You are on page 1of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ketujuhbelas

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

Kayapa

menyembah

dalam-dalam,

kepalanya menyentuh kaki Brhmaa yang berpengetahuan maha tinggi itu, yang sudah mencapai kebebasan, meskipun masih hidup untuk beberapa saat lamanya lagi di dunia ini. Kayapa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sungguh sangat sukar dijawab. Pertanyaanpertanyaannya itu meliputi hal-hal sebagai berikut: Bagaimanakah jasad ini melebur dan bagaimana roh itu dapat memiliki badan jasmani yang lain? Bagaimanakah orang dapat mencapai kebebasannya menikmati lamanya, setelah melalui kelahiranwaktu dapat kelahiran yang berulang-ulang itu? Dengan Prakti untuk beberapa Roh itu bagaimanakah

meninggalkan jasadnya yang diberikan oleh Prakti itu? Bagaimanakah proses pembebasan Roh itu berlangsung dan bagaimana ia mencapai

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

tujuannya

yang

terakhir?

Bagaimanakah

manusia itu dapat menikmati serta menahan hasil-hasil perbuatannya yang baik dan yang buruk? Di manakah Roh yang tidak berjasad itu dapat menikmati buah-buah perbuatannya? Brhmaa akti itu itu menjawab satu semua persatu.

pertanyaan-pertanyaan

Dengarkanlah wahai pahlawan bangsa Wi, bagian-bagian terpenting dari jawaban-jawaban itu. Setelah yaitu semua perbuatan yang yang dapat dapat

memperpanjang kehidupan di dunia ini berakhir, segala perbuatan mengakibatkan kecemerlangan jasmaniah atau duniawi telah terhenti, maka Roh itu mulailah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan; ia

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

menolak segala kegiatan yang menghidupkan atau menyehatkan badan jasmani. Demikianlah menjelang saat penghancuran jasad ini. Roh itu akan menentang semua pengertian yang biasanya dimiliki oleh manusia biasanya. Namun hal ini belum tentu berarti kecerobohan ataupun kebodohan. Orang yang bodoh dan penuh dosa, meskipun ia memahami hukum-hukum kesehatan jasmani yang bertalian erat dengan pengetahuan tentang makanan, tentang usia dan musim, tetapi ia mengabaikan hukum-hukum kesehatan itu, dengan tidak perduli untuk mengatur waktu makanannya dan memakan makanan-makanan hidupnya sesuai yang berbahaya bagi kesehatannya. Orang bijaksana akan mengatur dengan kehendaknya. Menjelang saat kehancuran badan jasmani, orang bahkan akan melakukan kegiatan jasmani yang berbahaya bagi kesehatannya. Seringkali ia

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

makan terlalu banyak, atau tidak makan sama sekali. Memakan makanan yang tidak sehat, minuman tidak sehat, campuran makanan buruk hingga tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan. Memakan makanan dengan kadar lemak terlalu tinggi, makanan ia kotor sering bekas orang lain. tenaga Selanjutnya memeras

jasmaninya terlalu berat, melakukan hubungan seksual berkelebihan dan sering pula tidak melakukan kegiatan sama sekali dan menolak semua dorongan jasmaniah sama sekali. Memakan makanan yang terlalu banyak

berkuah atau terlalu banyak tidur siang, dengan demikian makanan tidak dicernakan dengan baik. Mungkin juga ia memakan makanan yang berpengaruh buruk bagi keseimbangan peredaran oksigen, kelenjar pankreas dan hati.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

Keseimbangan yang terganggu itu akan mengakibatkan sakit dan bisa berakhir dengan kematian. Kadang-kadang, orang yang ingin segera menghancurkan badan jasmaninya, melakukan tindakan-tindakan yang tidak wajar, misalnya menggantung dirinya hingga mati. Demikian inilah jasad mahluk hidup itu menjadi rusak. Aku mengharapkan agar ananda dapat memahaminya. Kadang-kadang, didorong oleh angin yang berpusar kencang di dalam tubuh, panas di dalam badan bergerak dan mencapai turut bagian tubuh, menghalangi pergerakan pra (hawa murni). Karena mendapat rangsangan itu, panas badan meningkat terlalu tinggi dan merusak bagian-bagian penting di dalam tubuh. Bagian-bagian penting itu adalah pusat-pusat tempat menetapkan kehidupan. Akibatnya, roh itu merasakan adanya tekanan yang hebat dan ingin segera meninggalkan jasad

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

selaku pembungkusnya yang tidak kekal ini. Ketahuilah O manusia utama, apabila bagianbagian terpenting tubuh ini mendapat tekanan sedemikian rupa, roh akan mulai meninggalkan badan itu. Semua mahluk hidup pasti merasakan serta mengalami tekanan Rasa Sakit dari proses kelahiran dan kematian itu. O Brhmaa mulia, sakit yang dirasakan pada waktu Roh melepaskan diri itu sebanding dengan rasa sakit yang terjadi pada waktu Roh itu memasuki rahim dan juga pada waktu keluar dari rahim untuk lahir ke dunia sebagai bayi. Pada waktu itu, semua persendian terasa terlepas, dan itu ditambah dengan tekanan hebat yang ditimbulkan oleh air yang berada di dalam kantong rahim. Dalam proses kematian, terasa adanya dorongan udara atau gas yang berada di dalam badan. Perasaan dingin lalu menyusupi sekujur tubuh dan mulai terurailah ikatan unsur-

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

unsur yang menyusun badan jasmani, menjadi kelompok-kelompok unsur-unsur yang terpisahpisah. Kelompok unsur-unsur itu pada dasarnya terdiri dari lima golongan unsur besar, Dan hawa yang berada di dalam badan yang memberikan daya hidup itu pada pokoknya dapat dibagi menjadi dua golongan penting, yaitu pra dan apna. Kedua jenis hawa ini merasuk ke dalam gugus-gugus kelima unsur besar, mendesak ke atas karena adanya situasi yang tidak menyenangkan itu dan meninggalkan jasad yang tadinya hidup ini. Demikianlah pra dan apna itu meninggalkan jasadnya di sini. Karena itu jasad tidak bernafas lagi dan dengan serta merta tubuh akan kehilangan panas badan, tidak bernafas, wajah kehilangan seri yang tadinya memberikan kecantikan, dan yang terutama adalah tubuh ini kehilangan kesadaran. Ditinggalkan oleh Brahman (Roh atau tman,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

sama dengan

Brahman,) maka orang itu

dikatakan mati. Pemilik jasad itu tidak lagi dapat mengetahui alam sekitarnya melalui saluran pengindraannya. Roh yang kekal itulah yang tadinya mengolah makanan yang masuk ke dalam tubuh hingga makanan dan minuman itu memancarkan hawa murni (grup pra), guna menunjang berlangsungnya kehidupan. Unsurunsur mengelompokkan diri menjadi gugusgugus yang terikat ketat satu sama lain. Gugus unsur-unsur itu memusatkan diri pada bagianbagian penting di dalam badan. Demikian itu juga disebutkan dalam stra-stra. Apabila bagian-bagian terpenting itu dirusak, Roh itu bergerak dan memusatkan diri di dalam jantung dan dengan segera menghentikan proses kehidupan itu dengan demikian meskipun mahluk itu masih memiliki prinsip-prinsip kesadaran, tetapi ia tidak sadarkan diri, tidak

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

mengetahui keadaan di sekitarnya. Bagianbagian penting di dalam badan itu diselubungi kegelapan yang pekat. Dan pada ketika itu Roh dirangsang dan didorong oleh hawa, lalu berusaha menghisap hawa itu dengan suatu nafas yang panjang dan dalam, dan kekuatan terakhir itu ia melepaskan diri ke luar dari dalam badan. Pada saat usaha terakhir itulah badan ini nampak berontak dan gemetar. Di luar jasad itu, Roh diselubungi oleh rekaman segala perbuatan yang pernah dilakukannya. Rekaman itu mencatat segala tingkah laku yang baik dan yang buruk dan ini ditambah oleh berkah dan rahmat yang pernah diterimanya sesuai dengan kebhaktian dan kesujudannya, tidak ketinggalan rekaman dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Para Brhmaa yang tinggi pengetahuannya, yang sudah memahami hukum-hukum terpenting dari kitab-kitab Suci, akan dapat pula mengetahui

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

keadaan jiwa atau Rohnya itu. Mereka akan mengetahui apakah Roh itu memiliki pahalapahala yang baik, buruk, apakah mempunyai berkah-berkah atau tidak sama sekali. Dengan mata, manusia dapat melihat seekor kunangkunang di kegelapan malam, dan sebenarnya ia juga mempunyai mata pengetahuan serta kemampuan-kemampuan lain yang didapatkan berkat ketekunannya belajar dan melakukan tapa brata. Karena itu, dengan pandangan mata bathin, iapun dapat melihat Roh yang baru saja meninggalkan badan, juga dapat dilihatnya Roh yang lahir kembali, atau yang sedang memasuki kandung rahim. Dapat dilihat bahwa ada tiga tempat yang kekal bagi roh itu. Dunia ini, di mana semua mahluk hidup, disebut lapangan untuk melakukan kegiatan. Di dunia ini, semua mahluk itu melakukan perbuatan yang baik atau buruk, serta membuahkan pahala-pahala yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

sesuai dengan perbuatannya itu. Sebagai akibat dari perbuatan-perbuatannya itu, mahluk-mahluk dapat menikmati kesenangan dari berbagai tingkatan. Orang-orang yang selamanya berbuat keburukan saja di dunia ini, maka sebagai akibat dari perbuatannya itu iapun akan jatuh ke alam Neraka. Neraka inilah tempat Roh yang kedua. Tenggelam di alam penuh siksaan ini, dengan kepala mengarah ke bawah, akan merupakan penderitaan dan siksaan yang maha hebat. Untuk menyelamatkan diri dari alam siksaan ini, adalah luar biasa sulitnya. Dan sebenarnyalah bahwa setiap insan harus berusaha keras membebaskan diri dari alam penderitaan ini. Sekarang dengarkanlah baik-baik tentang alam-alam, ke mana Roh yang baru melepaskan diri dari jasad kasar itu menuju. Pusatkanlah perhatianmu. Dengan memperhatikan apa yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

hendak kukatakan ini, ananda akan mendapat keteguhan iman dan pengertian, serta pikiran ananda pun akan menjadi jernih, hingga dapat membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk. Roh yang diliputi oleh rekaman perbuatan yang baik akan menuju ke alam bintang-bintang yang bersinar di angkasa, juga ke bulan dan ke matahari dan ke benda-benda langit yang lain di angkasa raya serta dapat memancarkan cahayanya sendiri. Setelah pahala yang patut dinikmati di alam itu habis, Roh itu akan merosot dan jatuh ke alam yang lebih rendah. Demikian terjadi berulang-ulang, pertama menuju ke alam yang tertinggi yang mungkin dicapai dan selanjutnya merosot dan merosot ke alam rendah untuk kembali lagi ke alam yang tinggi. Jadi di alam Surga itupun terdapat tingkatan-tingkatan, karena itu masih terdapat juga perasaan tidak puas terhadap

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 13 of 14

Aswamedha Parwa Bagian Ke 17 -----------------------------------------------------------------------------------

keadaan sendiri dan keadaan Roh-roh lain, misalnya merasa kecewa Roh-roh setelah orang melihat lain. kecemerlangan sendiri yang dilampaui oleh cemerlangnya Sesungguhnya, kecemerlangan sinar Roh itulah yang kita cita-citakan. Sekarang marilah kita tinjau bagaimana perjalanan Roh itu kembali ke kantung rahim untuk dilahirkan kembali ke dunia ini. Dengarkanlah baik-baik O Brhmaa.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 14 of 14

You might also like