You are on page 1of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ketujuh

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

Sambil bersungut-sungut beliau bertanya : Bagaimana kamu bisa mengetahui siapa diriku, Cepat beritahukan yang benar, kalau kamu membutuhkan pertolonganku. Kalau kamu berkata benar, mungkin semua yang kamu citacitakan akan terkabul. Tetapi awas, kalau kamu tidak berterus terang, kepalamu bisa kuhancurkan berkeping-keping! Wahai Brhmaa nan suci, ampunkan hamba telah mengganggu perjalanan paduka. Hamba sudah mendapat petunjuk dari Nrada tentang diri paduka. Beliau sudah memberitahukan kepada hamba bahwa paduka tidak lain dari putera dari pendeta keluarga hamba, yang mulia junjungan kami Brhmaa girasa. Keterangan Nrada itu yang telah mendorong hamba memberanikan diri untuk

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

menghadap dengan pikiran merasa bahagia tak terhingga. Cepat beritahukan, di manakah Nrada sekarang? Ampunkan hamba O Brhmaa, mahri dari antara para Dewa itu setelah membuka rahasia ini kepada hamba lalu menyelinap dan masuk ke dalam api. Samwarta memandangi raja Mruta dengan sorot mata tajam luar biasa, dan nampak sesungging senyum di sudut bibirnya. Akhirnya, dengan wajah berseri-seri beliau lalu berkata : Memang, sayapun dapat menyelenggarakan upacara itu. Akan tetapi tiba-tiba beliau berubah sikap kembali, nampaknya seperti gila. Menggerutu dan menyumpah-nyumpah,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

menghina raja Mruta. Hai anak muda, otakku ini tidak beres. Dorongan hatiku tidak bisa ditentang. Mengapa kamu berniat melakukan upacara gila-gilaan dan diselenggarakan oleh pendeta gila semacam aku ini? Saudaraku sendiri Whaspati pun mampu menyelenggarakan upacara gila itu dan, ho, ho, dia sudah besar, dia sudah menjadi pendeta besar pujaan Wasawa. Sana, pergilah kepadanya. Saudaraku itu telah merampas semua kekayaanku, merampas dewa-dewa yang biasa membantuku, juga merampas siya-siya yang menjadi bahagianku, hanya tubuhku ini saja yang masih ada padaku. Siapa tadi kau bilang dirimu? Putera Awikit? Nah, raja muda, kakakku itu sangat kuhormati, karena itu, bagaimana pun juga, aku tidak boleh menyelenggarakan upacara itu tanpa seijin kakakku itu. Karena itu, anak muda harus

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

menghadap kepada Whaspati kakakku, setelah mendapat ijinnya barulah kembali kepadaku. Hanya atas ijin kakakku baru boleh aku menyelenggarakan upacara. Dengarkanlah O Samwarta junjunganku. Hamba sebelumnya sudah menghadap kepada Whaspati, akan tetapi beliau sudah terikat perjanjian dengan Indra. Karena itu beliau tidak sudi lagi menyelenggarakan upacara hamba seorang manusia biasa. Beliau mengatakan begini kepada hamba : Setelah menerima tugas menjadi pendeta golongan Dewa yang kekal, aku tidak mau lagi menjadi pendeta golongan manusia, lebih-lebih aku dilarang oleh akra menyelenggarakan upacara bagi raja Mruta. Mruta adalah raja Dunia yang selalu ingin menyaingi kedudukan indra. Demikian O Samwarta, kakanda paduka sudah menentukan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

pilihannya dan mengabdi kepada Dewat mulia pembunuh sura Wala. Ya, semoga demikianlah hendaknya. Sekarang Whaspati sudah berada dibawah perlindungan maharaja kerajaan Surga. Hamba pun sudah menghadap kepada baginda itu dengan niat suci dan penuh harapan, tetapi hamba telah ditolaknya. Karena ditolak seperti orang hina itu, maka sekarang hamba membulatkan tekad untuk menghabiskan seluruh harta kekayaan hamba yang semoga paduka sendiri sudi menyelenggarakannya. Semakin sungguh-sungguhlah niat hamba untuk bertanding dengan Indra dan bantuan paduka sungguh sangat hamba harapkan. Hamba sudah ditolak oleh Whaspati tanpa kesalahan dari pihak hamba sendiri, karena itu hamba tidak mungkin lagi bersedia untuk menghadap kepada beliau itu. Sekali lagi O Samwarta, hamba

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

mohon

sudilah

paduka

membantu

hamba

menyelenggarakan upacara kurban itu. Baiklah, baiklah! Kalau demikian itu masalahnya, aku sendiripun mampu melakukannya, asalkan paduka raja muda sanggup memenuhi persyaratan yang akan kujelaskan. Pertama-tama, pastilah Whaspati dan Purandara akan marah besar apabila mereka tahu bahwa aku akan menyelenggarakan upacara paduka. Terutama, mereka akan marah kepada paduka, dan mereka itu tidak akan segan-segan mencelakakan paduka. Karena itu, sebelumnya, berjanjilah bahwa apapun yang terjadi paduka tidak akan mundur. Berjanjilah sebelum aku berubah pendirian pula. Kalau syarat satusatunya ini tidak bisa anda penuhi, akan kumusnahkan anda beserta seluruh keturunan anda menjadi abu!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

Wahai Samwarta nan akti, apabila ternyata kemudian lamanya, hamba tidak menghianati mencapai berdiri, paduka, tempat Selama matahari biarkanlah hamba sengsara untuk selamapernah masih kebahagiaan gunung-gunung yang dicita-citakan.

memancarkan sinar panasnya, selama itu pula hamba bersujud di kaki paduka. Apabila kemudian ternyata hamba mengabaikan paduka, biarlah hamba tidak akan pernah mencapai kebijaksanaan sejati, biarlah untuk selamalamanya hamba dimabukkan oleh benda-benda duniawi! Setelah Samwarta mendengar kata-kata raja Mruta yang menyatakan kebulatan tekadnya itu, beliau lalu menjawab: Dengarkanlah O Putera Awikit, cita-cita yang mendukung

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 7 -----------------------------------------------------------------------------------

pelaksanaan upacara itu sungguh bagus, aku menyokongnya dan memilih aku sebagai pendeta penyelenggaranya juga tepat. Karena itu aku merestui niat paduka, semoga kebaikan paduka menjadi kekal dan bahkan buah-buah kebaikan itu melampaui apa yang didapatkan oleh akra beserta para Dewa dan Gandharwa yang bermukim di Langit itu. Ha, ha, ha, aku yang tua bangka ini tidak membutuhkan harta kekayaan Biarlah ataupun sekarang hadiah-hadiah aku memuaskan upacara. hatiku,

melakukan perbuatan yang paling dibenci oleh Indra dan Whaspati kakakku itu. Bosan aku melihat kesombongannya! Sudah pasti aku akan dapat menjadikan anda setara dengan Indra. Demikianlah sebenarnya. Baiklah, aku akan melakukan apa pun yang terbaik buat anda paduka!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 9

You might also like