You are on page 1of 2

Gula merupakan zat optis aktif.

Bila cahaya terpolarisasi linier jatuhpadabahan optis aktif, maka cahaya yang keluar bahan akan tetap terpolarisasi linierdengan arah bidang getar terputar terhadap arah bidang getar semula Sifat optisaktif zat dispesifikasikan dengan sudut putar jenis.Sudutputar bidang polarisasisebanding dengan sudut putar jenis dan konsentrasibila sudut putar jenis diketahuidan sudut putar bidang polarisasi dapat diukur,maka konsentrasi (kadar) zat optisaktif dapat ditentukan (hal ini merupakan prinsip yang digunakan untukm enentukan kadar zat optis. Pada reaksi inilaju reaksi hanya tergantung pada satukosentrasi saja yaitugula sukrosa sedangkan Htidak berpengaruh dalam reaksi tersebut.i nversi sukrosa dapat terjadi karena adanya enzim invertase dandidukungsuasana asam dan suhu yang optimal. Inversi terjadi pada kodisiasam (pH dibawah7) dan juga tergantung pada kondisi temperatur:a.Pada temperatur tinggi reaksiinverse dapat berlangsung lebih cepatb.Dengan waktu reaksi yang lama reaksiinversi dapat berlangsung lebihcepatUntuk menghindari terjadinya inversi makapada proses pemurnian pHdiatur pada 7,8-8,0, tetapi tidak boleh lebih dari 8.Karena apabila lebih dari8 maka akan timbul kerusakan warna dari sukrosa. Selainitu waktu untuk proses juga harus berlangsung dengan cepat. Laju inersi sukrosa akansemakin besar pada kondisi pH rendah dantemperature tinggi dan berkurangpada pH tinggi (pH 7) dantemperature rendah. Laju inversi yang palingcepat adalah pada kondisi pH asam (pH 5).Invertaseadalah suatu enzim yang dapat mengkatalisis reaksiinversi. Pada umumnya proses inversisukrosa dipengaruhi oleh :a. Sifat asam dari lingkunganb. Suhu lingkunganc. Keberadaan enzim invertased.d. Kebersihan lingkungan Pada percobaan ini digunakan alat polarimeter untuk mengukur perubahan rotasi optik yang terjadi. Polarimeter adalah alat yang didesain untuk mempolarisasikancahayadan kemudian mengatur sudut rotasi bidang polarisasi cahaya olehsuatu senya waaktif optis yang prinsip kerjanya didasarkan pada pemutaranbidang polarisasi(Anonim, 2010). Jadi polarimeter ini merupaka n alat yangdidesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif.S e n y a w a o p t s i a k t f i a d a a l h s e n y a w a y a n g d a p a t m e m u t a r b d i a n g p o a l r s i a s i Prinsip kerjaalat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang darisumbercahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melaluiprismaterpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan.Danakhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidakdapatdiputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau di putar sesuaikeinginan.Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya jugategalurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui mediumdiantaraprisma polaris asi. Pristiwa ini disebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifatoptisaktif ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prismaterpolarisasi maka sinar akanditransmisikan. Putaran optik adalah sudutyang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silangke posisi baru yangintensitasnya semakin berkurang hingga nol. Untuk menentukan posisi yangtepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa yang disebut setengah bayangan (bayanganredup). Untuk mancapai kondisi ini, polarizer diatur

sedemikian rupa, sehingga setengah bidang polarisasi membentuk sudutsekecil mungkin dengansetengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnyamemberikan pemadaman pada kedua sisi lain,sedangkan ditengah terang Bila analyzer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih tera ng danyanglainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman danterang tersebut,adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitaskedua medan sama. Jikaz a t y a n g b e r s i f a t o p t i s a k t i f d i t e m p a t k a n d i a n t a r a p o l a r i z e r d a n analizer makab i d a n g p o l a r i s a s i a k a n b e r p u t a r s e h i n g g a p o s i s i m e n j a d i b e r u b a h . U n t u k mengembalikan ke posisi semula, analizer dapatdiputar sebesar sudut putaran darisampel. Sudut putar jenis ialah besarnya.Dalam percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan teoritis , hal tersebutdapat dikarenakan kesalahan dalam melakukan pengukuran putaran rotasi opticdan lamanya pembacaan untuk mencari keadaan dari gelap ke terang. Pengukurandilakukan tiap lima menit sekali, namun ketika akan dilakukan pengukuran , tidakb i a s d i t e n t u k a n d e n g a n m u d a h s e h i n g g a m e l e b i h i w a k t u y a n g s e h a r u s y a , sedangkan apabila waktu terus berjalan maka putaran optic akan terus terjadikarena reaksi terus berlangsung. VI.Kesimpulan Tetapan laju reaksi orde pertama reaksi hidrolisis sukrosa menggunakan data pertama adalah0.0145 menit -1 .Tetapan laju reaksi orde pertama reaksi hidrolisis sukrosa menggunakan data kedua adalah0.0141 menit -1 VII.Daftar Pustaka Cainrs, Donald. Kimia Farmasi Edisi 2 . Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004. hal 202

You might also like