You are on page 1of 30

CONTOH PTK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional di atas, Sebagai

pengajar, guru lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran(Daryanto,2010:181).maka peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan

pembelajaran di sekolah, selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di kelas. Orang tua juga mempunyai harapan, dengan memasukkan putra-putri mereka ke sekolah agar putra-putri mereka kelak menjadi anak-anak yang pandai dengan memiliki prestasi yang menonjol di semua mata pelajaran. Guru dan sekolah juga mempunyai harapan agar para siswa memiliki prestasi yang menonjol disemua mata pelajaran.Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan

metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010:72). Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Menurut Roestiyah dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 74)Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Apabila guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan mata pelajaran IPA seorang pendidik harus kreatif dan inovatif untuk menyajikan proses pembelajaran dikelasnya agar proses pembelajaran yang dikelolanya berjalan luwes, efektif dan efisien. Karena pendidikan atau sekolah mempunyai harapan agar peserta didik memperoleh nilai yang memuaskan sesuai dengan KKM dan juga memiliki prestasi yang menonjol pada semua mata pelajaran.

Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti selama ini di SD Negeri 03 Baturaja, peneliti menerapkan metode pembelajaran yang cukup monoton, yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, dan tugas. Peneliti selama ini di SD Negeri 03 Baturaja juga tidak terlalu memperhatikan dan mempertimbangkan teknik pembelajaran di kelas. Penerapan metode ceramah yang diselingi tanya jawab selama ini juga kurang memperhatikan dan menerapkan standar proses dari kegiatan pembelajaran yang meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Penerapan metode pembelajaran yang selama ini dilakukan sangat membosankan dan kurang menarik bagi siswa, siswa tampak kurang bersemangat mengikuti proses pembelajaran, dan sebagain besar siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, apalagi mata pelajaran IPA yang sebagian besar siswa menganggap sulit. Keadaan ini tentu cukup jauh dari kondisi ideal pembelajaran bahwa siswa harus aktif, dan proses pembelajaran harus mampu mengeksplorasi dan mengembangkan potensi dan kemampuan siswa. Penerapan metode pembelajaran yang kurang menarik di atas, berakibat pada hasil belajar siswa yang cukup rendah. Syaiful Bahri Djamarah cara dan Aswan Zain (2010 : 90)

metode demonstrasi adalah

penyajian

pembelajaran

dengan

meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran

berlangsung Penerapan metode yang selama ini dilakukan kurang menarik bagi siswa, siswa tampak kurang senangat dalam belajar, dan sebagian besar siswa kurang aktif dalam megikuti kegiatan pelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Keadaan ini sangat jauh dari kondisi ideal pembelajaran bahwa siswa harus aktif dan semangat dalam belajar, dan proses pembelajaran harus mampu menarik minat siswa untuk belajar. Penerapan metode yang tidak menarik diatas, akan berpengaruh dengan hasil belajar siswa. Berdasarkan data kurikulum SD Negeri 03 Baturaja pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah sebesar 65, dan kriteria ketuntasan maksimal (KKM) adalah 65, yang dapat dilihat pada data tabel dibawahini. Tabel 1.1 Daftar Rata-rata Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Baturaja
Semester Ganjil Genap Cat : KKM = 65 2008/2009 60 65 Tahun Pelajaran 2009/2010 62 63

2010/2011 65

Sumber : Daftar Nilai Guru SD Negeri 03 Baturaja Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa nilai ratarata siswa berada dibawah KKM , atau hanya sebatas KKM 65.

Metode Demonstrasi dikembangkan agar proses penerimaan siswa terhadap pelajaran agar lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan tentang apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang di atas maka peneliti mengajukan sebuah penelitian tentang sejauh manakah metode demonstrasi memberi pengaruh positif terhadap proses maupun hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Rendahnya nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri 03 Baturaja. 2. Kurangnya inovasi pembelajaran yang diberikan guru di kelas sehingga kurang menarik minat belajar siswa SD Negeri 03 Baturaja 3. Metode pembelajaran di SD Negeri 03 Baturaja Kelas IV khususnya pelajaran IPA sangat monoton, hanya sekedar penjelasan dari guru sehingga siswa tidak begitu paham dengan apa yang dijelaskan. C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah penelitian ini penulis membatasi pada rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dan belum digunakannya metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA di SD Negeri 03 Baturaja Kelas IV. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Apakah penerapan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa di kelas IV SD Negeri 03 Baturaja ? 2. Apakah penerapan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasilbelajar siswa di kelas IV SD Negeri 03 Baturaja ?

B. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. untuk meningkatkan Minat belajar siswa melalui penerapan

metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 03 Baturaja. 2. untuk meningkatkan Hasil belajar siswa melalui penerapan

metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 03 Baturaja.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah, diharapkan dapat memberikan informasi

terhadap perkembangan dunia pendidikan bahwa pendidik harus dapat memberikan bibingan kepada siswa agar dapat berkembang dan membuat siswa termotivasi dalam belajar. 2. Bagi Guru, Sebagai alat untuk memeotivasi guru, supaya guru kreatif dalam membuat ide dalam memberikan pengajaran. 3. Bagi siswa, diharapkan dapat menarik minat belajar siswa sehingga bisa meningkatkan penguasaan konsep dan pemahaman siswa terhadap materi IPA khusunya. 4. Bagi peneliti, untuk memenuhi tugas akhir dalam rangkaian

penyelesaian Tugas mata kuliah Penelitian Tindakan, Universitas Baturaja. a. Hipotesis Tindakan Bambang Soepono (2002:36) mendefiniskan hipotesis merupakan jawaban sementara yang dibangun atau diformulasikan berdasarkan pada kajian konsep teori-teori, hasil temuan penelitian terdahulu dan atau pengamatan peneliti pada fenomena lapang yang hendak diteliti. Hipotes penelitian ini adalah : 1. Ha = Penerapan metode demonstrasi dalam belajar dapat meningkatkan minat hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 03 Baturaja pada mata pelajaran IPA

2. Ho = Penerapan metode pembelajaran Demonstrasi tidak dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 03 Baturaja pada mata pelajaran IPA. b. Defenisi Operasional Untuk menghindari perbedaan persepsi terhadap istilah dalam penelitian ini maka diberikan defenisi operasional sebagai berikut : 1. Meningkatkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang, babak, mendapatkan imbuhan me-kan menjadi meningkatkan yang artinya membawa ke jenjang yang lebih tinggi atau membawa ke jenjang berikutnya). Meningkatkan dalam penelitian ini adalah sebuah upaya membawa hasil belajar siswa pada tingkat yang lebih baik. (Depdiknas, 2005) 2. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. (Daryanto,2010:38) 3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Sudjana, 2004 di internet pada situshttp://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-

definisihasilsbelajar.html 4. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalm kegiatan belajar mengajar. (Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zain,2010:76).

5. Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswsuatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswa Zain, 2010 : 90) 6. Mata Pelajaran IPA merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan. Di internet pada

situs http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120773pengertian-mata-pelajaran-ipa/#ixzz1v6N9gG9t BAB II KAJIAN TEORITIS A. Belajar dan Pembelajaran Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik . Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:1) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Daryanto 2010:2)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. situs Di internet pada

,http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/ pengertian-

danciriciripembelajaran/ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan di internet sikap pada

dan kepercayaan pada peserta didik.

situshttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. B. Metode Pembelajaran Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:76) Metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Daryanto (2010:45) Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam belajar. Jadi hakikat mengajar Daryanto (2010:159) Mengajar ialah proses penyerahan kebudayaan berupa pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus. Menurut Gazali didalam

buku Daryanto (2010:160) mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. C. Metode pembelajaran demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010 : 90) Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran

berlangsung. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur atu sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses yng

mengerjakan

menggunakannya,

komponen-komponen

membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Menurut Syaiful

Bahri

Djamarah

dan

Aswan Zain ( 2010

91) metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yaitu : a. Kelebihan metode demonstrasi 1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih luas dan konkret, sehingga menghindari verbalisme ( pemahan secara kata-kata ) 2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari 3) Proses pelajaran lebih baik 4) Siswa dirangsang untuk lebih aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri b. Kelemahan metode demonstrasi 1) Metode ini memerliukan keterampian guru secara khusus, karena tanpa ditunjangdengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif 2) Fasilitas seperti peraalatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalau tersedia dengan baik 3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. 3. Langkah Pembelajaran Demonstrasi Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam metode demonstrasi ini dijelaskan dengan rinci oleh Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:51) yaitu : a. Guru menjelaskan indikator pembelajaran yang diharapkan. b. Guru menyajikan sekilas materi yang akan disampaikan. c. Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.

d. Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah ditetapkan. e. Seluruh peserta didik memperhatikandemonstrasi dan menganalisanya. f. Setiap peserta didik atau kelompokj mengemukakan hasil analisanya dan juga pemgalaman peserta didik untuk mendemonstrasikannya. g. Guru membuat kesimpulan.

D. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalamnya secara umum terbatas pada Amin gejala-gejala (1987:3) alam. Pada di internet hakikatnya pada

Menurut Muh.

situs http://id.shvoong.com. 2. Tujuan Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pengajaran IPA menurut Depdikbud (1993/1994:98-99) di internet pada situshttp://id.shvoong.com bertujuan agar siswa: a. Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari. b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, dan ide tentang alam di sekitarnya. c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta peristiwa di lingkungan sekitar. d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri. e. Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari. f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan seharihari.

g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. E. Hasil Belajar Mengenai hasil belajar Menurut Sudjana, 2004 di internet pada situshttp://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasilbelajar.html Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Sudjana, faktor-faktor 2002 yang di mempengaruhi internet hasil belajar pada

situs http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasilbelajar.html menyatakan bahwahasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh

lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran.

F. Kerangka Konseptual

Bagan 3.1. Kerangka Konseptual Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran IPA melalui Penerapan Metode Demonstrasi di SD Negeri 03 Baturaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), Menurut Zainal Aqib (2009:5)Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatakan praktik pembelajaran di kelas secara

berkesinambungan. Zainal Aqib (2009:12) Sudah lebih dari sepuluh tahun Penelitian Tindakan Kelas ( yang biasa disingkat dengan PTK) dikenal dan rmai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa inggrisnya PTK diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. namanya

sendiri sebetulnya sudah menunjukan isi yang terkandung didalamnya. Oleh karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan : 1. Penelitian: kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan: suatau gerakan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas: sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pembelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian yang lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan ruangan tempat guru mengajar. Dalam penelitian tindakan kelas ini ada empat langkah tindakan yang dilakukan yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau

pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Baturaja dengan penerapan model

pembelajaran Demonstrasi pada mata pelajaran IPA. B. Setting Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 03 Baturaja yang beralamat di Jl. A. yani, Desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur.

Pengambilan lokasi atau tempat penelitian ini karena peneliti mengajar pada sekolah tersebut. Adapun waktu pelaksanaan dalam penelitian ini direncanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012, dan sesuai kalender akademik pada pelaksanaan proses belajar mengajar semester gazal. 2. Objek Penelitian Kelas yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pada kelas IV SD Negeri 03 Baturaja dengan jumlah siswa 28 orang. Sedangkan materi yang akan dipelajari pada tahap penelitian adalah materi pelajaran IPA di kelas IV pada semester gazal. Penelitian Penelitian ini direncanakan dalam dua tahapan perlakuan atau dua siklus, dengan setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Empat langkah siklus

penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Pelaksanaan tidakan I

Pelakasanaan Tindakan II

Perencanaan

Persiapan

SIKLUS I

Persiapan

Perencanaan

SIKLUS II

Laporan dan Seminar

SIKLUS II SIK

Sumber Zainal Aqib (2009:36)

Adapun uraian dari setiap kegiatannya sebagai berikut : 1. Siklus 1 Siklus I dilaksanakan dalam empat tahap kegiatan seperti yang telah diulas di atas yaituperencanaan, tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi dengan materi yang dipelajari Sifat dan Perubahan Wujud Benda mata pelajaran IPA pada kelas IV SD . Rincian kegiatan pada masing-masing tahapan penelitian adalah berikut ini : a). Tahap Perencanaan Tahapan perencanaan atau planning ini meliputi : 1) Penyusunan dan pendesainan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode Demonstrasi. 2) Persiapan sarana dan prasarana penelitian atau pembelajaran yang diperlukan. 3) Menyusun lembar kerja siswa dalam kegiatan pembelajaran

4) Menentukan indikator keberhasilan pembelajaran siswa menyusun dan membuat intsrument data penelitian. b). Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahapan pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu : 1) Penerapan metode Demonstrasi pada materi Rangka dan Panca Indera Manusia 2) Guru menjelaskan tentang rangka dan panca indra manusia dengan disertai contoh peragaantentang Rangka manusia, Bagian rangka, Fungsi rangka manusia. 3) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentan hal-hal yang belum faham. 4) Siswa diberi kesempatan untuk mengamati sendiri tentang apa yang dipelajari denganmenggunakan bahan peragaan atau contoh. 5) Siswa mengambil kesimpulan tentang apa di amati kemudian siswa mengerjakan tugas pada latihan. c. Tahap Observasi Tahapan pengamatan merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas baik pengamatan pada aktivitas belajar peserta didik maupun pada tindakan mengajar guru. Pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan tindakan. Untuk dilakukan proses evaluasi dan refleksi pada tahap berikutnya.

d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan proses refleksi terhadap jalannya kegiatan pembelajaran siklus I ini, refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauhmana efektivitas dan keberhasilan penerapan metode demonstrasi di kelas dan juga melihat sejauh mana strategi

penerapnnya oleh guru, dari hasil refleksi ini kemudian beberapa kekurangan-kekurangan dalam siklus I akan ditindaklanjuti pada siklus berikutnya, Kemudian dirumuskan beberapa solusi yang akan

diterapkan pada siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan. 2. Siklus 2 Tindakan pada siklus II ini merupakan hasil dari refleksi terhadap jalannya kegiatan pembelajaran pada siklus I. Materi yang dipelajari pada siklus II ini adalah tentang Rangka anggota gerak. Adapun rincian tahap kegiatan pada siklus II adalah sebagai berikut. a) Tahap Perencanaan 1) Menentukan langkah perbaikan proses pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2) Penyusunan dan mendesainan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tetap metode demonstrasi. 3) Persiapan sarana dan prasarana penelitian atau pembelajaran yang diperlukan. 4) Menyusun LKS sebagai lembar kerja siswa dalam kegiatan

pembelajaran, mengenai materi tentang gaya.

5) Menentukan indikator keberhasilan pembelajaran siswa dan membuat intrument data penelitian. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tetap menerapkan metode demonstrasi pada materi tentang rangka anggota gerak. 2) Guru menjelaskan tentang rangka anggota gerak manusia dengan menggunakan alat peraga,selanjutnya guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang fungsi bagian anggota gerak

manusia, Kemudian siswa menuliskan jawabannya masing-masing di buku catatan siswa. 3) Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok untuk mengamati tentang bagian anggota gerak manusia serta memehami fungsi-fungsinya dengan menggunakan alat peraga atau contoh. 4) Siswa mengerjakan beberapa tugas kegiatan yang harus dilakukan siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar LKS yang dibagikan guru. 5) Guru menjelaskan kembali setiap tahapan materi yang telah dipelajari siswa sebelumnya. c. Tahap Observasi Tahapan pengamatan merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas baik pengamatan pada aktivitas belajar peserta didik maupun pada tindakan mengajar guru. Pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah

mendapatkan tindakan. Untuk dilakukan proses evaluasi dan refleksi pada tahap berikutnya. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan proses refleksi terhadap jalannya kegiatan pembelajaran siklus II ini, refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauhmana efektivitas dan keberhasilan penerapan metode demonstrasi di kelas dan juga melihat sejauh mana strategi

penerapnnya oleh guru, dari hasil refleksi ini kemudian beberapa kekurangan-kekurangan dalam siklus II akan ditindaklanjuti pada siklus berikutnya, Kemudian dirumuskan beberapa solusi yang akan

diterapkan pada siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan. 3. Siklus III Tindakan pada siklus III ini merupakan hasil dari refleksi terhadap jalannya kegiatan pembelajaran pada siklus II. Materi yang dipelajari pada siklus III ini adalah tentang Organ organ dalam tubuh. Adapun rincian tahap kegiatan pada siklus III adalah sebagai berikut.

c) Tahap Perencanaan 1) Menentukan langkah perbaikan proses pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. 2) Penyusunan dan mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tetapmenggunakan metode demonstrasi.

3) Persiapan sarana dan prasarana penelitian atau pembelajaran yang diperlukan. 4) Menyusun LKS sebagai lembar kerja siswa dalam kegiatan

pembelajaran, mengenai materi tentang Organ organ dalam tubuh. 5) Menentukan indikator keberhasilan pembelajaran siswa dan membuat intsrument data penelitian. d) Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tetap menerapkan metode demonstrasi pada materi tentang Organ organ dalam tubuh. 2) Guru menjelaskan tentang Organ organ dalam tubuh dengan

menggunakan alat peraga,selanjutnya guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang Organ organ dalam

tubuh, Kemudian siswa menuliskan jawabannya masing-masing di buku catatan siswa. 3) Kemudian guru membagi siswa tentang Organ menjadi organ beberapa dalam

kelompok untuk mengamati

tubuh manusia serta memehami fungsi-fungsinya dengan menggunakan alat peraga atau contoh. 4) Siswa mengerjakan beberapa tugas kegiatan yang harus dilakukan siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar LKS yang dibagikan guru. 5) Guru menjelaskan kembali setiap tahapan materi yang telah dipelajari siswa sebelumnya. c. Tahap Observasi

Tahapan pengamatan merupakan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas baik pengamatan pada aktivitas belajar peserta didik maupun pada tindakan mengajar guru. Pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan tindakan. Untuk dilakukan proses evaluasi dan refleksi pada tahap berikutnya. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan proses refleksi terhadap jalannya kegiatan pembelajaran siklus IIIini, refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauhmana demonstrasi efektivitas di kelas dan dan keberhasilan melihat penerapan sejauh mana metode strategi

juga

penerapnnya oleh guru, dari hasil refleksi ini kemudian dirumuskan beberapa solusi yang akan diterapkan pada siklus berikutnya sebagai upaya perbaikan D.Teknik dan Alat Pengumpul Data Arikunto (2010:193) menyatakan bahwa jenis metode dan alat atau instrumen pengumpulan data, adalah sama dengan menyebut alat evaluasi, dan secara garis alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen yaitu berupa tes dan non tes. Instrumen penelitian yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen berikut.
No Variabel Sumber data Metode /Teknik Alat/Instrumen

Penguasaan Konsep

Siswa

Tes tentang materi : Rangka dan panca indra manusia Rangka anggota gerak Organ-Organ tubuh manusia Observasi

Soaltes bentuk ganda

Respon Siswa

Siswa

Lembar isian o dengan check -

E. Teknik Analisis Data Data penelitian yang akan dianalisis pada penelitian tindakan kelas ini adalah datapeningkatan belajar dan keaktifan belajar siswa serta data statistik untuk pengujian hipotesis. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan teknik uji t pada data statistik dan analisis persentase meningkatnya hasil belajar siswa. 1. Analisis peningkatan belajar dan keaktifan belajar siswa Analisa ini dilakukan agar bisa mengetahui persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 03 Baturaja, yang selanjutnya akan menjadi indikator

peningkatan hasil belajar siswa, baik secara individu maupun secara klasikal. adapun indikator keberhasilan siswa dalam proses pencapaian hasil belajar adalah berdasarkan pada nilai kriteri ketuntasan minimal siswa yaitu 65. Berikut ini adalah rumus untuk menentukan persentase pencapaian ketuntasan belajar klasikal siswa terhadap mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 03Baturaja.

Sumber: Sudijono (2009: 43) Dimana : P f : Nilai persentase : Jumlah siswa yang aktif atau yang mendapat nilai 65 N : Jumlah sampel 2. Analisis uji-t Analisis kuantitatif uji-t bertujuan untuk membuktikan perbedaan secara signifikan atau secara statistik peningkatan prestasi belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan ialah dengan uji-t . Uji-t atau uji hipotesis dengan menggunakan rumus t-tes : Sumber: Sudijono,2005:305 Keterangan : to = nilai t-tes MD = Mean of Diffrence Nilai rata-rata hitung dari beda/ selisih antara skor variabel I dan skor variabel II. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui

apakah penerapan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 03 Baturaja berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Berikut ini kemungkinan hasil uji hipotesis: 1. thitung > ttabel , berarti bahwa penerapan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan. 2. thitung < ttabel , berarti bahwa penerapan metode Demonstrasi pada mata pelajaran IPA tidak dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan.

You might also like