You are on page 1of 8

PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012

M A CC kMk l18 M
Modul 1 Prinsip Dasar Medik
Ilmu medik ialah ilmu yang perlu dimiliki oleh panitia lapangan untuk menjaga
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan seluruh peserta di lapangan. Secara
kongkrit, prioritas kegunaan ilmu medik ialah:
Memberikan kenyamanan
Mencegah kecacatan
Mencegah kematian
Seseorang medik memiliki beberapa nilai dasar
1
yang harus dimiliki yaitu:
Sigap
Sigap berarti tangkas, cepat dan kuat, penuh semangat dan meyakinkan. Sigap
berbeda dengan terburu-buru, karena terburu-buru berarti cepat namun
sembrono. Seorang Medik haruslah senantiasa bersikap sigap dalam setiap
tindakan dan kinerjanya di lapangan, karena setiap detik adalah berharga.
Kesalahan sekecil apapun tidak akan termaafkan, karena seorang Medik bermain
dengan nyawa dan keselamatan seseorang. Sigap juga mencakup kedinamisan
seorang Medik di lapangan, karena situasi di lapangan selalu berubah, sehingga
dibutuhkan adaptasi yang cepat terhadap perubahan situasi yang terjadi, sehingga
dapat menentukan tindakan yang tepat dan terbaik dalam mengatasi
permasalahan yang ada dalam situasi tersebut.
Paham Teori Medik
Paham teori berarti seorang Medik benar-benar memahami teori medik dengan
segala seluk-beluknya sesuai kebutuhan lapangan. Tanpa pemahaman teori mulai
dari yang paling dasar, seorang Medik tidak akan mampu memberikan pertolongan
pertama dengan tepat dan benar kepada seseorang yang membutuhkan.
Paham Aplikasi dari Teori di Lapangan
Pada kenyataannya, situasi di lapangan akan sangat berbeda dengan yang
diajarkan pada teori. Oleh karena itu, seorang Medik tidak hanya dituntut untuk bisa
memahami teori medik, tapi juga memahami aplikasinya di lapangan. Hal ini
berhubungan dengan poin pertama, dimana seorang Medik harus dinamis terhadap
segala perubahan situasi. Untuk suatu permasalahan yang sama, di lapangan
nantinya bisa saja aplikasinya berbeda-beda, dikarenakan implementasi dari
pemahaman akan teori yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
standardisasi aplikasi teori medik di lapangan.


u M 1 1 M 8CkM C
PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012
M A CC kMk l18 M
Waspada
Waspada berarti berhati-hati dan bersikap siaga. Seorang Medik haruslah bersikap
waspada, dengan melihat situasi dan kondisi di sekitarnya dan di sekitar orang yang
membutuhkan pertolongannya. Tanpa sikap waspada, yang ada hanyalah
kesembronoan, yang justru dapat mengakibatkan sesuatu yang jauh lebih fatal
dampaknya, baik untuk orang lain, ataupun untuk dirinya sendiri. Kewaspadaan juga
berarti memperhatikan sekeliling dengan seksama, karena seorang Medik tidak akan
pernah tahu apa yang akan terjadi, sehingga haruslah senantiasa mempersiapkan
diri untuk situasi terburuk.
Berpikir Jernih
Walaupun seorang Medik dituntut untuk bekerja dengan cepat dan tepat, namun itu
semua tidak berarti jika seorang Medik tidak dapat berpikir dengan jernih. Berpikir
jernih berarti seorang Medik harus tenang dan tidak panik, serta fokus terhadap apa
yang ditanganinya. Seorang Medik juga harus mampu menenangkan orang yang
ditanganinya, sehingga kinerjanya dapat lebih maksimal.
Profesional
Profesional berarti memerlukan keahlian khusus untuk mengerjakan sesuatu sesuai
bidangnya. Seorang Medik harus bersikap profesional dalam setiap tindakannya
dalam menangani orang yang membutuhkan pertolongannya, yang berarti bahwa
harus bertindak sesuai dengan prosedur dan etika yang berlaku pada pertolongan
pertama Medik. Salah satu etika dalam pertolongan pertama bagi seorang Medik
adalah harus memperkenalkan diri dulu sebagai seorang Medik. Selain itu, jika tidak
dalam situasi yang sangat darurat dan membutuhkan penanganan sesegera
mungkin, maka seharusnya korban laki-laki harus ditangani oleh Medik laki-laki, dan
perempuan harus ditangani oleh Medik perempuan.
Fisik Prima
Salah satu elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang panitia lapangan adalah
fisik yang prima. Termasuk seorang Medik, harus memiliki fisik yang prima. Dalam
kerjanya di lapangan nanti, seorang Medik dituntut untuk lebih sehat daripada yang
ditanganinya. Selain itu, karena kinerja Medik sangat menguras stamina, maka fisik
yang prima adalah salah satu poin wajib yang harus dimiliki oleh seorang Medik.
Mampu berlari dalam jarak yang jauh sambil menenteng ransel berisi penuh dengan
perlengkapan medik, ataupun mampu mengangkat seseorang yang membutuhkan
pertolongan medik dengan tandu, adalah contoh kinerja lapangan Medik yang
membutuhkan fisik yang prima.
Kepedulian dan Empati
Seorang Medik yang baik tidak hanya merupakan Medik yang mampu menolong
seseorang yang membutuhkannya dengan cepat dan tepat, namun juga mampu
menenangkan korban yang ditanganinya. Walaupun kondisi orang yang
ditanganinya cukup parah, seorang Medik tidak boleh menunjukkan ketakutan dan
kekhawatirannya di depan korban. Seorang Medik harus senantiasa menyemangati
dan menenangkan korbannya agar korban merasa tenang dan nyaman karena
sedang dalam penanganan oleh seorang Medik yang ahli di bidangnya.
PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012
M A CC kMk l18 M
Modul 2 Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama adalah pertolongan yang dilakukan secara langsung di lapangan
kepada korban sesaat setelah terjadi kejadian. Pertolongan pertama sangat penting untuk
menyelamatkan nyawa korban mengingat pertolongan lanjutan (dari tenaga yang lebih
ahli) datang terlambat. Oleh sebab itu, dibutuhkan prosedur pertolongan pertama yang
cepat dan tepat untuk memberikan efek yang maksimal.
Hal-hal penting dalam melakukan pertolongan pertama.
Jangan panik! Pastikan anda bukan korban berikutnya.
Hindarkan korban dari kejadian berikutnya (amankan).
Tenangkan korban agar tidak panik.
Lakukan pertolongan pertama dengan cepat namun tidak terburu-buru.
Prosedur standar pertolongan pertama ialah sebagai berikut.

1. Cek Kesadaran
Pengecekan kesadaran dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
a. Menyapa Korban
b. Menyentuh Korban
c. Meniup udara ke mata korban
d. Mengibaskan tangan di depan mata korban
PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012
M A CC kMk l18 M
Jika korban sadar, korban akan merespons dengan membalas sapaan, berkedip, dll.
Jika korban dapat dipastikan sadar, tidak diperlukan cek breathing atau cek
circulation karena kesadaran menandakan cek breathing berhasil dan cek
circulation berhasil.

2. Cek Sekunder
Cek sekunder ialah cek yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan perubahan
struktur fisik korban akibat suatu kejadian seperti patah tulang, bengkak, dll.
Pengecekan dilakukan dengan kedua ibu jari yang diletakkan mulai dari kepala
sampai ke kaki untuk mendeteksi adanya ketidaksimetrisan yang bisa berarti patah
tulang, luka dalam, bengkak, dll. Ketidaksimetrisan yang mungkin terjadi ialah
sebagai berikut.
Kepala : luka atau tidak, ada darah atau tidak
Mata : ada air mata/darah (bisa karena guncangan) atau tidak
Hidung : gerakkan bagian tulang lunak, ada patah atau tidak
Mulut : mengeluarkan darah (perdarahan dalam/TBC) atau tidak
Telinga : keluar cairan/tidak, keluar darah/tidak
Leher : ada yang patah/tidak (klo ada langsung bidai)
Bahu : cek simetris/ tidak, ada yang patah/tidak
Rusuk : ada yang patah/tidak
Perut : ada 4 kuadran (seperti 4 kuadran pada garis bilangan)



L

P
u

C
PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012
M A CC kMk l18 M
3. Pertolongan Penyadaran
Pertolongan ini berfungsi untuk memberikan kesadaran bagi korban. Sebelumnya
pastikan korban sudah lolos cek breathing dan cek circulation. Prosedur yang
dilakukan untuk meningkatkan kesadaran korban adalah sebagai berikut.
Mengguncang-guncangkan tubuh korban secara perlahan
Menyapa dan memanggil nama korban
Gunakan minyak kayu putih/ balsem untuk memberikan aroma pada saluran
respirasi.
4. Cek Breathing
Pengecekan ini dilakukan untuk melihat apakah sistem respirasi korban berfungsi
dengan normal. Pengecekan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
Pastikan korban dalam keadaan terlentang
Buka jalur respirasi (mulut)
Rasakan aliran udara dari mulut dengan indikator pipi kiri/ punggung tangan
Aliran udara akan terasa hangat dan berhembusa pada pipi kiri/ punggung
tangan
Selain itu, lihat pula gerakan naik turun dada korban yang menunjukkan
gerakan paru-paru melakukan proses respirasi
Jumlah minimal tarikan napas manusia normal ialah 15 napas/menit







Gambar Posisi Cek Breathing
5. Pertolongan Breathing
Jika tidak ditemui tanda-tanda respirasi pada korban, lakukan pertolongan
breathing dengan prosedur sebagai berikut.
Tutup saluran respirasi hidung
Letakkan mulut di atas mulut koban (Bisa dengan bantuan gulungan koran)
PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012
M A CC kMk l18 M
Berikan 2 tiupan napas dengan lama 1-2 detik.
Setiap 1 tiupan napas, jauhi wajah korban. Biarkan paru-parunya bergerak.
Lakukan kembali Cek breathing
Jika belum berhasil, ulangi Pertolongan Breathing dengan lama 4-5 detik
untuk tiap tiupan.







Gambar Posisi Pertolongan Breathing
6. Cek Circulation
Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sirkulasi darah korban
bekerja dengan normal. Pengecekan ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
Cari lokasi denyut nadi korban. Beberapa tempat yang mudah ialah
pergelangan tangan, leher, pelipis, pergelangan kaki, selangkangan.
Raba dan rasakan denyut nadi di lokasi denyut nadi korban tadi dengan
menggunakan 3 jari (jari telunjuk tengah manis).
Hitunglah jumlah denyut yang terasa selama 1 menit.
Jumlah denyut nadi manusia normal ialah 70-100 denyut nadi per menit.
Alasan kecepatan? Hitung denyut nadi dalam 6 detik. Gunakan ekspektasi.
7. Pertolongan Breathing + RJP
Pertolongan ini dilakukan jika cek circulation gagal (artinya cek breathing juga
gagal). Pertolongan ini dilakukan secara bergantian antara pertolongan breathing
dan RJP. Pertama-tama lakukan dahulu RJP lalu lakukan pertolongan breathing
secara bergantian dengan RJP sampai pengecekan circulation dan breathing
berhasil.
RJP ialah pertolongan yang dilakukan untuk memfungsikan kembali jantung untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh. RJP ialah resusitasi jantung paru yaitu
memberikan tekanan berulang-ulang di daerah dada untuk membantu jantung
kembali bekerja.

PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012
M A CC kMk l18 M
RJP dilakukan dengan prosedur sebagai berikut
Letakkan tangan pada taju pedang sekitar 4 atau 3 jari dari ujung taju.
Pada tempat tersebut, letakkan kedua tangan di atas tempat tersebut.
Sejajarkan pundak di atas tangan dan luruskan kedua sikut, gunakan berat
badan untuk melakukan penekanan pada dada.
Lakukan 30 tekanan (dengan laju sekitar 100 tekanan per menit). Lakukan
sambil dihitung dengan cepat dan tepat (1 ribu, 2 ribu, dst). Tekanan
dilakukan sampai 1.5-2 inci tiap tekanan.
Dengan menekan kepala korban ke belakang, jepit hidung korban, dan
berikan 2 hembusan napas buatan.
Lakukan Langkah 4-5 sebanyak lima kali. Sekitar 2 menit.
Cek kembali sirkulasi dan pernapasan. Jika korban masih belum menunjukkan
tanda-tanda pernapasan dan sirkulasi, kembali lakukan RJP sampai muncul
tanda-tanda atau sampai datang pertolongan yang lebih ahli (ambulans /
paramedik).






Gambar Posisi Pertolongan Breathing + RJP
8. Cek KOMPAK
Jika korban telah sadar,tanyakan hal-hal penting yang akan dibutuhkan oleh
pertolongan lanjutan. Gunakan prosedur KOMPAK untuk menanyakan hal-hal
penting tersebut.
K Keluhan Yang dirasakan korban
O Obat Yang biasa digunakan korban
M Makanan Yang dikonsumsi korban sebelumnya
P Penyakit Yang sedang diderita korban
A Alergi yang dimiliki korban
K Kronologi Yang dialami korban
PERTEMUAN 1 MEDICAL ACTIVITY CA-ORBAS KMK ITB 2012
M A CC kMk l18 M
Jangan lupa untuk menanyakan identitas korban bersama-sama catatan prosedur
KOMPAK tersebut. Prosedur ini dilakukan sesuai dengan kejadian yang dialami.
Misalnya, jika korban terjatuh dari tangga, tidak perlu ditanyakan obat, makanan,
alergi yang diderita korban; cukup tanyakan bagian mana yang sakit (keluhan), dsb.
Selagi melakukan Cek KOMPAK, ada baiknya dilakukan pula cek Sekunder meskipun
korban sadar. Perhatikan memar, pendarahan dalam, pendarahan luar, luka, dll.
9. Pertolongan Pertama
Setelah semua pengecekan dan pertolongan selesai dilakukan, korban dapat
dipastikan sudah sadar. Pertolongan selanjutnya yang dapat dilakukan ialah
pemberian obat/ vitamin dasar. Jika tidak paham, serahkan pada tenaga ahli
seperti dokter di puskesmas/ tempat kesehatan terdekat.
Untuk istirahat, posisikan korban dalam posisi ternyaman istirahat yaitu sebagai
berikut.







Gambar Posisi Ternyaman Istirahat
Sumber:
1. Modul Tata Tertib Medik Diklat PROKM ITB 2011
2. Slide Tata Tertib Medik Diklat PROKM 2011
3. Berbagai sumber internet
Dengan pengubahan seperlunya

You might also like