Professional Documents
Culture Documents
MT
Disusun Oleh: Uways Al Qurni Hot Asi Yohanes Yoga Pragiwaksana Agung Tryono Lisa Amalina Andy Saputra Hilman Pambudiyono Catur Panuntun Jati Syahrizal Yudha Rizky Maulana Cesilia Batsyua (21060112120004) (21060112140039) (21060112130041) (21060112130052) (21060112130053) (21060112130054) (21060112140057) (21060112140060) (21060112140063) (21060112130064) (21060112130065)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) karena atas rahmat dan kasih karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang yang berjudul Sumber dan Pengembangan Energi Listrik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Energi Listrik yang merupakan salah satu tugas terstruktur Dasar Konversi Energi pada semester dua ini. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada pihak artikel yang tulisannya telah digunakan sebagai sumber referensi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kelengkapan makalah ini. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Penulis
1. PENDAHULUAN
Semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, mengakibatkan konsumsi energi juga semakin meningkat. Indonesia sebagai Negara agraris besar , sampai saat ini masih mengandalkan pasokan energi nasionalnya dari sektor energi fosil, seperti minyak bumi, batu bara dan gas. Sebagaimana kita ketahui bahwa cadangan energi fosil, terutama minyak bumi semakin menipis, berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah penduduk, tentu hal ini akan sangat mengkhawatirkan ketahanan energi bangsa Indonesia di masa datang. Sudah saatnya bagi bangsa Indonesia untuk segera memperdayakan
penganekaragaman energi, terutama dari sector energi non fosil terbaharukan. Indonesia memiliki potensi yang besar akan energi nonfosil terbaharukan, seperti panas bumi, tenaga air, angin, matahari dan biomassa. Diantara energi nonfosil , sebagai negera agraris yang besar Indonesia menyimpan potensi luar biasa dari sektor energi biomassa. Energi Biomassa dapat kita artikan sebagai energi yang berasal dari aktifitas mahkluk hidup, seperti seperti tumbuhan maupun hewan. Dan yang lebih di tekankan di sini bahwa energi biomassa adalah energi yang dihasilkan dari limbah sisa atau hasil samping yang selama ini kurang digunakan baik dari pertanian seperti jerami dan sekam padi, perkebunan seperti sisa-sisa tandan kosong kelapa sawit, kehutanan seperti kayu atau serbuk sisa penggergajian ataupun peternakan seperti kotoran sapi maupun kerbau. Penekanan sumber biomassa berasal dari limbah / hasil samping, di karenakan jangan sampai dalam pemenuhan akan sumber energi berbenturan dengan pemenuhan sumber pangan bagi kehidupan manusia. Sesungguhnya penggunaan biomassa sebagai sumber energi telah berlangsung jauh sebelum di temukannya energi fosil, seperti penggunaan kayu sebagai bahan bakar untuk berbagai keperluan, tetapi karena tergeser oleh penggunaan bahan bakar minyak, akhirnya biomassa menjadi tersingkirkan. Tetapi melihat kondisi saat ini, dengan semakin mahalnya bahan bakar minyak, semoga bisa membuat energi biomassa untuk semakin dikembangkan sebagai energi alternatif dan dalam rangka penganekaragaman energi.
memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan untuk menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis (atau stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya untuk pembakaran lengkap udara yang dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis disebut sebagai excess air yang umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang sering digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran lengkap terjadi ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran disebut sebagai pembakaran sempurna.
Teknologi biomassa
digunakan
mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam
penggunaan. Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal bakar. untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan konversi bahan yang
Sedangkan
konversi
biokimiawi
merupakan
teknologi
konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan
generator pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.
5.3. Pirolisa Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer. Penting diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan O2 dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.
5.4. Liquification Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan. 5.5. Biokimia Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan an8
aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan proses anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada Gambar . Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%.