INFEKSI BAKTERI PADA SALURAN NAFAS ATAS VIRUS > 90%

INFEKSI VIRUS PRIMER INFEKSI BAKTERI SEKUNDER

ANTIBIOTIKA TANDA-TANDA INFEKSI BAKTERI: 1. 2. 3. 4. DAHAK NYERI PADA PEMBENGKAKAN KELENJAR LIMFE KULTUR TERDAPAT BAKTERI PATOGEN TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN EPIDEMI VIRUS

INFEKSI BAKTERI PADA SALURAN NAFAS BAWAH

GANGGUAN PADA MEKANISME PERTAHANAN TUBUH

REFLEKS BATUK
SEKRESI LENDIR / DAHAK ALVEOLAR PAGOSITOSE IgA, IgG, IgE LISOSIM FUNGSI LEUKOSIT, dst SISTEM INI DAPAT TERGANGGU MELALUI:
- INFEKSI VIRUS - KERUSAKAN FISIK - ASPIRASI - BENDA ASING BIASANYA SELAPUT LENDIR SALURAN NAFAS BAWAH STERIL

RINITIS
INFEKSI VIRUS INFEKSI BAKTERI SEKUNDER (RINITIS PURULENTA) RINITIS BAYI BARU LAHIR BIASANYA TERINFEKSI: STAPHYLOCOCCUS PILEK BERLENDIR BIASANYA AKIBAT INFEKSI:

PNEUMOCOCCUS HAEMOPHILUS INFLUENZA A-STREPTOCOCCUS ( STREPTOCOCCUS PYOGENES )

TERAPI RINITIS YANG BERLENDIR DAN KOMPLIKASI SINUSITIS:

PENICILIN V

- STREPTOCOCCUS - PNEUMOCOCCUS
- STAPHYLOCOCCUS - HAEMOPHILUS

CEFACLOR

TONSILITIS
PENYEBAB:
- STREPTOCOCCUS PYOGENES (A-STREPTOCOCCUS) atau - VIRUS JIKA PEMERIKSAAN STREPTOCOCCUS NEGATIF

TONSILITIS LEUKOPENI BIASANYA DISEBABKAN: STREPTOCOCCUS

TERAPI:
PENISILIN V DOSIS BIASA 10 14 HARI PALING KURANG SELAMA 7 HARI PALING PENTING PENCEGAHAN KOMPLIKASI, TERUTAMA UNTUK PROFILAKSIS REUMATIK BENZATIN-PENISILIN G CO-TRIMOXAZOL CLARITHROMYCIN, ORAL SEFALOSPORIN, ORAL USA SERING DIBERIKAN, IM 1X / HARI, 10 HARI JIKA RESISTENS PENISILIN JIKA ALERGI PENISILIN

TONSILITIS KRONIS
SETELAH TONSILEKTOMI SAMPAI 3 HARI BERIKAN PENISILIN ORAL ATAU IV

PARINGITIS
PENYEBAB: UMUMNYA VIRUS JIKA GEJALA KLINIK MENUNJUKAN INFEKSI BAKTERI: STREPTOKOKUS PARINGITIS GONOKOKUS PARINGITIS PENISILIN G RESISTEN PENISILIN V PENISILIN G CEFOTAXIM ATAU CEFUROXIM

LARING DIPTERI
TERAPI:
- PENYAKIT RINGAN 30.000 50.000 E Di-ANTITOXIN
- PENYAKIT BERAT 60.000 120.000 E INTRAKUTAN (ENCERKAN 1:100 NACl FIS) BERSAMAAN DIBERIKAN PENISILIN G, tiap hari 100.000 E/KG BB, 10 HARI ANTITOXIN DIULANGI SETIAP 2 HARI - PADA MALIGNER DIPTERI TAMBAHKAN GLUKOKORTIKOID - ALERGI PENISILIN BERIKAN ERITROMISIN 40MG/KG BB SELAMA 10 HARI

LARINGITIS
- PADA DEWASA SERING BERSAMA TRACHEITIS SERING KARENA INFEKSI VIRUS: - INFLUENZA - PARAINLUENZA - JARANG INFEKSI BAKTERI SEKUNDER: - PNEUMOCOCUCCUS - HAEMOPHYLUS INFLUENZAE - STREPTOCOCCUS

TERAPI:
- TANPA ANTIBIOTIKA KECUALI EPIGLOTITIS PADA EPIGLOTITIS BERIKAN: - CEFUROXIM - CEFOTAXIM

AKUT BRONKITIS
HAMPIR SELALU KARENA VIRUS - INFLUENZA - PARAINLUENZA KEMUDIAN MENGAKIBATKAN INFEKSI BAKTERI YANG BIASANYA: - PNEUMOCOCUCCUS - HAEMOPHYLUS INFLUENZAE JUGA INFEKSI SEKUNDER AKIBAT: - STAPHYLOCOCCUS - MORAXELLA CATARRHALIS INFEKSI VIRUS BIASANYA PADA BATUK KERING (TRACHEITIS), PARINGITIS DAHAK MENUNJUKAN INFEKSI SEKUNDER OLEH BAKTERI

BRONKITIS BAKTERI PRIMER PADA ANAK-ANAK DISEBABKAN OLEH: - BORDETELLA PERTUSIS - MORAXELLA CATARRHALIS - MYCOPLASMA PNEUMONIA - CHLAMYDIA TRACHOMATIS - HAEMOPHILUS INFLUENZA (PADA ANAK KECIL) - PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA BATUK > 2 MINGGU DICURIGAI MYCOPLASMA PNEUMONIA - PADA ORANG TUA DICURIGAI TBC ATAU KARSINOM

TERAPI:
- PADA BAYI, ORANG TUA, PENYAKIT PARU-PARU: PNEUMOCOCCUS, HAEMOPHILUS INFLUENZA, MORAXELLA CATARRHALIS: - CEFIXIM - CEFPODOXIM - CEFUROXIM - HAEMOPHILUS INFLUENZA (RESISTEN: AMPISILIN DAN ERITROMISIN): - CEFALEXIN - CEFADROXIL

TERAPI:
-

PADA BAYI, ORANG TUA, PENYAKIT PARU-PARU: PNEUMOCOCCUS, HAEMOPHILUS INFLUENZA, MORAXELLA CATARRHALIS: - CEFIXIM - CEFPODOXIM - CEFUROXIM

- HAEMOPHILUS INFLUENZA (RESISTEN: AMPISILIN, ERITROMISIN): - CEFALEXIN - CEFADROXIL - BORDETELLA PERTUSIS DAN MYCOPLASMA PNEUMONIA

- ERYTHROMYCIN - ROXITHROMYCIN - CLARITHROMYCIN - DOXYCYCLIN

BRONKITIS KRONIS:
- TERUTAMA PADA ORANG TUA DAN PEROKOK
- PENYEBAB BRONKITIS AKUT MENJADI BRONKITIS KRONIS:
- HAEMOPHILUS INFLUENZA - PNEUMOCOCCUS - JARANG: - STAPHYLOCOCCUS - MORAXELLA CATARRHALIS - KLEBSIELLA - PSEUDOMONAS AEROGINOSA

PENGGUNAAN OBAT JANGKA LAMA PILIHAN:

- DOXYCYCLIN - AMOXICILLIN - CO-TRIMOXAZOL PNEUMOCOCCUS 4 20% RESISTEN DOXYCYCLIN HAEMOPHILUS 5 20% RESISTEN AMOXICILLIN, ERYTHROMYCIN

YANG MASIH SENSITIF: - CEFIXIM

- CEFPODOXIM - CEFUROXIM - CLAVULANACID

PERTUSIS
- KEMUNGKINAN SUDAH TERJADI PADA BAYI 1 TAHUN - SERING TERJADI PADA ANAK-ANAK - KADANG-KADANG PADA DEWASA

TERAPI ANTIBIOTIK:
-

MENGELIMINASI PENYEBAB MEMPERPENDEK MASA SAKIT MENCEGAH KOMPLIKASI PEMUTUSAN RANTAI INFEKSI

OBAT KLASIK:
-

ERYTHROMYCIN, ORAL, SELAMA 2 MINGGU

SEKARANG:
- CLARITHROMYCIN 25 MG/KG BB / HARI, 2 MINGGU - ROXITHROMYCIN 15 MG/KG BB/HARI, 2 MINGGU ALERGI MAKROLID BERIKAN CO-TRIMOXAZOL SELAMA 2 MINGGU PADA ANAK UMUR 8 TAHUN DIBERIKAN DOXYCYCLIN

TERAPI TAMBAHAN:
PADA ANAK KECIL JANGAN BERIKAN CODEIN KARENA BISA MENYEBABKAN PNEUMONIA SEKUNDER
PADA PERTUSIS PNEUMONIA SERING TERDAPAT INFEKSI SEKUNDER - HAEMOPHILUS INFLUENZA, - PNEUMOCOCCUS DAN BAKTERI LAIN MAKA TERAPI YANG DIANJURKAN:
- CEFTRIAXON

- CEFOTAXIM - AMOXICILLIN - CLAVULANACID - CIPROFLOXACIN PADA ORANG DEWASA PROFILAKSIS:

BAYI BARU LAHIR ATAU PADA ANAK-ANAK YANG TERANCAM TERUTAMA PADA ANAK YANG MENGALAMI MASALAH HATI,
TERAPI DENGAN: CLARITHROMYCIN 20 MG/KG BB/HARI, SELAMA 14 HARI

PNEUMONIA:
BAKTERI

TERAPI BERDASARKAN BAKTERI PENYEBAB

TERAPI PILIHAN
Penecilin G

TERAPI ALTERNATIF
Cefazolin, cefotiam, ceftriaxon

Pneumococcus, Streptococcus,StaphylocoCcus (Penisilinase - ) Meningococcus Staphylococcus (Penisilinase +) Klebsiella Pneumonia Pseudomonas aeruginosa

Cefazolin Cefotaxim + Gentamicin Azlocilin + + Tobramysin ceftriaxon imipenem doxycyclin

Flucloxacilin, Clindamysin, Vancomisin, Teicoplanin Imipenem, Ciprofloxacin Ceftazidim, Cefsulodin, piperacilin, impipenem, aztreonam, ciprofloxacin, amikacin Mezlocilin, piperacilin, amoxicilin, cefotiam Clindamycin, metronidazol, cefoxitin Erythromycin (hanya mykoplasma),pada orang dewasa ciprofloxacin

Haemophilus influenzae Jenis Bacteroides Mycoplasma pneumoniae, chlamydia pneumoniae, chlamydia psittaci, coxiella burnetii Legionella pneumophila Chlamydia trachomatis Pneumocystis carinii

Clarithromycin Clarithromycin Co-Trimoxazol

Erythromycin + rimfampicin roxithromycin Dapson + Folicacid atau Trimetrexat

INFLUENZA:
PENYEBAB VIRUS INFLUENZA, JANGAN BERIKAN ANTIBIOTIKA TAPI BERIKAN TERAPI SIMPTOMATIS: - CODEIN - PARACETAMOL - SALISILAT INFEKSI VIRUS DAPAT MENYEBABKAN INFEKSI BAKTERI: - HAEMOPHILUS - PNEUMOCOCCUS

TERAPI:
PADA ORANG TUA, DIABETES, WANITA HAMIL, INSUFISIENSI HATI, SIROSIS PEMBERIAN ANTIBIOTIKA SEGERA SANGAT MEMBANTU SEPERTI:
- CEFIXIM - CEFPODOXIM - CEFUROXIM - AMOXICILLIN /CLAVULANACID UNTUK YANG RESISTEN: - CO-TRIMOXAZOL - DOXYCYCLIN - CLARITHROMYCIN

FARMAKOLOGI ANTIBIOTIKA PADA SALURAN NAFAS:

- PENISILIN - SEFALOSPORIN - MAKROLID - LINCOSAMIDE - CO-TRIMOXAZOL - CHINOLON

: PENISILIN V, PENISILIN G : CEFIXIM, CEFUROXIM : ERYTHROMYCIN, CLARITHROMYCIN : CLINDAMYCIN

: CIPROFLOXACIN - AMINOGLIKOSIDA : TROBRAMYCIN - GLYCOPEPTID : VANCOMYCIN

-

FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK INDIKASI EFEK SAMPING KONTRADIKSI INTERAKSI CARA PEMBERIAN, DOSIS

 ANTI TUBERKULOSIS Mycobacterium tuberculosis Terutama menyerang Paru-paru (termasuk saluran napas)
Berdasarkan Efek Terapeutik dan Efek samping dibagi:

1. Obat Utama : Isonoazid, Pirazinamid, Etambutol, Rifampisin, Streptomisin 2. Obat Cadangan: Protionamid, Asam p-aminosalisilat, Sikloserin, Kapreomisin, Kanamisin, Tetrasiklin Terapi TBC : - Kombinasi - Jangka Panjang - Yang Terarah: Terapi yang Cocok untuk Penyebab Penyakit

- Fase Awal: Dilkukan Terapi Kombinasi, Minimal 3 Obat Dulu (Kalsik) Standard: Streptomisin, PAS, Isoniazid Sekarang : Isoniazid, Rifampisin, Etambutol Atau Kombinasi 4 Senyawa yaitu + Pirazinamid
- Fase Stabilisasi: Terapi dilanjutkan dengan 2 Obat

Umumnya : Isoniazid dan Rifampisin Lama keseluruhan Terapi 6 12 bulan

 I. ANTIASMATIKA:

* TERAPI KAUSAL: 1. Menjauhkan Alergen 2. Desensibilisasi / Hiposensibilisasi

* TERAPI SIMPTOMATIK: 1. Blokade Pembebasan Mediator: Asam Kromoglikat, Ketotifen Kromoglikat: sangat efektif pencegah serangan Asma & Bronkhitis yang bersifat alergis, serta konjungtivitis atau rhinitis alergica dan alergi akibat bahan makanan. Efek samping rangsangan lokal pada selaput lendir tenggorok dan trakhea, dengan gejala perasaan kering, batuk-batuk, kadang-kadang kejang bronkhi dan serangan asma.

 Natrium Kromoglikat: pengobatan, pencegahan asma

bronkhial dan tidak dipakai untuk serangan asma akut. Metode pemberian: inhalasi dan dapat dipakai bersama dengan adrenergik beta dan derivate santin. tidak boleh dihentikan mendadak karena dapat menimbulkan serangan asma.

2. Menangani Spasmus Bronkus / Bronkospasmolitika:

- Simpatomimetika Langsung dan Tak Langsung Dekongestan (aminsimpatomimetik) - Turunan Xantin - Parasimpatolitika - Antihistaminika

Antiasma dan Bronkodilator: Turunan Xantin Teofilin

Terdapat bersama Kofein pada daun Teh

Khasiat : - Spasmolitis terhadap otot polos khususnya pada bronkhi, menstimuli jantung dan mendilatasinya serta menstimulasi SSP dan pernapasan. Absorpsi di usus tidak teratur. Efek samping: mual & muntah pada penggunaan oral atau parenteral. Pada overdosis terjadi efek sentral (sukar tidur, tremor, dan kompulsi) serta gangguan pernapasan dan efek kardiovaskuler. Teofilin dapat diberikan dengan cara injeksi dalam bentuk Aminofilin, suatu campuran Teofilin dengan Etilendiamin. Stimulan Adrenoseptor, contoh obat Salbutamol, Terbutalin Sulfat, Efedrin Hidroklorida.

Tujuan Penggunaan Obat saluran nafas golongan Dekongestan untuk memperlancar pernafasan dihidung.

Bentuk sediaan: Tablet lepas lambat, Sirup dan Drop, Balsam, Inhaler, Tetes Hidung atau Semprot Hidung.
Dekongestan: Pseudoefedrin, Fenilpropanolamin. Efedrin, Fenilefrin dan

 Antihistamin: memberikan manfaat potensial pada

terapi alergi nasal, rhinitis alergik.

Sifat antikolinergik pada kebanyakan antihistamiin

menyebabkan mulut kering dan pengurangan sekresi, membuat zat ini berguna untuk mengobati rhinitis yang ditimbulkan oleh flu.
Antihistamin juga mengurangi rasa gatal pada hidung

yang menyebabkan penderita bersin dan dapat menimbulkan rasa mengantuk.

 Antihistamin: Difenhidramin (Benadryl) Klorfenilamen maleat Fenotiasin Prometazine Timeprazine Turunan piperazine Hydroxyzine

 II. ANTITUSIVA: Digunakan: pengobatan batuk

Berdasarkan mekanisme kerja terbagi: Zat pelunak batuk, memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorokan agar tidak kering, melunakkan mukosa yang teriritasi. Banyak digunakan syrup thyme dan althea, zat-zat lender (infus carrageen)
Ekspoktoransia: minyak terbang, gualakol, radix ipeca

(dalam tablet / pelvis doveri) dan ammonium klorida (dalam obat batuk hitam) zat-zat ini memperbanyak produksi dahak ( yang encer). Sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk, penerusan rangsangan batuk ke pusat batuk.

 Mukolotika : Asetilsistein, Mesna, Bromheksin, dan

Ambroksol, zat-zat ini berdaya merombak dan melarutkan dahak, sehingga Viskositasnya dikunrangi dan pengeluarannya dipermudah.
Zat pereda : Kodein, Naskapin, Dekstometorfan, dan

Pentoksiverin, obat-obat dengan kerja sentral ini ampuh sekali pada batuk kering yang mengelitik.
Antihistaminika : Prometazin, Oksomomazin,

Difenhidramin, dan Alklorfeniaramin. Obat ini dapat menekan perasaan mengelitik di tenggorokan.
Anastetika lokal : Pentoksiverin.

Penggolongan Antitussiva berdasarkan titik kerjanya, yaitu : 1.Zat-zat sentral SSP Menekan rangsangan batuk di pusat batuk (modula) dan mungkin Juga bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi (di otak) dengan efek menenangkan. 1.Zat adiktif : doveri , kodein, hidrokodon dan normetadon. 2.Zat nonadiktif : noskopin, dekstrometorfan, pentosiverin. 1.Zat-zat perifer di luar SSP Emollionsia, ekspektoransia, mukolitika, anestetika lokal dan zat-zat pereda.

 III. EKSPEKTORANSIA: 1. SEKRETOLITIKA: menstimulasi sekresi bronkhus Minyak Atsiri(Methae, Thymi, Eucalypti) ,KI 2. MUKOLITIKA Berkerja : deterjen mencairkan & mengencerkan sekret mukosa yang kental dapat dikeluarkan. Efek samping : mual dan muntah, maka penderita tukak lambung perlu waspada. Contoh : Ambroxol, Bromheksin. Dosis: * Ambroksol: dewasa dan anak-anak >12 thn, sehari 3 x 30 mg untuk 2-3 hari pertama. Kemudian sehari 3 x 15 mg. 3. SEKRETOMOTORIKA: merangsang kerja Silia, Beta-Simpatomimetika, meningkatkan transport sekret Minyak atsiri

3. Penanganan Inflamasi: Glukokortikoid Hidrokortison, Deksamethason, Beklometason, Budesonid.

Kortikosteroid : khasiat meniadakan efek mediator: Peradangan dan Gatal-gatal. Penggunaan: terutama pada serangan asma akibat :

- Infeksi virus, juga pada infeksi bakteri untuk melawan reaksi Inflamasi. - Untuk mengurangi hiperreaktivitas bronkhi, diberikan per inhalasi atau peroral. Penggunaan oral, jangka waktu lama hendaknya dihindari, karena menekan fungsi anak ginjal dan dapat mengakibatkan osteoporosis.

4. Memperbaiki Pengeluaran Riak/ Ekspektoransia Terapi Status Asmatikus:

-

Infus singkat iv 240 -480 mg Teofilin Glukokortikoid iv : 250 500mg Prednisolon Hemisuksinat Bila Perlu + Beta2-Simpatomimetika sk atau iv Oksigen 2-4l menit tiap sonde Hidung Ekspektoransia, Bromoheksin 8 mg iv