You are on page 1of 1

ABSTRAKSI

WAHYU HIDAYAT, NPM : 07.11.1001.7311.127, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945, Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Samarinda, Agustus 2011, Evaluasi Simpang Tak Bersinyal Daerah Sekitar Jembatan II di Kota Samarinda, Dosen Pembimbing I : Sahrullah.,ST.,MT dan Dosen Pembimbing II : Rosa Agustaniah.,ST.,MT.
Persimpangan merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan karena terjadinya konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya maupun antara kendaraan dengan pejalan kaki, oleh karena itu menjadi aspek yang penting dalam pengendalian lalulintas. Kinerja suatu simpang merupakan faktor utama dalam menentukan penanganan yang paling tepat untuk mengoptimalkan fungsi simpang. Simpang tak bersinyal secara formil dikendalikan oleh aturan dasar lalulintas Indonesia yaitu memberikan jalan kepada kendaraan dari kiri. Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja suatu simpang tak bersinyal terdiri atas kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian. (MKJI, 1997). Ada 2 (dua) persimpangan tak bersinyal berdekatan yang dihubungkan dengan jembatan di Kota Samarinda yaitu persimpangan Jalan P. Hidayatulah Jalan Muso Salim Jalan P. Suriansyah Jembatan II dan persimpangan Jalan Jelawat Jalan Otto Iskandar Dinata Jalan Pesut Jembatan II merupakan persimpangan yang banyak dilalui oleh kendaraan sepeda motor, kendaraan ringan dan kendaraan berat karena daerah ini merupakan kawasan bisnis dan salah satu jalan penghubung untuk penduduk yang bermukim di daerah sekitar kecamatan samarinda Ilir. Persimpangan ini melewati Jembatan II dan banyaknya pedagang berjualan dan kendaraan roda dua parkir di persimpangan, sehingga ini sering terjadi kemacetan pada jam-jam sibuk dan menimbulkan konflik lalulintas (Interlocking). Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibuat rumusan masalah yaitu Bagaimana ukuran kinerja lalulintas simpang tak bersinyal yang meliputi Kapasitas simpang (C), Derajat kejenuhan (DS), Tundaan simpang (D), Peluang antrian (QP %) dan alternatif apa untuk perbaikan simpang tak bersinyal. Dari hasil evaluasi simpang tak bersinyal ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Untuk Persimpangan I : Jalan P. Hidayatulah Jalan Muso Salim Jalan P. Suriansyah Jembatan II, untuk : Kondisi Awal (Existing), Kapasitas simpang (C) = 2747,2251 smp/jam, Arus lalulintas (Q) = 3564,350 smp /jam, Derajat kejenuhan (DS) = 1,30 > 0,85, Tingkat Pelayanan (LoS) = F. Kondisi Pelebaran Kaki Simpang, Kapasitas simpang (C) = 2995,7207 smp/jam, Arus lalulintas (Q) = 3564,350 smp /jam, Derajat kejenuhan (DS) = 1,19 > 0,85, Tingkat Pelayanan (LoS) = F. Kondisi Pelebaran Kaki Simpang, Merubah Nilai Hambatan Samping dan Nilai Rasio Simpang, Kapasitas simpang (C) = 3712,9756 smp/jam, Arus lalulintas (Q) = 3564,350 smp /jam, Derajat kejenuhan (DS) = 0,96 > 0,85, Tingkat Pelayanan (LoS) = E. Kondisi Pengalihan Arus Lalulintas, Merubah Nilai Hambatan Samping dan Nilai Rasio Simpang, Kapasitas simpang (C) = 3408,1693 smp/jam, Arus lalulintas (Q) = 2792,4000 smp /jam, Derajat kejenuhan (DS) = 0,82 < 0,85, Tingkat Pelayanan (LoS) = D (Arus stabil, kecepatan dikontrol oleh arus lalu lintas, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan) b. Untuk Persimpangan II : Jalan Jelawat Jalan Otto Iskandar Dinata Jalan Pesut Jembatan II : Kondisi Awal (Existing), Kapasitas simpang (C) = 2764,01smp/jam, Arus lalulintas (Q) = 3400 smp /jam, Derajat kejenuhan (DS) = 1,23 > 0,85, Tingkat Pelayanan (LoS) = F. Kondisi Pelebaran Kaki Simpang, Kapasitas simpang (C) = 3260,30 smp/jam, Arus lalulintas (Q) = 3400 smp /jam, Derajat kejenuhan (DS) = 1,04 > 0,85, Tingkat Pelayanan (LoS) = F. Kondisi Pelebaran Kaki Simpang, Merubah Nilai Hambatan Samping dan Nilai Rasio Simpang, Kapasitas simpang (C) = 4040,90 smp/jam, Arus lalulintas (Q) = 3400 smp /jam, Derajat kejenuhan (DS) = 0,84 > 0,85, Tingkat Pelayanan (LoS) = D (Arus stabil, kecepatan dikontrol oleh arus lalu lintas, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan) Dari analisa simpang tak bersinyal pada penelitian ini, maka didapat alternatif perbaikan pada : a. Persimpangan I : Jalan P. Hidayatulah Jalan Muso Salim Jalan P. Suriansyah Jembatan II adalah pengalihan Arus Lalulintas, Merubah Nilai Hambatan Samping dan Nilai Rasio Simpang b. Persimpangan II : Jalan Jelawat Jalan Otto Iskandar Dinata Jalan Pesut Jembatan II adalah Kondisi Pelebaran Kaki Simpang, Merubah Nilai Hambatan Samping dan Nilai Rasio Simpang Kata Kunci : Persimpangan tak bersinyal, Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Jembatan II

You might also like