You are on page 1of 14

ARTIKEL ILMIAH

DAYA ANTI BAKTERIAL SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP JUMLAH BAKTERI DAN Escherichia coli PADA SUSU

Oleh: AWAN BUDIMAN NIM 060610244

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2010 ANTIBACTERIAL POTENCY OF NONI (Morinda citrifolia) EXTRACT TOWARD THE NUMBER OF BACTERIA AND Escherichia coli IN MILK Awan Budiman1), Soetji Prawesthirini2), Setya Budhy3) Mahasiswa1), Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner 2), Bagian Patologi Klinik 3) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRACT The aim of this study was to identify antibacterial potency of noni extract toward the number of bacteria and Escherichia coli in milk. The methods used for this study was TPC (Total Plate Count) to count the number of total bacteria, MPN (Most Probable Number) to calculate the number of Escherichia coli. Experimental design used for this research was completely randomized design that was divided into four treatments and five repetition. The four threatment groups were P0 (10 ml of milk), P1 (9.9 ml milk + 0.1 ml of noni extract), P2 (9.7 ml milk + 0.3 ml of noni extract), and P3 (9, 5 ml milk + 0.5 ml of noni extract). The data obtained were analyzed using Anova (analisis of variant). The result showed that the administration of noni extract in milk can reduce the number of total bacteria and total bacteria Escherichia coli especially P3 (9.5 ml milk + 0.5 ml noni extract. Based on statistical data analysis using ANOVA showed that there is a difference between each treatment was highly significant (F calculated> F table 0.01). Based on these results it was known that noni extract had antibacterial effect toward the number of bacteria and Escherichia coli in milk. It was assumed that acubin, levo asperuloside, alizarin, and some anthraquinone substances contained in noni could give antiseptic and antibacterial effect. Keyword: Noni Extract, Escherichia coli, Milk
Surabaya, 02 Agustus 2010

Mahasiswa

Menyetujui Dosen Pembimbing I (Soetji Prawesthirini, drh., SU.) NIP. 195107031978032001 Menyetujui Dosen Terkait II

Menyetujui Dosen Pembimbing II

(Awan Budiman) NIM. 060610244 Menyetujui Dosen Terkait I

(Setya Budhy, drh., M,Si.) NIP. 195401291987011001 Menyetujui Dosen Terkait III

(Sri Chusniati, drh., M.Si.) NIP. 195712171987012001

(Dr. Nenny Harijani, drh., M.Si.) NIP. 195806021988032001

(Yuni Priyandani, Apt., Sp.FRS) NIP. 197306212007012001

DAYA ANTI BAKTERIAL SARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP JUMLAH BAKTERI DAN Escherichia coli PADA SUSU Awan Budiman1), Soetji Prawesthirini2), Setya Budhy3) Mahasiswa1), Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner 2), Bagian Patologi Klinik 3) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya anti bakterial sari buah mengkudu terhadap jumlah bakteri dan Escherichia coli pada susu. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah TPC ( Total Plate Count) untuk menghitung jumlah bakteri, MPN (Most Probable Number) untuk menghitung jumlah Escherichia coli. Masing-masing menggunakan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan P0 (10 ml susu), perlakuan P1 (9,9 ml susu + 0,1 ml ekstrak mengkudu), perlakuan P2 (9,7 ml susu + 0,3 ml ekstrak mengkudu), dan perlakuan P3 (9,5 ml susu + 0,5 ml ekstrak mengkudu). Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Anova (analisis varian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah mengkudu dalam susu dapat mengurangi jumlah total bakteri dan jumlah bakteri Escherichia coli terutama P3 (9,5 ml susu + 0,5 ml ekstrak mengkudu Berdasarkan analisis data statistik menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (F hitung> F tabel 0,01). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ekstrak buah mengkudu memiliki efek antibakteri terhadap jumlah bakteri dan Escherichia coli pada susu. Acubin, levo asperuloside, alizarin, dan beberapa zat anthraquinone yang terkandung dalam buah mengkudu dapat memberikan efek antiseptik dan antibakteri. Kata kunci: sari buah mengkudu, Escherichia coli, susu

PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan makanan yang mempunyai ciri khas dan kelebihan tersendiri. Susu merupakan pelengkap menu yang sempurna karena beberapa jenis zat makanan yang terkandung di dalam susu tidak dapat ditemukan pada bahan makanan lain, misalnya gula susu (laktosa), protein susu (kasein) dan lemak susu (butter fat). Susu jolong (kolostrum) sangat penting bagi anak sapi yang baru dilahirkan karena mengandung zat kebal (antibodi) yang sangat dibutuhkan oleh anak sapi tersebut (GKSI Korda Jatim, 1995). Susu mengandung asam-asam lemak essensial yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan sangat dibutuhkan tubuh guna kecerdasan otak manusia (Mahaputra, 2001). Disisi lain susu memiliki kekurangan yaitu susu mudah terkontaminasi dan ditumbuhi oleh bakteri. Susu merupakan media yang cukup baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri, karena kandungan nutrisi pada susu cukup lengkap. Selain itu, susu juga dapat menjadi sarana potensial bagi penyebaran bakteri patogen yang mudah tercemar bila penanganannya tidak memperhatikan kebersihan. Pencemaran pada susu terjadi sejak proses pemerahan, dapat berasal dari berbagai sumber seperti kulit sapi, ambing, air, tanah, debu, manusia, peralatan dan udara (Rombaut, 2005). Bakteri patogen yang umum mencemari susu adalah Escherichia coli. Galtz dan Bruvig (1980), melaporkan bahwa Escherichia colli dapat menyebabkan kerusakan pada susu akibat enterotoksin yang

diproduksinya. Standar Nasional Indonesia tahun 2000 mensyaratkan tidak adanya bakteri Escherichia coli dalam susu dan produk olahannya. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri patogen dalam kelompok coliform yang digunakan sebagai bakteri indikator pencemaran. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah termasuk diantaranya tanaman obat. Lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau sebagai bahan obat. Keuntungan penggunaan tanaman obat antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya murah (Pudjarwoto dkk, 1992). Mengkudu merupakan tanaman obat yang sudah dimanfaatkan sejak jaman purba hampir diseluruh belahan dunia. Semua bagian tanaman mengkudu terkandung berbagai senyawa yang berguna dan berkhasiat obat. Beberapa jenis senyawa fitokimia dalam buah mengkudu yang dapat bersifat sebagai antibakterial dan jamur adalah acubin, levo asperuloside, alizarin, dan beberapa zat anthraquinone (Bangun dan Sarwono, 2002). Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti berkeinginan untuk

mengetahui perubahan cemaran bakteri yang ada pada susu setelah ditambahkan sari buah mengkudu dengan harapan untuk mengurangi jumlah bakteri dalam susu segar dan mengoptimalisasikan susunan susu yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk proses pengolahan susu.

METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah tabung reaksi dan raknya, cawan petri, tabung durham, kertas saring, autoclave, vortex, pipet pasteur, ose, pembakar bunsen, blender, kapas, dan inkubator. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah susu segar yang belum dipasteurisasi yang diperoleh dari perusahaan sapi perah di surabaya, buah mengkudu, aquadest, alkohol 90%, Reagen Kovac dan media yang digunakan dalam penelitian ini adalah EMBA, NA, BGBB, dan Tryptone Water. Sterilisasi Alat Sebelum melakukan penelitian alat-alat disterilkan terlebih dahulu dengan autoclave pada suhu 121C dengan tekanan lebih dari 1 atm selama 15 menit. Pembuatan Sari Buah Mengkudu Buah mengkudu sebesar 150 gram dipotong kecil-kecil, diblender kemudian disaring dengan kertas saring dan didapatkan air perasan sebanyak 30 ml. Penghitungan Jumlah Bakteri Terlebih dahulu disiapkan media Nutrient Agar (NA) steril. Buat pengenceran pada sampel susu 10-2, 10-3, 10-4. Ke dalam cawan petri

masukkan 1 ml sampel susu dari setiap pengenceran. Tuangkan media NA dengan suhu 40C sebanyak 15 ml. Gerakkan cawan petri secara berputar-horisontal supaya sampel tercampur merata dengan media. Kemudian diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam. Setelah itu hasil inkubasi diamati untuk menentukan ada tidaknya pertumbuhan koloni bakteri (Lay, 1994). Penanaman pada media NA ini menggukanan metode tuang. Cara perlakuan ini diulang sebanyak lima kali. Penghitungan Jumlah Escherichia coli Dalam penelitian ini menggunakan metode MPN lima tabung, dengan ulangan lima kali. Pertama buat pengenceran pada sampel susu 10 -1, 10-2, 10-3. Setiap pengenceran diinokulasikan per ml, ke dalam 5 tabung reaksi berisi 9 ml BGBB, semuanya 15 tabung. Ke 15 tabung tersebut diinkubasi pada suhu 44,5 450C selama 24 - 48 jam. Setiap tabung yang

menunjukkan produksi gas, keruh, berwarna hijau kekuningan diduga positif Escherichia coli. Inokulasikan semua tabung positif dari setiap pengenceran dengan cara streak pada media EMBA (5 area setiap pengenceran pada setiap cawan petri). Inkubasi pada pada suhu 37 0C selama 18 24 jam. Identifikasi koloni tersebut pada Tryptone Water (setiap area pada 1 tabung). Inkubasi pada suhu 44,5 - 450C selama 24 jam untuk meyakinkan bahwa koloni tersebut Escherichia coli. Lakukan tes indol pada setiap tabung dengan meneteskan reagen Kovach. Bila positif akan terlihat cincin merah muda. Cara penghitungan: koloni khas Escherichia coli yang tumbuh setiap area dihitung satu atau dengan

menghitung tabung Tryptone Water yang positif per pengenceran. Kemudian dibandingkan dengan tabel Mc Cradys. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penghitungan Jumlah Bakteri Prinsip dari metode ini yaitu apabila sel bakteri yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar, maka sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. TPC dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode tuang dan permukaan. Pada penelitian ini digunakan metode tuang. Jumlah bakteri dihitung dengan mengalikan jumlah koloni yang tumbuh pada media dengan pengencerannya. Data yang diperoleh dari hasil adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil penghitungan jumlah bakteri : Perlakuan P0 P1 P2 6 6 2,4 x 10 1,3 x 10 1,1 x 106 2,3 x 106 1,6 x 106 1,4 x 106 6 6 2,8 x 10 1,9 x 10 1,7 x 106 2,5 x 106 1,9 x 106 1,2 x 106 6 6 2,6 x 10 2,5 x 10 2,4 x 106 1,8 ab x 106 0,34 1,5b x 106 0,40

Ulangan

I II III IV V Rata-rata 2,5a x 106 SPC (X 0,15 SD) Keterangan : P0 : 10 ml susu P1 : 9,9 ml susu + 0,1 ml sari P2 : 9,7 ml susu + 0,3 ml sari P3 : 9,5 ml susu + 0,5 ml sari

P3 1,0 x 106 1,1 x 106 1,2 x 106 1,0 x 106 1,9 x 106 1,2b x 106 0,29

buah mengkudu buah mengkudu buah mengkudu

Dari data hasil penelitian tersebut di atas dapat diketahui rata-rata

10

Standard Plate Count (SPC) dari jumlah bakteri yang dihitung dengan metode TPC yaitu sebagai berikut : P0 = 2,5 x 106 , P1 = 1,8 x 106 , P2 = 1,5 x 106 , P3 = 1,2 x 106. Berdasarkan analisis data secara statistik menggunakan Sidik Ragam ternyata pemberian sari buah mengkudu pada susu memberikan

perbedaan yang sangat nyata terhadap pertumbuhan total bakteri pada susu (sebab F hitung > F table 0,01), kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1%.

Hasil Penghitungan Jumlah Escherichia coli Metode MPN digunakan untuk menghitung jumlah bakteri koliform dan Escherichia coli. Pada penelitian ini digunakan untuk menghitung jumlah Escherichia coli dengan hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil penghitungan Escherichia coli : Perlakuan Ulangan P0 P1 P2 P3 I 221 21 20 17 II 278 40 12 4 III 1600 172 25 21 IV 1600 278 221 172 V 1600 1600 348 253 b bc 422,2 125,2 Rata - rata jumlah 1059,8a 93,4c E. Coli (X SD) 739,97 112,61 666,64 152,26 Keterangan : P0 : 10 ml susu P1 : 9,9 ml susu + 0,1 ml sari buah mengkudu P2 : 9,7 ml susu + 0,3 ml sari buah mengkudu P3 : 9,5 ml susu + 0,5 ml sari buah mengkudu

11

Dari data hasil penelitian tersebut di atas dapat diketahui rata-rata jumlah Escherichia coli yang dihitung dengan metode MPN yaitu sebagai berikut : P0 = 1059,8, P1 = 422,2, P2 = 125,2, P3 = 93,4 Berdasarkan analisis data secara statistik menggunakan Sidik Ragam ternyata pemberian sari buah mengkudu pada susu memberikan

perbedaan yang sangat nyata terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada susu (sebab F hitung > F table 0,01) kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 1%. Berdasarkan hasil penelitian tentang daya anti bakterial sari buah mengkudu (Morinda citrofilia) terhadap jumlah bakteri dan Escherichia coli pada susu dapat diketahui bahwa P3 (9,5 ml susu + 0,5 ml sari buah mengkudu) merupakan konsentrasi yang optimal karena disini terlihat dengan menggunakan metode Total Plate Count dan Most Probable Number jumlah bakteri berkurang, baik jumlah bakteri ataupun jumlah Escherichia coli. Berdasarkan analisis data secara statistik menggunakan Sidik Ragam dapat diketahui bahwa antara 4 perlakuan yaitu P0 (10 ml susu), P1 (9,9 ml susu + 0,1 ml sari buah mengkudu), P2 (9,7 ml susu + 0,3 ml sari buah mengkudu), dan P3 (9,5 ml susu + 0,5 ml sari buah mengkudu) terdapat perbedaan yang sangat nyata pada susu (F hitung > F table 0,01). Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan dalam hal jumlah pertumbuhan bakteri, perbedaan ini disebabkan karena adanya

perbedaan konsentrasi. Pada P3 (9,5 ml susu + 0,5 ml sari buah mengkudu) jumlah bakteri di dalam susu berkurang, hal ini karena

12

semakin banyak sari buah mengkudu yang ditambahkan maka semakin tinggi daya anti bakterial (pelezer et al., 1993). Senyawa-senyawa lain yang terkandung dalam buah mengkudu yaitu Senyawa Terpenoid. Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada lemak esensial. Zat-zat terpenoid membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu Scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur) terhadap Pythium sp. dan juga bersifat anti peradangan dan anti alergi. Xeronine merupakan salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah Mengkudu. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini penting mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi

abnormal maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan. Hal-hal konsentrasi berpengaruh menghambat yang zat menentukan antibakterial aktifitas tersebut. suatu dari antibakterial tersebut adalah dapat dalam dapat

Konsentrasi zat

pada

kemampuan bakteri

antibakterial ataukah

pertumbuhan

(bakteriostatik)

membunuh bakteri (bakteriosidal) (Pelezar et al., 1993). Bangun dan Sarwono (2002) menjelaskan bahwa sari buah mengkudu berwarna coklat kemerahan dan apabila sari buah mengkudu sudah

13

berwarna hitam, maka kandungan antrakuinon pada sari buah mengkudu tersebut sudah hilang atau sari buah tersebut sudah tidak berkhasiat. Menurut Jawetz et al., (2001) pertumbuhan bakteri yang terhambat atau kematian bakteri akibat suatu zat antibakteri dapat disebabkan oleh penghambatan terhadap sintesis dinding sel, penghambatan terhadap fungsi membran sel, penghambatan terhadap sintesis protein, atau penghambatan sintesis asam nukleat.

KESIMPULAN Terdapat penurunan jumlah bakteri pada susu setelah penambahan sari buah mengkudu. Terdapat penurunan jumlah Escherichia coli pada susu setelah penambahan sari buah mengkudu.

DAFTAR PUSTAKA Bangun, A.P., B. Sarwono. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Agro Media Pustaka. Jakarta. Gabungan Koperasi Susu Indonesia. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Cooperative Center Denmark dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia Korda Jawa Timur. Pasuruan. 53-54. Glatz, B.A. and S.A. Bruving. 1980. Enterotoxin Production in Milk by Enterotoxigenik Escherichia colli. J Food Protect. (43) : 298-299. Jawetz., E. J.L. Melnick and E.A. Adelberg. 2001. Mikrobiologi kedokteran. Edisi I. Diterjemahkan oleh Penerjemah Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Salemba Medika, Surabaya. Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Edisi I. PT. Raja Grafindo Persada. Kerjasama dengan PAU Bioteknologi IPB. Jakarta. Mahaputra, L. 2001. Ilmu Kebidanan Veteriner. Laboratorium Kebidanan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Pelezar, J. Michael dan chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Penerbit UI Press. Jakarta. Pudjarwoto T, Cyrus H. Simanjuntak, Nur Indah P. 1992. Daya Antimikroba Obat Tradisional Diare terhadap Beberapa Jenis Bakteri . Cermin Dunia Kedikteran edisi 76 (KULIT II) : 41-44.

14

Rombaut, R. 2005. Dairy Microbiology and Starter Cultures. Laboratory of Food Technology and Engineering. Gent University. Belgium.

You might also like