You are on page 1of 26

A.

Judul Percobaan

: Redoks dan Sel Elektrokimia

B. Tanggal Percobaan : Selasa, 23 April 2013; 13:30 WIB C. Selesai Percobaan D. Tujuan : Senin, 23 April 2013; 15:30 WIB :
1. Mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang diamati 2. Menentukan daya gerak listrik (DGL) sel volta 3. Menguji elektrolisis larutan KI

E. Kajian Teori
Elektrokimia adalah salah satu dari cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks. Proses transfer elektron akan menghasilkan sejumlah energi listrik. Aplikasi elektrokimia dapat diterapkan dalam dua jenis sel, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Pengertian Reaksi Redoks Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi.

Metode Penyetaraan Redoks


Persamaan reaksi redoks biasanya sangat kompleks, sehingga metode penyetaraan reaksi kimia biasa tidak dapat diterapkan dengan baik. Dengan demikian, para kimiawan mengembangkan dua metode untuk menyetarakan persamaan redoks. Metode Perubahan Bilangan Oksidasi (PBO) yang berdasarkan pada perubahan bilangan oksidasi yang terjadi selama reaksi. Metode Setengah Reaksi (Metode Ion-Elektron) yang melibatkan dua buah reaksi paruh, yang kemudian digabungkan menjadi reaksi redoks keseluruhan.

Persamaan redoks

yang belum setara diubah menjadi

persamaan ion dan kemudian dipecah menjadi dua reaksi paruh, yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi; setiap reaksi paruh ini disetarakan dengan terpisah dan kemudian digabungkan untuk menghasilkan ion yang telah disetarakan. Akhirnya, ion-ion pengamat kembali dimasukkan ke persamaan ion yang telah disetarakan, mengubah reaksi menjadi bentuk molekulnya. Sel Volta Sel Volta atau Sel Gavani adalah sel elektrokimia yang terdiri dari dua buah elektroda dan dapat mengahsilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua elektroda tersebut. Pada sel Volta tau Gavani anoda adalah elektroda negatif dan terjadi reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah elektroda positif dan terjadi reaksi reduksi.

Cotoh Sel Volta

sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel. 2. jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. 3. anode, elektrode negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang bertindak sebagai anode adalah elektrode Zn/seng (zink electrode). 4. katode, elektrode positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang bertindak sebagai katode adalah elektrodeCu/tembaga (copper electrode).

Pada anode, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+yang larut. Zn(s) Zn2+(aq) + 2ePada katode, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu. Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

Sel Elektrolisis Elektrolisis artinya peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik. Elektrolisis terdiri dari sel elektrolit dan dua elektroda logam/karbon yang berfungsi sebagai katoda dan anoda.Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi.

Gambar 1.1 Sel Elektrolisis Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Elektrolisis Lelehan Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) : Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e- > 2 Na(s) .. (1) Anoda (+) : 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2 e- .. (2) Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) > 2 Na(s) + Cl2(g) .. [(1) + (2)]
3

Elektrolisis Larutan Elektrolisis Larutan dengan Elektroda Inert Pada proses elektrolisis larutan dengan elektroda inert, apabila kation pada golongan transisi (B) pasti tereduksi di katoda, dan apabila kation golongan utama (A) pasti tereduksi air. Sedangkan, anion apabila tanpa mengandung unsur oksigen pasti tereduksi di anoda, dan apabila anion mengandung unsur oksigen pasti tereduksi air. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis larutan CaCl2 dan CuSO4: CaCl2(aq) Ca2+ + 2ClKatoda (-): Anoda (+): 2H2O + 2e- 2OH- + H2 2Cl- Cl2 + 2eCaCl2(aq) + 2H2O Ca2+ + 2OH- + H2 + Cl2 CaCl2(aq) + 2H2O Ca(OH)2 + H2 + Cl2 2CuSO4(aq) 2Cu2+ + 2SO42Katoda (-): Anoda (+): 2Cu2+ + 2e- 2Cu 2H2O 4H+ + O2 + 4e_ 2CuSO4(aq) + 2H2O 2SO42- + 2Cu + 4H+ + O2 2CuSO4(aq) + 2H2O 2 H2SO4 + 2Cu + O2 Elektrolisis Larutan dengan Elektroda Aktif Pada elektrolisis larutan dengan elektroda aktif, apabila kation aturannya sama dengan aturan katoda untuk elektroda inert. sedangkan, pada anoda apapun anionnya pasti teroksidasi dengan elektrodanya. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda nikel: CuSO4(aq) Cu2+ + SO42Katoda (-): Anoda (+): Cu2+ + 2e- 2Cu Ni Ni2+ + 2eCuSO4(aq) + Ni SO42- + Cu(s) + Ni2+ CuSO4(aq) + Ni Cu(s) + NiSO4(aq)

Potensial Elektroda Standar Untuk menggerakkan muatan dari satu titik ke titik lain diperlukan beda potensial listrik antara kedua muatan. Beda potensial diukur antara dua elektroda yaitu elektroda pengukur dan elektroda pembanding. Sebagai elektroda pembanding umumnya digunakan elektroda hidrogen (H+ | H2 | Pt) atau elektroda kalomel (Cl- | Hg2Cl2(s) | Hg). Beda potensial inilah yang dinyatakan sebagai daya gerak listrik (DGL). Untuk menghitung DGL sel, digunakan potensial elektroda standar (Eo) yang nilainya dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel Potensial elektroda standar pada 25oC Elektroda F- | F2(g) | Pt Au3+ | Au Pb2+ | PbO2 | Pb Cl- | Cl2(g) | Pt H+ | O2 | Pt Ag+ | Ag Fe3+, Fe2+ | Pt I- | I2(s) | Pt Cu+ | Cu OH- | O2 | Pt Cu2+ | Cu Cl- | Hg2Cl2(s) | Hg Cl- | AgCl(s) | Ag Eo (V) 2,87 1,50 1,455 1,3604 1,2288 0,7992 0,771 0,5355 0,521 0,4009 0,339 0,268 0,2224 Reaksi Setengah Sel F2(g) + e- = F Au3+ + e- = Au3+ PbO2 + 2H+ + e- = Pb2+ + H2O Cl2(g) + e- = ClH+ + O2 + e- = H2O Ag+ + e- = Ag Fe3+ + e- = Fe2+ I2 + e- = ICu+ + e- = Cu+ O2 + H2O + e- = OH Cu2+ + e- = Cu Hg2Cl2 + e- = Hg + ClAgCl + e- = Ag + Cl-

Cu2+, Cu+ | Pt Br- | AgBr(s) | Ag H+ | H2 | Pt D+ | D2 | Pt Pb2+ | Pb Sn2+ | Sn Ni2+ | Ni Cd2+ | Cd Fe2+ | Fe Zn2+ | Zn OH- | H2 | Pt Mg2+ | Mg Na+ | Na Li+ | Li

0,153 0,0732 0,0000 -0,0034 -0,126 -0,140 -0,250 -0,4022 -0,440 -0,763 -0,8279 -2,37 -2,714 -3,045

Cu2+ + e- = Cu+ AgBr + e- = Ag + BrH+ + e- = H2 D+ + e- = D2 Pb2+ + e- = Pb Sn2+ + e- = Sn Ni2+ + e- = Ni Cd2+ + e- = Cd Fe2+ + e- = Fe Zn2+ + e- = Zn H2O + e- = H2 + OH Mg2+ + e- = Mg Na+ + e- = Na Li+ + e- = Li

Pada tabel 3. terlihat bahwa elektroda hidrogen (H+ | H2 | Pt) merupakan batas pembanding dengan nilai potensial 0,0000 V. Bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih besar dari elektroda hidrogen (bernilai positif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk tereduksi (bersifat oksidator). Sedangkan bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih kecil dari elektroda hidrogen (bernilai negatif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk teroksidasi (bersifat reduktor). Karena reaksi setengah sel pada elektroda ditulis dalam bentuk reduksi, maka nilai potensial elektroda standar juga dapat disebut potensial reduksi standar.

Potensial Reduksi Standar (Ered) Potensial elektroda standar dari suatu logam adalah beda potensial antara elektroda hidrogen standar dengan setengah sel yang terdapat logam tercelup dalam larutannya dengan konsentrasi 1 molar pada suhu 250 atau dengan kata lain DLG (daya gerak listrik) dari sel. Dengan mengetahui potensial standar dari masing-masing elektroda, kita dapat menentukan besarnya potensial standar sel lain yang terbentuk. Potensial yang digunakan dalam pemahasan ini adalah potensial standar reduksi.

F. Rancangan Percobaan yang terdiri dari : 1) Alat dan Bahan


Alat-alat : 1. Gelas kimia 100 ml, 400 ml 2. Tabung reaksi dan rak 3. Tabung U 4. Batang karbon (dari baterai) 5. Voltmeter 6. Adaptor 6 volt 7. Kabel Bahan : 1. H2O2 3% 2. FeCl3 0,1 M 3. HNO3 pekat 4. Larutan kanji 5. Lartutan I2 6. FeSO4 jenuh 7. KCNS 0,1 M 8. H2SO4 2M/pekat 9. KI 10. K2Cr2O7 0,1 M
7

11. CuSO4 1 M 12. ZnSO4 1 M 13. KNO3/NaNO3 1 M 14. Lempeng tembaga 15. Phenolptalein 16. CHCl3

A. Rancangan Percobaan 1. Beberapa reaksi redoks a. tabung 1 0.5 ml larutan KI + 5 tetes larutan kanji

Tabung 2 1 ml larutan KI 0.1 M & 5 tets larutan kanji

Tidak berwarna

Tidak berwarna
Ditambahkan 1 ml H2SO4 1 M & 0.5 ml FeCl3 0.1 M Coklat kehitaman

Ditambah 0.5 ml H2SO4 2 M & 5 tetes H2O2 30%

Coklat kehitaman Tabung 3 1 ml larutan KI 0.1 M + 5 tetes larutan kanji

Tidak berwarna Ditambahkan tetes demi tetes HNO3 pekat

Coklat kehitaman

Pembanding 5 tetes I2 Diencerkan Ditambahkan 2 tetes larutan kanji 2tetes I2 Diencerkan Ditambahkan 5 tetes 8 larutan kanji

Coklat kehitaman

ungu

1b.

H2SO4 2 M Dimasukkan kedalam tabung sampai 3 cm dari mulut tabung Ditambahkan 2ml K2Cr2O7 0,1 M tabung kiri U

Ditambah 2ml Fe(SO4)2 jenuh Ditambahkan 5 tetes KSCN 0.1 M pada tabung kanan

jingga
Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi 2 cm

Jingga kekuningan
Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi 2 cm

Jingga kekuningan

Merah darah

Pembanding 2 ml FeCl3
Ditambahkan KSCN 0,1 M tetesan larutan

Coklat kemerahan

1. penentuan gaya gerak listrik dari sel kimia

Gelas 15 ml kimia CuSO I4 100 1M ml


Dicelupkan batang /kawat lempeng tembaga

Gelas 25 mlkimia ZnSO II 100M ml 4 0,1


Dicelupkan batang/ lempeng seng

Dihubungkan kedua lempeng tersebut dengan voltmete Dibuat jembatan garam dari kertas tissue yang digulung & dicelupkan/ ditetesi NaCl 9

E sel = 1,1

3. elektrolisis Larutan KI 0,25 M


Dimasukkan pada tabung U 2cm dari mulut tabung Dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung terendam 2cm Dihubungka elektroda karbon dengan adaptor 6 V Gas I2 Dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung terendam 2cm Dihubungkan elektroda karbon dengan adaptor 6 V

Gas H2

Putuskan aliran listrik setelah 5 menit

Terdapat sedikit warna kuning

Tidak ada perubahan warna Diambil 2ml larutan hasil elektrolisis dari ruang katoda Ditambahkan PP

Diambil 2ml larutan hasil elektrolisis dari ruang anoda Ditambahkan 1ml larutan CHCl3 Dikocok & diamati

Perubahan warna merah muda Ditambahkan FeCl3 0,1 M Coklat tua 2ml larutan

Endapan warna merah muda tidak bercampur dengan I2

10

11

G. Hasil Pengamatan
NO. 1A. ALUR PERCOBAAN Tabung 1 0.5 ml larutan KI + 5 tetes Tidak berwarna
Ditambah 0.5 ml H2SO4 2 M & 5 tetes H2O2 30%

HIPOTESIS Tabung 1: 2I-I2 + 2e2e- + 2H+ + H2O22H2O 2H+ + H2O2 + 2I-I2+2H2O H2SO4 + H2O2 + 2KII2 + 2H2O + K2SO4 -1 0
oksidasi -1 reduksi -2

HASIL PENGAMATAN Tabung 1: KI ditambahkan amilum dan ditambahkan H2SO4 larutan tidak berwarna. Setelah ditambahkan H2O2 larutannya berubah warna menjadi ungu(+++). Tabung 2: KI ditambahkan amilum dan ditambahkan H2SO4 larutan tidak berwarna. Setelah ditambahkan FeCl3 larutannya berubah menjadi ungu kehitaman. Tabung 3: KI ditambahkan amilum larutan tidak berwarna. Setelah ditetesi HNO3 larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman. Pembanding : larutan berwarna merah kecoklatan

KESIMPULAN Pada tabung 1, 2, 3 jumlah I2 lebih banyak daripada amilum.

tabung 2 1 ml larutan KI 0.1 M & 5 tets Tidak berwarna


Ditambahkan 1 ml H2SO4 1 M & 0.5 ml FeCl3 0.1 M

Coklat kehitaman Tabung 3 3 1 ml larutan KI 0.1 M + 5 tetes larutan kanji Tidak berwarna
Ditambahkan tetes demi tetes HNO3 pekat

Tabung 2: x1 2I-I2 + 2ee- + Fe3+ Fe2+ x2 3+ 2+ 2I + 2Fe I2 + Fe 2KI + 2FeCl3 I2 + 2FeCL2 + KCl
+3 reduksi +2 -1 oksidasi 0

Coklat

Pembanding

5 tetes I2
Diencerkan Ditambahk an 2 tetes larutan kanji

Tabung 3: x1 2I-I2 + 2ee- + 4H+ + NO3- NO + 2H2O x2 + 8H + 2NO3 + 2I I2 + 2NO + 4H2O


oksidasi

Coklat kehitaman

Coklat kehitama

8H+ + 2HNO3- + 2KI I2 + 2NO + 4H2O + 2K+


+5 reduksi +2

-1

12

Larutan yang mengalami perubahan warna menandakan adanya reaksi redoks. Larutan yang berubah warna menjadi coklat kehitaman mengandung I2 lebih banyak daripada larutan kanji. Larutan yang berubah warna menjadi ungu mengandung larutan kanji yang lebih banyak daripada I2. 1B. Tabung kanan: 2Fe + 2H2SO4 + 6H 2Fe + 3SO2 + 6H2O Fe3+ + SCN-Fe(SCN)3merah darah Tabung kiri: K2Cr2O7 + 2H2SO4 2Cr3+ + SO2 + 2K+ + SO42- + 2H2O Pembanding: FeCl3 + KSCN Fe(SCN) merah darah + KCl
+6 reduksi +3

2+

+6

reduksi

3+

+4

Tabung kanan: H2SO4 + FeSO4 larutan tidak berwarna setelah ditetesi KSCN larutan berwarna jingga (+++). Setelah dicelupkan elektroda karbon larutan berwarna jingga kecoklatan. Pada saat dicelupkan eloktroda timbul gelembung gas Tabung kiri: H2SO4 + K2Cr2O7 larutan berwarna jingga (++) setelah dicelupkan elektroda karbon larutan berwarna jingga(+++). Pada saat dicelupkan eloktroda timbul gelembung gas

+2

oksidasi

+3

Terdapat kesesuaian antara hasil pengamatan dengan hipotesis yaitu pada tabung kanan terbentuk Fe(SCN)3 dan pada tabung kiri terbentuk Cr3+

2.

Katoda : Cu2+ + 2e Cu Eo = +0,34 volt CuSO4 berwarna biru Anoda : Zn Zn2+ + 2e Eo = -0,76 volt ZnSO4 tidak berwarna Cu2+ + Zn Cu + Zn2+ Setelah dirangkai sel Gavani,

Terdapat keksesuaian antara hasil pengamatan


13

Cu + Zn Cu + Zn
2+ reduksi o 0

2+

oksidasi

2+

2+

voltmeter menunjukkan angka 1 volt.

E sel = ECu - EZn = +0,34 (-0,76) = + 1,1 volt 3 3 3 3 3 3 Katoda : 2H2O + 2e H2 + 2OHAnoda : 2I- I2 + 2e _____________________________ 2H2O + 2I-H2 + 2OH- + I2 2H2O + 2KI H2 + 2KOH + I2 Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3coklat kemerahan KI tidak berwarna setelah dirangkai elektrolisis: Katoda: menghasilkan gelembung-elembung gas H2, larutan tidak berwrna Anoda: menghasilkan gelembung-gelembung gas I2, larutan berwarna kuning kecoklatan. Larutan pada katoda ditambahkan PP: larutan berwarna merah muda kemudian ditambahkan FeCL3 larutan berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan. Larutan pada anoda ditambahkan CHCl3 terdapat larutan kuning kecoklatan dan larutan bewarna merah muda yang terpisah.

dengan hipotesis yaitu reaksi CuSO4 dengan ZnSO4 menghasilkan DGL = 1 Volt Terdapat kesesuaian antara hasil pengamatan dengan hipotesis yaitu pada katoda terbentuk Fe(OH)3, larutan pada anoda terdapat pemisahan antara larutan yang berwarna kuning dan pink.

14

H. Analisa Data
1. Pada percobaan pertama mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang diamati Tabung 1: 2I-I2 + 2e2e- + 2H+ + H2O22H2O 2H+ + H2O2 + 2I-I2+2H2O
-1 reduksi -2

H2SO4 + H2O2 + 2KII2 + 2H2O + K2SO4 -1


0 oksidasi

KI ditambahkan amilum dan ditambahkan H2SO4 larutan tidak berwarna. Setelah ditambahkan H2O2 larutannya berubah warna menjadi merah kecoklatan. Hal itu mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks yakni: O pada H2O2 mengalami reduksi menjadi H2O, sedangkan I pada KI mengalami oksidasi menjadi I2. Tabung 2: 2I-I2 + 2ee- + Fe3+ Fe2+ 2I- + 2Fe3+ I2 + Fe2+
-1 oksidasi 0 x1 x2

2KI + 2FeCl3 I2 + 2FeCL2 + KCl


+3 reduksi +2

KI ditambahkan amilum dan ditambahkan H2SO4 larutan tidak berwarna. Setelah ditambahkan FeCl3 larutannya berubah warna menjdi merah kecoklatan. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks yakni: Fe pada FeCl3 mengalami reduksi menjadi FeCl2, sedangkan I pada KI mengalami oksidasi menjadi I2. Tabung 3: 2I-I2 + 2ee- + 4H+ + NO3- NO + 2H2O
x1 x2

8H+ + 2NO3- + 2I- I2 + 2NO + 4H2O

15

oksidasi -1

8H+ + 2HNO3- + 2KI I2 + 2NO + 4H2O + 2K+


+5 reduksi +2

KI ditambahkan amilum larutan tidak berwarna. Setelah ditetesi HNO3 larutannya berubah warna menjadi kuning dan jika diteruskan atau ditambahkan jumlah tetesan HNO3, maka warna larutan menjadi kuning (++). Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks yakni: N dalam HNO3 mengalami reduksi menjadi NO, sedangkan I pada KI mengalami oksidasi menjadi I2. Berdasarkan hipotesa yaitu larutan yang mengalami perubahan warna menandakan adanya reaksi redoks. Maka, dibutuhkan pembanding untuk mengetahui seberapa besar kandungan I2 atau amilum dalam larutan tersebut. Sehingga, kami membuat dua larutan pembanding yaitu pada pembanding 1, 5 tetes I2 ditambahkan 2 tetes larutan amilum yang menghasilkan warna merah kecoklatan dan itu mengindikasikan bahwa kandungan I2 lebih banyak daripada amilum. Kemudian pada pembanding 2, 2 tetes I2 ditambahkan 5 tetes larutan amilum yang menghasilkan warna ungu dan itu mengindikasikan bahwa kandungan amilum lebih banyak daripada I2. Namun, pada pembanding kami yang kedua warna yang didapatkan adalah coklat kehitaman. 1.b. Tabung kanan:
+6 reduksi +4

2Fe2+ + 2H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO2 + 6H2O


+2 oksidasi +3

Fe3+ + SCN-Fe(SCN)3merah darah H2SO4 ditambahkan FeSO4 larutan tidak berwarna. Setelah ditetesi KSCN larutan berubah warna menjadi merah. Kemudian, dicelupkan elektroda karbon larutan menjadi berwarna merah darah. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks dari perubahan warna tersebut yakni: S dalam H2SO4 mengalami reduksi menjadi SO2, sedangkan Fe dalam FeSO4 mengalami oksidasi menjadi Fe3+. Tabung kiri:
+6 reduksi +3

K2Cr2O7 + 2H2SO4 2Cr3+ + SO2 + 2K+ + SO42- + 2H2O


16

H2SO4 ditambahkan K2Cr2O7 larutan berwarna jingga, setelah dicelupkan elektroda karbon larutan berubah warna menjadi jingga kekuningan. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks yakni: Cr dalam K2Cr2O7 mengalami reduksi menjadi Cr3+. Pembanding: FeCl3 + KSCN Fe(SCN)3 merah darah + KCl Pembanding dibuat untuk dapat membedakan warna larutan pada tabung kanan dan kiri, serta mengetahui tabung mana yang memiliki kandungan Fe lebih banyak didalam larutan tersebut. Maka, terdapat kesesuaian antara hasil pengamatan dan hipotesis yaitu pada tabung kanan terbentuk Fe(SCN)3 dan pada tabung kiri terbentuk Cr3+. 2. Pada percobaan kedua penentuan daya gerak listrik dari sel kimia Katoda : Cu2+ + 2e Cu Anoda : Zn Zn2+ + 2e Cu2+ + Zn Cu + Zn2+
0 oksidasi 0 2+

Cu2+ + Zn Cu + Zn2+
2+ reduksi

Eo sel = 1 volt Pada percobaan ini diberlakukan ketentuan KAPAN (katoda positif-anoda negatif), maka pada katoda lempeng Cu diletakkan dan lempeng Zn diletakkan pada anoda. Sehingga, dapat diartikan sebagaimana CuSO4 yang larutannya berwarna biru mengalami reduksi dan ZnSO4 yang larutannya tidak berwarna mengalami oksidasi. Berdasakan hipotesis daya gerak listrik untuk reaksi redoks yang dihubungkan dengan jembatan garam antara CuSO4 dan ZnSO4 adalah +1,1 volt. Namun pada percobaan kami ini setelah dirangkai sel Gavani, voltmeter menunjukkan angka 4 dan daya gerak listrik yang didapatkan adalah 1 volt. 3. Elektrolisis Katoda : 2H2O + 2e H2 + 2OHAnoda : 2I- I2 + 2e 2H2O + 2I-H2 + 2OH- + I2 2H2O + 2KI H2 + 2KOH + I2

17

Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3coklat kemerahan Pada percobaan ini diberlakukan ketentuan KNAP (katoda negatif-anoda positif). maka, pada katoda menghasilkan gelembung-gelembung gas H2 dan warna larutan tidak berwarna. Kemudian, pada anoda menghasilkan gelembung-gelembung gas I2 dan larutannya berwarna kuning kecoklatan. Setelah itu, larutan pada katoda ditambahkan PP warna larutan menjadi merah muda, lalu ditambahkan FeCl3 larutannya berubah menjadi merah kecoklatan. sedangkan, larutan pada anoda ditambahkan CHCl3 terdapat larutan kuning dan merah muda yang terpisah. Terdapat kesesuaian antara hasil pengamatan dan hipotesis yaitu larutan pada katoda terbantuk Fe(OH)3, sedangkan larutan pada anoda terdapat pemisahan antara larutan yang berwarna merah muda dengan larutan yang berwarna kuning.

I. Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang diamati. Pada percobaan ini, H2SO4 digunakan sebagai pemberi suasana asam dan amilum digunakan sebagai indicator. Pada tabung 3 tidak ditambah H2SO4 karena penambahan HNO3 sendiri sudah bersifat asam. Secara teori, larutan yang mengalami perubahan warna menandakan adanya reaksi redoks. Larutan yang berubah warna menjadi merah kecoklatan mengandung I2 lebih banyak daripada amilum. Sedangkan, larutan yang berubah warna menjadi ungu mengandung larutan amilum yang lebih banyak daripada I2. Maka, pada ketiga tabung pada percobaan pertama ini mengandung I2 lebih banyak karena hasil larutan yang didapat adalah merah kecoklatan. Begitu pula dengan kedua pembanding yang seharusnya pembanding kedua merupakan pengidentifikasi bagi larutan yang mengandung amilum lebih banyak dengan warna larutan ungu. Namun, pembanding kedua tersebut larutannya berwarna coklat kehitaman. Hal ini jelas, bahwa pembanding dua juga mengandung I2 lebih banyak dibandingkan dengan pembanding satu. Pada tabung 3 semakin banyak jumlah tetesan HNO3 larutan berwarna kuning (++). Hal ini terjadi karena semakin banyak jumlah tetesan HNO3 semakin banyak I- yang teroksidasi membentuk I2.

18

Pada percobaan pertama yang menggunakan tabungU, perubahan warna larutan sebelah kanan tabung menjadi merah darah dikarenakan Fe3+ hasil oksidasi dari FeSO4 bereaksi dengan SCN- dari KSCN membentuk Fe(SCN)3 yang merupakan endapan merah darah. Pada tabung sebelah kiri larutan berwarna jingga yaitu warna dari K2Cr2O7. Setelah dicelupkan elektroda karbon warna larutan menjadi jingga kekuningan. Hal ini dikarenakan sebagian Cr6+ yang berwarna jingga tereduksi menjadi Cr3+ yang berwarna kuning. Pada percobaan kedua yaitu menentukan daya gerak listrik dari sel kimia. Secara teori, sel kimia atau sel gavani (sel volta) adalah sel elektrokimia yang terdiri dari 2 buah elektroda yang dapat menghasilkan energi listrik. Pada rangkaian sel dibutuhkan pula jembatan garam, jembatan garam dibutuhkan untuk memberikan jalan bagi ion untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menjaga larutan agar muatan listriknya tetap netral. Elektroda tembaga disebut katoda yang mengalami reduksi yaitu Cu2+ menjadi Cu, ion Cu2+ dari larutan CuSO4. Sedangkan elektroda seng sebagai anoda yang mengalami reaksi oksidasi yaitu dari Zn menjadi Zn2+ dalam larutan ZnSO4. Ion Cu2+ dari larutan CuSO4 melapisi elektroda tembaga, sedangkan Zn pada elektroda seng semakin berkurang dan akan habis karena menjadi ion Zn2+. Kationkation di dalam jembatan garam berpindah ke gelas kimia yang mengandung elektroda tembaga untuk menggantikan ion tembaga yang semakin habis. Sebaliknya, anion-anion pada jembatan garam berpindah ke sisi elektroda seng yang menjaga agar larutan yang mengandung ion Zn2+ tetap bermuatan listrik netral. Di dalam sel volta berlaku KAPAN (katoda positif-anoda negatif), maka anoda mempunyai electron yang lebih besar. Sementara katoda adalah yang kekurangan electron, itu berarti tembaga sebagai penerima electron. Munculnya arus listrik yang terjadi dari anoda menuju katoda disebabkan oleh perbedaan potensial elektrik antara kedua elektroda tersebut. Melalui percobaan ini perbedaan potensial dapat diukur dengan voltmeter dan hasilnya berupa potensial standar sel (E0 sel). Dari reaksi redoks antara CuSO4 dengan ZnSO4 secara teori menghasilkan daya gerak listrik sebesar 1,1 volt. Sedangkan hasil percobaan menghasilkan daya gerak listrik sebesar 1 volt dengan perhitungan sebagai berikut : DGL = angka yang ditunjuk voltmeter Skala maksimum x skala penunjuk

19

x 2,5 = 1 volt Pada percobaan ketiga yaitu menguji elektrolisis larutan KI. Dalam sel

elektrolisis terjadi perubahan energy listrik menjadi energy kimia oleh karena itu pada percobaan ini dihubungkan dengan baterai 6 volt agar terjadi reaksi kimia. Di dalam sel elektrolisis berlaku katoda negative, anoda positif. Oleh karena KI ada dalam system larutan, berarti didalam system yang akan terelektrolisis terdapat juga air, selain K+ dan I-. Oleh karena K+ termasuk golongan IA, maka jika ada air yang akan tereduksi airnya dan menghasilkan H2. Sementara itu, I- termasuk halogen, maka akan teroksidasi menjadi unsurnya yaitu I2. Larutan pada katoda saat ditambahkan PP berubah warna menjadi merah muda, hal ini dikarenakan adanya ion OH- pada katoda yang terbentuk dari reaksi reduksi: 2H2O + 2e H2 + 2OH-. Sedangkan gelembung udara yang muncul pada katoda dikarenakan terbentuknya gas H2. Lalu penambahan FeCl3 menjadikan larutan berwarna coklat kemerahan, hal ini terjadi karena ion OH- bereaksi dengan Fe3+ menjadi Fe(OH)3. Larutan pada anoda berwarna kuning kecoklatan, hal ini membuktikan adanya reaksi oksidasi 2I- I2 + 2e. Warna kuning kecoklatan tersebut merupakan warna dari I2. Gelembung udara yang muncul pada anoda dikarenakan terbentuknya gas I2. Lalu penambahan CHCl3 pada larutan di ruang anoda mengakibatkan terbentuknya larutan kuning dan merah muda yang terpisah. Larutan kuning tersebut adalah I2 sedangkan larutan merah muda adalah CHCl3. Kedua larutan tersebut terpisah karena perbedaan kepolaran larutan. Larutan I2 bersifat non polar sedangkan CHCl3 bersifat polar. Senyawa polar hanya bisa larut dengan senyawa lain yang polar juga. Warna CHCl3 adalah tidak berwarna tetapi saat ditambahkan pada larutan I2 menjadi merah muda. Hal ini dikarenakan apabila suatu larutan iodide dikocok dengan 1-2 ml kloroform, iod akan dibebaskan. Iod ini melarut membentuk larutan lembayung yang turun ke sebelah bawah lapisan air.

J. Diskusi Pada percobaan pertama yaitu KI ditambahkan amilum dan ditambahkan H2SO4 larutan tidak berwarna. Setelah ditambahkan H2O2 larutannya berubah warna menjadi merah kecoklatan, seharusnya adalah berwarna ungu. Hal itu terjadi
20

dikarenakan konsentrasi H2O2 terlalu pekat sehingga warna larutan menjadi cokelat kehitaman. Pada percobaan ketiga larutan pada katoda ditambahkan PP warna larutan menjadi merah muda, lalu ditambahkan FeCl3 larutannya berubah menjadi merah kecoklatan, seharusnya terdapat endapan berwarna merah kecoklatan. Hal itu terjadi dikarenakan waktu yang dilakukan untuk elektrolisis kurang lama.

K. Simpulan Reaksi redoks dapat diamati dan diidentifikasi dari perubahan warna suatu larutan yang direaksikan Sel volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi lisrik Perubahan potensial reduksi dapat dihitung dengan menentukan daya gerak listrik menggunakan voltmeter dalam sel volta. Larutan KI dapat dielektrolisis dan menghasilkan gas H2 pada katoda dan I2 pada anoda Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang membutuhkan energi listrik untuk diubah menjadi energi kimia dalam reaksi redoks.

L. Jawaban Pertanyaan
1. Pada percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus, sedangkan pada elektrolisis diperlukan arus mengapa demikian? dan jelaskan apa sebenarnya fungsi arus tersebut! Jawab: Karena Elektrolisis merupakan penguraian suatu zat akibat arus listrik. Elektrolisis menerapkan arus listrik searah untuk mendorong agar terjadi reaksi elektrokimia di dalam sel. 2. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam, apa fungsinya dan jelaskan cara pembuatannnya dengan kertas tissue! Jawab:

21

Jembatan garam merupakan jembatan yang digunakan pada pembuatan sel volta berbentuk seperti pipa U yang berisi elektrolit (KCl) yang digunakan sebagai kontak listrik antara kedua larutan elektrolit dalam sel Volta.

M. Daftar Pustaka
andykimia03.wordpress.com/2009/09/09/elektrokimia-i-penyetaraan-reaksi-redoks-dansel-volta. Diakses 13 April 2012, pukul 02:09 WIB belajar-sob.blogspot.com/2009/09/reaksi-redoks-dan-elektrokimia.html. Diakses 4 April 2012, pukul 03:33 WIB budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/sel-elektrolisis. Diakses 13 April 2012, pukul 02:10 WIB Dasar, T. K. (2010). KIMIA DASAR II. Surabaya: Unipress. Dasar, T. K. (2012). Penuntun Praktikum KIMIA DASAR LANJUT. Surabaya:Unipress

22

LAMPIRAN
1. Beberapa reaksi redoks

Tabung 1 KI + H2SO4 + H2O2

Tabung 2 KI + H2SO4 + FeCl3

Tabung 3 KI + HNO3

Pembanding 1

23

Pembanding 2

Tabung kanan : H2SO4 + FeSO4 + KSCN + Elektroda karbon Tabung kiri : : H2SO4 + K2Cr2O7 +

elektroda karbon

Tabung kanan : H2SO4 + FeSO4 + KSCN + Elektroda karbon Pembanding : FeCl3 + KSCN Tabung kiri : : H2SO4 + K2Cr2O7 + Pembanding b : FeCl3 + KSCN

elektroda karbon

24

2. Penentuan Daya Gerak Listrik dari Sel Kimia

Sel volta antara ZnSO4 dengn Cu SO4

Voltmeter menunjukkan angka 4

3. Elektrolisis

Pada katoda terbentuk banyak gelembung udara dan larutan tidak berwarna

Pada katoda terbentuk sedikit gelembung udara dan larutan berwarna kuning

25

Larutan pada katoda + PP

Larutan pada katoda + PP + FeCl3

Larutan pada anoda + CHCl3

26

You might also like