You are on page 1of 36

TUGAS SISTEM KARDIOVASKULER

ANATOMI, FISIOLOGI, DAN PROSES BIOKIMIAWI PADA SISTEM KARDIVASKULER

Oleh : KELOMPOK 2 KELAS A5.A 1) I Made Adi Purnamawan 2) Agus Winantara Putra 3) Diah Rahayu 4) Edi Sugata 5) Ni Putu Eka Widiastuti 6) Ni Kadek Evi Cahyani 7) Rama Saputra 8) Ni Luh Putu Swasti (11.321.1041) (11.321.1043) (11.321.1056) (11.321.1060) (11.321.1063) (11.321.1065) (11.321.1078) (11.321.1086)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI 2012


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul anatomi, fisiologi, dan proses biokimiawi pada sistem kardivaskuler. Makalah ini kami buat untuk membahas anatomi, fisiologi, dan proses biokimiawi pada sistem kardivaskuler. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memahami tentang system kardiovaskuler. Menyusun paper ini kami menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif dari Bapak dan Ibu dosen sangat diharapkan untuk penyempurnaannya.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Denpasar, 14 November 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kardiovaskulerberperan dalam homeostasis dengan fungsi sebagai system transportasi tubuh manusia, terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah. Semua jaringan tubuh bergantung pada aliran darah yang disalurkan dengan didahului kontaksi jantung. Jantung mendorong darah melintasi pembuluh darah untuk sampai ke jaringan dalam jumlah yang mencukupi, baik tubuh dalam keadaan istirahat maupun beraktifitas. Dalam rangka memenuhi fungsi tersebut, maka jantung mempunya struktur yang spesifik.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat adalah : 1. Bagaimanakah anatomi system kardiovaskuler? 2. Bagaimanakah fisiologis system kardiovaskuler? 3. Bagaimanakah biofisika dari system kardiovaskuler? 4. Bagaimanakah biokimia dari system kardiovaskuler?

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk memahami anatomi system kardiovaskuler. 2. Untuk memahami fisiologis system kardiovaskuler. 3. Untuk memahami biofisika dari system kardiovaskuler. 4. Untuk memahami biokimia dari system kardiovaskuler.

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi System Kardiovaskuler 1. Anatomi Bagian Dalam Dan Luar Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah, jantung dan pembuluh darah. Jantung normal yang di bungkus oleh perikardium terletak pada mediastinum medialis dan sebagaian tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan di batasi oleh sternum dan costae 3,4 dan 5. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di sebelah kiri linea medsternum. Jantung terletak diatas diagfragma, miring kedepan kiri dan apeks kordis/ ictus cordis berada paling depan pada rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada intercosta sinistra 4-5 dekat linea midklavicular sinistra. Batas kraneal di bentuk oleh aorta asendens, arteri pulmonal, vena kava suferior. Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium, dan nutrisi seseorang. Pada bagian permukaan inferior (Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Bentuknya Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis. Berat jantung orang dewasa laki-laki 300350gr, berat jantung orang dewasa wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg BB dari berat badan ideal.

a. Anatomi Bagian Dalam

1) Atrium Kanan (right atrium) Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan mengalirkan darah dari vena-vena sirkulasi sistemis ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kakan melalui vena cava superior, inferior, dan sinus koronarius. Tidak terdapat katup-katup sejati yang memisahkan vena cava dan atrium kanan tetapi dipisahkan oleh lipatan katuup atau pita otot. Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut pactinatus. 2) Ventrikel kanan (right ventricle) Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung. Saat berkontraksi, ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat memompakan darah yang diterimanya dari atrium ke dalam sirkulasi pulmonal ataupun sirkulasi sistemis. Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik, yaitu bulan sabit yang berguna untuk menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis. Sirkulasi pulmonal merupakan system aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil pada alairan darah yang berasal

dari ventrikel kanan. Namun sirkulasi sistemis yang menerima darah dari ventrikel kiri merupakan system aliran darah bertekanan tinggi. Oleh karena itu, beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Akibatnya tebal dinding ventrikel kanan hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel kiri. Bagian dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung. Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri. 3) Atrium kiri (left atrium) Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenasi dari paru-paru melalui vena pulmonalis. Tidak terdapat katup sejati antara vena pulmonalis dan atrium kiri. Oleh karena itu, darah akan mengalir kembali kepembuluh paru-paru bila terdapat perubahan tekanan dalam atrium kiri (retrograde). Peningkatan atrium kiri yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru-paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid yang mempunyai dua daun katup. Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung. Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak. 4) Ventrikel kiri (left ventricle) Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemis dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending. Dari sini sebagian darah mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa

darah kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta desending. Cabang dari arkus aorta dan aorta desending membawa darah keseluruh tubuh. 5) Katup Atroventrikularis Katup artrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan ventrikel. Katup atrioventrikuler terdiri dari dua katup yaitu biskupid dan trikuspid, dan ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah dibanding tekanan atrium. Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda tendinea kendor. . Katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan ini mempunyai tiga buah daun katup yang disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup yang disebut katup mitral. Katup antrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastolic ventrikel (dilatasi) dan mencegah aliran balik pada fase sistolik ventrikel (kontraksi). Pada saat ventrikel kontraksi, tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel. 6) Katup Semilunaris Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu katup semilunar pulmonar dan katup semilunar aorta. Katup semilunar pulmonar terletak pada arteri pulmonaris, memisahkan arteri pulmonaris dengan ventrikel kanan. Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel. Pembukaan

katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh. b. Anatomi Bagian Luar

1) Lapisan Jantung a) Pericardium Pericardium merupakan suatu kantong fibroserous yang membungkus jantung dan terletak di dalam mediastinum medius. Pericardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung.dan memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum.Pericardium terdiri dari dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium. Febrous pericardium superficial adalah lapisan keras tidak elastis dan merupakan jaringan tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous pericardium mencegah peregangan berlebihan dari jantung,melindungi dan menempatkan jantung dalam mediastinum. Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis ,memberan yang halus yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lamina parietalis dan lamina viseralis. Lamina parietalis berupa lapisan mesotelium yang menempel pada permukaan dalam dari perikardium fibrosum dan lamina viseralis berupa lapisan mesotelium yang menutupi seluruh permukaan jantung sampai ke pembuluhpembuluh darah yang besar. Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan

visceral yang di sebut juga epicardium,yang menempel pada permukaan jantung ,antara lapisan parietal dan visceral terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sell pericardial untuk mencegah pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi. b) Miokardium Lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra bercabang menjadi arteri desendens anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dekstra memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan digafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi langsung ke dalam paru-paru. Susunan otot jantung (miokardium) : (1) Susunan otot atria : serabutnya sangat tipis , kurang teratur dan tersusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencangkup kedua arteria sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria beberapa serabut masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut- serabut berbentuk lingkaran. (2) Susunan otot ventrikel : membentuk bilik jantung yang dimulai dari cicin atrioventrikular sampai apeks jantung. (3) Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antar atrium dan vertikel. c) Endokardium Dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengikat terdiri atas jaringan endotel (selaput lendir yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminal terdapat sebuah lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava inferior yang terletak di depan muara vena inferior menuju ke sebelah tepi dan disebut fossa ovalis. Di antara atrium kanan dan vebtrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare. 2) Otot Jantung Otot jantung bersifat lurik dan involunter sehingga dapat berkontraksi secara ritmis dan otomatis. Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot khusus penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Otot jantung mempunyai miofibril-miofibril tertentu yang mengandung filamen aktin dan miosin, yang hampir identik

dengan filamen yang dijumpai di dalam otot rangka. Otot jantung bersifat saling sinsisium, artinya satu otot dengan otot lainnya saling berhubungan. Di otot jantung juga ditemukan daerah-daerah gelap yang menyilang serta-serat otot jantung yang disebut sebagai diktus interkalatus; namun sebenarnya diktus interkalatus sebenarnya merupakan membran sel yang memisahkan masing-masing sel otot jantung satu sama lainnya. Otot jantung hanya terdapat pada miokard (lapisan otot jantung) dan dinding pembuluh darah. 3) Permukaan (facies) Jantung a) Fasies sternokostalis : permukaan yang menghadap ke depan berbatasan denagn dinding depan toraks dibentuk oleh atrium kanan, ventrikel kanan dan sedikit ventrikel kiri b) Fasies dorsalis : permukaan jantung yang menghadap kebelakang , berbentuk segi empat, berbatasan dengan mediastinum posterior dan dibentuk oleh dinding atrium kiri sebagian atrium kanan dan sebagian kecil ventrikel kiri. c) Fasies diafragmatika : permukaan bagian bawah jantung berbatasan dengan sentrum tendium diafragma yang dibentuk oleh dinding vebtrikel kiri dan sebagian kecil ventrikel kanan. 4) Bagian Jantung a) Basis kordis : bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar (aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena cava superior). Basis kordis dibentuk oleh atrium kiri dan atrium kanan sedangkan posterior dibentuk oleh aorta desendens, esofagus, vena azigos, dan duktus torasikus setinggi vertebra torakalis ke 5 sampai ke 8. b) Apeks kordis : adalah bagian bawah jantung yang berbentuk kerucut tumpul. Bagian ini dibentuk oleh ujung ventrikel kiri dan dinding toraks dan ditutupi oleh paru- paru dan pleura kiri dan dinding toraks. 2. Sel Eksitabel Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.Atau sel yang peka terhadap rangsang (saraf dan otot)

a. Struktur dan Komposisi Membran Sel Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (t6yidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol. 1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat. 2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat. 3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol. Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam. b. Komposisi elektrolit Intrasel dan Ekstrasel Cairan intrasel maupun ekstrasel didalamnya terdapat elektrolit, unsur penting bagi tubuh selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen cairan tersebut berbeda. Kalium dan fosfat adalah elektrolit utama pada CIS, sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama CES. Natrium dan kalium berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan, dan fungsi sel saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida berperan dalam keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat elektrolit lain yang memiliki fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan dalam aktivitas enzim, pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel

saraf. Kekurangan elektrolit akan menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan elektrolit harus selalu tercukupi. Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam keadaan yang seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan dengan mengatur masukan dan keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh terutama melalui makan dan minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss) secara eksresi melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air dikendalikan oleh otak yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun konsentrasi elektrolit merangsang hipotalamus untuk mengurangi atau meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara mengatur rasa haus dan eksresi air melalui ginjal. c. Transportasi Elektrolit melalui Membran sel Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi oleh membrane. Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur molekul yang sama dengan membrane plasma yang terdiri atas molekul-molekul lemak dan protein. Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam sel dan cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga hanya dapat diamati dengan perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron. S. singer dan E. Nicolson (1972) mengemukakan teori tentang membrane sel yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair. Teori ini menyatakan bahwa membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun mozaik atau tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda fosfolipid (bilayer fosfolipid). Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer fosfolipid disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak air. Karena susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat semipermeable. Membrane sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari protein yang ekstrinsik yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi mengatur gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel. d. Potensial Membran

Potensial membran adalah tegangan melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).Semua sel memiliki tegangan melintasi membran plasmanya, di mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida ekstraseluler disebabkan oleh distribusi anion dan kation pada sisi membran yang berlawanan yang tidak sama.Potensial membran bertindak seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi lalu lintas semua substansi bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu negatif dibandingkan dengan di luarnya, potensial membran ini mendukung transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel. Dengan demikian, dua gaya menggerakkan difusi ion melintasi suatu membran: gaya kimiawi (gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial membran pada pergerakan ion). Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion ini disebut gradien elektrokimiawi. Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi potensial membran dan sel itu sendiri, sebagai conthnya, depolarisasi dari membran plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel yang terprogram)

3. Pembuluh Darah Pembuluh ini berbentuk bulat, dengan ukuran berbeda-beda, dan berdiameter antara 0,01 mm hingga 10 mm. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Ketiga pembuluh darah tersebut selalu berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu sistem. Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya. Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal. Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (vaskuler). Secara umum pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika adventisia, tunika media dan tunika intima. Tunika adventisia merupakan lapisan paling luar berupa jaringan ikat yang kuat. Tunika media merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot polos. Tunika intima membentuk dinding dalam

dari pembuluh darah terdiri dari sel-sel endotel. Celah antara sel-sel endotel membentuk poripori pembuluh darah. a. Arteri Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil saat diastol. b. Arteriola Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya menyebabkan perubahan besar pada resistensi. c. Kapiler Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Fungsi kapiler adalah : 1) Penghubung arteri dan vena 2) Tempat terjadinya pertukaran zat 3) Absorbsi nutrisi pada usus 4) Filtrasi pada ginjal 5) Absorbsi sekret kelenjar d. Venula

Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. e. Vena Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh. 4. Pembuluh Limfe a. Anatomi Sistem Limfatik Jalinan pembuluh limfe terdiri dari tiga ruangan utama. Kapiler limfe merupakan tempat absorpsi limfe seluruh tubuh. Kapiler-kapiler ini bermuara kedalam pembuluh pengumpul yang melewati ekstremitas dan rongga tubuh, yang kemudian bermuara kedalam sistem vena melalui duktus torasikus. Pembuluh pengumpul secara periodik diselingi oleh kelenjar limfe, yang menyaring limfe dan terutama melakukan fungsi imunologi. Kapiler limfe serupa dengan kapiler darah, kecuali bahwa membran basalis tidak begitu tegas. Telah diketahui adanya celah besar antara sel endotel pembuluh limfe yang berdekatan, sehingga partikel sebesar eritrosit dan limfosit bisa berjalan melaluinya. Jaringan tertentu tampaknya tidak mempunyai pembuluh limfe.Keseluruhan epidermis, sistem saraf pusat, selubung mata dan otot, kartilago dan tendon tidak mempunyai pembuluh limfe. Dermis kaya akan pembuluh limfe yang mudah dikenal dengan penyuntikan intradermis zat warna tertentu. Pembuluh tanpa katup ini berhubungan dengan pembuluh pengumpul pada sambungan dermissubkutis. Pembulu limfe superfisialis ekstremitas terdiri dari beberapa saluran berkatup yang terutama melewati sisi medial ekstremitas ke arah lipat paha atau aksila, dimana saluran ini berakhir dlam satu kelenjar limfe atau lebih. Pembuluh ini mempertahankan kaliber yang seragam waktu naik dan sering berhubungan satu sama lain melalui cabang yang menyilang. Sistem pembuluh limfe profunda yang terpisah juga terdapat pada ekstremitas. Jalinan ini mengikuti dengan dengan rapat jalur vaskular utama profunda terhadap fasia otot. Pada individu normal, ada sedikit (jika ada) hubungan antara dua sistem. Pembuluh limfe mempunyai struktur yang serupa dengan pembuluh darah dengan adventisia berbatas tegas,

suatu media yang mengandung sel otot polos dan suatu intima. Pembuluh ini juga dipersarafi dan, telah diamati adanya spasme maupun kontraksi alamiah berirama. Kelenjar limfe secara periodik diselingi di seluruh perjalanan saluran limfe pengumpul. Masing-masing kelenjar limfe bisa mempunyai beberapa saluran limfe eferen yang masuk melalui kapsul. Kemudian limfe memasuki sinus, membasai daerah korteks dan medula, dan keluar melalui saluran eferen tunggal. Daerah korteks terutama mengandung limfosit, yang tersusun dalam folikel yang dipisahkan oleh perluasan trabekular kapsula ini. Di dalam folikek terdapat sentrum germinativum diskrit. Medula bisa mengandung makrofag dan sel plasma maupun limfosit, dan sel-sel ini dianggap dalam keseimbangan dinamik di dalam kelenjar limfe. Tiap kelenjar limfe juga mempunyai supali saraf dan vaskular yang terpisah, dan sekarang sudah diketahui bahwa interaksi pembuluh limfe-vaskular bisa timbul di dalam kelenjar limfe. Saluran limfe ekstremitas bawah dan visera bersatu untuk membentuk sisterna kili dekat aorta di dalam abdomen atas. Struktur terakhir ini berjalan melalui diafragma untuk menjadi duktus torasikus. Di dalam dada, duktus ini menerima pembulu limfe visera totem vena melalui persatuan dengan vena subklavia sisnistra. Uktus limfatikus dekstra yang terpsah, memberikan drainase untuk ekstremitas kanan atas dan leher serta memasuki vena sublavia dekstra. b. Fisiologi Sistem Limfatik Sirkulasi limfe merupakan proses yang rumit dan sulit dipahami. Satu fungsi utama sistem limfe adalah untuk berpartisipasi dalam pertukaran kontinyu cairan interstial merupakan filtrat plasma yang memnyilang dinding kapiler dan kecepatan pembentukannya tergantung pada perbedaan tekanan di antara membran ini. Pappenhimer dan soto-rivera mendukung konsep bahwa pori-pori kapiler adalah kecil dan hanya permeabel sebagian bagi molekul besar seperti protein plasma. Molekul besar ini yang tertangkap di dalam kapiler menimbulkan efek osmotik yang cenderung menjaga volume cairan di dalam ruang kapiler. Sehingga pertukaran cairan antara kapiler dan ruang interstiasial tergantung pada empat faktor : tekanan hidrostatik di dalam kapiler dan di dalam ruang interstiasial serta tekanan osmotik di dalam dua ruangan ini. Tekanan onkotik plasma normal sekitar 25 mmHg, sementara tekanan onkotik cairan interstisial hanya kira-kira 1 mmHg. Tekanan hidrostatik pada ujung arteiola kapiler diperkirakan 37 mmHg. Dan pada ujung vena 17 mmHg. Tekanan Hidrostatik cairan interstisial bervariasi dalam jaringan yang berbeda sebesar

2mmHg dalam jaringan subkutis dan +6 mmHg di dalam ginjal. Ada aliran bersih cairan keluar dari kapiler ke dalam ruang interstisial pada ujung arteriola yang bertekanan tinggi dari suatu kapile, dan aliran bersih ke dalam pada ujung venula ( gambar 1 ). Normalnya aliran keluar bersih melebihi aliran masuk bersih dan cairan tambahan ini kembali ke sirkulasi melalui pembuluh limfe. Aliran limfe noramal 2 samapi 4 liter perhari. Kecepatan aliran sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor lokal dan sistemik, yang mencakup konsentrasi protein dalam plasma dan cairan interstisial, hubungan tekanan arteri dan vena lokal, serta ukuran pori dan keutuhan kapiler. Tenaga pendorong limfe juga merupakan proses yang rumit. Saat istirahat, kontraksi intrinsik yang berirama dari dinding duktus pengumpul dianggap mendorong limfe ke arah duktus torasikus dalam bentuk peristeltik. Kontraksi otot rangka aktif , menekan saluran limfe dan karena adanya katup yang kompeten dalam saluran limf, maka limfe di dorong ke arah kepala. Peningkatan tekan intraabdomen akibat batuk atau mengejan, juga menekan pembulu limfe, mempercepat aliran limfe ke atas. Perubahan fasik dalam tekanan intratoraks yang berhubungan dengan pernafasn, membentuk mekanisme pompa lain untuk mendoong limfe melalui mediastitinum. Aliran darah yang cepat dalam vena subklavia bisa menimbulkan efek siphon pada duktus torasikus.

B. Fisiologi System Kardiovaskuler 1. Hemodinamika Jantung Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium

kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi sistemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah. 2. Elektrofisiologi Jantung Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium dan kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung. Ada 3 ion yang mempunyai fungsi penting dalam elektrofisiologi sel , yaitu kalium (K), Natrium (Na) , dan Kalsium (Ca). Ketiga ion tersebut adalah kation intra sel yang dominan, sedangkan konsentrasi natrium dan kalsium tertinggi pada lingkungan ekstrasel. Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar yang bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi. Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi.sel otot jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetengganya mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik eksternal).depolarisasi sebuah sel sisrem hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium. Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium. Setelah influks natrium cepat ke dalam sel selama depolarisasi,permeabilitas membran sel terhadap kalsium akan berubah,sehingga memungkinkan ambilan kalsium ke dalam sel. Influks kalsium,yang terjadi selama fase plateau repolarisasi,jauh lebih lambat dibandingkan natrium dan berlangsung lebih lama. Interaksi antara perubahan voltase membran dan kontraksi otot di nbamkan kopling elektromekanikal. Otot jantung, tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung dari kontraksi berkepanjangan (tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak. Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi cairan interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada

komposisi darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal sel. 3. Mekanisme Jantung Sebagai Pompa Pada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik ventrikel dekat akhir gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan perubahan tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa istilah tekanan sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi yang dicapai selama sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik merujuk pada tekanan terendah selama diastolik. Daya Pompa Jantung Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan memompa 70ml setiap denyut (volume denyutan adalh 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150ml yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Setiap menit sejumlah volume yang sama kembali dari vena ke jantung. Akan tetapi bila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginua dengan daya pompa jantung maka terjadi payah jantung. Vena-vena dekat jantung membengkak berisi darah, sehingga tekanan dalm vena naik. Dan bila keadaan ini tidak sempat ditangani akan terjadi odema 4. Pembuluh Darah Arteri, Vena, dan System Kapiler

a. Arteri Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke 88seluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari 3 lapisan yaitu : 1) Tunika intima/interna. Lapisan yang paling dalam sekali yang berhubungan dengan darah dan terdiri dari dari jaringan endotel. 2) Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastis dan termasuk otot polos. 3) Tunika eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri. 1) Sirkulasi Aorta Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar, keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asenden, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra turu sepanjang kolumna vertyebralis, dan menembus diafragma turun ke abdomen. Jalan aorfta terdiri dari 3 bagian yaitu Aorta asendens, arkus aorta, dan aorta desenden.

a) Aorta Ascendens Aorta Asendens muncul pada basis ventrikel kiri berjalan ke atas dan ke depan, panjangnya kira-kira 5cm, mempunyai 2 cabang, yaitu arteri koronaria dekstra dan arteri koronaria sinistra. (1) Arteri koronaria dekstra berasal dari sinus anterior. Aorta memberikan darah untuk belahan jantung sebelah kanan untuk menghidupi sel-sel otot miokardium. (2) Arteri koronaria sinistra memberikan darah untuk jantung sebelah kiri yang berasal dari sinus posterior aorta untuk menghidupi otot lapisan miokardium. b) Arkus Aorta Arkus Aorta merupakan lanjutan dari aorta asendens yang melengkung kea rah kiri, terletak di belakang manubrium sterni, berjalan keatas, ke belakang, dank e kiri depan trakea kemudian berjalan kebawah sebelah kiri trakea setinggi angulus sterni. Arkus aorta mempunyai cabang, yaitu aorta brakhiosefalika, aorta subklafia sinistra, dan aorta karotis komunis sinistra. Bagian yang melengkung kearah kiri di depan trakea sedikit turun ke bawah sampai ke vertebrae torakalis ke-4. Arkus aorta mempunyai 3 cabang, yaitu arteri anonima, arteri karotis komunis sinistra, dan arteri subklavia sinistra. (1) Arteri Anonima merupakan arteri terbesar setelah arkus aorta yang mempunyai cabang arteri karotis komunis dekstra yang memberikan darah untuk anggota gerak atas kanan. (2) Arteri karotis komunis sinistra memberikan darah untuk kepala. (3) Arteri Subklavia Sinistra memberikan darah untuk anggota gerak atas kiri. c) Aorta Descenden Aorta Desenden merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari vertebr ae torakalis ke-4 sampai vertebrae lumbalis ke-4. Aorta berjalan di sebelah kiri korpus vertebrae setinggi angulus sterni kemudian berjalan ke bawah mediasstinum vertebrae ke-12 melewati hiatus aortikus diafragma digaris tengah dan berlanjut ke bawah sampai lumbalis ke-4. (1) Aorta Torakalis

Aorta torakalis merupakan lanjutan dari arkus aorta di sebelah kiri tepi bawah korpus vertebrae torakalis ke-12 yang memberikan darah untuk rongga dada, terdapat di depan ruas- ruas tulang punggung. Dibelakang aorta torakalis terdapat kolumna vertebralis cabang-cabangnya antara lain rongga toraks dan dinding toraks. Arteri yang paling besar di dalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm, arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruh tubuh yang disebut arteriol yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir di dalamnya tetapi hanya untuk tunika intima, sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum. Disamping itu arteri dapat mengecil dan melebar (kontriksi dan dilatasi) disebabkan pengaruh saraf dari susunan saraf otonom yang disebut vasomotor (vasodilator dan vasokonstruktor).

b. Vena Merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernapasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis, vena-vena ini juga mempunyaicabang-cabang yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler. 1) Vena yang masuk ke jantung a) Vena Kava Superior, merupakan vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang di bentuk oleh persatuan dua vena brakhiosefalika yang masuk ke dalam. atvium dektra. Vena azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke pericardium.

b) Vena kava inferior, menerima darah dari alat-alat tubuh bagian bawah, menembus sentrum tendineum setinggi vertebrae thorakalis, dan masuk ke bagian terbawah atrium dekstra. c) Vena Pulmonalis. Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa darah teroksigenasi (banyak mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra. 2) Vena yang bermuara pada vena kava superior Vena yang berawal tepat di belakang angulus mandibulare dan menyatu dengan vena aurikularis posterior lalu turun melintasi m.sternoklaido mastoideus tepat di atas clavikula dan menembuh fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke vena sublavia. Cabangcabangnya yaitu : vena aurikularis posterior, vena retromandibularis menerima darah dating dari mandibularis, vena jugularis eksterna posterior yang mengurus bagian kulit kepala dan leher bergabung dengan vena jugularis eksterna, vena supraskapularis menerima darah dari otot bahu bagian atas, dan vena jugularis anterior, berawal tepat di bawah dagu, menyatu turun ke leher diatas insisura jugularis, berjalan ke bawah m.sternoklaidomastoideus dan mencurahkan isisnya ke vena jugularis eksterna. 3) Vena kulit kepala a) Vena trokhlearis dan vena supraorbitalis, menyatu pada tepi medial orbita membentuk vena fasialis. b) Vena temporalis supervisalis, bercabang dengan vena maskilaris dalam substansi glandula parotis membentuk vena retromandibularis. c) Vena aurikularis posterior, bergabung vena retromandibularis dibawah grandula parotis membentuk vena jugularis eksterna. d) Vena oksipitalis, bermusara ke dalam pleksus venosus suboksipitalis dan mencurahkan isinya ke dalam vena vertebralis, vena oksipitalis dan vena jugularis interna. Vena kulit kepala bebas beranastomosis dengan sinus vena-vena intracranial. 4) Vena yang ada di wajah a) Vena fasialis, terbentuk pada sudut medial mata, menyatu dengan vena supraorbitalis dan vena supratroklearis, dan berhubungan dengan vena oftalmika superior melalui vena supraorbitalis dengan perantara vena oflatmika superior, vena fasialis di hubungkan dengna sinus kavernosus. Vena ini menyilang di atas glandula submandibular dan bermuara ke dalam vena jugularis.

b) Vena profunda fasialis bergabung dengan sinus kavernosus melalui vena oftalmika superior. c) Vena transversa fasialis bergabung dengan vena temporalis superfisialis di dalam glandula parotis. d) Vena pterigoideus merupakan jalinan vena yang mengelilingi m.pterigoideus menampung vena-vena sesuai dengan cabang-cabang maksilaris yang bermuara kedalam vena maksilaris, vena fasilaris, vena lingualis, dan vena oftalmika superior. e) Vena maksilaris bergabung vengan vena fasialis melalui vena fasialis profunda, bergabung dengan vena temporalis superfisialis membentuk vena retro mandibularis. f) Vena fasualis, meninggalkan wajah, menyilang margo inferior korpus mandibularis, bergabung dengan retromandibularis, dan bermuara ke dalam vena jugularis interna. g) Vena lingualis, bergabung dengan vena profunda linguae membentuk vena komitans dan bermuara pada vena jugularis interna. h) Vena oftalmika superior berhubungan dengan vena fasialis, vena oftalmika inferior bergabung melalui visura orbitalis inferior dan bermuara ke dalam sinus kavernosus. 5) Vena tonsil dan palatum. Vena palatine eksterna turun dari palatum mole bergabung dengan pleksus venosus varingeus menembus m. konstiktor faringeus superior bergabung dengan vena palatine, vena faring dan vena fasialis. Vena ini bermuara ke pleksus venosus faringeus dan bermuara ke jugularis interna. 6) Vena pada punggung. Vena pada punggung memberikan darah dari struktur punggung membentuk pleksus majemuk yang tersebar sepanjang kolumna vertebralis dari cranium sampai ke koksigis. a) Pleksus venosus vertebralis eksternus terletak diluar kolumna vertebralis dan mengelilinginya. b) Pleksus venosus vertebralis internus terletak didalam kanalis vertebralis. Kedua pleksus ini saling berhubungan dengan vena-vena leher, toraks, dan pelvis. Pada bagian atas berhubungan dengan sinus oksipitalis dan basilaris dalam kavum kranii. Pleksus internus bermuara pada vena intervertebralis, interkostalis, lumbalis dan sakralis. 7) Vena yang bermuara ke vena kava interna a) Vena torasika interna, bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan mengalirkan darah ke vena brakhiosefalika.

b) Vena dinding anterior dan lateral abdomen. Darah vena dikumpulkan ke jalinan venavena dari umbilicus dan dailirkan ke vena aksilaris melalui vena torakalis lateralis dank e bawah vena femoralis melalui vena epigastrika superfisialis. c) Vena safena magna menghubungkan jalinan vena melalui umbilicus sepanjang ligamentum terres hepatis ke vena porta dan membentuk anastomosis vena porta dengan vena sistemik yang penting. d) Vena epigastrika superior, vena epigastrika inferior, dan vena sirkum fleksa ileum profundus mengalirkan darah ke vena iliaka eksterna. e) Vena interkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigos dan lumbalis mengalirkan darah ke vena kafa inferior. 8) Vena lambung. Vena yang mengalirkan darah ke sirkulasi portal vena gastric sinistra dan vena gastrika dekstra langsung ke vena porta. Vena gastroepiploika sinistra lalu bermuara ke vena lienalis dan vena gastroepiploika dekstra bermuara ke vena mesenterika superior. Vena dinding posterior abdomen. Vena kava inferior mengalirkan sebagian besar darah dari tubuh di bawah diafragma ke atrium kanan jantung. Dibentuk oleh persatuan vena iliaka kommunis dan berjalan ke atas sisi kanan aorta menembus sentrum tendinium diafragma setinggi vertebrae torasika ke-8, memasukan darahnya ke atrium kanan jantung, dan menerima cabang dari vena mesenterika inferior, vena lienalis, vena mesentrika superior, dan vena porta. a) Vena mesentrika inferior merupakan cabang dari sirkulasi portal mulai pertengahan anus vena rektalis superior berjalan ke atas anus bersatu dengan vena lienalis di belakang pancreas, menerima cabang sesuai dengan cabang arterinya. b) Vena lienalis : cabang dari sirkulasi portal mulai dari hilus limpa oleh persatuan vena gastrika dan vena gastroepiploika berjalan ke kanan dalam ligamentum lienorenalis berjalan ke belakang pancreas bersatu dengan vena mesentrikan superior untuk membentuk vena porta, vena mesenterika inferior dan vena dari pancreas bermuara pada vena lienalis. c) Vena mesentrika superior merupakan cabang dari sirkulasi portal, mulai dari perbatasan ileosekalisberjalan ke atas dinding posterior abdomen dan dalam pangkal mesenterium usus halus bersatu dengan vena lienalis untuk membentuk vena porta.

d) Vena porta merupakan vena yang penting, panjangnya 5 cm, di bentuk di belakang pancreas oleh persatuan vena mesenterika superior dan vena lienalis.vena porta berjalan ke atas dan kanan duodenum dan masuk ke omentum minus. Sirkulasi portal mulai sebagai pleksus kapiler dalam organ yang merupakan tempat darah dialirkan ke luar berakhir dengan pengosongan darahnya ke dalam siunusoid dalam hati. Vena porta mengalirkan darah dari pencernaan bagian bawah esophagus sampai pertengahan atas anus, dari pancreas, kandung empedu, duktus koledukus, dan limpa. 9) Anastomosis portal sistemik Dalam keadaan normal, vena porta melewati hati dan masuk ke vena kava inferior. Sirkulasi portal merupakan sirkulasi sistemik melewati vena hepatica, hubungan lain apabila jalan langsung terhambat. 10) Anastomosis portal sistemik Sepertiga bawah esophagus. Ramus esofagea dari vena gastrika sinistra (cabang vena porta) beranastomosis dengan vena esofagea mengalir ke vena azigos. a) Pertengahan atas anus vena rektalis superior (cabang vena porta), mengalirkan darah dari setengah atas anus beranastomosis dengan vena rektalis media dan inferior merupakan cabang dari vena iliaka interna dan vena pudenda. b) Vena paraumbilikus, menghubungkan cabang kiri vena porta dengan vena superfisialdi dinding anterior abdomen, berjalan dalam ligamentumfalsiformi dan ligamentum terres hepatis. c) Vena-vena kolon asendens, desendens, duodenum, pancreas, dan hati (cabang vena porta), beranastomosis dengan vena renalis, vena lumbalis dan vena frenika. d) Vena ovarika, berasal dari ovarium setinggi vertebra lumbalis ke-1 dan mengalirkan darah ke vena kava inferior. 11) Vena dinding pelvis a) Vena Iliaka eksterna, mulai dari belakang ligamentum inguinal sebagai lanjutan vena Femorlis, berjalan sepanjang sisi media a. Femoralis bersatu dengan vena Iliaka interna untuk membentuk vena Iliaka kommunis menerima darah dari vena Epigastrika inverior dan vena Sirkumfleksa ilium profundus. b) Vena Iliaka interna, terbentuk dari penggabungan cabang-cabang a. Iliaka interna, vena Vaginalis, dan venaudenda interna yang berjalan ke atas bersatu dengan vena Iliaka eksterna membentuk vena Iliaka kommunis.

c) Vena Sakralis media bermuara pada vena Iliaka kommunis sinistra. 12) Vena anggota gerak bawah a) Vena Superfisialis tungkai bawah adalah vena Safena magna dan vena parva yang berjalan ke atas dengan cabangnya. b) Vena Safena magna mengangkut darah dari ujung medial arkus venosus dorsalis pedis berjalan naik di depan maleolus medialis berjalan ke belakang lutut melalui sisi medial paha pada fasia profunda bergabung dengan vena Femoralis, berhubungan dengan vena Safena parva berjalan ke belakang lutut. Vena Perforans menghubungkan vena Safena magna dengan vena Profunda sepanjang sisi medial betis. Pada hiatus safenus di fasia profunda, vena Safena magna mempunyai cabang tiga, yaitu: (1) vena Sirkumfleksa ilium superfisialis, (2) vena Epigastrika superfisialis, dan (3) vena Pudenda interna superfisialis c) Vena Aksesoria bergabung dengan vena utama dan pada pertengahan paha bermuara pada vena Safena. d) Vena Safena parva. Vena ini banyak memiliki katup, timbul dari bagian lateral arkus venosus dorsalis pedis, naik ke belakang maleolus lateralis, menembus fasia profunda, berjalan di antara m. Gastroknemius bagian bawah fossa poplitea, dan berakhir dalam venapoplitea. vena ini memiliki cabang-cabang, yaitu: (1) vena Kommunikantes dengan profunda pedis dan (2) Cabang- cabang anastomotik yang bergabung dengan venasafena magna. e) Vena Poplitea dibentuk oleh penyatuan vena kommunikantes dari a.tibialis anterior dan posterior pada batas bawah m. Popliteus yang terletak pada sisi lateral dan berjalan melalui lubang m.adduktor magnus menjadi vena Femoralis. f) Vena Femoralis merupakan lanjutan dari vena poplitea menaiki paha pada sisi lateral, berakhir pada sisi medial dan meninggalkan paha berjalan ke belakang ligamentum inguinal menjadi vena Iliaka eksterna. Vena ini memiliki cabang-cabang,yaitu:
(1) (2) (3)

vena Safena magna, vena Sirkumfleksa, dan vena Pudenda eksterna.

g) Vena Obturatoria menampung cabang-cabang dari a. Agturatoria dan mencurahkan isinya ke dalam vena Iliaka interna.

c. System Kapiler Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler adalah rambut, kuku dan tulang rawan. Fungsi kapiler antara lain : 1) Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena. 2) Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan. 3) Mengambil hasil-hasil dari kalenjar. 4) Menyerap zat-zat makanan yang terdapat di usus. 5) Menyaring darah yang terdapat di ginjal. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karenanya secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya sangat tipis maka plasmanya dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel. 5. Tekanan Darah dan System Regulasi Pusat kardiovaskuler di otak berada di formasio retikularis dan terletak di medula oblongata bagian bawah dan pons. Impuls yang berkaitan dengan tekanan darah diintegrasikan disini. Apabila terjadi perubahan tekanan darah, maka pusat kardiovaskuler mengaktifkan sistem saraf otonom, sehingga terjadi perubahan stimulasi simpatis dan parasimpatis ke jantung dan selanjutnya akan terjadi perubahan stimulasi simpatis ke seluruh sistem pembuluh darah. Faktor faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer, dan volume atau aliran darah. Kontrol terhadap tekanan darah bergantung pada sensorsensor yang secara terus menerus mengukur tekana darah dan mengirim informasinya ke otak. Otak mengintergrasikan semua informasi yang masuk dan berespon dengan mengirim rangsangan eferen ke jantung dan sistem pembuluh melalui saraf-saraf otonom. Berbagai hormon dan mediator kimiawi lokal berperan dalam mengontrol tekanan darah.

C. Biofisika Dari System Kardiovaskuler 1. Listrik Jantung

Sumber daya gerak jantung sangat bergantung pada kemampuan kerja dari sekelompok sel yang mampu menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang cukup untuk membuatnya terus bergerak. Sel-sel ini menghasilkan impuls listrik yang kemudian diteruskan oleh sel-sel penggerak yang tersebar dipermukaan jantung dan hingga membuatnya berdenyut. Sel-sel ini disebut Sinoatrial node (SA node) yang terdapat di Atrium sebelah kanan. Selain memiliki SA node, jantung juga memiliki serabut-serabut khusus yang mendistribusikan tenaga listrik pada jantung dilakukan. Perjalanan aliran listrik pada jantung adalah sebagai berikut : Impuls listrik meninggalkan SA node menuju Atrium kanan dan kiri. hingga kedua atrium bisa berkontraksi dalam waktu yang sama. Proses ini memakan waktu 0,4 detik. Pada saat Atrium kanan dan kiri berkontraksi, ventrikel akan terisi darah Impuls lstrik kemudian kembali mengalir ke Atrioventricular Node (AV node) yang kemudian disebarkan ke kumpulan serabut yang berada disebalah kanan dan kiri jantung sampai ke serat Purkinje yang berada di Ventrikel kanan dan kiri jantung hingga membuat kedua Ventrikel berkontraksi bersamaan. Seluruh jaringan listrik pada jantung mampu menghasilkan impuls listrik. Namun SA node memiliki kemamapuan yang paling besar. Apabila SA node gagal untuk menghasilkan impuls, maka fungsinya bisa saja digantikan oleh jaringan lainnya, meskipun impllsnya cenderung lebih rendah. Pencetus listrik pada jantung memang mampu mengakomodir kebutuhan jantung untuk mampu berkontraksi terus dalma rentang waktu yang panjang. Terdapat serabut syaraf yang mampu mengubah arus listrik yang dihasilkan serta membuat perbuahan pada kekuatan kontraksi jantung. Syaraf yang dimaksud adalah bagian dari susunan syaraf otonom. Susunan syaraf otonom sendiri terdiri dari dua bagian : Sistim Syaraf Simpatik dan Sistim Syaraf Parasimpatik. Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Prinsip utama belajar EKG adalah mengetahui anatomi fisiologi jantung, dan persyarafan jantung sehingga pada saat belajar EKG sudah dapat membayangkan keadaan jantung. Pada dasarnya EKG terdiri dari banyak gelombang, yang tiap gelombang mewakilkan satu denyut jantung (satu kali aktifitas listrik jantung). Lihat gambar satu gelombang EKG berikut :

a. Titik P mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan atau kontraksi pada atrium jantung (dextra & sinistra) b. Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan atau kontraksi (listrik) pada ventrikel jantung (dextra & sinistra) c. Sedangkan titik T berarti relaksasi pada ventikel jantung.

2. Konduksi Jantung

Impul berjalan : dari atrium, impuls diteruskan ke Simpul AV melalui internodal fiber. Di dalam Simpul AV, impuls mengalami penundaan sekitar 100 ms yang fungsinya memberikan waktu kepada atrium untuk menyelesaikan kontraksinya sebelum ventrikel

mulai berkontraksi. Dari Simpul AV, impuls diteruskan ke Bundle of His, ke Left dan Right Bundle branches, dan menyebar ke seluruh dinding ventrikel melalui Purkinje fibers. Menyebarnya impuls ke seluruh dinding ventrikel membuat ventrikel mengalami depolarisasi yang kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikel. Setelah itu proses berulang kembali dimulai dari Simpul SA. Jantung berfungsi memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh tubuh. Cara jantung memompa darah adalah dengan melakukan kontraksi secara bergantian antara atrium dan ventrikel, dengan irama yang teratur dan terus menerus sepanjang hidup. Bekerjanya jantung didukung oleh dua sistem yang ada dalam jantung yaitu sistem kontraksi dan sistem konduksi. Komponen-komponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari sino-atrikular node (SA node), atrio-ventrikular node (AV node), bundle His, cabang kiri-kanan bundel, dan system purkinje. a. SA Node ( Sino-Atrial Node ) Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Simpuls SA merupakan kepingan berbentuk sabit yang berdiameter 3-5 mikro. Tetapi serabut SA berhubungan langsung dengan atrium sehingga setiap potensial aksi yang mulai pada simouls SA segera menyebar ke atrium. Serabut sino-atrial berbeda dengan otot jantung lainnya, hanya mempunyai potensial membrane istirahat -55 milivolt sampai -60 milivolt dibandingkan dengan -85 sampai -95 milivolt pada sebagian besar serabut lainnya. Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane yang mudah ditembus ion natrium. b. AV Node (Atrio-Ventricular Node) Terletak diatas katup trikuspid. Potensial aksi dari SA Node menyebar ke seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpuls AV. Penghantar dalam otot atrium lebih cepat berjalan langsung dari simpuls SA ke simpuls AV dan menghantarkan impuls jantung dengan kecepatan 0,45-0,6 m/detik. Lintasan ini yang dinamakan lintasan intermodal. Sel dalam AV node mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih rendah dari SA node

yaitu 40-60x/menit. Maka dari itu, SA node menguasai impuls lebih tinggi sehingga disebut Pressmaker dalam bunyi jantung. c. Berkas His Terletak di septum interventrikular dan bercabang dua, yaitu cabang berkas kiri (left bundle branch) dan cabang berkas kanan (right bundle branch). Setelah melewati kedua cabang ini impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye. d. Serabut Purkinye Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40x/menit.

Sistem konduksi berfungsi mengatur kerja jantung melalui sistem kontraksi. Cara pengaturan kerja jantung dapat diuraikan sebagai berikut. Simpul SA membangkitkan impuls dengan rate normal sekitar 70 bpm (beat per menit). Impuls ini melalui bachmanns bundle disebarkan ke seluruh dinding atrium, sehingga membuat sel-sel dalam dinding atrium mengalami depolarisasi. Depolarisasi pada atrium ini kemudian diikuti oleh kontraksi atrium. a. Depolarisasi Merupakan rangsang listrik yang menimbulkan kontraksi otot. Respon mekanik dari fase depolarisasi otot jantung adalah adanya sistolik. b. Repolarisasi Merupakan fase istirahat/relaksasi otot, respon mekanik depolarisasi otot jantung adalah diastolik. 3. Viskositas Pembuluh Jantung Viskositas darah sebagian besar tergantung pada hematokrit (Ht), yaitu persentase sel-sel darah merah berbanding dengan seluruh pembuluh darah. Klien dengan Ht 40% berarti 40% dari

volume darahnya merupakan sel-sel darah dan sisanya plasma. Ht normal untuk laki-laki kurang lebih 42% sedangkan wanita kurang lebih 38%. Semakin banyak sel-sel darah di dalam darah maka Ht semakin tinggi dan semakin banyak gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah. Gesekan ini yang menentukan viskositas darah. Viskositas pada darah normal adalah sekitar tiga kali lebih besar daripada viskositas air hal ini terutama karena sebagian besar sel darah merah tersustensi dalam darah. Masing-masing factor ini menimbulkan pergesekan antar sel-sel yang berdekatan dan terhadap dinding pembuluh darah. Viskositas dara meningkat secara drastis dengan meningkatkan hematokrit. Viskositas darah lengkap pada hematokrit normal adalah sekedar 3, hal ini berarti diperlukan tekanan tiga kali lebih besar untuk mendorong darah lengkap seprti mendorong air melalui pembuluh darah yang sama. Viskositas darah meningkat sepuluh kali lebih besar daripada air dan alirannya dalam pembuluh darah menjadi sangat terhamabat. Faktor lain yang mempengaruhi viskositas darah adalah konsentrasi protein plasma dan jenis protein dalam plasma, tapi pengaruhnya kurang begitu penting dibandingkan hematokrit. Ada 3 faktor lain yang juga mempengaruhi viskositas darah pada pembuluh darah halus adalah : a. Aliran pada pembuluh darah yang sangat halus menunjukkan pengaruh kekentalan yang kurang di bandingkan pada pembuluh darah besar.pengaruh ini di sebut Fahrehaus Linguist Effect. Ini mulai tampak bila diameter pembuluh <1,5 mm, efek tersebut sangat nyata dan viskositas secara teoritis mungkin menjadi 0,5 dari pada viskositas di pembuluh darah besar. Pengaruh Fahrehaus Linguist Effect ini di sebabkan oleh karena cara mengalir darah di dalam pembuluh yang halus. b. Viskositas darah meningkat derastis bila kecepatan aliran darah menurun. c. Sel-sel seringkali berhanti mengalir di pembuluh darah halus. Bila ini terjadi, aliran darah berhenti total untuk beberapa detik atau lebih; akibatnya viskositas meninggkat. Peningkatan hematokrit mwenyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun dipembuluh yang diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah lebih sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di pembuluh besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh kecil. Oleh sebab itu perubahan nettoviskositas persatuan perubahan hematokrit jauh lebih kecil ditubuh dibandingkan perubahannya secara invitro.

D. Biokimia Dari System Kardiovaskuler

You might also like