You are on page 1of 3

Kamu tidak bisa menentukan dengan siapa kamu mau mencintai seseorang seumur hidupmu, tetapi kamu bisa

menentukan bagaimana akhir kisah cintamu dengan orang yang kamu cintai. Banyak yang beranggapan, kesulitan menjalani hubungan jarak jauh adalah sulitnya membina kepercayaan satu sama lain. Tapi, bukan itu yang ku alami saat aku menjalin hubungan dengan pria ini. Kami memang saling mempercayai satu sama lain, namun banyak keadaan dan situasi yang jelas tidak mendukung jalinan yang kami bina dalam perbedaan satu provinsi di negara ini. Saat itu aku masih menjalani semester dua sekolahku. Disaat itu juga aku mengenal istilah chatting melalui MIRC. Melalui itu, aku mengenal seorang pria dengan nickname Erik . Sedangkan aku menggunakan nama Andai. Aku yang belum mengenal sama sekali dengan telepon genggam nekad menghubunginya melalui handphone teman sekelasku. Tetapi sejak itu, disaat aku ingin meminjam handphonenya kembali, temanku selalu beralasan, dia tidak memiliki pulsa. Karena hal itu jugalah, aku nekad membeli handphone dengan tabunganku sendiri. Saat pertama kali memiliki handphone, aku sangat takut dengan reaksi ibuku. Apa katanya jika tahu tabungan anak gadisnya selama ini dipakai untuk membeli barang yang digunakan untuk menghubungi seorang pria yang belum pernah ia temui. Karena hal itu jugalah, aku selalu sembunyi-sembunyi menghubungi Erik. Halo?... tanyaku dengan suara hampir berbisik di dalam kamarku.

Ya, halo, dengan siapa? jawab seorang pria. Ini Andai, bang. Yang pernah chattingan denganmu... Oh, kamu. Udah lama juga ga pernah ngehubungi aku. Apa kabar ni? Baik, bang. Soal yang kemarin ga pernah lagi ngehubungi abang, itu karena temanku sulit banget minjami Hp-nya ke aku. Padahal pulsanya ntar ku ganti kok... Kok, beda ya alasan dia sama aku? Emang dia pernah ngehubungi abang? Iya, sering juga. Kalau aku tanyakan kamu ada atau ga, dia selalu bilang kamu lagi keluar kelas. Ramah orangnya ya bang. Sering-sering ngehubungi abang. Udahlah, ga usah ngebahas dia. Lagian kalau abang sms-an sama dia, kurang nyambung gitu. Ok kalau bitu, bang. Udah dulu ya, kapan-kapan kita sambung lagi ya? Ini nomer kamu kan? Iya. Sungguh aku senang mendengar pernyataannya ketika dia tidak begitu nyambung jika berbicara dengan temanku tersebut. Begitulah percakapan kami, mulai dari yang sederhana sampai yang menyangkut kehidupan pribadi kami. Kami sering

menghabiskan waktu hanya untuk berbincang. Sampai tiba saat dimana aku tak menyadari kedatangan ibuku sewaktu aku menelepon. Ia marah dengan perbuatanku yang mengahbiskan tabungan demi berhubungan dengan seorang pria yang entah dimana juntrungannya. Namun, ternyata beliau telah memaklumi cinta yang dianggapnya cinta monyet. Tetapi bagiku itu buklanlah cinta monyet. Belum pernah aku menyanyangi pria seperti ini. samapu

You might also like