Professional Documents
Culture Documents
Oksigen terlarut =
xpxqx8
Dimana : p = volume larutan Na2S2O3 q = normalitas larutan 8 = bobot setara larutan 3.2.1.2 Biological Oxygen Demand (BOD) Sampel dimasukkan ke dalam botol winkler volume 250 ml sampai penuh. Botol winkler pertama segera diperiksa kandungan oksigennya, sedangkan botol kedua diinkubasi selama selama 5 hari dengan suhu 20oC kemudian setelah diinkubasi, diperiksa kandungan oksigennya. BOD dapat dihitung dengan rumus:
BOD = Dimana : A0 : Oksigen terlarut sampel pada nol hari A5 : Oksigen terlarut sampel pada lima hari S0 : Oksigen terlarut blanko pada nol hari S5 : Oksigen terlarut blanko pada lima hari T : Persen perbandingan antara A0 : S0 P : Derajat pengenceran 3.2.1.3 Temperatur Thermometer dicelupkan pada perairan, tunggu beberapa menit sampai pengukuran angka stabil. Kemudian dilakukan pengukuran di tiga titik lalu dirataratakan. 3.2.1.4 Derajat Keasaman Air (pH) Pengukuran pH dilakukan dengan cara mencelupkan kertas pH kedalam air. Kemudian, samakan warna kertas pH yg telah dicelupkan ke air dengan skala pH yang tercantum.
3.2.1.5 Lebar sungai Dalam menentukan lebar dari sungai yang diamati digunakan estimasi (pendugaan) secara visual. 3.2.1.6 Kedalaman Dilakukan pengukuran pada tiap 2 meter lebar sungai dengan tongkat penduga yang telah diberi skala panjang. 3.2.1.7 Kejernihan Keping sechii dimasukan ke dalam air. Diukur kedalaman sampai batas antara hitam dan putih tidak dapat di bedakan. Jika dasar sungai masih dapat di bedakan catat kedalaman sampai dasar tersebut. 3.2.1.8 Substrat dasar Substrat di estimasi menggunakan tabel Barbaur dan stribing, dan dilakukan perhitungan skor fisik habitat setiap stasiun pengamatan. Diestimasi secara visual persentasi bagian dasar sungai yang tertutup lumpur, pasir, kerikil, batu. 3.2.1.9 Kecepatan arus Pengukuran kecepatan arus menggunakan metode apung. Botol yang berisi air setengah atau sepertiga dari ukuran botol kemudian di ikat dengan tali rafia sepanjang 10 meter. Setelah diikat botol tersebut dilemparkan ke sungai. Catat waktu yang dibutuhkan botol tersebut untuk hanyut dibawa oleh arus sungai sejauh 10 meter. 3.2.1.10 Skor Fisik Habitat Substrat di estimasi menggunakan tabel Barbaor dan stribling, dan dilakukan perhitungan skor fisik habitat setiap stasiun pengamatan. Tabel. 1. Kriteria penilaian kondisi fisik habitat menurut Barbour dan Stribling (1991) Habitat parameter
Optimal Suboptimal 30%-60% dari substrat dasar penilaian berupa batuan atau cadas. Marginal 10%-30% merupakan satu materi yang besar tetapi lumpur atau pasir 70-90% mendominasi substrat Poor Substrat didominasi oleh lumpur dan pasir kerikil dan
Substrat mungkin didominasi oleh salah satu kelas ukuran tersebut. SKOR 15
dasar. SKOR 10
Kekomplekan habitat
Berbagai macam tipe kayu pohon, cabang, tumbuhan akuatik terdapat pada segmen sungai membentuk habitat yang bervariasi. Segmen sungai tertutup kanopi. SKOR 20
Substrat cukup bervariasi. Segmen sungai cukup terlindungi oleh kanopi. SKOR 15
Habitat didominasi oleh 1 atau 2 macam komponen substrat, tumbuhan tepi yang menaungi segmen sungai sedikit. SKOR 10
Habitat monoton pasir dan lumpur menyebabkan habitat tidak bervariasi. SKOR 5
25% dari bagian yang menggenang sama atau lebih lebar dari setengah lebar sungai dan kedalamannya >1 m. SKOR 20
<5% bagian yang menggenang kedalamannya >1 m dan lebih lebih lebar dari lebar sungai. Umumnya bagian yang dalam ini
Kurang dari 1% bagian yang menggenang kedalamannya >1m dan lebih dari lebar sungai. Bagian yang menggenang ini mungkin sangat dalam/dangkal.Habitat tidak bervariasi. SKOR 10
Bagian yang menggenang kecil dan dangkal bahkan mungkin tidak terdapat bagian yang menggenang. SKOR 5
lebih kecil dari setengah lebar sungai dan kedalamannya >1m. SKOR 15
Tidak terdapat bukti-bukti bahwa tempat tersebut pernah terjadi erosi atau berpotensi untuk erosi. SKOR 20
Jarang terjadi bagian tepi yang gugur, kemungkinan gugur ada tetapi rendah. SKOR 15
3.3
Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 15-16 Oktober 2011 di sepanjang
daerah aliran sungai. (DAS) Serayu dari hulu ke hilir dan daerah yang diteliti adalah kanding, kembangan, mandiraja, merican, sigaluh, selomerto, kejajar, dan garung.