makan makanan yang dapat meningkatkan tekanan darahnya naik (seperti, pete, jengkol, mengurangi makanan bersantan, makanan asin dll). 3. Menganjurkan klien untuk periksa ke Puskesmas bila penyakit berlanjut

10.00

XIV. EVALUASI

Tanggal/jam

No. Dx I

Evaluasi S : Klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya O: Klien dapat menjelaskan pengertian hipertensi Klien akan berusaha menjalankan diit Klien akan berusaha mengontrol penyakitnya A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi (1 s/d 6) lanjutkan keluarga pasien

Ttd

http://rouhimmanis.blogspot.com/2012/11/askep-keluarga-dengan-hipertensi.html

You might also like