Professional Documents
Culture Documents
Safety Contact
Objective:
Pemahaman WISE concept yang lebih matang, Sarana untuk refleksi dan introspeksi, Membangun komitmen yang lebih kuat, Mendefinisikan safety action plan untuk periode tahun 2012, dimasing masing Dept / Area
Training rules
Partispasi aktif dan saling menghargai HP silent & BBM off Menghargai waktu break Fokus, hanya 1 pembicara Diskusi terbuka Bekerja Team
Evaluasi
Agenda
Day 1 Openning & S Q-Code Contact Pengenalan System WISE Break Elemen 1 and 2 Lunch Elemen 3 and 4 Break Elemen 5 and 6
08.15 08.45
09.00 10.00 10.15 12.00 13.00 15.30 15.50 10.00 10.15 12.00 13.00 15.30 15.50 16.30
Agenda
Day 2 S,Q,Cost,E,Contact Elemen 7 8 Break Elemen 9 & 10 Lunch Elemen 11 & 12 Break Elemen 12lanjut & 13
BUSINESS CONTINUITY
Kwalitas
Produksi
Apa visi perusahaan Mengapa harus seirama
Bisnis Sukses
Profit SHE
Stakeholders
1$
8$ - 36$
10
= Value
Safety Value
Mengapa Dupont?
Sebab; Mereka adalah pemimpin dan seluruh dunia menjadikannya sebagai tempat benchmark dalam hal safety Mereka memiliki pengalaman operasioanl Sistem ini difokuskan pada perilaku orang Mereka hadir secara global.
Pendekatan sistem keselamatan berdasar pada hasil identifikasi dari seluruh karyawan terhadap paparan resiko dan pengendalian terhadap potensi bahaya
Kurva Bradley
Reactive
Safety by natural instinct Compliance is the goal Delegated to Safety Manager Lack of management involvement
Dependent
Management commitment Training Rules/procedures Supervisor control, emphasis, and goals Condition of employment Fear/discipline Expectations Value all people
Independent
Personal knowledge, commitment, and standards Internalization Personal value Care for self Practice, habits Increased communication Individual recognition
Interdependent
Help others conform Others keeper Networking contributor Care for others organisational pride Open communications
Element 1
VISIBLE
Sesuatu yang terlihat mata, nyata jelas terdeteksi Yang dapat dirasakan (diakui) atau diamati; jelas Sumber daya terlihat
Mengapa Management Commitment mempunyai porsi lebih besar dari yang lain ? Mengapa harus berinteraksi dengan yang lain ?
24
Apa yang diharapkan dari seorang leader dalam konteks safety leadership?
Agenda Mind-set
1. Safety sama dengan produksi, kualitas, biaya dan moral. 2. Insident atau kecelakaan dapat dihindarkan. 3. Nihil kecelakaan dapat dicapai. 4. Bergeser dari sifat reaktif menjadi proaktif.
Kwalitas Produksi
Bisnis
Sukses
Profit SHE
Stakeholders
Agenda Mind-set
5. Safety adalah tanggung jawab manajemen lini. 6. Safety menjadi salah satu agenda dalam pertemuan manajemen. 7. Zero tolerance kondisi dan perilaku tidak aman tidak akan ditoliler. 8. Safety tidak hanya skala prioritas tapi berharga bagi kelangsungan hidup karyawan
Piramida Gunung Es
Statistik yang terlihat
Kecelakaan Fatal/meninggal Cacad seumur hidup Luka parah (amputasi) Luka ringan
1 Fatal
Sulit dikelolanya
30 Serious
300 First Aid
Dapat dikelola
Piramida Gunung Es
Improve
PPMI
Perform
Measure
Management Commitment
Injury Accidents
Are Essential!
40
Menjadikan safety policy hidup dalam aktivitas sehari hari(talk about, start meeting ) Menjadikan safety policy sebagai acuan dalam setiap pengambilan keputusan, perubahan Review pemahaman terhadap safety policy dan principle ( Spent time ) dan dipastikan setiap karyawan telah menerima 1 copy
Semua karyawan mengetahui harapan perusahaan dan apa tanggung jawab perusahaan dan dampak dari perilaku karyawan Review regular safety policy yang ditetapkan Tindakan & perilaku Karyawan comply terhadap safety policy Line Management selalu melakukan pengecheckan pemahaman safety policy anak buahnya ( mis. Melalui survey, diskusi , dll )
Ya Tidak
Ya Tidak
Sudah Belum
95%
4. Apakah Anda Sudah Merasa Aman Bekerja Di Area Kerja Anda ? 25%
Ya Tidak
88%
97%
Sudah Belum
Sudah Belum
75%
97%
92%
Standard of Performance
Hanya satu referensi pengetahuan yang memberikan kita informasi Harus didukung dengan training Garansi keberhasilannya :level SQCDME Dasar untuk improvement
83 % 11 % 3% 1.5 % 1%
R A C I
Orang yang menjalankan aktivity Yang bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu dengan aktivitas tersebut Orang yang ahlinya dalam masalah tsb
Standard Kerja......
Seorang Leader harus menetapkan standard kerja/ekspektasi safety pada team dan area kerja yang menjadi tanggungjawabnya dengan jelas, Standard kerja/ekspektasi safety harus berlaku sama (equal) baik kepada karyawan maupun mitra bisnis, pengunjung, dll. Dan diterapkan secara konsisten, Standard kerja/ekspektasi safety ditetapkan berdasarkan tingkat resiko yang masih bisa diterima (ALARP as low as reasonable and practicable), Standard kerja/ekspektasi safety harus benar2 jelas, dikomunikasikan, dimengerti, dilaksanakan dan ditegakkan secara konsisten, Hasil dari risk assessment, incident investigation, behavior audit, inspection termasuk masukan2 dari karyawan dapat dipakai untuk mengevaluasi dan meningkatkan/memperbaiki standard kerja yang diterapkan.
Standard Kerja......
Setiap Leader bertanggungjawab atas tegak dan konsistensinya pelaksanaan standard kerja/ekspektasi safety minimal pada team atau area yang menjadi tanggungjawabnya, Tindakan indisipliner perlu diterapkan terhadap pelanggaran standard kerja/ekspektasi safety dalam rangka penegakan disiplin operasi dan pembinaan, Karyawan memiliki hak untuk menolak instruksi kerja atasannya bila ybs merasa instruksi/pekerjaan yang diberikan belum memenuhi standard kerja aman (sesuai amanat PKB), Standard kerja/ekspektasi safety harus senantiasa ditingkatkan dari waktu ke waktu (continuous improvement) dengan melibatkan masukan2 dari karyawan yang terlibat, Ijin Kerja perlu diterapkan minimal untuk pekerjaan yang termasuk beresiko tinggi, melibatkan pihak ketiga dengan melibatkan pihak yang melaksanakan pekerjaan, pemilik area maupun pihak yang kena dampak dari pekerjaan tsb.
Standard Kerja......
Lakukan Management of Change ketika ada perubahan mesin/peralatan, material, personnel, lingkungan, Pastikan semua leaders telah mendapatkan pelatihan tentang risk management dan melaksanakan prinsip risk management dalam setiap aktifitasnya (menjadi mind set dan bagian dari work planning), Pastikan implementasi HRA telah berjalan dg konsisten di semua area, Pastikan semua personnel yang terkait dengan pekerjaan beresiko tinggi telah mendapat pelatihan secara memadai dan mampu bekerja sesuai dengan standard kerja aman yang tingkat pemenuhannya selalu termonitor dengan baik, Pastikan fasilitas pendukung keadaan darurat dalam keadaan terawat dengan baik, dan di tes secara berkala. Dan orang yang terkait telah terlatih dgn baik dalam penanganan keadaan darurat,
Standard Kerja......
Ada proses counseling,coaching dan disiplinary untuk pelanggaran terhadap safety rule Ada proses untuk mereview std, prosedur berdasar data incident, inspeksi, investigasi dsb Sistem untuk pekerjaan non rutin ( maintenance), proses assessment dan approval (permit) Job cycle check
Buy-in dari mereka Added value Pembelajaran dan pengesahan dari mereka
Safety Performance
Piramida Gunung Es
1 Fatal 30 Majors 300 Recordable Injuries 3,000 Near-Misses or First Aid
30,000 Hazards - Unsafe Acts - Employee-Created Unsafe Conditions
1st Milestones
2nd Milestone
3rd Milestone
Semua manager dan operator harus mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan lokasi
Mks Plants Safety Objectives & Action Plan Departemen Safety Objectives & Action Plan
Reactive
Safety by natural instinct Compliance is the goal Delegated to Safety Manager Lack of management involvement
Dependent
Management commitment Training Rules/procedures Supervisor control, emphasis, and goals Condition of employment Fear/discipline Expectations Value all people
Independent
Personal knowledge, commitment, and standards Internalization Personal value Care for self Practice, habits Increased communication Individual recognition
Interdependent
Help others conform Others keeper Networking contributor Care for others organisational pride Open communications
Seorang leader harus memiliki visi yang jelas dan mampu menerjemahkan visi tsb. ke dalam rencana/strategi yang jelas untuk mewujudkan visinya. Safety objective harus ditetapkan oleh manajemen (top down process) dan menjadi pedoman ke arah mana (kompas) kinerja safety yang akan dicapai, baik untuk short term maupun untuk long term, Safety objective harus merupakan kombinasi yang terdiri dari safety lagging indicator (hasil) dan safety leading indicator (usaha) dan harus diukur dan dievaluasi pencapaiannya secara berkala, baik yang sifatnya site objective maupun personal objective, Semakin menjangkau elemen yang terkecil dalam organisasi, maka akan semakin besar kemungkinan untuk tercapainya safety objective, Safety objective sebaiknya difokuskan pada hal2 yang ingin diperbaiki/diperkuat dan membangun partisipasi, Pencapaian safety objective harus dikomunikasikan secara luas baik kepada karyawan dan pihak ketiga, Safety objective untuk pihak ketiga harus juga ditetapkan dan harus mendukung/menyesuaikan dengan site objective.
Injury dan near miss dilaporkan dan data dianalisa trendnya dan dibuatkan action plan untuk improve program Ada action plan yang mendukung tercapainya objective Trends lagging dan leading indicator dianalisa dan dibuatkan action plannya yang digunakan untuk improve program Memasukkan off the job safety dalam KPI Goal dan objective dikomunikasikan secara jelas
Memberikan saran dan pandangan kepada manajemen untuk memformulasikan kebijakan Safety, health & Env. Patuh dan mengikuti semua prosedur Safety, health, En
Bertindak sebagai agen perubahan (agent of change)
Safety Professionals
Dikenal sebagai tenaga ahli yang memberikan advis / saran kepada manajemen lini Personil Ahli Safety wajib berperan sebagai konsultantif, memberikan informasi best practices, standar, kaidah dan memberikan alternatif terhadap solusi suatu dilema. Dia juga memaparkan kinerja Safety dan angka statistik dari tiap lokasi/pabrik Dia menegaskan bahwa Safety adalah tanggung jawab organisasi lini kepada organisasi.
Level 1 Berpartisipasi karena ada tekanan Level 2 berpartisipasi karena dibujuk Level 3 Berpartisipasi karena peraturan/ persyaratan Level 4 Sangat berkomitmen Level 5 Passion for safety
96
Jika Anda manajemen lini, apa yang akan Anda lakukan untuk membuat peran dan tanggung jawab anda menjadi lebih efektif
Integrated Organization
Prinsip Setiap lokasi kerja harus memiliki organisasi safety, dari tingkat atas hingga bawah. Organisasi safety ini memastikan agar semua masalah safety memperoleh perhatian manajemen dan seluruh keputusan dapat dilaksanakan di lapangan, dengan mengikut sertakan seluruh karyawan.
Safety committee
Memulai dan memimpin kegiatan safety di lokasi kerja . Memvalidasi rekomendasi dan menentukan prioritas. Memastikan semua pihak terkait memiliki waktu dan dana yang memadai Mampu berkomunikasi dengan area lain di lapangan
Safety steering committee bertemu secara rutin dengan agenda resmi dan hasil rapat dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait.
Safety Supervisor
Medical Resource
Dept. Head
Dept. Head
Dept. Head
Departmental Safety Committee
Supervisor
Supervisor
Supervisor
Area Safety Committee
First-Line Supervisor
First-Line Supervisor
First-Line Supervisor
First-Line Supervisor
First-Line Supervisor
First-Line Supervisor Safety Meeting Employee Employee Employee Employee Employee Employee Employee
Supporting
Implementing
Subcommittees
Safety Professional Standing Ad Hoc Medical Resource Environmental Coordinator Contract Coordinator
Line Organization
Standing Subcommittees
Audit Incident investigasi Prosedur Kesehatan kerja Program Emergency respon Off the job safety Driving safety
Ad Hoc subcommittees
Implementasi peraturan baru Memastikan tingkat kepatuhan dalam peraturan Studi tentang safety issu yang spesifik
Lihat fungsi Safety Committee saat ini Apa yang akan anda rubah agar lebih efektif
Progressive Motivation
Prinsip Motivasi berkaitan dengan mengenali usaha karyawan dalam meningkatkan safety dan tindakan disiplin yang tepat untuk memastikan kepatuhan akan standar kinerja. Cara terbaik dalam memotivasi karyawan adalah dengan mengajak mereka semua dalam usaha peningkatan safety.
Progressive Motivation
Sebagai leader harus :
Menghargai dan mensupport perilaku yang konsisten support goal dan visi Mengurangi perilaku yang menurunkan atau tidak support terhadap visi dan goal
Progressive Motivation
Penghargaan Harus ada sistim award yang sesuai untuk mengenali dan menghargai kinerja safety yang baik dan inisiatif safety yang proaktif. Sistim award yang dibuat tidak boleh mendorong karyawan untuk tidak melaporkan kecelakaan. Sistim award harus menghargai saran perbaikan safety dan meningkatkan kerjasama tim
RR adalah penggerak untuk mencapai performance yang baik
Progressive Motivation
Tindakan disiplin : Program peningkatan disiplin yang dikaitkan dengan program pembinaan, korektif, untuk perilaku yang tidak aman dan pelanggaran aturan dan kebijakan safety. Program formal yang mengikuti urutan teguran lisan, teguran tertulis, skorsing dan PHK. Dokumentasi yang lengkap dalam arsip karyawan bersangkutan.
Semua karyawan harus tahu bahwa safety adalah persyaratan untuk karyawan
Progressive Motivation
Memotivasi untuk bekerja aman...
Carrot
Progressive Motivation
Memotivasi untuk bekerja aman...
Memperkuat behavior yang positif Tindakan disiplin diberikan untuk pelanggaran terhadap peraturan bukan untuk kecelakaan
Effective Communication
Communication
Prinsip Komunikasi safety sangatlah penting. Tingkat komunikasi yang tinggi membantu pelaksanaan program safety yang efektif. Manajemen senior memainkan peranan utama dalam mengembangkan pesan safety, sedangkan seluruh organisasi menyampaikan dan memastikan bahwa pesan tersebut dimengerti. Agar menyeluruh, komunikasi harus dilakukan dalam tiga arah: dari manajemen ke karyawan, dari karyawan kembali ke manajemen dan antar jaringan fungsional.
Berita/ pesan
Umpan balik
Communication
Ada sistem formal untuk mendiskusikan tentang safety dengan seluruh karyawan dan berjalan reguler Semua prosedur dan safety rule, incident, safety issue, ekspektasi safety, basic safety prosedur, risk area dikomunikasikan ke karyawan dan tersedia di area kerja Tersedia communication plans Sebagian besar karyawan menghadir safety meeting Komunikasi/ diskusi berjalan terbuka . Dibuatkan safety topik/ tema Komunikasi safety selalu terupdate Dibuatkan suatu sistem untuk memudahkan karyawan memberi saran dan masukan, melaporkan incident(near miss, FA,RDC, MTC), dan issu2 safety di area maupun dari luar lokasi dan karyawan mengetahui follow up nya Dibuatkan suatu sistem komunikasi terutama untuk area yang mempunyai lokasi tersebar, mis Peka, buletin Networking cross area dan hasilnya diimplementasikan Komunikasi safety terintegrasi dalam SQCDME Komunikasi antar sub safety komite Kontraktor terlibat dalam monthly safety meeting Karyawan mulai memimpin komunikasi safety
Communication Factors
Non-Verbal Communication 80% dikominikasikan dengan bahasa tubuh Gambar mengkomunikasikan 1,000 kata How to remember 10% - apa yang dibaca 20% - apa yang didengar 30% - apa yang dilihat 50% - apa yang didengar dan dilihat 70% - apa yang dikatakan 90% - apa yang dikatakan, langsung dikerjakan (walk the talk)
126
Giving Directions
Arahannya jelas Berkenan dengan pendengar Tidak menghakimi Ciptakan dialog dan berikan umpan balik (feedback) Harmonisasikan pikiran, perkataan dan perilaku
Elemen Dasar
Safety Conversation
Communication
Communication must be well managed
Continuous Training
Continuous Training
Prinsip Pelatihan safety yang berkelanjutan untuk seluruh karyawan sangatlah penting. Perhatian khusus harus diberikan pada:
Melalui pelatihan yang berkelanjutan, manajemen dapat memberikan informasi, memperbarui keahlian (skill) dan mendorong serta memperkuat sikap yang positif terhadap safety.
Karyawan baru Karyawan pindahan dari pabrik lain Karyawan pindahan dari departemen lain Supervisi Karyawan lama untuk penyegaran dan mengingatkan kembali (refresher) Karyawan kontraktor Penerimaan mesin baru
Continuous Training
Training plan yang terintegrasi dengan program training perusahaan
Mandatory training untuk personil yang bekerja pada HRA (confined spaces work at height Loto / energy driving etc.).
Terdapat basic safety prosedur, termasuk corporate prosedur Semua karyawan memahami prosedur tersebut yang tercermin dalam perilakunya Setiap karyawan baru dan pindahan mendapat training termasuk didalamnya safety policy dan prosedur, ERP) Wise leadership training diikuti dengan praktek di lapangan Line Management memahami Sistem management safety Guideline untuk OJT
Training must be aligned with site needs (accident results and risks).
Continuous Training
Safety training matrix List qualified trainer internal dan eksternal Spesifik sertifikasi dilakukan re assess secara reguler Minimal karyawan mendapatkan training :Resiko bahaya pekerjaan, cara bekerja dengan aman, PPE yang diperlukan Minimal training untuk Line management : Wise leadership training, behaviour audit, Risk assessment, incident investigasi Terdapat suatu sistem untuk memberikan feed back pelaksanaan training Tidak pernah ada karyawan yang menjalankan tugasnya bila tidak kompeten Karyawan mengenali resiko bahaya pekrjaannya dan merasakan bahwa training sangat berguna bagi pekerjaannya Line management mampu mengenali resiko bahaya pekerjaan areanya dan mengimplementasikan safety management sistem
Continuous Training
Dilakukan audit training Leadership Team mereview secara reguler program training Up grade training berdasar continous improvement TN Tidak terdapat injury yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan karena kurang mendapatkan training Karyawan merasakan bahwa Line management mendukung pengembangan kemampuan mereka Seluruh karyawan mendapatkan semua training yang diperlukan untuk pekerjaan mereka
Continuous Training
Membuat list internal dan eksternal trainier yang qualified Semua level management bisa memberikan training safety leadership training Terdapat training matrix Identifikasi kebutuhan training mempertimbangkan hasil risk assessment Minimal karyawan mendapat training : HIRA,Praktek kerja aman,pemilihan dan penggunaan PPE Status karyawan terupdate tersedia, dan apabila ada perubahan atau perpindahan diberikan training Training plan, process dan content ter upgrade bila ada perubahan peraturan, hasil investigasi, inspeksi dan issue safety yang lain Meminta atau melibatkan karyawan dalam merancang program training
Continuous Training
Continuous Training
Incident Investigation
Incident Investigation
Prinsip Tujuan utama dari investigasi kecelakaan dan luka adalah untuk mencegah terjadinya hal yang serupa. Dengan melakukan investigasi, manajemen dapat menentukan penyebab kecelakaan dan menunjukkan komitmennya. Dengan mengikut-sertakan para karyawan, mereka akan dapat meningkatkan kesadaran akan resiko dan memastikan agar karyawan mematuhi hasil rekomendasinya dan mengetahui tentang tindakan koreksinya
Layers of protections
Hazard
Disaster
Setiap lapisan (layer) dari sistem protesi yang dibuat oleh manusia selalu punya kemungkinan kelemahan. Pada saat lubang satu dan yang lainnya segaris, maka terjadilah bencana/kecelakaan
Incident Investigation
Prosedur insident investigasi disosialisasikan, Semua insident diinvestigasi Lesson learned dishare dan didiskusikan (dalam SIM, pergantian shift ) Ada sistem untuk memudahkan melaporkan kejadian, mendapat informasi tentang insident Accident log, Finding investigasi didokumentasikan,di follow up dan dilakukan track clossure CA Semua leader mendapatkan training insident investigasi Prosedur investigasi tersedia di lapangan
Incident Investigation
Line management terkait memimpin investigasi dengan korban dan pihak terkait bila diperlukan, dan mereview report , analisa trend insident Insident investigation, menemukan contributing faktor dan root causenya dan aspek perilakunya tercover dalam insident investigasi Data insident dianalisa trendnya untuk membuat tindakan pencegahan Karyawan tidak merasa takut melaporkan kejadian insident Karyawan mengetahui insident terakhir dan mengetahui bagaimana supaya kejadiaan itu tidak terulang pada dirinya Insident yang terjadi di kontraktor di investigasi dan ditangani sama dengan bila terjadi di karyawan Bila menerima suatu lesson learned dari suatu bagian/ lokasi menjadi bahan pembelajaran untuk mencegah terjadi di areanya Insident yang HIPO diinvestigasi
Incident Investigation
Root Cause Analysis
Proactive or Prevention
Lack of control
INADEQUATE System STANDARDS PERFORMANCE
Basic Causes
HUMAN FACTOR ORGANISATION
Immediate Causess
Incident
Loss
CONTACT
INJURY OR DAMAGE
Incident Investigation
Incident Investigation
Komponen sebuah investigasi
Deskripsi kejadian / accident : What, Where, When, Who, Why Level potensi accident berdasarkan kemungkinan dan konsekuensi Analisa akar penyebab berdasarkan 5 prinsip kategori Man, Method, Machine, Material, Environment 5 why methodology Deskripsi detail action plan termasuk 5 kategori prinsip analisa akar penyebab dengan ; Deskripsi , tanggung jawab dan PDCA Internal komunikasi dengan WWBU Internal komunikasi di dalam lokasi dan CBU
Safety Dialogs/Audit
Safety Dialogs/Audit
Prinsip Audit dan evaluasi ulang secara rutin sangat dibutuhkan untuk memelihara dan meningkatkan kinerja safety. Audit lapangan dan diskusi mengenai cara kerja karyawan dapat mencegah kecelakaan dengan mengingatkan karyawan dan manajer pada cara dan kebiasaan kerja yang kurang aman sekaligus melakukan perbaikan sebelum mengakibatkan kecelakaan. Kedua hal ini juga menunjukkan adanya komitmen manajemen. Proses audit yang lengkap mencakup diskusi safety, audit sistim dan inspeksi mesin dan fasilitas pabrik.
Tujuan untuk
Behaviour Audit
Menentukan agenda atau topik pembicaraan Mendapatkan fakta langsung dari tatapan mata sendiri baik
yang positif maupun yang negatif Mengamati potensi yang sudah baik menjadi lebih baik Emphati Menujukkan kualitas safety leadership seorang pimpinan
Behaviour Audit bukan untuk Mencari kesalahan si pekerja Menghakimi si pekerja Mencari titik lemah si pekerja
Bagaimana melakukan
REKOMENDASI
Praise
Maukan anda menjelaskan kepada saya, apa yang anda sedang lakukan?
Apa yang anda lakukan untuk mencegah apa yang akan terjadi? Saya memperhatikan anda tadi (pujian terhadap praktek kerja yang bagus
Apakah dengan senang hati melakukan cara tersebut mulai dari sekarang?
Apakah hal tersebut disetui Dapatkah anda berhenti sebentar untuk membicarakan safety
159
Contractors Safety
Contractors Safety
Kontraktor harus diintegrasikan dalam system safety sebagaimana yang dilakukan untuk karyawan Special tools harus dikembangkan dan ada untuk mengelola safety kontraktor
Contractors Safety
Six steps to manage contractors:
1.Selection : Must show their safety experience 2.Preparation : competencies, trainings, standards, policy 3.Contract award : Safety is a key element in each contract 4.Training and orientation : introduction process standards, safety/emergency response procedures 5.Managing the work /Audits : To ensure compliance to standards 6.Periodic Evaluation : To evaluate company safety performance level
Contractor safety management is a responsibility of leader
Contractors Safety
11 Basic Elements CSMS 1. Safety Commitement & Policy 2. Safety Rules/Manual/Procedures 3. Safety Inspection 4. Safety Committee 5. Safety Objective/ Program 6. Safety Training & Meeting 7. Progress Motivation Program 8. Incident Reporting/ Investigation 9. Safety Support 10.Personal Equipment 11.Safety Performance
CODE king/queen
Winner Team