You are on page 1of 4

1.Kereaktifan Logam alkali sangat reaktif dibandingkan logam golongan lain.

Selain disebabkan oleh jumlah elektron valensi yang hanya satu dan ukuran jari-jari atom yang besar, sifat ini jugadisebabkan oleh harga energi ionisaisnya yang lebih kecil dibandingkan logam golonganlain. Dari Li sampai Cs harga energi ionisai semakin kecil sehingga logamnya semakinreaktif. Kereaktifan logam alkali dibuktikan dengan kemudahannya bereaksi dengan air,oksigen, unsur-unsur halogen, dan hidrogen. Reaksi-reaksi Reaksi dengan air Logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan logam hidroksida. Litium(Li) sedikit bereaksi dan sangat lambat, sodium (Na) jauh lebih cepat, kalium (K) terbakar,sedangkan rubidium (Rb) dan cesium (Cs) menimbulkan ledakan. Reaksi antara logam danair adalah sebaga berikut:2M + 2H2O > 2MOH + H2 Reaksi dengan Oksigen Logam alkali juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Li, Na, K biasanya disimpandalam minyak untuk menghindari adanya kontak dengan oksigen. Oksida yang terbentuk dari logam alkali bermacam-macam. Li membentuk oksida normal Li2O. Na membentuk peroksida Na2O2. Bila jumlah oksigen berkurang atau dengan tekanan rendah dapatmembentuk oksida normal Na2O. K, Rb, dan Cs membentuk super oksida MO2. Reaksi dengan Air Logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan basa kuat. Reaksi ini berlangsung sangat eksotermis yang berarti ia akan menimbulkan panas ketika bereaksidengan air. Litium (Li) sedikit bereaksi dan sangat lambat, natrium (Na) jauh lebih cepat,kalium (K) terbakar sedangkan rubidium (Rb) dan cesium (Cs) menimbulkan ledakan.Reaksi antara logam dan air adalah sebagai berikut:2M + 2H2O > 2MOH + H2 Logam akan berikatan dengan OHSemakin kuat sifat logamnya maka semakin kuat sifat basanya. Dari Li ke Cs pelepasan OHakan semakin mudah (berhubungan dengan energiionisasi) sehingga konsentrasi OHyang terbentuk akan semakin tinggi. Maka Cs yangpaling membentuk basa kuat. Reaksi dengan Oksigen Logam alkali juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida Dari Li sampaiCs, kecenderungan logam alkali untuk menghasilkan senyawa peroksida atau superoksidasemakin besar karena sifat logamnya semakin reaktif. Untuk menghasilkan oksida logamalkali, jumlah oksigen harus dibatasi dan digunakan suhu yang rendah (di bawah 180oC).4L + O2 > 2L2O Untuk menghasilkan peroksida, selain jumlah okseigen yang dibatasi juga harus disertaipemanasan. Jika oksigennya berlebih maka akan terbentuk superoksida.2L(s) + O2 > L2O2(s)L(s) + O2? LO2 Reaksi dengan unsur-unsur Halogen Unsur halogen bersifat sebagai pengoksidasi. Reaksi ini menghasilkan garam halida2L(s) + X2> 2LX Reaksi dengan Hidrogen Reaksi yang berlangsung akan menghasilkan senyawa hidrida. Senyawa hidrida adalahsenyawa yang mengandung atom hidrogen dengan bilangan oksidasinegatif.2L(s)+H2(g) > 2LH(s)

2.Reagen Grignard, RMgX, yang disintesis kimiawan Perancis F. A. V. Grignard tahun 1900, adalah senyawa organologam khas logam golongan utama dan digunakan dengan luas dalam Reaksi Grignard. Reagen yang penting ini dihadiahi Nobel (1912), dan sangat bermanfaat tidak hanya untuk reaksi organik tetapi juga untuk konversi halida logam menjadi senyawa organologam.

Bagi bidang sintesis organik pembentukan ikatan C-C dan pengubahan gugus fungsi seperti roda kendaraan. Tidak pantas menanyakan mana yang lebih penting. Berbagai reaksi pembentukan ikatan C-C telah dilaporkan. Berdasarkan gaya dorong reaksinya, reaksi ini dapat digolongkan atas tiga jenis, kondensasi aldol, reaksi Grignard dan reaksi Diels-Alder. Di sini dua yang terakhir yang akan dibahas. a. Reaksi Grignard Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste Victor Grignard (1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi pembentukan metilmagnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida (metil iodida dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering. CH3I + Mg > CH3MgI (11.17) Anda pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung dengan karbon. Senyawa semacam ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard dengan ikatan C-logam dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan C-logam sangat labil dan mudah menghasilkan kabanion seperti CH3- setelah putusnya ikatan logam-karbon. Ion karbanion cenderung menyerang atom karbom bermuatan positif. Telah dikenal luas bahwa atom karbon gugus aldehida atau gugus keton bermuatan positif karena berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Atom karbon ini akan diserang oleh karbanion menghasilkan adduct yang akan menghasilkan alkohol sekunder dari aldehida atau alkohol terseir dari keton setelah hidrolisis. C6H5CHO + CH3MgI > C6H5CH(CH3)OMgI (11.18) benzaldehida C6H5CH(CH3)OMgI + HCl > C6H5CH(CH3)OH + MgClI (11.19) 1-fenilletanol C6H5COC2H5 + CH3MgI > C6H5CH(CH3)(C2H5) OMgI (11.20) propiofenon C6H5CH(CH3)(C2H5)OMgI + HCl > C6H5CH(CH3)(C2H5)OH + MgClI (11.21) 2-fenil-2-butanol Reaksi Grignard adalah contoh reaksi senyawa oragnologam. Karena berbagai jenis aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat disintesis dengan bantuan reaksi Grignard. b. Reaksi Diels-Alder Gaya dorong reaksi Grignard adalah tarik-menarik antara dua muatan listrik yang berbeda antara dua atom karbon. Reaksi semacam ini disebut dengan reaksi ionik atau reaksi polar. Ada pula jenis lain reaksi organik. Salah satunyaa adalah reaksi radikal, yang gaya dorongnya adalah radikal reaktif yang dihasilkan dalam reaksi. Bila dihasilkan radikal fenil, radikal ini akan menyerang molekul benzene akan menghasilkan bifenil. C6H5 + C6H6 > C6H5- C6H5 + H 11.22) Sebagian besar reaksi organik diklasifikasikan dalam reaksi ionik dan reaksi radikal. Di pertengahan pertama abad 20, kemudian muncul, golongan lain reaksi yang tidak dapat dimasukkan dalam dua

golongan tadi. Salah satu yang khas adalah reaksi Diels-Alder yang ditemukan di tahun 1928 oleh dua kimiawan Jerman Paul Hermann Diels (1876-1954) dan Kurt Alder (1902-1958). Dalam reaksi ini butadiena yang secara muatan netral bereaksi dengan anhidrida maleat yang juga netral menghasilkan produk siklik. Menariknya, ternyata kemudaian banyak contoh reaksi semacam ini: diena (senyawa dengan ikatan rangkap) dan alkena diaktivasi oleh gugus karbonil dan bereaksi menghasilkan produk siklik. Harus ditambahkan bahwa tidak ada reaksi antara dua molekul butadiena atau dua anhidrida maleat. Di tahun 1965, dua kimiawan Amerika, Woodward dan Roald Hoffmann (1935-) menjelaskan bahwa jenis reaksi ini bukan reaksi ionik maupun reaksi radikal, tetapi reaksi yang dihasilkan oleh tumpang tindih orbital molekul dua reaktan. Interpretas ini memungkinakan elusidasi mekanisme reaksi yang sebelumnya belum dikenal. Menurut mereka, interaksi yang disukai akan ada bila salah satu reaktan (misalnya butadiena) memiliki empat elektron dan reaktan lain (misalnya anhidrida maleat) memiliki elektron menghasilkan produk siklik. Dapat ditunjukkan bahwa orbital molekul yang terisi dengan energi tertinggi [highest occupied molecular orbitals (HOMO)] dan orbital molekul tak terisi terendah [lowest unoccupied molecular orbitals (LUMO)] yang mngatur jalannya reaksi. Pada waktu yang sama Kenichi Fukui (1918-1999) menamakan orbital-orbital ini orbital frontir (frontier orbital). Pentingnya reaksi yang dibahas ini jelas dengan diberikannya hadiah Nobel untuk Grignard, Diels, Adler, Woodward, Hoffmann dan Fukui. c. Sintesis asime trik Sebagaimana telah dibahas di Bab 4, banyak senyawa organik alami, semacam asam amino, gula dan steroid, memiliki atom karbon asimetrik. Kuinin, yang dikenalkan di bab ini juga mengandung atom karbon asimetrik. Atom karbon asimetrik memainkan peran dalam aktivitas fisiologis semua senyawa ini. Harus ditambahkan bahwa dalam banyak kasus hanya satu dari pasangan enansiomer ini bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian, apakah kita dapat mencapai sintesis asimetrik, seni sintesis selektif satu dari pasangan enansiomer, adalah isu yang sangat penting. Dalam contoh-contoh sintesis asimetrik yang berhasil, senyawa dengan atom karbon asimetrik, seperti terpen, asam amino dan gula, dipilih sebagai salah satu reaktan. Atom karbon asimetrik mungkin akan lebih menyukai pembentukan salah satu enansiomer. Pembentukan selektif salah satu isomer mungkin dipengaruhi oleh efek sterik. Dalam kasus tertentu, laju reaksi mungkin berbeda antara kedua stereoisomer. Dalam kasus lain, kesetimbangan antara dua produk isomer akan bergeser ke salah satu sisi kesetimbangan. Sintesis selektif isomer yang penting akan sangat penting dan topik yang paling banyak dilakukan di kimia organik abad 21. Terdapat pula pendekatan yang lebih sukar yakni tidak digunakannya senyawa dengan atom karbon asimetrik. Bila sintesis asimetrik ini dapat direalisasikan, kita dapat mengatakan bahwa kimia telah dapat meniru alam! Pertanyaan dan jawaban mengenai Sintetis Organik 1. Sebutkan 2 golongan reaksi yang digunakan dalam sintesis organik! a.pembentukan ikatan karbon-karbon b.pengubahan gugus fungsi 2. Jelaskan tentang reaksi Grignard!

Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste Victor Grignard (1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi pembentukan metilmagnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida (metil iodida dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering.

You might also like