You are on page 1of 11

A.

Pengertian Sampah
Pengertian tentang sampah telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Untuk memahaminya, ditelaah beberapa pengertian sampah. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alani yang berbentuk padat. Dalam pengertian lain sampah adalah segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya

dan bersifat padat, ada yang mudali membusulc terutama terdiri dari zat-zat organik, seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan sebagainya. Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa kertas, plastik, karet, logam, kaea, dan sebagainya. (Slarnet, 1994) Sehubungan dengan hai di atas, maka Leonardo (1990), mengatakan bahwa limbah padat merupakan salali satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan masyarakat, orang awam menyebutnya dengan sampah.
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenamya hanya sebagian dari benda atau halhal yang dipandang tidak dapat digunakan lagi, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuatig sedemikian mpa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup

(Riyadi, 1986). Selanjutnya Widyadmoko (2002) mendefmisikan sampah mmah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang terdiri dari berbagai macam jenis sampah.
Sampah merupakan bagian yang tidak disukai dan secara ekonomis tidak ada harganya. Tergantung dari tingkat hidup masyarakat, sumber dan macamnya sampah itu berbeda-beda. Menurut Hamza (1987), mengatakan bahwa sampah baik kualitas maupun kuantitas sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dari taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas sampah antara lain:

(1) Jumlah penduduk, dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk, maka
semakin banyak pula sampah yang diproduksi. Pengelolaan sampah ini berpacu dengan lajur pertambahan jumlah penduduk.

(2) Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka semakin
banyak pula perkapita sampah yang dibuang.

(3) Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi akan menambah jumah ataupun kualitas sampah,
karena pemakaian bahan baku yang sangat beragam. Secara umum dapat disimpulkan bahwa semakin majunya tingkat kebudayaan masyarakat, maka semakin kompleks dan beragam pula sampah yang ditemui.

Pengertian Sampah Rumah Tangga. Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mendefmisikan sampah rumah tangga sebagai sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumali tangga, tidak

termasuk tinja dan sampah spesifik (sampah yang mengandung bahan beracun).
Selajutnya Widyadmoko (2002), mengelompokkan sampah rumah tangga yaitu sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang terdiri dari bermacam-macam jenis sampah sebagai berikut: (1) Sampah basali atau sampah yang terdiri dari bahan organik yang mudali membusuk yang

sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan, sayuran, dan lain-lain. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi tua, kaleng bekas dan sampah

kering non logam, misalnya kertas, kaca, keramik, batu- batuan, dan sisa kain. (2) Sampah lembut, misalnya debu yang berasal dari petiyapuan lantai rumah, gedung dan
penggergajian kayu. Sampah besar atau sampah yang terdiri dari bangunan rumah tangga yang besar, seperti meja, kursi, kulkas, radio dan peralatan dapur.

Pengelolaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), kata pengelolaan berasal dari kata dasar kelola yang artinya mengurus suatu bidang usaha (perusahaan, pertanian dan sesuatu yang mempunyai tujuan). Sedangkan pengertian pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; proses yang membantu memmuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.

Pengelolaan Sampah Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Menurut Poerdarminta (1991), bahwa pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah. Adapun usaha pengelolaan sampah menurut Slamet (1994) baik skala besar maupun skala kecil, apabila sudah tercapai tujuannya, yakni lingkungan dan masyarakat yang sehat, maka faktor yang paling utama, yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah peran serta masyarakat. Masyarakat harus mengerti dan mau berpartisipasi, bila perlu mengubah sikap sehingga bersedia membantu mulai dari pengurangan volume sampai perbaikan kualitas sampah, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan tempat sampah, sampai kepada penyediaan lahan dan pemusnahan sampah. Oleh karena itu, dalam menanggulangi sampah sudah merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dengan melakukan pengelolaan sebaik mungkin agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih. Partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat pemerintah dalam menanggulangi masalah sampah yaitu dapat berupa memperbanyak tempat-tempat sampah yang besar dan dikelola dengan baik, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Pengelolaan sampah rumali tangga dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli dan Undang -

Undang No. 18 Tahun 2008 yang dapat dibedakan atas 2 bagian yaitu meliputi:

a. Pengurangan sampah

1. Pengurangan sampah meliputi kegiatan: (a) pembatasan timbulan sampah; (b)pendauran ulang sampah; dan/atau (c) pemanfaatan kembali sampah. 2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan pengurangan sampah dengan cara: (a) menetapkan target pengurangan sampah seeara bertahap dalam jangka waktu
tertentu;

(b)memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan; (c) memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan; (d)memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan (e) memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang. 1. Pelaku usaha dalam melaksanakan pengurangan sampah menggunakan bahan
produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang atau mudah diurai oleh proses alam.

3. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan bahan


yang dapat diguna ulang, didaur ulang atau mudah diurai oleh proses alam.

Tempat Pembuangan Akhir Sampah = TPA {landfill)

Menurut Sidik et al. (1985), pengolahan sampah metoda pembuangan akhir dilakukan dengan teknik penimbunan sampah. Tujuan utama penimbunan akhir adalah menyimpan sampah padat dengan cara-cara yang tepat dan menjamin keamanan lingkungan, menstabilkan sampah (mengkonversi menjadi tanah), dan merubahnya kedalam siklus metabolisme alam. Ditinjau dari segi teknis, proses ini merupakan pengisian tanah dengan menggunakan sampah. Lokasi penimbunan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (4) Ekonomis dan dapat menampung sampah yang ditargetkan (5) Mudah dicapai oleh kendaraan-kendaraan pengangkut sampah (6) Aman terhadap lingkungan sekitarnya.
Ada dua teknik yang dikemukakan oleh Salvato (1982) yang termasuk dalam kategori TPA,

yaitu teknik open dumping dan sanitary landfill. Teknik open dumping adalah cara pembuangan sampah yang sederhana, yaitu sampah dihamparkan disuatu lokasi dan dibiarkan terbuka begitu saja. Setelah lokasi penuh dengan sampah, maka ditinggalkan. Teknik ini sering menimbulkan masalah berupa munculnya bau busuk, menimbulkan pemandangan tidak indah, menjadi tempat bersarangnya tikus, lalat, dan berbagai kutu lainnya, menimbulkan bahaya kebakaran, bahkan sering juga

menimbulkan masalah pencemaran air. Oleh karena itu, teknik open dumping sebaiknya tidak perlu dikembangkan, melainkan diganti dengan teknik sanitary landfill.
Teknik sanitary landfill adalah cara penimbunan sampah padat pada suatu hamparan lahan

dengan memperhatikan keamanan lingkungan karena telah ada perlakuan terhadap sampah. Pada teknik ini sampah dihamparkan hingga mencapai ketebalan tertentu lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah dan dipadatkan kembali. Pada bagian atas timbunan tanah tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah. Demikian seterusnya hingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Pada bagian dasar dari konstruksi sanitary landfill dibangun suatu lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) serta pipa penyalur gas yang terbentuk dari hasil penguraian sampah-sampah organik yang ditimbun.
Menurut Sidik et al. (1985) penimbunan sampah yang sesuai dengan persyaratan teknis akan

membuat stabilisasi lapisan tanah lebih cepat dicapai. Dasar dari pelaksanaannya adalah meratakan setiap lapisan sampah, memadatkan sampah dengan menggunakan compactor, dan menutupnya setiap hari dengan tanah yang juga dipadatkan. Ketebalan lapisan sampah umumnya sekitar 2 meter, namun boleh juga lebih atau kurang dari 2 meter bergantung pada sifat sampah, metoda penimbunan, peralatan yang digunakan, topografi lokasi penimbunan, pemanfaatan tanah bekas penimbunan, kondisi lingkungan sekitarnya, dan sebagainya. Adapun fungsi lapisan penutup tersebut sebagai berikut : 2. Mencegah berkembangnya vektor penyakit 3. Mencegah penyebaran debu dan sampah ringan 4. Mencegah tersebarnya bau dan gas yang timbul 5. Mencegah kebakaran 6. Menjaga agar pemandangan tetap indah 7. Menciptakan stabilisasi lokasi penimbunan sampah 8. Mengurangi volume lindi
Hal yang sangat penting diperhatikan sehubungan dengan pembangunan TPA dengan teknik

sanitary landfill adalah kemungkinan timbulnya pencemaran lingkungan di areal TPA tersebut. Sidik et al. (1985) mengatakan bahwa ada beberapa jenis pencemaran di lahan penimbunan sampah (TPA) yaitu :

-Air lindi, yang keluar dari dalam tumpukan sampah karena masuknya rembesan air hujan ke dalam

tumpukan sampah lalu bersenyawa dengan komponen- komponen hasil penguraian sampah;

-Pembentukan gas. Penguraian bahan organik secara aerobik akan meghasilkan gas CO 2, sedangkan

penguraian bahan organik pada kondisi anaerobik akan menghasilkan gas CH 4, H2S, dan NH3. Gas CH4 perlu ditangani karena merupakan salah satu gas rumah kaca serta sifatnya mudah terbakar. Sedangkan gas H2S, dan NH3 merupakan sumber bau yang tidak enak.

Pertanyaan laporan pendahuluan

1. Apa yang dimaksud dengan daur ulang.. 2. Jenis sampah apa saja yang dapat didaur ulang...
. Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Jenis-Jenis Sampah Organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi : Sampah organik basah. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sampah organik kering. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

Prinsip Pengolahan Sampah Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsipprinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu: Mengurangi (bahasa Inggris: reduce) Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse) Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable). Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle) Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Mengganti (bahasa Inggris: replace) Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Jangan sampai sampah menjadi gunung buatan baru

Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya. Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan. Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut. Pengomposan Menggunakan Drum Plastik Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga.

Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan 1. Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg.

2. Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).


3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi). Cara Membuat 1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.

2. Taburkan bioktivator OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.

4. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya.

5. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.

Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam) Bahan

1. Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang
dapat difermentasi (20 bagian). 2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian). 3. Dedak 1 bagian.

4. Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).


5. Air disesuaikan dengan dosis (20 liter). Cara Membuat

1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan
kompos yang sudah jadi. 2. Larutkan Dectro ke dalam air. 3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%.

4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35
cm, lalu tutup menggunakan karung goni.

5. Pertahankan temperatur 40-600 C.


6. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. Macam-Macam Kompos 1. Kompos Praktis I. 2. Kompos Praktis II. 3. Kompos Praktis III. 4. Kompos Sampah Rumah Tangga. 5. Kompos Tinja. 6. Kompos BIPIK.

Tempatkanlah sampah pada tempatnya Kelebihan Mengolah Sampah Organik Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga. Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan. mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.

Kekurangan Mengolah Sampah Organik Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan. Sampah bisa di identifikasikan sebagai limbah buangan, baik dari buangan manusia ataupun buangan dari hewan, industri dan alam. Yang dimaksud dengan buangan ialah hasil dari pengolahan baik yang telah tercerna ataupun yang belum. Berdasarkan pengertian di atas maka sampah dapat dibagi menjadi : 1. Sampah alam 2. Sampah manusia 3. Sampah konsumsi 4. Sampah nuklir 5. Sampah industri 6. Sampah pertambangan dengan demikian sampah dapat di klarifikasikan menjadi 6 jenis sampah berdasarkan sumbernya.

Terkait dengan sumber dari sampah dapat pula dibedakan menjadi 2 beradasarkan sifatnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organi ialah sampah yang dapat dengan mudah didaur ulang atau dicerna oleh alam dengan sendirinya. Sampah anorganik ialah sampah yang sulit dicerna oleh alam atau ememrlukan waktu yang lama untuk sampah tersebut bisa dimanfaatkan kembali oleh alam. Dari sifat tersebut maka sampah dapat kita persempit kembali klarifikasinya beradasarkan sifat. Dikutip dari sumber wikipedia.com bentuk sampah dapat dibagi menjadi 2 jenis. Dimana sampah tersebut ialah sampah padat dan sampah cair. Sampah padat ialah segala sapah yang berbentuk padat contoh seperti plastik, daun, dsb. Sedangkan sampah cair ialah sampah yang berbentuk cair misalnya sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Demikialah pemisahan jenis sampah dari bentuknya. Mengingat sampah ialah bahan hasil olahan, pastinya dalam sampah terdapat berbagai macam zat yang berbahaya bagi lingkungan maupun bagi kesehatan. banyak sekali penyakit yang ditimbulkan dari sampah selain tentunya bau yang tidak sedap yang dikeluarkannya. oleh karena itu berhati hatilah dengan sampah. b. Hitung volume sampah yang dihasilkan dari sebuah kawasan dalam hari, minggu, bulan dan tahun dari hasil kegiatan praktikum ASDL, Diperoleh sampah yang dihasilkan perorang dalam sehari dikawsan kampus unisba adalah 3,28 kg=4,2L Dalam 1 hari sampah yang dihasilkan perorang dikawasan kampus unisba adalah sebgai berikut : 4,2 X 1 = 4,2 L Dalam 1 minggu sampah yang dihasilkan perorang dikawasan kampus unisba adalah sebgai berikut : 4,2 X 7 = 294 L Dalam 1 bulan sampah yang dihasilkan perorang dikawasan kampus unisba adalah sebgai berikut : 4,2 X 30 = 126 L Dalam 1 tahun sampah yang dihasilkan perorang dikawasan kampus unisba adalah

sebgai berikut : 4,2 X 365 =1533 L 1533 L = 1,533 m3 X 0,35 = 0,536 ton = 536 kg/tahun

Pertanyaan laporan akhir 1. Bagaimanakah pengolahan sampah didaerah tersebut Untuk sampah organik (sampah yang dapat diuraikan) seperti sampah dari daundaunan dan sampah buah-buahan dapat dijadikan pupuk kompos. Dari hasil kegiatan praktikum ASDL, pengolahan pupuk kompos didapat dengan cara : menghacurkan dan memotong sampah dari daun-daunan dan sampah buah-buahan menjadi potongan-potongan kecil, setelah itu dicampur hingga rata dan ditutup dengan plastik sampai pupuk kompos siap digunakan. Sampah yang diperoleh berupa kertas dan batok kelapa dapat digunakan sebagai sumber energi pembakaran. Sampah non organik (tidak dapat terurai) yang diperoleh dapat didaur ulang agar tidak menyebabkan pencemaran. Missal, sampah non organik yang berupa botol kaca, botol plastik, kaleng serta sampah plastik dapat diolah menjadi kerajinan tangan. Selain bernilai komersil kegiatan tersebut dapat mengurangi tingkat pencemaran. 2. Rekayasa lingkungan lingkungan yang dapat dilakukan

Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)


Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse) Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).

Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)


Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Mengganti (bahasa Inggris: replace) Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

DAFTAR PUSTAKA http://www.damandiri.or.id/file/indrapermanaipbbab2.pdf http://www.litbang.patikab.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=125:pengembangan-sistem-pengelolaan-sampah-ditempat-pembuangan-akhir-tpa-sukoharjo-kabupaten-pati&catid=139:pengembangan-sistempengelolaan-sampah-di-tempat-pembuangan-akhir-tpa-sukoharjo-kabupaten-pati&Itemid=59 http://www.wikipedia.com

You might also like