You are on page 1of 3

Secara psikososial kemandirian tersusun dari tiga bagian pokok yaitu : 1.

Otonomi emosi (emotional autonomy) aspek kemandirian yang berhubungan dengan perubahan dengan pendekatan atau keterikatan hubungan emisional individu, terutama sekali dengan orang tua. 2. Otonomi bertindak (behavioral autonomy) aspek kemandirian yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas dan menindaklanjutinya. 3. Otonomi nilai (value autonomy) aspek kemandirian yang berhubungan dengan kebebasan untuk memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, wajib dan yang hak, apa yang penting dan apa yang tidak penting , Steinberg ( ) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukanlah semata-mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Perkembngannya juga dipengaruhi oleh stimulus yang datang dari lingkungannya. Selain potensi yang telah dimiliki sejak lahir sebagai keturunan dari orang tuanya. Ada sejumlah faktor yang sering disebut sebagai korelat bagi perkembangan kemandirian, yaitu sebagai berikut : a. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak. c. Sitem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian individu. d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekan pentingnya hierarki struktur social, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi individu dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian individu. Adapun factor-faktor lain yang mempengaruhi kemandirian diantaranya adalah : a. Umur Setton () mengatakan adanya peningkatan perilaku mandiri sesuai dengan umurnya, artinya semakin bertambah umur seseorang maka perilaku kemandiriannya semakin berkembang. b. Jenis Kelamin

Perbedaan sifat-sifat yang demikian oleh pria dan wanita boleh disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang diberikan pada anak laki-laki anak perempuan. Masrun dkk() mengatakan bahwa anak laki-laki lebih banyak diberikan kesempatan untuk berdiri sendiri dan menanggung resiko, serta banyak dituntut untuk menunjukan inisiatif dari pada anak perempuan. c. Urutan Kelahiran Adler () mencoba menjelaskan bagaiman tidak meratanya perhatian orang tua dalam kaitannya dengan urutan kelahiran akan mempengaruhi pekembangan kepribadian anak dan menyebabkan tingakt kemandirian yang berbeda. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kemandirian seorang dipengaruhi oleh usia diman semakin mantap kemandiriannya yang didukung dengan sikap stabil. Tenang dan mantang serta realistis. Faktor lingkugan juga sangat mendukung bagaimana lingkungan memperlakukan seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan atau dalam mengambil suatu keputusan, terutama orang yang berperan penting dalam membentuk kemandirian seorang anak. Tipe Kemandirian Wanita Masrun() menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki kemandirian akan tampak memiliki keputusan yang matang dan percaya diri, mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadap serta mampu untuk bertanggung jawab tehadap keputusan yang diambilnya. Jenis kemandirian wanita menurut Setyawan () adalah : a. Kemandirian wanita dalam hal keuangan wanita bisa saja mandiri secara keuangan dengan mengendalikan hasil tabungan, depositi, dan pernyetaan m oda. Masalahnya tidak semua wanita mempunyai potensi keuangan sebesar itu karena itu alternatif yang lebih banyak adalah pilihan untuk bekerja pada saat organisasi. Dengan mempunyai pekerjaan, wanita akan mempunyai penghasilan sendiri dengan demikian akan menjadi lebih mandiri, selain iti dengan bekerja wanita dapat memperluas pergaulannya, mempunyai kedudukan sosial dan mewujudkan jati diri. b. Kemandirian dalam hal mengambil keputusan pengambilan keputusan adalah suatu proses yang ditempuh untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah atau memadamkan krisis. Selama mendapatkan pandangan bahwa wanita diragukan kemampuannya untuk menganbil keputusan terutama keputusan yang beresiko, pandangan tersebut diduga berawal dari kebiasaan wanita tradisional yang tergantung pada pria. c. Kemandirian dalam hal mengatasi masalah masalah adalah kesenjangan situasi nyata yang dihadap dengan situasi yang diharapkan. Setiap orang mempunyai masalah namun tidak semua orang mampu mengatasi masalahnya sendiri, demikian juga wanita, tidak perlu tergantung pada pria dengan masalah yag dihadapinya. Semakin terampil seorang

wanita dalam mengatasi permasalahanya sendiri maka semakin mnadirilah dia dalam mengahdapi tantangan hidupnya. d. Kemandirian dalam hal memilikh pasangan hidup Wanita dapat dikatakan mandiri apa bila ia dapat secara bebas memilih pasangan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya.

You might also like