You are on page 1of 13

ANNISA EKA NOVA W 1102011032

LI 6. Mampu memahami Antihistamin dan Kortikosteroid 6.1. Antihistamin a. Definisi Ada banyak golongan obat yang termaksud dalam antihistamin, yaitu antergan, neontergan, difenhidramin, dan tripelenamin yang efektif untuk mengobati edema, eritem, dan pruritus, dan yang baru ini ditemukan adalah burinamid, metiamid, dan simetidin untuk menghambat sekresi asam lambung akibat histamin. Ada 2 jenis antihistain, yaitu : - Antagonis reseptor H1 (AH1) Farmakodinamik AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus, bermacam otot polos, selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamin endogen berlebihan. Farmakokinetik Efek yang ditimbulkan dari antihistamin 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 umumnya 4-6 jam. Kadar tertinggi terdapat pada paru-paru sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot, dan kulit kadarnya lebih rendah. Tempat utama biotransformasi AH1 ialah hati. AH1 disekresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya. Indikasi AH1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit aergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. Efek samping Efek samping yang paling sering adalah sedasi. Efek samping yang berhubungan dengan AH1 adalah vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomnia, tremor, nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare,mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, dan lemah pada tangan. Antagonis reseptor H2 (AH2) Simetidin dan Ranitidin Farmakodinamik Simetadin dan ranitidin menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible. Kerjanya menghambat sekresi asam lambung. Simetadin dan ranitidin juga mengganggu volume dan kadar pepsin cairan lambung. Farmakokinetik Absorpsi simetidin diperlambat oleh makan, sehingga simetidin diberikan bersama atau segera setelah makan dengan maksud untuk memperanjang efek pada periode pascamakan. Ranitidn
1

mengalami metabolisme lintas pertama di hati dalam jumlah cukup besar setelah pemberian oral. Ranitidin dan metabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. Indikasi Efektif untuk mengtasi gejala akut tukak duodenum dan mempercepat penyembuhannya. Selain itu, juga efektif untuk mengatasi gejala dan mempercepat penyembuhan tukak lambung. Dapat pula untuk gangguan refluks lambung-esofagus. Efek samping Efek sampingnya rendah, yaitu penghambatan terhadap resptor H2, seperti nyeri kepala, pusing, malaise, mialgia, mual, diare, konstipasi, ruam, kulit, pruritus, kehilangan libido dan impoten.

Famotidin Farmakodinamik Famotidin merupakan AH2sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal, malam, dan akibat distimulasi oleh pentagastrin. Famotidin 3 kali lebih poten daripada ramitidin dan 20 kali lebih poten daripada simetidin. Farmakokinetik Famotidin mencapai kadarpuncak di plasma kira kira dalam 2 jam setelah penggunaan secara oral, masa paruh eliminasi 3-8 jam. Metabolit utama adalah famotidin-S-oksida. Pada pasien gagal ginjal berat masa paruh eliminasi dapat melibihi20 jam. Indikasi Efektifitas pbat ini untuk tukak duodenum dan tukak lambung, refluks esofagitis, dan untuk pasiendengan sindrom ZollingerEllison. Efek samping Efek samping ringan dan jarang terjadi, seperti sakit kepala, pusing, konstipasi dan diare, dan tidak menimbulkan efek antiandrogenik. Nizatidin Farmakodinamik Potensi nizatin daam menghambat sekresi asam lambung. Farmakokinetik Kadar puncak dalam serum setelah pemberian oral dicapai dalam 1 jam, masa paruh plasma sekitar 1,5 jam dan lama kerja sampai dengn 10 jam, disekresi melalui ginjal. Indikasi Efektifitas untuk tukak duodenum diberikan satu atau dua kali sehari selama 8 minggu, tukak lambung, refluks esofagitis, sindrom Zollinger-Ellion. Efek samping Efek samping ringan saluran cerna dapat terjadi, dan tidak memiliki efek antiandrogenik. 6.2. Kortikosteroid a. Mekanisme kerja
2

Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel melewati membran plasma secara difusi pasif. b. Farmakodinamik - Kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.selain itu juga mempengaruhi fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik, sistem saraf dan organ lain. - Dalam klinik umumnya kortikosteroid dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Efek utama glukokortikoid ialah pada penyimpanan glikogen hepar dan efek anti-inflamasi, sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan elektrolit kecil. Efek pada mineralokortikoid ialah terhadap keseimbangan air dan elektrolit, sedangkan pengaruhnya pada penyimpanan glikogen hepar sangat kecil.

Sediaan kortikosteroid dapat dibedakan menjadi 3 golongan berdasarkan massa kerjanya. Sediaan kerja singkat mempunyai masa paruh biologis kurang dari 12 jam. Sediaan kerja sedang mempunyai masa paruh biologis antara 12-36 jam. Sediaan kerja lama mempunyai masa paruh biologis lebih dari 36 jam.

c. Farmakokinetik Perubahan struktur kimia sangat mempengaruhi kecepatan absorpsi, mulai kerja dan lama kerja karena juga mempengaruhi afinitas terhadap reseptor dan ikatan protein. Glukokortikoid dapat di absorpsi melalui kulit, sakus konjungtiva dan ruang sinovial. Penggunaan jangka panjang atau pada daerah kulit yang luas dapat menyebabkan efek sistematik, antara lain supresi korteks adrenal. d. Indikasi Dari pengalaman klinis diajukan 6 prinsip yang harus diperhatikan sebelum obat ini digunakan : - Untuk tiap penyakit pada tiap pasien, dosis efektif harus ditetapkan dengan trial dan error dan harus di evaluasi dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan penyakit.

- Suatu dosis tunggal besar kortikosteroid umumnya tidak berbahaya. - Penggunaan kortikosteroid untuk beberapa hari tanpa adanya kontraindikasi spesifik, tidak membahayakan kecuali dengan dosis sangat besar. - Bila pengobatan diperpanjang sampai 2 minggu atau lebih dari hingga dosis melebihi dosis substisusi, insidens efek samping dan efek letal potensial akan bertambah. - Kecuali untuk insufisiensi adrenal, penggunaan kortikosteroid bukan merupakan terapi kausal ataupun kuratif tetapi hanya bersifat paliatif karena efek anti-inflamasinya. - Penghentian pengobatan tiba-tiba pada terapi jangka panjang dengan dosis besar, mempunyai risiko insufisiensi adrenal yang hebat dan dapat mengancam jiwa pasien. e. Kontraindikasi Sebenarnya sampai sekarang tidak ada kontraindikasi absolut kortikosteroid. Pemberian dosis tunggal besar bila diperlukan selalu dapat dibenarkan, keadaan yang mungkin dapat merupakan kontraindikasi relatif dapat dilupakan, terutama pada keadaan yang mengancam jiwa pasien. Bila obat akan diberikan untuk beberapa hari atu beberapa minggu, kontraindikasi relatif yaitu diabetes melitustukak peptik/duodenum, infeksi berat, hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lainnya. f. Efek samping - Efek samping dapat timbul karena peenghentian pemberian secara tiba-tiba atau pemberian terus-menerus terutama dengan dosis besar. - Pemberian kortikosteroid jangka lama yang dihentikan tiba-tiba dapat menimbulkan insifisiensi adrenalm akut dengan gejala demam, malgia, artralgia dan malaise. - Komplikasi yang timbul akibat pengobatan lama ialah gangguan cairan dan elektrolit , hiperglikemia dan glikosuria, mudah mendapat infeksi terutama tuberkulosis, pasien tukak peptik mungkin dapat mengalami pendarahan atau perforasi, osteoporosis dll. - Alkalosis hipokalemik jarang terjadi pada pasien dengan pengobatan derivat kortikosteroid sintetik. - Tukak peptik ialah komplikasi yang kadang-kadang terjadi pada pengobatan dengan kortikosteroid. Sebab itu bila bila ada kecurigaan dianjurkan untuk melaakukan pemeriksaan radiologik terhadap saluran cerna bagian atas sebelum obat diberikan.

1. Anti Histamin Saat diketahui bahwa histamin mempengaruhi banyak proses fisiologik dan patologik, maka dicarikan obat yang dapat mengantagonis efek histamine. Epinefrin merupakan anti histamin pertama yang digunakan. Ada banyak anti histamin dan banyak yang digunkanan dalam terpai, tetapi efeknya tidak banyak berbeda. Misalnya antergen, neoantergen, difenhidramin, dan tripelenammin dalam dosis terapi efektif untuk mengobati edema, eritem dan pruritus tetapi tidak dapat melawan efek hiperekskresi asam lambung akibat histamin. Setelah beberapa waktu, ditemukan antihistamin baru yaitu burimamid, metiamid, dan simetidin yang dapat menghambat sekresi asam lambung akibat histamin. Kedua jenis antihistamin ini bekerja secara kompetitif dengan menghambat antihistamin dan reseptor H1 atau H2. Antagonis Reseptor H1 (AH1) - Farmakodimanik Antagonis reseptor terhadap histamine. AH1 mengahambat efek histamine pada pwmbuluh darah, bronkus dan bermacam macam otot polos; selain itu jenis ini bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamine endogen berlebihan. Otot polos. Secara umum AH1 efektif menghambat kerja histamine pada otot Permeabilitas kapiler. Peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamine, dapat dihambat dengan efektif oleh AH1. Kelenjar eksokrin. Efek perangsangan histamine terhadap sekresi cairan lambung tidak dapat dihambat oleh AH1 Susunan saraf pusat. AH1 dapat merangsang maupun menghambat SSP. Efek perangsangan yang kadang kadang terlihat biasanya adalah insomnia, gelisah dan eksitasi. Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan SSP dengan gejala misalnya kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang lambat. Anestetik local. AH1 yang baikse bagai anestetik local adalah prometizin dan piritamin. Efeknya membutuhkan kadar yang lebih tinggi daripada sebagai antihistamin. Antikoalergenik. Efek ini tidak memadai untuk terapi, tetapi efek antikoalergenik ini dapat timbul pada beberapa pasien berupa mulut kering, kesukaran miksi dan impotensi. System kariovaskular. Dalam dosis terapi, AH1 tidak memperlihatkan efek yang berarti pada system kardiovaskular. Farmakokinetik

AH1 diabsorbsi secara baik. Efeknya timbul 15 30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1 2 jam. Lama kerja AH1 generasi I setelah pemberian dosis 5

tunggal umumnya 4-6 jam. Kadar tertinggi pada paru sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot, dan kulit biasanya lebih rendah. Tempat utama biotransformasi AH1 ialah hati, tetapi dapat juga pada paru paru dan ginjal. AH1 dieksresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya. Indikasi

AH1 berguna untuk pengobatan simptomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. Penyakit alergi. Berguna untuk mengobati alergi tipe eksudatif akut misalnya pada polinosis dan urtikaria. Efeknya bersifat paliatif, membatasi dan menghambat efek histamine yang dilepaskan sewaktu reaksi antigen-antibodi terjadi. AH1 tidak berpengaruh terhadap intensitas reaksi antigen-antibodi yang merupakan penyebab berbagai gangguan alergi. Mabuk perjalanan dan keadaan lain. AH1 tertentu misalnya difenhidramin, dimenhidrat, derivate piperazin dan prometazin dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati mabuk perjalanan udara laud an darat. Karena AH1 memiliki antikolinergik yang kuat, maka diduga sebagian besar efek terhadap mabuk perjalanan didasarkan oleh efek antikolinergiknya. Untuk mencegah mabuk perjalanan, sebaiknya diberikan setengah jam sebelum perjalanan. Efek samping

Pada dosisi terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadang kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang paling serius adalah sedasi, yang justru menguntungkan pasien yang dirawat di RS atau pasien yang membutuhkan banyak tidur. Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinnitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euphoria, gelisah, insomnia, dan tremor. Kontraindikasi

Sopir atau pekerja yang memerlukan kewaspadaan yang menggunkan AH1 perlu diperingatkan tentang kemungkinan timbulnya kantuk. AH1 sebagai campuran pada resep, harus digunakan secara hati hati karena efek AH1 yang bersifat aditif dengan alcohol, obat penenang, atau hipnotik sedative. Klasifikasi Dosis dewasa Aktivitas antikolinergik ANTIHISTAMIN GENERAASI I Masa kerja Komentar

Golongan dan contoh obat

Etanolamin - Karbiknoksamin - Difenhidramin - Dimenhidrinat Etilenediamin - pirilamin - tripelenamin Piperazin - hidroksizin - siklizin - meksizlin Alkilamin - klorfeniramin - bromfeniramin Derivate fenotiazin - prometizin Lain-lain - siproheptadin - mebhidrolin napadisilat

4-8 mg 25-50 mg 50 mg

3-4 jam 4-6 jam 4-6 jam

+++ +++ +++

Sedasi ringan sampai sedang Sedasi kuat, anti-motion sickness Sedasi kuat, anti-motion sickness

25-50 mg 25-50 mg 25-100 mg 25-50 mg 25-50 mg 4-8 mg 4-8 mg 10-25 mg 4 mg 50-100 mg

4-6 jam 4-6 jam 6-24 jam 4-6 jam 12-24 jam 4-6 jam 4-6 jam 4-6 jam 6 jam 4 jam

+ + ? _ _ + + +++ + +

Sedasi kuat Sedasi kuat Sedasi kuat Sedasi ringan, anti-motion sickness Sedasi ringan, anti-motion sickness Sedasi ringan, komponen obat flu Sedasi ringan Sedasi kuat, antimetik Sedasi sedang, juga antiserotonin

ANTIHISTAMIN GENERASI II - astemizol 10 mg <24 jam - feksofenadin 60 mg 12-24 jam Lain-lain - loratadin 10 mg 24 jam - setirizin 5-10 mg 12-24 jam Antagonis Reseptor H2 (AH2) _ _ _ Mulai kerja lambat Risiko aritmia lebih rendah Masa kerja lebih lama

AH2 bekerja mengahambat sekresi asam lambung. Burimamid dan metilamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun Karena toksik maka tidak digunakan di klinik. Antagonis resepetor H2 yang digunakan sekarang ini adalah simetidin, ranitidine, famotidine, dan nizatidin. Simetidin dan Ranitidin a. Farmakodinamik Simetidin dan ranitidine menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga pada pemberian simetidin atau ranitidine sekresi asam lambung dihambat. b. Farmakokinetik Bioavailbilitas oral simetidin sekitar 70%, sama dengan setelah pemberian IV atau IM. Absorbs simetidin diperlambat oleh makanan, sehingga simetidin diberikan bersama atau segera setelah makan dengan maksud untuk memperpanjang efek pada periode pasca makan.

Sekitar 50-80% dari dosis IV dan 40% dari dosis oral simetidin dieksresi dalam bentuk asal urin. Bioavaibilitas oral ranitidine sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah pengguna 150 mg ranitidine secara oral, dan yang terikat pada protein plasma hanya 15%. Ranitidine dan metabolitnya dieksresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. c. Indikasi Efektif untuk mengatasi gejala akut tukak duodenum dengan pemberian satu kali sehari yang diberikan pada malam hari. Dan mempercepat penyembuhannya dengan memberikan simetidin 800 mg, ranitidine 300 mg, famotidine 40 mg, atau nizatidin 300 mg satu kali sehari selama 8 minggu. Dengan dosis lebih kecil umunya dapat membantu mencegah kambuhnya tukak duodenum. d. Efek samping Insidens efek samping kedua obat ini rendah dan umumnya berhubungan denga penghambatan terhadap reseptor H2; beberapa efek samping tidak berhubungan dengan penghambatan reseptor yaitu, nyeri kepala, pusing, malaise, myalgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit, pprirotus, kehilangan libido, dan impoten. e. Kontraindikasi Karena eksresi antagonis reseptor H2 terutama melalui ginjal maka pada pasien gangguan fungsi ginjal dosis perlu dikurangi. Simetidin dapat menyebabkan berbagai gangguan SSP terutama pada pasien usia lanjut atau dengan penyakit hati atau ginjal. Gejala gangguan SSP berupa slurred speech, somnolen, letargi, gelisah, bingung, disorientasi, agitasi, halusinasi, dan kejang. Gejala tersebut dapat hilang atau membaik bila pengobatan dihentikan. Famotidine a. Farmakodinamik Sama seperti simetidin dan ranitidine, tetapi tiga kali lebih poten daripada simetidin. b. Farmakokinetik Mencapai kadar puncak di plasma kira kira dalam dua jam setelah penggunaan decara oral, massa paruh eliminasi 3 8 jam dan bioavaibilitasnya 40-50%. Setelah dosis oral tunggal, sekitar 25 % dari

dosis ditemukan dalam bentuk asal di urin. Pada pasien gagal ginjal berat masa paruh eliminasi dapat melebihi 20 jam. c. Indikasi Efektivitas obat ini untuk tukak duodenum dan tukak lambung setelah 8 minggu pengobatan sebanding dengan ranitidine dan simetidin. Famotidine juga mengurangi kekambuhan tukak duodenum yang secara klinis bermakna. d. Efek samping Efek samping famotidine biasanya ringan dan jarang terjadi, misalnya sakit kepala, pusing, konstipasi, dan diare. Obat ini tidak menimbulkan efek antiandrogenik.

Nizatidin a. Farmakodinamik Potensi nizatidin dalam menghambat asam lambung kurang lebih sama dengan ranitidine. b. Farmakokinetik Bioavaibilitas oral nizatidin lebih dari 90% dan tidak dipengaruhi oleh makanan atau antikolinergik. Klirens menurun pada pasien uremik dan usia lanjut. Kadar puncak salam serum setelah pemberian oral dicapai dalam 1 jam, masa paruh plasma sekitar 1 jam dan lama kerja sampai 10 jam. 90% dari dosis yang digunakan ditemukan di urin dalam 16 jam. c. Indikasi Efektivitas untuk pengobatan gangguan asam lambung sebanding dengan ranitidine dan simetidin. Dengan pemberian satu atau dua kali sehari biasanya dapat menyembuhkan tukak duodenalum dalam 8 minggu dan dengan pemberian satu kali sehari dapat mencegah kekambuhan. d. Efek samping Nizatidin umumnya jarang menimbulkan efek samping. Efek samping ringan dalam saluran cerna dapat terjadi.

LI 7. Mampu menjelaskan batasan hukum Islam untuk menentukan alternatif terbaik dari dua pilihan sulit Maslahah Kitab al-Mustashfa, Imam al-Ghazali mengemukakan penjelasan tentang almaslahah yaitu: Pada dasarnya al-maslahah adalah suatu gambaran untuk mengabil manfaat atau menghindarkan kemudaratan, tapi bukan itu yang kami maksudkan, sebab meraih manfaat dan menghindarkan kemudaratan terseut bukanlah tujuan kemasalahatan manusia dalam mencapai maksudnya. Yang kami maksud dengan maslahah adalah memelihara tujuan syara. Ungkapan al-Ghazali ini memberikan isyarat bahwa ada dua bentuk kemaslahatan, yaitu Kemasalahatan menurut manusia, dan Kemaslahatan menurut syariat. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah dikisahkan bahwa seorang Anshar terluka di perang Uhud. Rasulullah pun memanggil dua orang dokter yang ada di kota Madinah, lalu bersabda, Obatilah dia. Dalam riwayat lain ada seorang sahabat bertanya,Wahai Rasulullah, apakah ada kebaikan dalam ilmu kedokteran? Rasullah menjawab, Ya, Begitu pula yang diriwayatkan dari Hilal bin Yasaf bahwa seorang lelaki menderita sakit di zaman Rasulullah. Mengetahui hal itu, beliau bersabda, Panggilkan dokter. Lalu Hilal bertanya, Wahai Rasulullah, apakah dokter bisa melakukan sesuatu untuknya? Ya, jawab beliau. (HR Ahmad dalam Musnad: V/371 dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf: V/21) Hilal meriwayatkan bahwa Rasulullah mnjenguk orang sakit lalu bersabda, Panggilkan dokter! kemudian ada yang bertanya, Bahkan engkau mengatakan hal itu, wahai Rasulullah? Ya, jawab beliau. Berdasarkan pemaparan di atas, tampak jelas bagaimana Rasulullah menganjurkan kita untuk berobat dan berusaha menggunakan ilmu kedokteran yang diciptakan Allah untuk kita. Kita juga ditekankan agar tidak menyerah pada penyakit karena Rasulullah bersabda, Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. (HR Muslim (34) dan Ahmad: II/380) Di antaranya yang ada di Musnad Ahmad. Hadits Ziyadah bin Alaqah dari Usamah bin Syuraik menuturkan,Aku berada bersama Nabi lalu datanglah sekelompok orang Badui dan bertanya,Wahai Rasulullah, apakah kita boleh berobat? Rasulullah menjawab, Ya, wahai hamba Allah, berobatlah. Sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit kecuali Allah menciptakan obatnya, kecuali satu macam penyakit. Mereka bertanya,Apa itu? Rasulullah menjawab,Penyakit tua.(HR Ahmad dalam Musnad : IV/278, Tirmidzi dalam Sunan (2038)) Nabi bersabda,Setiap penyakit pasti ada obatnya. Jika obat tepat pada penyakitnya maka ia akan sembuh dengan izin Allah. (HR Muslim: I/191) Abu Hurairah meriwayatkan secara marfu, Tidaklah Allah menurunkan panyakit kecuali menurunkan obatnya.(HR Bukhari: VII/158) Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda, Kesembuhan ada pada tiga hal, minum madu, pisau bekam, dan sengatan api. Aku melarang umatku menyengatkan api. (HR Bukhari dan Muslim) Dari firman Allah disini dapat dipahami: bahwasanya agama islam di bagun untuk kemaslahatan artinya : semua syariat dalam perintah dan larangannya serta
10

hukum-hukumnya adalah untuk mashoolihi (manfaat-manfaat) dan masholihi adalah : jamak dari maslahat artinya : manfaat dan kebaikan.

makna

Misal : Allah melarang minuman keras dan judi karena mudharat (bahayanya) lebih besar dari pada manfaatnya, sebagaimana dikatakan dalam QS : Al-Baqorah :219 2:219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. 1. Firman Allah taala : )751 : ( Dan dia menghalalkan yang baik bagi mereka serta mengharamankan bagi mereka segala sesuatu yang buruk ( al araf : 157 ) Rokok termasuk hal yang buruk dan membahayakan diri sendiri , dan orang lain serta tak sedap baunya. 2. ) : 195 ( Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan ( al baqoroh : 195) Rokok mengakibatkan penyakit yang bisa membinasakan seperti kanker, penyakir paru-paru dan lain sebagainya. 3. ) 92 : ( Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah terhadap kalian Maha menyayangi ( an nisa : 29 ) Rokok bisa membunuh penghisapnya secara perlahan-lahan 4. ) : 19 ( Dosa keduanya ( minuman keras dan judi ) lebih besar dari pada manfaatnya. (QS Al-Baqoroh : 219 ) Rokok bahayanya lebih besar dari pada manfaatnya baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. 5. ) : 26 ( Janganlah menghambur-hamburkan ( hartamu ) dengan boros, sesungguhnya pemborosan itu adalah saudaranya syaithon. (QS Al-Isra : 26 )

11

Membeli rokok adalah merupakan pemborosan dan pemborosan termasuk perbuatannya syaithon. 6. Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda : tidak boleh membahayakan diri sendiri ataupun orang lain Merokok membahayakan si perokok, menganggu orang lain dan membuang-buang harta. 7. Sabda Nabi Muhammad Shallallahualaihi wasallam : ( ) ( ) Allah membenci untukmu perbuatan menyia-yiakan harta. ( HR bukhari-muslim ). Merokok adalah menyia-nyiakan harta dan dibenci Allah. 8. Sabda Rasulullah Shallallahualaihi wasallam : ) ( Perumpamaan kawan duduk yang baik dengan kawan duduk yang jelek ialah seperti pembawa minyak wangi dengan peniup api (tukang pandai besi) (HR Bukhari-Muslim) Perokok adalah kawan duduk yang jelek yang meniup api yang bisa membakar orang di sekitarnya ataupun menyebabkan bau yang tidak sedap. 9. ( ) Barang siapa menghirup (meminum) racun hingga mati maka racun itu akan berada di tangannya lalu dihirupkan slama-lamanya di neraka jahannam. (HR Muslim). Rokok mengandung racun (nikotin) yang membunuh penghisapnya perlahan-lahan dan menyiksanya. 10. Sabda Rasulullah Shallallahualaihi wasallam : ) ( Barang siapa makan bawang putih atau bawang merah hendaknya menyingkir (menjauh) dari kita dan menjauhi masjid kami dan duduklah dirumah. (HR Bukhari-Muslim). Rokok lebih busuk baunya dari pada bawang putih ataupun bawang merah .
12

11. Sebagian besar ahli fiqh mengharamkan rokok, sedang yang tidak mengaharamkan rokok belum melihat bahayanya yang nyata yaitu penyakit kanker dan paru-paru yang bisa membunun penghisapnya.

Al-Quran obat terbaik Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang zalim selain kerugian. (Al-Isra:82) Dalam hal ini Rasulullah bersabda, Di dalam tubuh terdapat segumpal darah, jika ia baik maka seluruh tubuh akan menjadi baik.(HR Bukhari: I/153 (53) dalam Fathul Bari) Mafsadah Al-mafsadah, yaitu sesuatu yang banyak keburukkannya.

DAFTAR PUSTAKA Baratawidjaja, Karnen Garna, Iris Rengganis. 2010. Imunologi Dasar. Ed. 9. FKUI:Jakarta. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. (2009). Farmakologi dan Terapi. Edisi V, Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. (2009). Farmakologi dan Terapi. Edisi V, Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. http://ners.unair.ac.id/materikuliah/IMUNOPATOLOGI.pdf http://thifalblog.wordpress.com/2011/02/11/agama-ini-dibangun-untuk-kebaikan-danmaslahat-dalam-penetapan-syariatnya-dan-untuk-menolak-kerusakan/

13

You might also like