Professional Documents
Culture Documents
Bagian Keempat
Yudhihira bertanya : Wahai Brhmaa, mengapakah dalam upacara itu dipergunakan sedemikian banyak emas ? Dan kapankah baginda raja Mruta itu memerintah? i Wysa menjawab : Nah cucunda raja, ruparupanya kamu tertarik kepada riwayat raja keturunan Karandhama yang luar biasa ini. Dengarkanlah ceriteraku ini. Raja Mruta ini memang mempunyai kekuatan yang luar biasa dan kekayaannya sungguh menakjubkan. Pada jaman Kta. Manu yang bersenjatakan sceptra, tongkat kebesaran raja, telah menguasai dunia ini. Puteranya adalah Prasandhi dan Prasandhi mempunyai seorang putera bernama Kupa. Dan Kupa menurunkan seorang putera terkenal bernama Ikwku. Raja Ikwku ini menurunkan seratus orang putera perkasa dan semuanya diangkat menjadi raja oleh Ikwku. Yang tertua
bernama Winsa, menjadi contoh utama bagi para katriya pemanah. Putera Winsa adalah Wiwinsa yang jaya. Raja Wiwinsa menurunkan putera lima belas orang yang semuanya ahli memanah tiada tandingan. Mereka sangat menghormati para Brhmaa, membela kebenaran, lemah lembut dan tutur katanya halus. Saudaranya yang tertua yang bernama Khaninetra, menindas semua adik-adiknya, dan setelah menguasai seluruh kerajaan, ia lalu melenyapkan perintangperintangnya satu-persatu. Akan tetapi ternyata Khaninetra kerajaan tidak tidak mampu mempertahankan Ia dapat kedudukannya, lebih-lebih karena seluruh rakyat menyukainya. digulingkan dan anaknya Swarcha dinobatkan menjadi raja. Puteranya ini sangat menyadari kekeliruan yang dilakukan oleh ayahnya dan setelah ayahnya itu diusir dari kerajaan, Swarcha lalu memerintah dengan cita-cita
membahagiakan seluruh rakyat. Ia memuja Brhmaa, berkata benar, tingkah laku dan perbuatannya mementingkan kesucian dan ia dapat mengendalikan pikirannya serta perasaannya. Rakyat sangat mencintai raja ini. Akan tetapi karena baginda bagian ini terlalu mementingkan kesucian dan mengabaikan keduniawian maka kerajaan menjadi miskin ditambah pula oleh adanya pemimpin-pemimpin yang mempergunakan kesempatan memperkaya diri sendiri. Mereka itu sungguh mempersulit kedudukan raja sehingga hanya dengan susah payah raja mempertahankan tegaknya kerajaan karena baginda tidak mempunyai cukup dana untuk membiayai pertahanan dan administrasi kerajaan. Tetapi syukurlah, bagaimana pun juga besar kekuatan musuhnya, namun raja yang lemah ini tidak bisa dibunuh, karena sedikit kekuatan yang dimilikinya dilandasi oleh
kebenaran.
Pada
waktu
keadaan
sudah
sedemikian sulitnya, ia didesak dan hampir dapat dibunuh. Tetapi raja lalu menghembus tangannya, dan sungguh ajaib, dari kedua lengannya muncul kekuatan luar biasa dan dengan kekuatan itu, semua musuh-musuhnya dapat ditundukkan baginda dengan mudah. juga Itulah julukan bergelar sebabnya Karandhama. mendapat
Puteranya
Karandhama Pertama. Baginda memerintah pada permulaan jaman Tret. Beliau gagah perkasa bagaikan Indra, memancarkan kasih sayang dan dikagumi oleh semua mahluk bahkan oleh para Dewa yang kekal. Pada waktu itu semua raja-raja berada dibawah kekuasaannya dan baginda memajukan kerajaannya sehingga menjadi kayaraya dan kekuatannya tidak ada duanya Demikian
baginda
menjadi
seorang
Maharaja.
Dan
memanglah raja yang nama aslinya adalah Awikit setingkat dengan Indra baik dalam perwujudan maupun dalam kepahlawanannya Dia percaya kepada kekuatan upacara kurban. Bathinnya teguh indriyanya terkendali dengan sangat sempurna. Dalam hal pancaran kekuatan, baginda setara dengan Srya pendiri dan dalam hal kesabaran baginda bagaikan Bumi ini sendiri. adalah Kecerdasannya pegunungan seimbang Himawat. dengan Baginda Whaspati dan dalam hal ketenangan baginda menghibur rakyatnya dengan perbuatan, pikiran dan perkataan ditambah dengan pengekangan diri, keteguhan iman serta kesabaran Baginda pun sudah menyelenggarakan seratus kali kurban kuda dan i giras yang akti dan berpengetahuan luas itu menjadi pendetanya dalam setiap upacara. Baginda inilah yang
menurunkan Raja Mruta yang sudah kita singgung dalam permulaan ceritera ini. Baginda Mruta ini lebih hebat lagi. Adil dan sangat dicintai rakyat. Kekuatannya bagaikan sepuluh ribu ekor gajah dan sebenarnyalah dapat dianggap sebagai Wiu yang kedua. Beliau lebih-lebih menjunjung lagi mempunyai kebesaran hasrat arti untuk upacara tinggi
kurban. Untuk melangsungkan niatnya itu, baginda naik ke puncak gunung Meru yang berdiri megah di sebelah utara pegunungan Himawat. Sebelum melangsungkan upacara, baginda sudah memerintahkan untuk membuat beribu-ribu buah tempayan dan piala emas. Di atas gunung kemilau dengan warna emas itu baginda melakukan upacara. Seluruh pandai emas di kerajaan dikerahkan untuk membuat belanga, tempayan, mangkuk dan korsi-korsi dalam jumlah tak terhitung banyaknya. Tempat
pemujaan didirikan tidak jauh dari tempat pandai emas itu bekerja. Di sanalah Mruta, dengan dibantu oleh raja-raja dari seluruh dunia melakukan upacara kurban besar-besaran. Apakah sebabnya raja ini menjadi sedemikian kuat dan kaya dan dari manakah semua kekayaan itu datangnya, selanjutnya. mari dengarkanlah ceritera