You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul Laporan Praktikum Modalitas Rasa Dalam Rongga Mulut tanpa suatu kendala yang berarti. Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi tentang Modalitas Rasa Dalam Rongga Mulut. Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu saya mohon maaf apabila dalam laporan ini masih terdapat kesalahan baik dalam isi ataupun sistematika. Saya juga berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada Blok Stomatognasi 2 ini.

Jember, 9 April 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. Daftar isi....................................................................................................................... BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... BAB 2. HASIL PENGAMATAN................................................................................ BAB 3. PEMBAHASAN ............................................................................................. BAB 4. KESIMPULAN............................................................................................... Daftar Pustaka ..............................................................................................................

1 2 3 7 14 15 16

BAB I PENDAHULUAN

3.1 Dasar teori 3.1.1 Dasar Teori Modalitas Rasa di rongga Mulut Indera pengecap adalah organ penting pada manusia yang membuat manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan jaringan, selain itu dapat juga berfungsi untuk menghindari tubuh dari substansi beracun. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu sistem indera (penglihatan, pembau dan pendengar) dan makanan (tekstur makanan, suhu, kandungan bahan-bahan, kandungan air dan udara dalam makanan). Manusia memiliki lima alat indra, yaitu mata adalah indra penglihatan, telinga adalah indra pendengar, hidung adalah indra penciuman, kulit adalah indra peraba dan lidah adalah indera pengecap. Lidah tersusun atas otot otot rangka yang berbentuk longitudinal , transversal dan sirkuler. Pada bagian dorsal lidah tertutup oleh selaput lendir sehingga selalu lembab dan tertutup papila papila yang mengandung kuncup pengecapan ( taste buds ). Taste buds (kuntum pengecapan), alat indera untuk pengecapan, merupakan badan ovoid yang berukuran 50 70 m. Tiap-tiap kuntum pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel, yaitu sel basal; sel tipe 1 dan 2, yang merupakan sel suspentakularis; dan sel tipe 3, yang merupakan sel reseptor pengecap (gustatorik) yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf sensorik. Leher dari sel-sel ini berhubungan satu sama lain dan dengan sel epitel di sekitarnya melalui tight junction. Kuntum pengecap ini dipersarafi oleh sekitar 50 serat saraf, dan sebaliknya, setiap serat saraf menerima masukan dari rata-rata 5 kuntum pengecap. Sel-sel basal berasal dari sel epitel yang mengelilingi kuntum pengecap. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel reseptor baru, dan sel reseptor lama secara terus-menerus diganti dengan waktu paruh sekitar 10 hari. Pada manusia, kuntum pengecap terletak di mukosa epiglotidis, palatum, dan pharinx serta di dinding papila fungiformis dan papila valata lidah. Papila fungiformis merupakan struktur bulat yang paling banyak ditemukan dekat ujung lidah; papila valata adalah struktur menonjol yang tersusun membentuk huruf V di belakang lidah. Papila filiformis yang kecil berbentuk kerucut, dan menutupi badan dorsum lidah biasanya tidak mengandung kuntum pengecap. Serat-serat saraf sensorik dari kuntum-kuntum pengecap di dua per tiga anterior lidah berjalan dalam cabang korda timpani n. Fasialis, dan serat-serat dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui n. Glosofaringeus. Serat-serat dari daerah lain selain lidah mencapai batang otak melalui n. Vagus. Serat-serat pengecap yang bermielin tetapi
3

menghantarkan impuls relatif lambat di ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius medula oblongata. Manusia memiliki 4 macam pengecapan (rasa) dasar; manis, asam, pahit dan asin. Zat yang pahit terutama di kecap di belakang lidah, yang asam di sepanjang tepi lidah, yang manis di ujung lidah, dan yang asin di dorsum anterior lidah. Zat yang asam dan pahit juga terasa di palatum yang juga agak peka terhadap manis dan asin. Keempat modalitas ini dapat dirasakan di pharinx dan epiglotis. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sel pengecap berespons paling baik terhadap rangsang pahit sedang sel pengecap yang lain berespons paling baik terhadap manis, asam dan asin. Selain itu diduga ada modalitas pengecap tambahan yaitu umami. Modalitas ini mengindrai rasa glutamat dan glutamat monosodium yang banyak digunakan dalam makanan Asia. Varian reseptor glutamat metabotropik , mGluR4 terpotong (truncated), mungkin merupakan reseptor untuk rasa ini. Asam (acid) terasa asam (kecut), di rangsang oleh kation H+, rasa asin dihasilkan oleh Na+, babaerapa senyawa organik juga terasa asin misalnya dipeptida lisiltaurin dan ornitiltaurin. Mayoritas zat yang terasa manis adalah zat organik. Sukrosa, maltosa, laktosa, dan glukosa adalah contih yang paling dikenal. Dua protein yang diisolasi dari buah arbei Afrika, traumatin dan morelin, terasa 100.000 kali lebih manis daripada sukrosa dengan molar yang sama. Zat yang paling sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina sulfat, senyawa ini dapat dideteksi dalam konsentrasi 8mol/L. Senyawa organik lain, terutama morfin, nikotin, kafein, dan ureum terasa pahit. Garam-garam anorganik lain, seperti magnesium, amonium, dan kalsium juga terasa pahit, rasa ini disebabkan adanya kation (ion positif). Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste bud di dalam rongga mulut. Reseptor perasa (taste bud) ditemukan pada papila lidah (papila circumvalata, fungiformis, foliata dan filiformis). Taste bud adalah struktur kecil yang terdapat di permukaan lidah, palatum, epiglotis, laring dan faring. Di sekitar dari sel perasa terdapat empat rangsang rasa primer, bila substansi rasa berada dalam konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi, sebagian besar taste bud dapat dirangsang oleh dua, tiga, atau empat rangsang primer dan juga oleh beberapa rangsang kecap lain (non-primer). Sel-sel pengecap terus menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel disekitarnya. Ketahanan (umur) setiap sel pengecap ini sekitar 10 hari. Hingga saat ini terdapat lima macam rasa yang dapat dikenali yaitu: 1. Asin, terletak diujung lidah;

Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi. Kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa yang lain selain rasa asin. 2. Manis, terletak di ujung lidah; Rasa manis tidak dibentuk atas satu golongan kelas substansi kimia saja. Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol, alcoho aldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat, asam halogenasi, dan garam-garam dari timah dan berilium. Perubahan yang sangat kecil pada radikal sederhana, seringkali dapat mengubah substansi manis menjadi pahit. 3. Asam, terletak pada dua pertiga bagian samping lidah; Rasa asam disebabkan oleh asam, intensitas dari sensasi rasa ini hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, makin asam suatu asam makin kuat sensasi yang terbentuk. 4. Pahit, terletak pada posterior lidah dan palatum molle; Rasa pahit tidak dibentuk oleh satu tipe substansi kimia, tetapi substansi rasa pahit hampir seluruhnya dibentuk oleh substansi organik. Dua golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (a) substansi rasa organik rantai panjang yang mengandung nitrogen dan (b) alkaloid, seperyi kina, kafein, striknin, dan nikotin. 5. Umami, terletak pada ujung lidah; Rasa umami adalah rasa yang ddiperoleh karena rangsangan pada reseptor metabotropic glutamate receptor (mGluR4) yang sensitiv terhadap

monosodiumglutmate (MSG). Monosodium glutamat umumnya ditambahkan pada makanan untuk menguatkan rasa. Berdasarkan penelitian bersifat psikofisiologik dan neurofisiologik, saat ini telah mengenali sedikitnya 13 macam reseptor kimiayang mungkin terdapat pada sel-sel pengecap, yaitu sebagai berikut: 2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1 reeptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor ionosin, 2 reseptor manis, 2 reseptor pahit, 1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hidrogen. 3.1.2. dasar teori sensasi dirongga mulut Sel reseptor pengecapan adalah kemoseptor yang berespon terhadap bahan-bahan yang larut dalam cairan mulut yng membasahi reseptor-reseptor tersebut. Reseptor pengecapan (sekunder) dikumpulkan bersama taste bud, terutama pada lidah dan palatum.

Bahan-bahan ini bekerja pada mikrovili yang ada di pori-pori pengecap untuk mencetuskan potensial generator di sel reseptor yang menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik. Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervus fasialis, dan serat-serat saraf dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui saraf glossofaringeus. Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus bergabung dengan kedua sarafnya. Disana mereka bersinap dengan neuron-neuron ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lemnikus medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada talamus bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls dipancarkan dari sini ke daerah proyeksi pengecapan di korteks serebrum di kaki girus pasca sentralis. Pengecapan tidak memiliki daerah proyeksi yang terpisah tetapi digambrkan dibagian girus pasca sentralis yang melayani sensasi kulit dan wajah. Impuls pengecapan melintasi saraf otak ketujuh, kesembilan dan kesepuluh menuju otak, tempat merek berakhir di dalam traktus solitarius. Isyarat mula-mula ke talamus dan kemudian ke area operkulum-insulaparietal korteks serebri. Area ini terletak pada pinggir lateral girus postsentralis dalam fisura sylvii yang erat berhubungan dengan atau bertindihan dengan daerah lidah area somatik Terdapat banyak variasi dalam distribusi keempat papik pengecap dasar pada berbagai spesies dan dalam suatu spesies tertentu antara individu. Pengecapan memperlihatkan afterreaction dan fenomena kontras yang serupa dalam beberapa dalam beberapa hal dalam afterimage dan kontras penglihatan. Sebagian adalah tipuan kimia, tetapi sebagian lain mungkin benar-benar merupakan fenomena sentral.

BAB II HASIL PENGAMATAN

3.3 Hasil Pengamatan 3.3.1 Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area Wajah Objek 1 2 3 4 Bentuk x x Ukuran Waktu 3 detik 3 detik 5 detik 3 detik

3.3.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah Bagian Lokasi Ujung Lidah Lateral kiri Lateral kanan Bagian lidah Dorsal 1/2 antero-posterior Posterior lidah Palatum Mukosa pipi Gusi Bagian lain Bibir atas Dahi Hidung Cuping telinga Pipi kiri+kanan 3.3.3 Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah Bagian Lokasi Respon orang coba 1mm 2mm 3mm
7

Respon orang coba 1mm 2mm 3mm

Suhu

Ujung Lidah Lateral kiri Lateral kanan Bagian lidah 50 C Dorsal 1/2 anteroposterior Posterior lidah Palatum Mukosa pipi Gusi Bagian lain 50 C Bibir atas Dahi Hidung Cuping telinga Pipi kiri+kanan Ujung Lidah Lateral kiri Lateral kanan Bagian lidah 800 C Dorsal 1/2 anteroposterior Posterior lidah Palatum Mukosa pipi Gusi Bagian lain 800 C Bibir atas Dahi Hidung Cuping telinga Pipi kiri+kanan

3.3.4 Persepsi Rasa Pada Beberapa Bagian Lidah

Stimulus Air garam Cuka Air gula Kina Umami Merica

Respon Rasa ++ ++++ ++ ++ +++ ++

Letak rasa 1, 5, 6 1, 5, 6, 3, 2 1, 5, 6 4 1, 2, 3, 5, 6 1, 2, 3

3.3.5 Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah A. Rangsangan Tekanan Stimulus Lokasi Ujung Lidah Lateral kiri Lateral kanan Dorsal 1/2 antero-posterior Posterior lidah TEKAN Palatum Mukosa pipi Gusi Bibir atas Dahi Hidung Cuping telinga Pipi kiri+kanan Kedalaman 0.1 cm 0.2 cm 0.2 cm 0.1 cm 0.3 cm 0.1 cm 0.1 cm -

B. Rangsangan Dingin No 1 2 Daerah Lidah bagian 1 Lidah bagian 2 Waktu sampai terasa nyeri (s) 60 1,5 4 70 0,8 2,6 80 0,7 0,5 90 0,2 0,4

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Lidah bagian 3 Lidah bagian 4 Lidah bagian 5 Lidah bagian 6 Lidah bagian 7 Lidah bagian 8 Mukosa pipi kanan Gusi anterior Pipi kanan Bibir atas Dahi Leher

2 1,3 1,6 4,8 1,8 3,6 2,6 1,6 0,8 0,5 0,3 0,9

1,9 1,5 0,9 0,5 1,7 1,2 0,8 0,1 0,7 0,1 0,4 0,4

1,1 0,3 0,4 0,2 1,4 0,7 0,7 0,3 0,2 0,1 0,4 0,4

0,9 0,7 0,9 0,3 0,5 0,5 0,5 0,4 0,3 0,1 0,5 0,3

C. Rangsangan Dingin Waktu sampai terasa nyeri (s) 20 2,5 2,3 2,0 1,1 1,9 2,4 2,3 1,8 2,3 1,6 0,8 0,4 1,3 2,2 10 0,3 0,8 1,2 1,9 1,5 0,9 0,8 1,0 1,1 1,8 1,3 0,2 0,7 0,9 5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 0,9 1,2 0,9 1,4 1,2 0,8 0,2 0,3 1,1 0 0,9 0,3 0,4 0,3 0,6 0,5 0,5 0,6 0,7 1,0 0,7 0,1 0,1 0,5

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Daerah Lidah bagian 1 Lidah bagian 2 Lidah bagian 3 Lidah bagian 4 Lidah bagian 5 Lidah bagian 6 Lidah bagian 7 Lidah bagian 8 Mukosa pipi kanan Gusi anterior Pipi kanan Bibir atas Dahi Leher

3.3.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi


10

A. Test Vitalitas Gigi Dengan Suhu Dingin Respon dari orang Stimulus Suhu Dingin (-50 C) Lokasi Permukaan Labial 1/3 Incisial Permukaan dari Mesio-bukal cusp coba Ngilu, dingin Tidak ngilu, dingin

B. Test Vitalitas Gigi Dengan Suhu Panas Percobaan Syringe Gigi Insisiv Molar Insisiv Molar Insisiv Molar Rasa pada suhu panas Panas dan agak ngilu Panas dan ngilu Panas dan ngilu Panas dan ngilu Panas dan ngilu Panas dan ngilu Rasa pada suhu dingin Tidak berasa apapun Dingin Tidak berasa apapun Dingin Dingin Dingin

Guttap Percha

Burnisher

C. Test Vitalitas Gigi Dengan Tekan, Perkusi, dan Palpasi Stimulus Lokasi Gigi 41 Gigi 46 Gigi 51 Gigi 56 Gigi 61 Gigi 66 Respon orang coba I Sakit + Sakit +++ x x x x II Sakit ++ Sakit ++++ x x x x III Sakit +++ Sakit +++++ x x x x

Tekan

Perkusi

Palpasi

Keterangan : x= tidak sakit

11

PERTANYAAN 1. Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap pengenalan bentuk benda? 2. Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap mengenali jarak antar dua titik? Jelaskan mengapa! 3. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap suhu? Jelaskan mengapa! 4. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap nyeri? Jelaskan mengapa! 5. Apakah percobaan anda sesuai dengan teori yang anda peroleh? 6. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap rasa manis, asin, pahit, asam, dan umami? 7. Mengapa perlu dilakukan test vitalitas gigi? 8. Untuk apa test perkusi dan palpasi dilakukan?

JAWAB 1. Bagian lidah bagian anterior merupakan bagian paling sensitif terhadap pengenalan bentuk benda karena disana terdapat lebih banyak serabut saraf sensoris dan taste bud. Sedangkan bagian wajah yang sensitive terhadap pengenalan bentuk benda yaitu bibir atas, hidung, pipi kanan, dan pipi kiri. 2. Pada bagian permukaan kulit di daerah wajah karena pada lapisan kulit terdapat reseptor yang bertugas menerima rangsangan tekanan dari luar baik tekanan yang ringan maupun berat. 3. Dari percobaan yang kita lakukan bagian lidah yang peka terhadap suhu baik suhu panas ataupun dingin adalah lidah bagian samping dan lidah bagian posterior. Hal ini dikarenakan pada daerah samping lidah dan posterior lidah terdapat papila yang lebih banyak dibandingkan daerah lain. Papila merupakan ujung saraf pengecapan. Semakin banyak papila di daerah tersebut maka semakin sensitive pula terhadap adanya suatu rangsangan terutama suhu. 4. Bagian anterior lidah. Karena pada bagian tersebut terdapat serabut saraf sensori dan juga taste bud yang akan menstimulasi rangsangan nyeri ke sistem saraf pusat serta lapisan terluar dari ujung lidah merupakan lapisan tertipis dibandingkan dengan daerah lidah yang lain. Sehingga apabila ada tekanan yang menimbulkan rasa nyeri bagian ujung lidah merupakan daerah paling sensitive terhadap nyeri. 5. Ya, percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori yang kami peroleh.

12

6. Ujung lidah sebab di sana memiliki lebih banyak taste bud (1-18) dibandingan di bagian lain. 7. Test vitalitas gigi sangat penting karena untuk mengetahui seberapa kuat gigi kita terhadap rangsangan baik rangsangan suhu dan tekanan. Dan juga untuk mengetahui kondisi gigi dalam keadaan baik ataupun tidak baik. 8. Tes Palpasi Fungsi : mengecek ada atau tidaknya oedema / pembengkakan atau fluktuasi / pergerakan jaringan, mengecek ada atau tidaknya kelainan periapikaldan mengetahui ada atau tidaknya limfadenopati Tes Perkusi Fungsi : mengetahui ada atau tidaknya periodontitis dan inflamasi periapikal, biasanya pasien akan merasakan sakit atau tidak atau sensasi ngilu. Bila positif sakit, maka memang adanya kelainan pada jaringan di sekitarnya.

13

BAB III PEMBAHASAN

TABEL Pada pengamatan pengenalan bentuk berbagai benda di rongga mulut dan daerah wajah, diletakkan objek di atas lidah orang coba dan didapatkan hasil orang coba berhasil menebak ukuran dari objek benda tersebut namun untuk bentuknya hanya 2 kali saja orang coba berhasil mengenailnya dari 4 objek yang disediakan dengan rata-rata waktu menebak selama 3,5 detik. Jadi, lidah orang coba tersebut peka terhadap pengenalan benda. Pada praktikum two discrimination di rongga mulut dan area wajah, daerah lidah yang paling sensitif atau yang peka adalah bagian lateral kiri, antero-posterior, dan posterior lidah yang dapat terasa dengan jangka ukur dengan jarak 1 mm. Sedangkan pada bagian lain yang peka adalah gusi dan hidung. Pada pengamatan pengenalan suhu di rongga mulut dan area wajah, respon orang coba yang paling sensitif pada suhu 50 C adalah daerah dahi, hidung, cuping telinga, pipi kiri dan kanan. Sedangkan pada suhu 800 C adalah bagian lidah daerah ujung, dorsal, antero posterior, dan posterior lidah. Sedangkan pada bagian lain yang memiliki respon coba paling sensitif/peka adalah bagian palatum, mukosa pipi, gusi, bibir atas, pipi kanan dan kiri. Pada pengamatan persepsi rasa pada beberapa bagian lidah, cuka adalah yang paling terasa pada lidah orang coba karena intensitas sensasi rasanya sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen yaitu mkain asam makin kuat sensasi yang terbentuk. Sedangkan bagian lidah yang paling sensitif terhadap apa yang dirasakan adalah bagian ujung lidah, sebab di sana memiliki lebih banyak taste bud (1-18) dibandingan di bagian lain. Di daerah ujung lidah dirangsang oleh 3 rangsang kecap yaitu rasa manis, asin, dan umami. Pada praktikum rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area wajah, pada stimulus tekan daerah yang paling sensitif adalah palatum, gusi, bibir atas, dahi, leher, dan pipi kanan. Sehingga tidak perlu penekanan sudah terasa nyeri pada daerah tersebut. Pada percobaan mengenai rangsangan panas dan dingin di lidah, kami mendapatkan data bahwa pada suhu panas, bagian ujung lidah atau anterior lidah memiliki waktu tercepat dalam merespon rasa nyeri. Hal tersebut disebabkan oleh karena pada bagian anterior lidah terdapat serabut saraf sensori dan taste bud dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah lidah lainnya. Selain itu, kecepatan respon nyeri yang lebih cepat dibandingankan dengan suhu yang dingin tersebut juga diakibatkan oleh Pada perlakukan dengn air dingin, cenderung rasa yang dirasakan lebih lambat karena termoreseptor lebih lambat merespon. Termoreseptor
14

akan merespon suhu dingin yang tentunya akan mengeluarkan kalor yang dimilki lidah, sehingga suhu akan lebih turun dari yang sebelumnya. Ini akan menyebabkan termoreseptor akan merespon lebih lambat dari sebelumnya. Pada percobaan mengenai vitalitas gigi dengan suhu dingin diperoleh data bahwa pada bagian permukaan labial sepertiga inisisal memberi respon ngilu yang disertai rasa dingin pada orang coba. Sedngakan pada bagian permukaan dari mesio bukal cusp tidak memberi respon ngilu namun tetap diikuti rasa dingin. Hal tersebut dapat terjadi karena ketebalan pemukaan kedua bagian gigi tersebut tidak sama. Pada bagian sepertiga insisal lebih tipis permukaannya sehingga dimungkinkan terjadi penghantaran respon dingin oleh saraf yang terhubung oleh tubulus dentin sehingga menimbulkan persepsi ngilu pada bagian tersebut. Selain itu, rasa ngilu tersebut juga bisa diakibatkan oleh terbukanya lapisan dentin. Ketika lapisan dentin terbuka, rangsang termal akan mudah terdeteksi, sehingga akan membuat gigi terasa linu ketika makan/ minum dengan suhu yang dingin. Beberapa perawatan gigi ada juga yang mengakhibatkan gigi sensitif. Di antaranya pemutihan gigi, pembersihan karang gigi / skeling, perawatan kawat gigi, dan penambalan gigi. Penambalan gigi harus dilakukan dengan prosedur yang tepat, selain itu menjaga kebersihan mulut tetaplah penting. Gigi yang telah ditambal dan tidak dijaga kebersihannya memungkinkan terjadinya karies sekunder. Karies sekunder ini merupakan karies kompleks yang terbentuk setelah karies primer. Karies sekunder akan berakhibat terbukanya lapisan dentin lebih dalam menuju pulpa, sehingga rangsang termal akan lebih mudah masuk ke ujung saraf di pulpa, akhibatnya sensitifitas gigi akan meningkat. Pada percobaan mengenai vitalitas gigi dengan suhu panas diperoleh data bahwa terjadi respon pada bagian insisivus pertama kanan bawah dan molar pertama kanan bawah dengan perlakuan tekanan oleh handel kaca mulut kepada orang coba. Sedangkan dengan perlakuan test perkusi serta test palpasi tidak ditemukan adanya persepsi sakit yang timbul. Hal tersebut dapat terjadi karena oleh beberapa sebab. Stimulus exogen termasuk thermal, taktil, atau perubahan osmotik. Yang mana stimulus ini dapat membuat semua gigi sakit. Sakit disini termasuk persepsi nyeri sering di deskripsikan sebagai sensori tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sebenarnya atau berpotensi terjadi kerusakan jaringan.Kemungkinan lain, dimungkinkan terdapat serabut syaraf yang juga ikut tertekan saat diperlakukan tekanan menggunakan handel kaca mulut.

15

BAB IV KESIMPULAN

Bagian lidah bagian anterior merupakan bagian paling sensitif terhadap pengenalan bentuk benda, rasa nyeri, dan berbagai macam rasa karena disana terdapat lebih banyak serabut saraf sensoris dan taste bud serta lapisan terluar dari ujung lidah merupakan lapisan tertipis dibandingkan dengan daerah lidah yang lain. Sehingga apabila ada tekanan yang menimbulkan rasa nyeri bagian ujung lidah merupakan daerah paling sensitive terhadap nyeri..

16

DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W. F., 2003, Fisiologi Kedokteran, penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Gayton & Hall., 1997 , Fisiologi Kedokteran , Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta Kimball, J. W. 1983. Biologi Jilid 3 edisi kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta. Pearce, E.C, 2000, Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis, PT. Gramedia: Jakarta

17

You might also like