You are on page 1of 6

Tujuh Anak Muda Kreatif Harapan Bangsa Bab Bab Bab I II III Beberapa Anak Muda Indonesia

Hebat !!! Itulah salah satu kata yang bisa kuucapkan kepada seorang sahabat, teman bermain, satu koloni dalam masalah kuliner dan mengejar cewek (terjadi dahulu kala sebelum kita menikah lho..), Mufti Kirom. Salah satu inspirasi untuk mewujudkan cita-citaku yang masih karam dan belum termunculkan lagi, yaitu menjadi wirausaha mandiri. Kenangan manis masih terukir dalam benakku ketika lulus dari SMA sudah mulai berwiraswasta meskipun masih banyak campur tangan dari orang tua. Akan tetapi, saya merasa bersyukur sudah pernah mencoba dan merasakan menjadi seorang entrepeneur. Memang usaha yang dahulu pernah saya jalani tidak berprospek panjang karena masih terikat dengan kebijakan pemerintah, yaitu pangkalan minyak tanah. Usaha ini mulai saya geluti sejak tahun 2003 sampai adanya kebijakan pemerintah untuk mengganti minyak tanah ke gas tahun 2009. Secara tidak langsung banyak memengaruhi kehidupanku sehari-hari. Roda terus berputar dan saya harus menerima kejadian itu untuk kepentingan masyarakat banyak. Setelah itu, saya mencoba menjadi pengecer gas tapi tidak terlalu lama karena kalah dengan pemodal besar serta banyaknya persaingan yang tidak sehat. Hari demi hari kulalui dengan berbekal modal dari usaha yang dulu, saya beranikan untuk berinvestasi tanaman cengkeh dan batu kali. Kedua-duanya mengalami kegagalan hingga akhirnya saya merelakan untuk menjadi pegawai di Batam, guru, dan sekarang buruh pabrik penerbitan dan percetakan di Klaten. Itulah realita yang harus saya hadapi sekarang ini karena berbagai banyak alasan dan toleransi. Namun demikian, cita-citaku yang sedang meredup tak akan kubiarkan mati begitu saja. Saya percaya fase kebangkitan suatu saat akan bergelora dan tumbuh seiring dengan kematangan dan kemantapanku dalam menjalani kehidupan.

Berbeda dengan sahabatku, Kirom yang secara kontinu menjalankan bisnis batiknya sejak lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) yang sekarang berubah menjadi SMK. Kirom sangat berpegang teguh kepada prinsipnya yang anti uniform, sebutan untuk seorang pegawai. Baginya menjadi wiraswasta mempunyai waktu lebih fleksibel daripada diatur dengan jam kantor. Petuah yang selalu teringat sampai sekarang, yaitu Bro, kamu pingin jadi pegawai? Nanti kamu kayak anak sekolahan lagi memakai seragam dan harus diatur waktu? Dalam hati kecil tentu saya menjawab tidak, akan tetapi ada hal lain yang saya bisa menjawab ya. Keragu-raguan, itulah sifat yang dahulu menyelimutiku. Dalam agama juga diajarkan agar kita harus optimis dan tidak boleh bersikap ragu-ragu. Menjadi seorang wiraswasta harus sanggup menjadi penakluk atas penjara berupa mental block, yaitu takut gagal, minder, malu, dan tidak berani ambil resiko. Seorang wiraswasta harus keluar dari zona nyaman dan menerobos tirani rutinitas. Alhasil, dalam usia yang sama sahabatku, Kirom sanggup menangguk untung ratusan juta dari bisnis batik yang dikelolanya. Sobat, semoga bisnisnya tambah sukses dan tetap menjadi orang yang bijak dan bersahaja. Satu hal yang harus selalu diingat bahwa orang berbisnis bukan semata-mata cari uang, melainkan mencari makna. Insya Allah selalu ada jalan jika seseorang mau berusaha dan bekerja keras. Bukankah nasib seseorang berada di tangan pribadi-pribadi yang bertakwa dan mau berusaha. Semoga coretan ini bisa melecutkan semangat ku dalam meletupkan cita-citaku yang sudah lama redup. Ya Allah, tetapkanlah hati ini agar terhindar dari sifat ragu-ragu dan tuntunlah hambamu yang dhoif ke jalan lurus yang salalu dalam Ridho-Mu. Aminn..

Sukses, sukses, dan suksesss!!!

Cara terbaik menanam pohon jati adalah dilakukan 20 tahun lalu. Jika tidak, maka lakukan hari ini! Rhenald Kasali, melalui buku ini, seakan mengingatkan hal itu. Jika Indonesia masa depan kita idamkan makmur, maka hari ini harus lahir para (tunas) wirausahawan. Bahwa anak-anak muda Indonsia hari ini harus jadi pemenang di masa depan dengan berbisnis sekarang juga. Jangan terlalu ruwet berteori. Sederhanakan masalah. Buang belenggu. Berbisnislah!!! Cara terbaik agar padi yang dihasilkan mempunyai daya kualitas yang tinggi adalah dengan merawatnya dengan baik. Ini dapat dilakukan jika kita memiliki perencanaan yang matang sekaligus Maka kita bertemu dengan 24 pengusaha muda yang sanggup menjadi penakluk atas penjara berupa mental block, yaitu takut gagal, minder, malu, dan tak berani ambil resiko. Mereka ke luar dari zona nyaman dan menerobos tirani rutinitas. Alhasil, dalam usia belia, sanggup menangguk untung ratusan juta hingga miliaran rupiah. Tetapi jauh dari pakem buku-buku sejenis, yang menawarkan solusi cara cepat jadi kaya, Rhenald Kasali justru mengingatkan: tak ada paket kilat dalam berusaha. Dalam buku ini ia bahkan dengan bijak menyiram batin kita: bahwa orang berbisnis bukan semata-mata cari uang, melainkan mencari makna. Buku berjudul Wirausaha Muda Mandiri ini, sungguh-sungguh melabrak tradisi buku asal laku yang menjual kiat-kiat bisnis (atau investasi). Sang Profesor dan Guru Besar Manajemen dari UI ini menjauhi bahasa over dramatisasi (misalnya dari judul bombastic). Disiplin dalam meracik contoh kasus (orang-orang yang ditulis, adalah para pengusaha muda alumni Program Wirausaha Muda Mandiri. Seraya memberikan kiatkiat yang memiliki daya gugah terutama petikan-petikan nasehat yang sesuai dengan konteks. Secara umum, muatan buku mengurai proses kreatif para pengusaha muda yang sukses. Dari 24 nama, rata-rata adalah lulusan perguruan tinggi (atau malah masih kuliah), berlatar belakang keluarga menengah dan bawah. Tetapi sumber inspirasi untuk berbisnis, aneh-aneh. Ada yang dapat ide dari toilet, lantas mengolah kotoran sapi sebagai bahan baku untuk industri gerabah. Kerusuhan para fans Band Populer, juga jadi ide untuk mendirikan bisnis merchandise (mug unik bergambar para artis pujaan). Terdapat pula pengusaha muda yang berbisnis properti (perumahan murah), karena api idealisme membela kaum lemah. Tetapi yang paling banyak, tak lain bersumber dari selera lidah dan isi perut. Beberapa orang mengaku berbisnis makanan karena melihat tantangan di sekitar. Seperti seorang pengusaha muda yang berbisnis bakso, karena melihat kedai bakso yang laris di

bandara. Atau seorang pengusaha muda yang mendirikan bisnis oleh-oleh khas Batam, karena di kota itu tak ada oleh-oleh khas. Dedikasi, Hobi Boleh dikata, buku ini menekankan lima buah akhiran i (yaitu dedikasi, hobi, prestasi, inovasi, dan tentu saja hoki). Para pebisnis memilih jalan hidup dengan passion (hasrat tinggi). Mereka memang hobi dan terbiasa melakukan itu. Seorang pebisnis, yang unggul dalam usaha desain grafis karena memang sedari kecil hobi menggambar. Pengusaha muda yang lain, seorang dokter, kepincut dengan hobi anak muda di depan internet (yaitu blog), lantas membuat 200 alamat blog yang menghasilkan laba, ujungnya membuat Sekolah Blog Pertama di Indonesia. Pastinya beragam kisah menarik lainnya berhamburan. Tak ada cerita baku dan beku dalam dunia entrepreneurship (kewirausahaan). Klaim-klaim sepihak, bahwa para pengusaha hanya lahir dari keturunan pengusaha, rupanya tak berlaku karena ada anak arsitek, putera pegawai, yang justru berbisnis. Juga tentang kemampuan intelektual yang diukur via IQ, sama sekali tak berlaku. Lantaran ada pengusaha sukses yang terangterangan menolak belajar matematika ketika sedang kuliah. Bagaimana dengan faktor uang? Justru inilah yang ditekankan dalam buku ini. Rata-rata mereka berbisnis karena keberanian, nekat, dan cerdik melihat peluang. Bahkan ada seorang pengusaha yang memulai bisnis dengan mencuil isi dompet sebesar 150 ribu rupiah. Tentu saja, kisah-kisah mereka tak selalu mulus. Ada yang gagal lebih dari sepuluh kali. Ada yang tempat usahanya diobrak-abrik preman. Ada yang pernah tertipu. Malah yang mengesankan, ada juga yang diolok-olok temannya dengan sebutan banci! Daya Gugah Daya gugah buku ini juga terletak pada 24 tips bisnis yang ditulis Rhenald Kasali, di setiap ujung wawancara dengan para pelaku bisnis. Beliau memang otoritatif-baik dari aspek teori ataupun praktis. Namun personal touch (sentuhan emosional) yang dipaparkan sangat simpatik, melecut daya gugah kita untuk bangkit. Inilah yang tak kita temukan dari buku-buku sejenis ini. Misalnya, nasehatnya tentang melawan kemiskinan. Kita tak boleh marah terhadap kemiskinan. Melainkan mengubahnya menjadi energi, menjadi motor penggerak. Selama ini, kemiskinan sering dijadikan alasan untuk berbuat apa saja, termasuk merusak dan mencuri. Atau tentang fenomena anak-anak muda yang bergaya. Menurutnya, ada perbedaan anatara anak muda bergaya dengan anak muda berusaha. Yang satu menghabiskan uang, satunya lagi mencari atau menghasilkan uang. Terakhir, petikan tentang ragam masalah yang menghadang. Ia membuat analogi bagus. Menurutnya, ada dua jenis batu. Pertama adalah batu penghalang dan kedua adalah batu loncatan. Nah, bukankah hal ini tergantung cara pikir dan pilihan kita? Selamat membaca

Buku Wirausaha Muda Mandiri -Part 2

24 pengusaha muda yg mengkompetisikan usahanya dalam Wirausaha Muda Mandiri. Mereka adalah pengusaha muda yg rata-rata berusia dari 25 hingga 35 tahun. Pendidikannya bervariasi dari sarjana hingga pasca sarjana, bahkan ada juga yg masih kuliah. Buku ini ditulis oleh Rhenald Kasali yg juga sebagai mentor bisnis peserta melalui Rumah Perubahan-nya. Menurutnya, 24 anak muda dalam bukunya mungkin bukan pengusaha hebat yg penghasilannya sudah sangat tinggi, tapi ia percaya suatu ketika mereka mungkin bisa mengisi daftar orang terkaya di Indonesia. Setiap profil dibahas secara detail mulai dari perjalanan hidupnya dari jatuh bangun membangun bisnis, hingga kembali bangkit dari keterpurukan. Ada juga yg bisnisnya berjalan mulus. Ada yg bisnisnya bermodal kecil-kecilan. Ada juga yg bisnisnya bermodal puluhan juta. Kemudian di bagian testimoni dilakukan tanya jawab singkap kiat-kiat si pengusaha. Pada akhirnya Rhenald Kasali memberikan wejangan bisnis terkait masing-masing usaha yg digeluti. Nasehat singkatnya seputar bagaimana kiatkiat agar bisnis tambah kuat, kiat menghadapi persoalan agar tidak stress dan nasehat lainnya. Tentu saja sebagai seorang profesor bisnis dari dunia pendidikan maka setiap nasehatnya cenderung detail, teoritis, booksmart dan ia bahas secara umum. Di antara profil yg ia ceritakan ada beberapa yg cukup menginspirasi saya diantaranya pembuat gitar customized, pembuat canang, Bornis foto dari Tarakan dan pembuatan mesin antrian oleh seorang lulusan Teknik Elektro ITB. Kita bahas satu persatu: 1. Satrianugraha, Pembuat Gitar Customized Stranough Dimulai dari kiat Satrianugraha membuat gitar sendiri dan menjualnya di internet. Lalu menjadi terkenal karena mendapat pesanan 250 gitar dari Belanda. 2. Ni Ketut Susilawati, Pembuat Canang dari Bali Mengembangkan usaha orang tuanya yang sebelumnya dikelola dgn cara tradisional. Tak menyangka usaha banten juga bisa dikelola secara profesional dan menghasilkan omset yg tidak sedikit. 3. Hamka Alwi, Bornis Studio Karena gagal berbisnis foto sebelumnya, ia berguru ke Jakarta kepada Darwis Triadi. Akhirnya jadi sukses di kota asalnya Tarakan dan kini mempunyai 6 cabang dengan keuntungan 500 juta per tahun. Ediaaannn...!! 4. Teo Surya Adhitama, Pencipta Embedded System Dengan modal awal 50 juta ia mendirikan perusahan jasa pembuatan mesin antrian dan mesin elektronis sejenis dan kini lulusan Teknik Elektro ITB ini mencapai omset 1,2 M per tahun. Dari buku ini juga ada beberapa hal yg bisa saya ringkas. Pertama adalah "10 TIPS UNTUK BERUBAH" 1. Jangan takut memulai

2. Terima tantangan 3. Hadapi masalah 4. Belajar, cari ilmu bukan gelar 5. Berani mencoba 6. Datangi dan perbaiki 7. Tunggu yg terbaik 8. The art of pruning 9. Mengalir seperti air 10. Jadilah river company (bukan puddle company) "24 Hukum Wirausaha" 1. Keunikan adalah monopoli 2. Bisnis adalah creating value, bukan melulu creating product 3. Jeli mencari pelampung 4. Menciptakan keterikatan emosional 5. Mengelola rasa frustrasi 6. Daya juang, modal wirausahawan 7. Keberhasilan seringkali muncul dari kegagalan 8. Mengenali peluang untuk kita 9. Mengisi ceruk pasar 10. Memilih usaha dgn melihat contoh 11. Memahami artpreneurship 12. Bisnis adalah mengelola resiko 13. Berpacu dengan teknologi 14. Mengimbangi peran pengusaha nasional 15. Kejujuran dan tanggung jawab adalah modal utama 16. Keluar dari belenggu usaha kecil 17. Masalah = peluang usaha 18. Technopreneurship, berbisnis kecanggihan teknologi 19. Kepribadian yg kondusif untuk berbisnis 20. Mengenal pasar dan kegagalan 21. Berbisnis ala Gen C 22. Berfikir out of the box 23. Berani bekerja keras 24. DNA wirausaha

You might also like