You are on page 1of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Kedelapanbelas

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

Semua perbuatan kita, yang baik dan yang buruk, yang sebenarnya dilakukan oleh Jiwa atau Roh atau tman, apapun namanya disebutkan orang, tidak bisa dimusnahkan. Setelah mengembara dari satu jasad ke jasad yang lain, perbuatan-perbuatan itu menghasilkan pahala-pahala yang sesuai dengan perbuatanperbuatan itu. Sebagaimana halnya pohon yang berbuah, apabila musimnya sudah tiba, tentu akan menghasilkan buah-buah. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang banyak, sehat dan manis-manis. Akan tetapi pohon yang kurang baik, buahnya tidak lebat dan banyak pula yang kecut atau busuk. Seperti itulah kesenangan dan kesengsaraan dihasilkan. Budi luhur akan mendasari semua perbuatan yang menghasilkan pahala-pahala yang membawa kenikmatan dan kebahagiaan. Akan tetapi sebaliknya, hati yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

jahat akan mendorong dilakukannya perbuatanperbuatan yang menghasilkan penderitaan. Roh itu, dengan bersenjatakan pikiran yang dimilikinya, mendorong dirinya sendiri untuk berbuat. Roh itu dengan diliputi oleh rekaman perbuatan-perbuatan yang didorong oleh nafsu dan kutuk atau kemarahan, menyelinap masuk ke dalam kandung rahim. Sperma yang bertemu dengan sel telur di dalam rahim, menjadi lapangan tempat turunnya Roh yang diliputi oleh perbuatan atau sifat yang baik atau buruk yang dimiliki sebagai akibat dari perbuatanperbuatannya di masa lampau. Oleh karena Roh itu adalah badan halus yang tidak dapat diamati dengan alat-alat pengindra, maka ia tidak mengikatkan diri dengan apapun juga meskipun ia sudah mendapatkan jasad yang baru. Karena sifatnya itu, iapun disebut pula Brahman yang kekal. DIA itulah tman atau Brahman sebagai

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

pangkal atau benih dari segala mahluk di alam semesta. DIA lah yang memberi hidup, menyelusup ke dalam seluruh anggota tubuh, pada janin yang sedang berkembang, sebagian demi sebagian dan menerima pikiran sebagai sarana pelengkapnya, kemudian menetap di seluruh bagian tubuh yang dialiri oleh pra dan menunjang kehidupan. Itulah sebabnya, janin itu, yang baru saja mengembangkan daya pikirnya, mulai menggerak-gerakkan anggota tubuhnya. Sebagaimana halnya besi yang cair, setelah dituangkan, tentu akan membentuk sesuai dengan alat pencetaknya, seperti itu pula halnya Roh yang masuk ke dalam tubuh janin itu, akan membentuk diri seperti bentuk janin itu pula. Lampu yang menyala di dalam suatu ruangan, akan menerangi seluruhnya yang berada di dalam kamar itu, demikian itu pulalah pikiran itu menyadari adanya semua anggota

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

tubuh di dalam badan itu. Apapun juga perbuatan yang dilakukan oleh Roh, dengan perantaraan jasadnya, seharusnyalah dinikmati hasil-hasilnya oleh Roh itu sendiri. Kenikmatan dan penderitaan sebagai hasil perbuatan itu haruslah habis dinikmati atau diderita. Tetapi sebelum habis, perbuatan-perbuatan yang lain sudah pula menimbun hasil, hingga Roh itu pada akhirnya berhasil mendapatkan pengetahuan secukupnya guna mendapatkan kebebasan. Baiklah akan kuuraikan, khususnya tentang Segala perbuatan yang dilakukan oleh Roh, sementara ia terlahir secara berulang-ulang, namun iapun mendapatkan Roh, kesenangan. adalah segala Perbuatan-perbuatan yang dapat memberikan kebahagiaan kepada perbuatan yang tidak mementingkan diri sendiri, yaitu misalnya, memberikan sesuatu untuk kepentingan orang lain, melakukan tapa-brata,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

menuntut kehidupan Brahmcrya, memuja Brahman sesuai dengan ketetapan-ketetapannya, selanjutnya mengendalikan diri, ketenangan, kasih sayang universal, mengendalikan nafsu, tidak kejam dan meski ganas, hanya tidak merampas pikiran kepunyaan orang lain, tidak memalsu atau berbohong dengan sekalipun, tidak menyakiti mahluk hidup meski hanya dengan pikiran, berbhakti serta melayani ibu dan ayah, menghormati dewa-dewa, tamutamu, menyembah terhadap guru, turut merasakan kesusahan orang lain, menjaga kesucian dan kebersihan, menjaga seluruh anggota tubuh hingga apapun yang dilakukan selalu mengakibatkan kebaikan. Itulah semua perbuatan yang dinyatakan sebagai perbuatan baik yang mengakibatkan kebaikan dan memberikan kebahagiaan kepada Roh itu. Dengan melakukan perbuatan seperti itu akan tercetuslah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

kebenaran dan keadilan yang dapat melindungi seluruh mahluk secara kekal. Perbuatanperbuatan itu selalu terlihat dilaksanakan oleh orang-orang yang mempunyai predikat baik. Demikianlah sebenarnya semua perbuatan itu melekat secara kekal pada Roh yang baik itu. Semua perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berjiwa bersih dan berbudi luhur selalu menunjukkan kebenaran dan keadilan. Mereka itu mempunyai pikiran jernih hingga segala kegiatannya menunjang Kebenaran dan Keadilan yang kekal. Siapapun orang yang menggunakan kebenaran dan Keadilan itu sebagai dasar kegiatannya, pasti tidak akan pernah mendapatkan keakhiran yang menyedihkan. Adalah dengan perbuatan-perbuatan baik dunia ini dapat dipertahankan pada relnya yang benar manakala tekanan-tekanan hebat sedang melanda. Seorang Yogi adalah orang yang sudah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

mencapai kebebasan. Itulah sebabnya ia selalu berada di atas dari segala yang baik. Pembebasan diri dari ikatan keduniawian ini batkan kelahirannya kembali ke Dunia ini dan kelahiran ke Dunia. Kita harus selamanya mempertahankan kebenaran itu melalui setiap perbuatan yang dilakukan. Setiap mahluk hidup selalu disongsong oleh perbuatan perbuatannya di masa lampau. Semua perbuatan itu menjadi pangkal penyebab yang mengakibatkan kelahirannya kembali ke Dunia ini dan kelahiran ke Dunia, berbeda dengan kesejatian yang hakiki. Memang hal ini sering menimbulkan keragu-raguan di Dunia ini. Selanjutnya apakah syarat-syarat utama yang harus dipenuhi oleh jasad itu agar diterima oleh Jiwa atau Roh ? Penguasa alam semesta, yaitu Brahman, pertama-tama menciptakan sebuah jasad bagi diri-Nya bersamaan dengan itu muncul Tiga

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

Dunia dalam satu kesatuan yang terpadu, berikut mahluk-mahluk serta benda-benda ciptaan yang bergerak dan yang tidak bergerak. Demikian itulah DIA menciptakan Pradhna yang menjadi pangkal materiil bagi semua mahluk serta meliputi segala-galanya di alam kelihatan ini. Tetapi semua yang nampak ini selalu mengalami perubahan yang dikaitkan dengan pikiran kemusnahan, sedangkan DIA yang tidak nampak itu adalah kekal dan tidak berubah maupun dihancurkan. Semua yang terlihat itu disebut Kar, dapat berubah dan mengurai hancur, sedangkan yang lain itu kekal, dan disebut Akara, tidak mengurai atau hancur. Masingmasing Purua apabila dijabarkan akan terdiri dari tiga wujud yang satu sama lain merupakan dualitas (Parantwamtamakaram, meliputi dua unsur yaitu Amtam dan Akaram. Kar adalah jasad kasar dan yang lain itu disebut juga Para.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

Para ini apabila diuraikan terdiri dari dua unsur yaitu Amtam atau Sudiha-caitanyam, yang tidak lain adalah Brahman dalam bentuknya yang asli. Sedangkan Akaram ditujukan kepada Jiwa atau Roh atau tman yang bermukim di dalam jasad kasar itu. Trayanam adalah tiga kesatuan Kar, Amta dan Akara. Minthunam adalah Dualita yaitu yang disusun oleh Kar dan Akara. Jadi jelaslah bahwa setiap Purua, mengandung dualitas yang disusun oleh Kar dan Akara). Pada waktu Prajpati untuk pertama kali menyadari perwujudannya, Dia menciptakan unsur-unsur primitif dan mahlukmahluk yang tidak bergerak. Kenyataan ini sejak jaman dahulu kala sudah diketahui orang. Dalam menerima keadaannya yang berjasad itu, Prajpati menetapkan batas-batas waktu untuk menikmati atau mengalami setiap keadaan itu,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

dan ditetapkan aturan-aturan perpindahan di antara semua mahluk itu, serta hukum-hukum kelahiran kembali. Apa yang kukatakan ini adalah kepastian dan kebenaran yang dibenarkan oleh siapapun juga orang yang memiliki kecerdasan dan sudah mampu melihat Roh sendiri terutama yang berhubungan dengan pengamatannya terhadap kelahiran-kelahiran di masa lampau. Orang yang memahami bahwa kesenangan dan kesusahan itu sebagai suatu hal yang tidak tetap, yang mengetahui bahwa jasad ini merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang tidak murni, dan mengetahui bahwa proses peleburan itu selalu berlangsung, dan orang yang selalu ingat bahwa kesenangan itu sangat terbatas, yang menyadari bahwa sebenarnya, semuanya itu adalah penderitaan, maka orang dengan kesadaran sedemikian itulah yang akan berhasil menyeberangi laut yang bergelora dari

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 18 -----------------------------------------------------------------------------------

perputaran kehidupan di Dunia ini yang sungguh sangat sukar untuk menyeberanginya. Meskipun diancam oleh cacat jasmani, kematian dan penyakit, maka orang yang memahami tentang sifat-sifat Pradhna, tetap akan menyadari bahwa segala mahluk di Dunia ini pada dasarnya samasama mempunyai potensi kesadaran yang sama. Dalam usahanya untuk mencapai tempat yang tertinggi, ia tidak perduli dengan apapun juga yang berada di lingkungan sekitarnya. O Manusia utama, sekarang dengarkanlah baikbaik apa sebenarnya yang menjadi bagianbagian pengetahuan sejati itu, pengetahuan tempat kita bersandar dan tidak dapat dihancurkan.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 12

You might also like