You are on page 1of 15

a. Sistematika Tumbuhan Meniran Herba meniran (Phyllanthus niruri L.

) memiliki sistematika sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus Spesies : Phyllanthus niruri Linn b. Mofologi Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) tumbuh liar di tempat yang lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-semak, dan tanah diantara rerumputan. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Meniran merupakan terna, semusim, tumbuh tegak, tinggi 30-50 cm, bercabangcabang. Batang berwarna hijau pucat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi rata, panjang sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Dalam satu tanaman ada bunga betina dan bunga jantan. Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar di atas ketiak daun. Buahnya kotak, bulat pipih, licin, bergaris tengah 2-2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat (Hutapea dan Syamsyuhidayat, 1991). c. Daerah Distribusi dan Habitat Herba meniran tumbuh liar di tanah datar dan daerah pegunungan hingga tinggi 1 mm sampai 1000 m dari permukaan laut. Tumbuhan ini tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah gembur, berpasir di ladang, tepi sungai dan di pantai, bahkan tumbuh liar di sekitar pekarangan rumah. Tanaman ini menyebar luas hampir ke setiap daerah tropis ataupun subtropis seperti India, Cina, Malaysia, Filipina, dan Australia (Dalimarta, 2000). d. Kandungan Kimia Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) banyak mengandung beberapa zat kimia yaitu: 1) Flavonoid

Merupakan senyawa larut dalam air yang dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada lapisan air setelah dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah apabila ditambah basa atau amoniak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon. Flavonoid yang merupakan bentuk kombinasi glikosida, terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Beberapa turunan flavonoid terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi dan hanya terdapat pada organ-organ tertentu dari tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, biji, dan kulit kayu (Harborne, 1987). Senyawa-senyawa ini umumnya ditemukan pada tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, ungu, biru, atau kuning. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri atas 15 atom karbon. Dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu cincin C6-C3-C6. Susunan ini menghasilkan tiga jenis struktur, yaitu flavonoida atau 1,3-diarilpropana, isoflavonoida atau 1,2-diarilpropana, dan neoflavonoida atau 1,1-diarilpropana. Senyawa-

senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, yaitu posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B 1,3-diarilpropana dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin heterosiklik yang baru (struktur C). Jenis-jenis senyawa flavonoid tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propane pada system 1,3-diarilpropana. Flavon, flafonol, dan antosianidin adalah jenis yang banyak ditemukan di alam sehingga sering disebut sebagai flavonoida utama. Banyaknya senyawa flavonoida ini disebabkan oleh hidroksilasi, alkoksilasi, atau glikosilasi dari struktur tersebut. Senyawa-senyawa isoflavonoida dan neoflavonoida hanya ditemukan dalam beberapa jenis tumbuhan, termasuk suku Leguminosae. Masing-masing jenis senyawa flavonoida mempunyai struktur dasar tertentu. Flavonoida mempunyai beberapa cirri struktur, yaitu cincin A dari struktur flavonoida mempunyai pola oksigenasi yang berselang-seling pada posisi 2, 4, dan 6. Cincin B flavonoida mempunyai satu gugus fungsi oksigen pada posisi para, atau dua pada posisi para dan meta, atau tiga pada posisi satu di para dan dua di meta. Cincin A mempunyai gugus hidroksil yang letaknya sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan untuk terbentuk cincin heterosiklik dan senyawa trisiklik. Beberapa senyawa flavonoida tersebut antara lain: (1) hidroalkon atau cincin A COCH2CH2 - cincin B, (2) flavanon, kalkon atau cincin A COCH2CHOH - cincin B, (3) flavon atau cincin A COCH2CO - cincin B, (4) antosianin atau cincin A CH2COCO - cincin B, (5) auron atau cincin A COCOCH2 - cincin B. Menurut Suprapto (2006), flavonoid pada meniran banyak ditemukan di bagian akar dan daun. Flavonoid pada meniran menempel pada sel imun dan memberikan sinyal intraseluler atau rangsangan untuk mengaktifkan kerja sel imun lebih baik. Selain itu, meniran berfungsi juga sebagai senyawa antioksidan yang mampu merangsang kekebalan tubuh. 2) Lignan Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa aromatik sederhana yang lain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas pada tumbuhan, terdapat dalam kayu, daun, eksudat, damar, dan bagian tumbuhan lain. Lignan terkadang dijumpai sebagai glikosida. Lignan digunakan sebagai antioksidan dalam makanan. Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu. Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau etanol dan seringkali diendapkan sebagai garam kalium yang sukar larut (Robbinson, 1995). 3) Tanin Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya berada pada bagian spesifik tanaman seperti daun, buah, akar, batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak maka reaksi penyamaan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan. Salah satu fungsi utama tanin yaitu sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Tanin dapat meringankan diare dengan menciutkan selaput lendir usus (Tjay dan Raharja, 1991). 4) Alkaloid Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloid termasuk senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau atom nitrogen dan berbentuk kristal. Untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasanya pahit di lidah serta mempunyai efek fisiologis kuat atau keras terhadap manusia. Sifat lain yaitu sukar larut dalam air dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih mudah larut (Harborne, 1987). 5) Saponin

Saponin adalah senyawa aktif yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air. Pada konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah. Saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Kelarutan saponin dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robbinson, 1995). e. Khasiat Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang telah lama digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diuretik, ekspektoran dan pelancar haid. Selain itu herba meniran juga digunakan untuk pengobatan sembab (bengkak), infeksi dan batu saluran kencing, kencing nanah, menambah nafsu makan, diare, radang usus, konjungtivitas, hepatitis, sakit kuning, rabun senja, sariawan, digigit anjing gila, rabun senja, dan rematik gout (Hutapea dan Syamsuhidayat, 1991). Herba meniran telah terbukti mempunyai berbagai efek farmakologis, antara lain sebagai hepatoprotektif (Munjrekar et al., 2008), antidiabetes (Nwanjo, 2007) dan antioksidan (Ahmeda et al. 2005). Berdasarkan hasil penelitian terhadap kandungan kimia herba meniran (Phyllanthus niruri L.), senyawa phyllanthin mempunyai efek menurunkan kadar asam urat tikus yang dibuat hiperurisemia dengan potassium oxonate (Murugaiyah dan Chan, 2006). Penggunaan Untuk Obat : 1. Sakit Kuning Bahan utama terdiri dari 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun) dan bahan tambahan yaitu 2 gelas air susu. Cara membuat: tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan setiap hari. 2. Malaria Bahan utama terdiri dari 7 batang tanaman meniran lengkap dan bahan tambahan 5 Biji bunga cengkeh kering dan 1 potong kayu manis Cara membuat: seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari. 3. Ayan Bahan utama yaitu 17 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun dan bunga). Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2,5 gelas. Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut 4. Demam Bahan utama: 3-7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga). Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas. Cara menggunakan: disaring, kemudian diminum sekaligus. 5. Batuk Bahan utama: 3 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun, dan bunga) dan Bahan tambahan madu secukupnya. Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata. Cara menggunakan: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari. 6. Disentri Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga). Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

f. Meniran Sebagai Immun Modulator : Meningkatkan Sistem Imun Penelitian terbaru menyebutkan bahwa meniran memiliki aktivitas imunomodulator. Imunomodulator berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam menjalankan fungsinya, menguatkan sistem imun tubuh (imunostimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imunosuppressan). Dengan demikian, kekebalan atau daya tahan tubuh dapat selalu optimal sehingga tetap sehat ketika diserang virus, bakteri, dan mikroba lainnya. Sebagai imunomodulator, meniran tidak semata-mata berefek meningkatkan sistem imun, namun juga menekan sistem imun apabila aktivitasnya berlebihan. Jika aktivitas sistem imun berkurang, maka kandungan flavonoid dalam meniran akan mengirimkan sinyal intraseluler pada reseptor sel untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebaliknya jika sistem imun kerjanya berlebihan, maka meniran berkhasiat dalam mengurangi kerja sistem imun tersebut. Sehingga meniran berfungsi sebagai penyeimbang sistem imun. Phyllanthus niruri

Ciri morfologi Nama lokal : Child pick a back ( Inggris ) Kilanelli ( India ) Meniran ( Jawa ) Zhen chu cao, Ye xia zhu ( Cina ) Gasau madungi ( Ternate ) Klasifikasi : Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : : : : : : : Spermatophyta Angiospermae Dicotyledonae Geraniales Euphorbiaceae Phylianthus Phyllanthus niruri L.

Morfologi : Meniran adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, bercabang-cabang, dan tingginya antara 30 cm-50 cm

Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm, tidak berambut, hijau, diameternya 3 mm. Daun : Majemuk, berseling, anak daun 15-24, bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, panjang 1,5 cm, lebar 7 mm, tepi rata, hijau. Bunga : Bunga tunggal, terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah, menggantung, berwarna putih, daun kelopak bentuk bintang, benang sari dan putik tidak nampak jelas, mahkota bunga kecil, berwarna putih. Buah : Buahnya kotak, bulat pipih, licin, diameter 2mm, berwarna hijau keunguan. Biji : Biinya kecil, keras, berbentuk ginjal dan berwarna coklat. Akar : Merupakan akar tunggang, berwarna putih. Syarat tumbuh : Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di hutan-hutan, ladang ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur di tempat yag lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Seperti juga di sepanjang saluran air, semak-semak, dan tanah terlantar di permukaan.

ANATOMI....... DAUN : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel dan agak menonjol keluar, epidermis bawah lebih menonjol dari epidermis atas, pada penampang tangensial sel epidermis atas dan bawah mempunyai dinding samping yang bergelombang, kutikula jelas dan berbintik. Stomata tipe anisositik, terdapat pada kedua permukaan, pada permukaan bawah lebih banyak. Jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel berbentuk silindrik, tebal jaringan hampir setengah tebal mesofil daun. Pada jaringan palisade dari varietas genuinus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma berukuran 10 m sampai 15 m; pada jaringan palisade dari varietas javanicus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk roset berukuran lebih kurang 20 m. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel. Berkas pembuluh tipe kolateral, tulang daun di dalam mesofil disertai hablur kalsium oksalat berbentuk roset, umumnya berukuran lebih kecil dari hablur di jaringan palisade.

BATANG : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel dengan bentuk memanjang. Korteks terdiri dari jaringan kolenkim dan parenkim yang berisi butir hijau daun atau berisi hablur kalsium oksalat berbentu roset besar; kelompok serabut perisikel, berlignin dan tersusun dalam lingkaran yang terputus-putus. Floem sedikit. Xilem sekunder tersusun radial. Jari-jari xilem terdiri dari 1 sampai 2 deret sel yang agak terentang radial. Dalam parenkim empulur terdapat hablur serupa hablur di korteks. BUAH : Kulit buah terdiri dari 1 lapis sel epidermis, bentuk pipih dengan dinding luar cembung, kutikula berbintik; di bawahnya terdapat berturut-turut 1 lapis sel parenkim jernih; 2 lapis sel-sel kecil dengan dinding radial agak menebal, selapis sel serupa jaringan palisade yang jernih dengan dinding tangensial dalam dan luar lebih tebal dan berlignin. BIJI : Di dalam kulit biji terdapat 1 lapis sklerenkim yang terdiri dari sel batu berbentuk segi empat atau segi panjang, dinding luar dan dinding radial lebih tebal dari dinding dalam, berlignin, lumen berbentuk segi tiga, saluran noktah bercabang-cabang. Endosperm terdiri dari sel-sel kecil. SERBUK : Warna hijau kelabu. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan bawah serta hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau berbentuk roset yang berasal dari jaringan palisade atau parenkim di sekitar berkas pembuluh; fragmen mesofil; fragmen kulit buah dengan dinding tangensial serupa serabut sklerenkim; fragmen kulit biji tampak tengensial. KANDUNGAN KIMIA Filantina, hipofilantina, dan garam kalsium.

KHASIAT Diuretik, ekspektoran, dan emenagog.

KEGUNAAN 1. air seni berdarah 2. batu ginjal 3. haid tidak teratur

4. mencret 5. melancarkan air seni 6. mulas 7. sakit kuning 8. timbilen ( obat luar )

RAMUAN DAN TAKARAN

AIR SENI BERDARAH Ramuan : Herba meniran segar 9 tanaman Rimpang temu lawak 3 keping Daun bludru segar 6 helai Air 110 ml Cara pembuatan : Dibuat infus Cara pemakaian : Diminum 1 kali sehari 100 ml Lama pengobatan : Diulang selama 3 hari

BISUL MATA ( TIMBILEN )

Ramuan : Herba meniran segar 9 tanaman Air 100 ml

Cara pembuatan : Dibuat infus Cara pemakaian : Beningan yang diperoleh, selagi hangat, digunakan untuk mencuci mata.n ramuan harus dibuat baru dan diperhatikan kebersihan bahan dan peralatan yang dipakai.

MELANCARKAN AIR SENI Ramuan : Herba meniran segar 5 tanaman Daun kumis kucing segar 15 helai Air 110 ml Cara pembuatan : Dibuat infus Cara pemakaian : Diminum 1 kali sehari 100 ml.

BEBERAPA PENELITIAN TENTANG PHYLLANTHUS NIRURI 1. Jazanul Anwar, Asmin Lubis, Sudarmi ( bagian Farmakologi, FK USU ) Telah melakukan penelitian efek antipiretik infus meniran pada burung merpati, dibandingkan dengan efek antipiretik parasetamol dan asetilosalisilat. Suhu tubuh dinaikkan dengan suntikan natrium dinitrofenol secara intramuskuler.

2. Elva Annisa, 1991 ( Fakultas Farmasi, UGM ) Telah melakukan penelitian efek antibakteri infus herba meniran terhadap Stahylococcus aureus dan Escherichia Coli serta Skrining fitokimia. Hasil penelitian sebagai berikut :

o o

Infus herba meniran 2% b/v dapat menghambat pertumbuhan bakteri Sthylococcus aureus. Herba meniran mengandung senyawa golongan minyak atsiri, flavonoid, zat pahit arbutin, glikosida antrakuinon, senyawa golongan fenol, dan tanin.

3. Nanik Isnaini, 1991 ( Fakultas farmasi, Ubaya ) Telahmelakukan penelitian daya hambat infus herba Meniran terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysentriae, dan Staphylo-coccus aureus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus herba Meniran dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Infus 20% setara dengan tetrasiklina HCl 0,2218 g/ml. Infus 30% setara dengan 0,5005 g/ml, infus 40% setara dengan 0,8008 g/ml, dan infus 50% setara dengan 0,8318 g/ml.

4. Lilik Sugiharti, 1992 ( Fakultas Farmasi, UNAIR ) Telah melakukan skrining fitokimia dan studi efek antidiare dari infus herba Meniran. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : o o o Herba Meniran mengandung senyawa alkoloid, triterpen, atau steroid. Pada dosis 1 g dan 2 g/kg bb infus Meniran dapat menghambat diare akibat induksi oleum recini. Pada dosis 0,5 g/kg bb dapat menurunkan produksi tinja dan frekuensi defekasi, tetapi belum dapat memperbaiki konsistensi tinja secara berarti.

Klasifikasi tanaman Meniran:Divisi : Spermatophyta Sub divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeBangsa : EuphorbialesSuku : EuphorbiaceaeMarga : PhyllanthusJenis : Phylanthus niruri Linn.T a n a m a n O b a t Meniran sangat kaya akan berbagai kandungan kimia, antara lain: p h y l l a n t h i n , hypophyllanthin, niranthin, nirtetrali, nirurin, nirurinetin, n o r s e c u r i n i n e , phyllanthenol, phyllnirurin, phylltetrin, quercitrin, quercetin, ricinoleic acid, rutin, salicylic acidm e t h y l e s t e r , g a r l i c a c i d , a s c o r b i c a c i d , h i n o k i n i n , h y d r o x y n i r a n t h i n , i s o l i n t e t r a l i n , d a n isoquercetin. Tumbuhan meniran secara kimia dicirikan antara lain oleh kandungan senyawaturunan lignan, alkaloid, flavonoid, dan triterpenoid. Lignan, secara biogenetik adalah produk kombinasi antara dua unit fenilpropan turunan asam sinamat, C6-C3. Dari berbagai jaringan tumbuhan meniran telah berhasil ditemukan senyawa-senyawa lignan, dari jenis dibenzilbutan,aril tetralin, dibenzilbutirolakton, dan jenis neolignan. Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa a r o m a t i k sederhana yang lain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas di dunia tumbuhan, terdapatd a l a m k a y u , d a u n , e k s u d a t , d a m a r , d a n b a g i a n t u m b u h a n l a i n . L i g n a n t e r k a d a n g d i j u m p a i sebagai glikosida. Lignan digunakan sebagai antioksida dalam makanan. Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu. Lignan dapat diekstraksidengan aseton atau etanol dan seringkali diendapkan sebagai garam kalium yang sukar larut. 2.Senyawa Target (Chemical Marker) Filantin: OH

3 COH 3 CCHCHCH 3 OCH 3 OH Struktur Filantin (4-[(2S,3S)-3-[(3, 4-dimetoksifenil)metil]-4-metoksi-2-(metoksimetil) butil]-1,2-dimetoksibenzen, rumus molekul : C24H34O6, BM : 418,53)Filantin merupakan salah satu komponen utama Phylanthus niruri Linn yang memilikiaktivitas melindungi hati dari zat toksik (antihepatotoksik) baik berupa parasit, obat-obatan, virusmaupun bakteri (Houghton et al., 1996). Pada penelitian lain juga menunjukkan bahwa filantinyang diisolasi dari ekstrak heksan P. niruri L. menunjukkan aktivitas melindungi sel hepatosithati dari karbon tetraklorida dan sitotoksitas yang diinduksi dengan galaktosamin. 3.Khasiat tanaman meniran sebagai obat: a ) A n t i b a k t e r i . Ekstrak metanol daun Meniran mempunyai efek antibakteri paling tinggi terhadap bakteriStaphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia colli, dan Pseudomonas aeruginosa. Efek

ini disebabkan senyawa antibakteri pada Meniran seperti phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin,dan nietetralin. Ekstrak petroleum eter dari batang, daun, dan akar Meniran juga menunjukkan efek antifungi. b ) P e l a r u t a s a m u r a t d a n b a t u g i n j a l . Kandungan flavonoid dan glikosida flavonoid adalah senyawa yang paling sering digunakand a l a m p e n g o b a t a n a s a m u r a t d a n b a t u g i n j a l . K a r e n a i t u , M e n i r a n y a n g k a y a a k a n s e n y a w a flavonid, dapat digunakan untuk mengobati asam urat dan batu ginjal.D i d a l a m t u b u h , f l a v o n o i d a k a n b e r i k a t a n d e n g a n k a l s i u m d a r i b a t u g i n j a l l a l u m e m b e n t u k senyawa kompleks kelat yang mudah larut. Ion-ion Na dan K dalam Meniran akan berikatandengan asam urat membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air sehingga asam uratyang telah mengkristal di dalam darah dan ginjal akan terlarut secara perlahan dan kemudianakan dikeluarkan melalui air seni.Meniran juga bersifat diuretik (membantu keluarnya air seni). Dengan cara tersebut, Menirandigunakan untuk mengatasi asam urat dan batu ginjal ataupun penyakit lain yang disebabkan oleh asam urat seperti rematik gout.c ) I m m u n o m o d u l a t o r . Penelitian terbaru menyingkapkan bahwa Meniran memiliki aktivitas immunomodulator. Immunomodulator berperan membuat sistem tubuh lebih aktif menjalankan tugasnya, termasuk menguatkan sistem imun/sistem kekebalan tubuh. Jika sistem imun meningkat, maka daya tahantubuh terhadap serangan berbagai bakteri dan virus juga meningkat.Sistem kekebalan tubuh bekerja dengan 3 cara. Pertama, menghalangi masuknya bakteri dan v i r u s k e d a l a m t u b u h . K e d u a , j i k a b a k t e r i d a n v i r u s b e r h a s i l m a s u k k e d a l a m t u b u h , s i s t e m kekebalan tubuh akan mendeteksinya dan melakukan proses eliminasi sebelum bakteri dan virustersebut berkembang biak dan menyebabkan penyakit. Ketiga, jika bakteri dan virus terlanjur berkembang biak, maka sistem kekebalan tubuh akan memberantasnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Meniran dapat memodulasi sistem imun melalui proliferasi (penyebaran) dan aktivasi limfosit T dan B, apabila

perlawanan sistem kekebalan alami kita tidak mencukupi. Limfosit T dan B bekerja menurut jenis serangan virus dan bakteriyang terjadi. Selain itu, Meniran juga berfungsi mengaktivasi sel fagositik seperti monosit danm a k r o f a g y a n g b e r t u g a s m e m b e r i k a n p o t o n g a n p a t o g e n ( a g e n b i o l o g i s p e n y e b a b p e n y a k i t ) kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dikenali dan dibunuh.K a r e n a b e r s i f a t immunomodulator, Meniran dapat digunakan untuk memperkuat sistemkekebalan tubuh terhadap bakteri, virus, dan mikroba penyebab penyakit sehingga d a p a t mencegah berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus, ataupun mikroba. elompok diberi juga tambahan kapsul ekstrak Meniran 50 mg. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing 1 kapsul. Selama 2 bulan keadaan mereka terus dipantau.Pada minggu pertama efek Meniran terlihat sangat nyata. Jumlah bakteri tahan asam (BTA, salahsatu indikator TBC) pada pasien yang mengonsumsi Meniran berkurang nyata pada minggu pertama. Perbedaan jumlah BTA antara pasien yang mengonsumsi Meniran dengan yang tidak sangat signifikan. Meniran membantu meningkatkan kadar imunitas penderita TB dengan cara meningkatkan CD4 limfosit T dan rasio CD4/CD8 limfosit T.i ) P e n y a k i t k u l i t . Konsumsi Meniran juga berguna sebagai terapi tambahan penyakit kulit seperti lepra danherpes zoster. Ekstrak Meniran bekerja dengan cara meningkatkan sistem imunitas seluler.Dengan kata lain, Meniran mendorong limfosit T makin aktif bekerja. Herpes zoster berkembang biak dengan leluasa saat sistem imunitas tubuh melemah.Sedangkan lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteritersebut menyerang kulit dan susunan syaraf tepi sehingga kemampuan penderita lepra untuk merasakan rangsangan berupa sentuhan, panas, dingin, nyeri akan menurun. Dalam dunia medis, pasien lepra akan diberi antibiotik untuk menahan laju perkembangan penyakit.Makin berat infeksi, makin lama pengobatan antibiotik dilakukan sehingga tak jarang munculefek samping obat berupa ruam pada kulit, anemia, atau kerusakan hati. Dengan mengonsumsiMeniran yang berfungsi sebagai immunomodulator, sistem kekebalan tubuh akan dipacu dan proses kesembuhan akan terjadi lebih cepat. 4. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri Linn) dengan Metode Kromatrografi Lapis Tipis. Flavonoid yang merupakan salah satu metabolit sekunder dari tumbuhan, d i l a p o r k a n memiliki aktivitas biologi antara lain sebagai anti mikroba, anti virus, anti jamur, obat infeksi pada luka, mengurangi pembekuan darah dalam tubuh, mempercepat pembekuan darah di luar tubuh, anti kanker dan anti tumor (Harborne, 1987).Dalam pemisahan senyawa flavonoid umumnya dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi secara maserasi dengan menggunkan pelarut organik umum yaitu metanol dan etanol,selanjutnya diidentifikasi menggunakan kromatografi Lapis Tipis (KLT). METODEa. Bahan Bahan kimia yang digunakan meliputi: etanol, n-heksan, kloroform, pelat KLT silika gel GF254, berbagai pereaksi uji flavonoid seperti natrium hidroksida, asam sulfat pekat, dan magnesium, asam klorida pekat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan meniran jenismeniran hijau (Phyllanthus niruri Linn) yang tumbuh liar. b. Metode Penelitian Penyiapan sampelTumbuhan meniran (seluruh bagian tumbuhan : akar, batang, daun) dikeringkan dengancara diangin-anginkan di udara terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung. Setelahkering kemudian diblender hingga halus selanjutnya ditimbang 100 gram untuk selanjutnyadiekstraksi. Ekstraksi dan fraksinasiSampel yang berupa serbuk halus sebanyak 100 gram diekstraksi dengan cara maserasimenggunakan pelarut etanol. Proses maserasi dilakukan selama 3x24 jam, dimana setiap 24 jamekstrak disaring dan dimaserasi dengan pelarut etanol yang baru. Ekstrak yang diperoleh dari 3kali maserasi tersebut kemudian disatukan dan kemudian dipekatkan menggunakan evaporator hingga pelarut menguap dan terpisah sehingga diperoleh ekstrak kental etanol. Ekstrak kental etanol disuspensikan dengan air dan difraksinasi dengan n-heksan-air dengan perbandingan (3:1)s e h i n g g a d i p e r o l e h d u a l a p i s a n y a i t u l a p i s a n a i r d a n l a p i s a n n - h e k s a n . L a p i s a n n - h e k s a n dipisahkan selanjutnya dipekatkan dengan evaporator hingga diperoleh fraksi kental n-heksan. Lapisan air yang telah dipisahkan difraksinasi kembali dengan kloroform sampai terbentuk dualapisan. Lapisan kloroform dipisahkan dari

lapisan air kemudian dipekatkan hingga diperoleh fraksi kental kloroform. Lapisan air difraksinasi kembali dengan etil asetat sampai terbentuk dualapisan. Lapisan etil asetat dipisahkan dari lapisan air selanjutnya dipekatkan dengan evaporator untuk mendapatkan fraksi kental etil asetat. Uji FitokimiaUji fitokimia dilakukan dengan cara melarutkan sejumlah kecil ekstrak kental ke dalametanol 95% selanjutnya dibagi menjadi 4 tabung. Tabung 1 sebagai kontrol, tabung 2, 3, dan 4 berturut-turut ditambahkan pereaksi flavonoid seperti natrium hidroksida, asam sulvat pekat, bubuk magnesium-asam kloroda pekat. Uji positif flavonoid ditandai dengan berbagai perubahanwarna yang khas untuk setiap jenis flavonoid. Analisis dan Identifikasi dengan KLTEkstrak kental etanol, fraksi n-heksan, fraksi kloroform dan fraksi etil asetat dilakukan pemisahan komponennya menggunakan teknik Kromatografi Lapis Tipis. Ekstrak kental etanol, fraksi n-heksan, fraksi kloroform dan fraksi etil asetat dianalisis dengan KLT (Silika GF254 tebal0,2 mm, panjang 6,5 cm dengan jarak elusi 5,3 cm). Fasa gerak yang digunakan yakni campuranmetanol : kloroform (1 :9) dan (1:1). Selanjutnya semua hasil analisis KLT dihitung faktor retensinya (Rf). HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan FraksinasiP r o s e s e k s t r a k s i d i l a k u k a n d e n g a n c a r a m a s e r a s i m e n g g u n a k a n p e l a r u t y a n g d a p a t melarutkan senyawa organik yang terkandung dalam sampel. Sampel meniran kering ditimbang100 gram selanjutnya dimaserasi dengan pelarut etanol. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam.Dimana setiap 24 jam pelarut diganti dengan etanol yang baru. Proses ekstraksi dengan caramaserasi ini bertujuan untuk mengekstrak komposisi kimia yang terkandung di dalam sampel.Sedangkan penggunaan pelarut etanol adalah dengan tujuan untuk melarutkan semua komponenkomponen kimia yang polar maupun non polar. Hal ini disebabkan karena etanol merupakan pelarut yang bersifat universal, sehingga senyawa-senyawa kimia mulai dari yang kurang polar sampai dengan polar dapat larut.H a s i l y a n g d i p e r o l e h d a r i 3 k a l i m a s e r a s i d i s a t u k a n s e l a n j u t n y a d i p e k a t k a n d e n g a n evaporator hingga pelarut menguap hingga diperoleh ekstrak kental etanol. Ekstrak kental etanolyang diperoleh kemudian di uji fitokimia dengan menggunakan berbagai pereaksi flavonoid.H a s i l u j i f i t o k i m i a m e n u n j u k k a n m e n i r a n p o s i t i f m e n g a n d u n g s e n y a w a f l a v o n o i d . E k s t r a k selanjutnya disuspensi ke dalam 20 mL air, selanjutnya dilakukan partisi berturut-turut dengan60 mL n-heksan, 60 mL kloroform dan 60 mL etil asetat. Partisi untuk masing-masing pelarut dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Penggunaan pelarut tersebut berdasarkan kenaikan polaritas p e l a r u t ( M o n a c h e , 1 9 9 6 d a l a m B i a l a n g i , 2 0 0 2 ) . D i m a n a e t i l a s e t a t l e b i h p o l a r d i b a n d i n g kloroform dan n-heksan. Ekstraksi ketiga pelarut yang diperoleh selanjutnya dipekatkan pada evapodator hingga diperoleh fraksi kental n-heksan, fraksi kental kloroform dan fraksi kental etilasetat. Fraksi kemudian di uji fitokimia menggunakan berbagai pereaksi flavonoid.Analisis dan Identifikasi dengan Kromatografi Lapis TipisEkstrak kental etanol dan masing-masing fraksi yang diperoleh yakni fraksi n-heksan, fraksi kloroform, fraksi etil asetat selanjutnya diidentifikasi dengan metode Kromatografi LapisTipis. Caranya dengan menotolkan sampel menggunakan pipet mikro pada lempeng tipis silikag e l G F 2 5 4 d e n g a n p e n g e m b a n g ( e l u e n ) m e t a n o l : k l o r o f o r m ( 1 : 9 ) d a n ( 1 : 1 ) . S e m u a h a s i l analisis kromatografi lapis tipis kemudian dihitung nilai faktor retensi (Rf)-nya.

Tanaman meniran (Phylanthus niruri) sangat mudah di jumpai di sekitar kita. Tumbuh liar di halaman rumah kita, di samping pagar, bersama dengan tanaman herba lainnya. Walaupun tumbuh liar namun tanaman ini juga mengandung khasiat obat yang berguna bagi kita. Tanaman ini dengan mudah dikenali, daunnya mirip pohon asam, namun banyak buah di sepanjang tangkai di bawah daun. Dalam ilmu morfologi tumbuhan yang biasa diajarkan di jurusan Biologi, tanaman ini dicontohkan sebagai salah satu anomali pada daun majemuk. Daunnya yang mirip daun pohon asam ini sekilas seperti daun majemuk, namun sejatinya adalah daun tunggal. Karena adanya buah di bawah daunnya maka dia bukanlah daun majemuk. Dan ciri daun majemuk tidak ada kuncup daun atau kuncup buah di ketiak daunnya. Penelitian terbaru mengenai meniran ternyata bisa digunakan untuk penderita HIV AIDS ,dimana ekstrak meniran bersifat sebagai adjuvant, terutama untuk meningkatkan T-helpernya.

Adjuvant artinya membantu dalam menanggulangi suatu infeksi. Selain diberikan obat standar, ditambah dengan stimulan. Dengan terapi adjuvant, proses penyembuhan penyakit bisa lebih cepat dan yang lebih penting adalah menghilangkan proses kekambuhan. Ektrak meniran dapat digunakan sebagai terapi adjuvant pada pengobatan infeksi yang membandel seperti infeksi virus, infeksi jamur, infeksi bakteri, intraseluler dan penyakit infeksi kronis lainnya. Ekstrak meniran ini bersifat membantu, bukan mengobati, penyembuhan HIV/AIDS. Setidaknya memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang umur penderita. Ahli tanaman obat tradisional Prof Hembing, menawarkan penyembuhan hepatitis B dengan meniran. Resepnya, 60 gram daun meniran dicampur beberapa tanaman obat lain, lalu direbus dengan 1 liter air sampai airnya tinggal 200 cc. Air rebusan ini diminum dua kali sehari selama tujuh hari berturut-turut. belum ada obat modern yang sanggup menyembuhkan hepatitis B dengan jitu. Yang paling ideal adalah mencegah hepatitis B dengan vaksinasi. Bagi yang telanjur terinfeksi, apa boleh buat, ia harus hidup dengan virus HBV (penyebab hepatitis B). Virus ini menular melalui transfusi darah, aktivitas seksual, dan pertukaran cairan tubuhantara lain melalui jarum suntik dan pisau cukur. Secara vertikal, hepatitis B juga bisa menurun melalui ibu hamil yang terinfeksi HBV. Senyawa aktif dalam meniranfilantin dan hipofilantinberfungsi menggelontor racun dalam tubuh. Selain itu, perdu bertinggi satu meter ini juga sanggup memacu kekebalan tubuh. digunakan sebagai obat berbagai penyakit, mulai diare sampai epilepsi. Senyawa aktif dalam meniranfilantin dan hipofilantinberfungsi menggelontor racun dalam tubuh. Selain itu, perdu bertinggi satu meter ini juga sanggup memacu kekebalan tubuh Meniran adalah herba yang berasal dari genus Phyllanthus dengan nama ilmiah Phylanthus niruri Linn. Herba ini secara tradisional dapat digunakan sebagai obat radang ginjal, radang selaput lendir mata, virus hepatitis, peluruh dahak, peluruh haid, ayan, nyeri gigi, sakit kuning, sariawan, antibakteri, kanker, dan infeksi saluran kencing.Herba meniran mengandung metabolit sekunder plavonoid, terpenoid, alkaloid dan steroid. Beberapa hasil penelitian menunjukkan senyawa terpenoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri yaitu monoterpenoid linalool, diterpenoid (-) hardwicklic acid, phytol, triterpenoid saponin dan triterpenoid glikosida.Untuk mendapatkan senyawa terpenoid dari herba meniran, dilakukan ekstraksi dengan cara sebagai beriku: Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukandengan dua cara yaitu : Sokletasi. Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran disokletasi dengan 5 L pelarut n heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak nheksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri. Maserasi. Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran dimaserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipekatkan lalu dihidrolisis dalam 100 mL HCl 4 M. Hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.

Setelah itu, untuk menguji aktivitas antibakteri dari senyawa terpenoid herba meniran, maka dilakukan pengujian sebagai berikut: Ekstrak n-heksanaa diuji aktivitasnya terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphyloccocus aureus dengan tahap tahap sebagai berikut : Diambil sebanyak satu koloni biakan bakteri Eschericia coli dengan menggunkan jarum ose yang dilakukan secara aseptis. Dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2 mL Mueller-Hinton broth kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35C . Suspensi bakteri homogen yang telah diinkubasi siap dioleskan pada permukaan media MuellerHinton agar, secara merata dengan menggunakan lidi kapas yang steril. Kemudian ditempelkan disk yang berisi sampel, standar tetrasiklin serta pelarutnya (n-heksana) yang digunakan sebagai kontrol. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35C . Dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap bakteri. Untuk biakan bakteri Staphyloccocus aureus dilakukan dengan cara yang sama sepertibiakan bakteri Eschericia coli, namun suhunya berbeda yaitu pada suhu 37C Ekstrak yang positif terpenoid dan paling aktif antibakteri dipisahkan mengunakan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak kloroform : metanol (3 : 7). Fraksi-fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri. Fraksi yang positif terpenoid dan paling aktif antibakteri dilanjutkan ke tahap pemurnian menggunakan kromatograi lapis tipis. Isolat yang relatif murni selanjutnya diidentifikasi menggunakan kromatogafi gas spektroskopi massa.

You might also like