You are on page 1of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Kesembilanbelas

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

Orang yang selamanya tekun merenungkan dasar-dasar serta hukum-hukum kekekalan, dan berkat ketekunannya itu ia melupakan identitas pribadinya. Satu-persatu dibuangnya identitasidentitas itu, hingga akhirnya, iapun berhasil membebaskan diri dari segala bentuk ikatan. Dan memanglah bahwa ia sampai-sampai tidak menghiraukan kehadiran dirinya di alam ini. Memang dia menjadi sahabat bagi semuanya, menempuh serta menanggung apa saja yang menimpa selamanya dirinya. Dan mendekatkan ketenangan diri jiwa, kepada

mengendalikan perasaannya, terbebas dari rasa waswas dan khawatir serta kemarahan , dengan jiwa terkendali, akhirnya, berhasil juga ia membebaskan dirinya dari segala ikatan. Dia mengasihi semua mahluk sebagaimana menyayangi dirinya sendiri, tingkah lakunya

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

teratur, suci murni terbebas dari kesombongan, tidak bersifat keakuan dan terbebaslah ia dari segala-galanya. Mati dan hidup sudah sama baginya, kesenangan dan kesusahan, keuntungan dan kerugian, enak dan tidak enak. Ia tidak akan menginginkan kepunyaan orang lain tidak pernah yang merendahkan bertentangan orang lain dan dia menguasai atau mengatasi semua sifat kembar (rwabhineda), demikian jiwanya terbebas dari segala ikatan. Orang akan mencapai moka, apabila ia tidak mempunyai musuh, tidak mementingkan sanak saudara, tidak pula diikat oleh anak-anak, tidak mengikatkan diri kepada salah satu gama yang manapun juga tidak terpengaruh oleh kekayaan dan kesenangan, terbebas dari dorongan keinginan atau kemilikan. Dia tidak menuntut

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

berkah atau tidak menghiraukan kehilangan berkah, melepaskan semua berkah atau kutukan yang pernah diterimanya, pada kehidupannya terdahulu, membiarkan unsur-unsur jasadnya mengurai demi tercapainya ketenangan jiwa, dan dapat mengatasi semua bentuk sifat kembar yang berbeda, dan dia tidak melakukan apa-apa lagi, tidak menginginkan apa-apa lagi, dia melihat alam semesta ini sebagai sesuatu yang maha besar, tidak terbatas, atau bagaikan pohon Aswatha yang dipenuhi oleh kelahiran, kematian dan kekurang sempurnaan. Pengertian yang dipunyainya selalu diarahkan kepada pembebasan dirinya, datanya selalu diarahkan kepada kesalahan-kesalahannya sendiri. Orang sedemikian itulah yang segera akan dapat membebaskan dirinya dari ikatan-ikatan yang mengekangnya. Orang yang melihat roh atau jiwanya terbebas dari sifat-sifat kelima unsur,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

tanpa bentuk dan tanpa penyebab, benar-benar terbebas dari segala sifat, meskipun ia menikmati semua sifat-sifat itu, maka ia dikatakan sudah mencapai kebebasan yang dicita-citakan. (Tidak berbentuk berarti mempunyai hakekat abstrak dan teramat halus, tanpa penyebab berarti mengadakan dirinya sendiri, jadi identik dengan Brahman. Terlepas dari segala ciri dan sifat sementara iapun mempunyai atau menikmati ciri-ciri dan sifat itu, menunjukkan keadaan yang bebas. Ia tidak diikat oleh ciri dan sifat yang mungkin sangat di agung-agungkan oleh orang-orang biasa). Dengan bantuan pengertian yang cukup mendalam, tujuan-tujuan yang ada hubungannya dengan badan dan pikiran itu, di tinggalkan semua dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari keadaannya, bagaikan api yang tidak lagi diberikan bahan bakar untuk memperbesar nyalanya.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

Orang yang terbebas dari segala bentuk rekaman jiwa (pikiran, perasaan, kemauan dan perbuatan), dapat mengatasi adanya sifat kembar yang bertentangan, tidak dapat mengakui apapun juga sebagai miliknya, dan mempergunakan semua perasaan serta alat pengindranya berdasarkan kekuatan tapanya, la itu akan mendapatkan kebebasan. Setelah terbebas dari segala bekas serta rekaman, ia akan mencapai alam Brahman yang kekal dan luhur itu, tenteram dan stabil dan tahan serta tidak dapat dimusnahkan. dimengerti Setelah yang di atas aku itu akan semua, selanjutnya

menjelaskan ilmu pengetahuan Yoga yang sungguh tidak ada bandingannya. Aku akan menjelaskan, bagaimana seorang Yogi dengan jalan pemusatan pikirannya, dapat melihat Roh itu dengan sempurna. Ketahuilah sekarang, bagaimana roh yang berada di dalam badan itu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

dapat dituntun menuju jalan-jalan dan pintupintu, hingga dapat dilihat perwujudannya yang tanpa awal dan tanpa akhir itu. Dengan menarik mundur segala perasaan dan pengindraan dari obyeknya, orang harus memusatkan pikirannya kepada Roh itu dan selanjutnya, setelah melakukan tapabrata yang paling keras, orang harus memusatkan pikirannya menuju kepada kebebasan Rohnya. (Pikiran harus dipusatkan kepada hakekat dan sifat-sifat Roh). Berpantang dan mentaati tata tertib tingkah laku, serta memusatkan pikiran kepada Badan Rohani, di samping mendalami ajaran-ajaran yang digariskan dalam ilmu Yoga, dengan demikian ia akan dapat melihat badan Roh yang bermukim di dalam badan kasarnya. Apabila orang baikbaik itu berhasil memusatkan perhatiannya kepada Roh itu, segera ia akan membangunkan kebiasaan menyepikan diri, terserap dalam

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

meditasi yang dalam untuk melihat perwujudan Roh yang berada di dalam badannya sendiri itu. Dengan teguh la mengendalikan dan semua dirinya, alat-alat pikirannya memusat,

pengindraannya terkendali, rohaninya menjadi bersih dan sebagai akibat dari pikirannya yang memusat, iapun mampu mengamat-amati Roh nya sendiri dengan menggunakan rohaninya juga. Sebagaimana orang yang tiba-tiba melihat orang yang tidak dikenal di alam mimpi, dan setelah jaga dari tidurnya, benar-benar ia berhadapan dengan orang itu, pasti ia akan berkata: Oh, inilah dia yang kulihat di dalam mimpiku! Demikian itu pula halnya orang sudah melihat Roh nya dalam samdhi, dan akan tetap dapat mengenalinya setelah ia sadar dari dalam samdhinya itu. Bagaikan serat yang dikeluarkan dari daun sisal, demikian itulah Roh itu baru dapat dilihat setelah dikeluarkan dari

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

jasad yaitu setelah dihancurkan dengan kekuatan Yoga. Apabila seorang Yogi sudah mampu melihat Roh nya sendiri, maka ia tidak lagi dapat diperbudak oleh orang ataupun wujud lain, bahkan ia akan menjadi raja atau penguasa di Tiga Dunia. Ini berarti bahwa tidak ada lagi yang lebih tinggi dari padanya, bahkan penguasa alam semestapun tidak melampauinya. Ia akan mampu merubah perwujudan menurut sekehendak hatinya. Ia tidak menjadi sedih, tidak mengeluh atau mengumpat apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan, cacat dan kekurangan, bahkan kematian sekalipun, Orang yang mengendalikan dirinya itu, memusatkan pikirannya dalam Yoga, akan dapat mengidentikkan dirinya dengan dewa-dewa dari tingkat manapun juga. Setelah meninggalkan jasad kasar ini, Rohnya itupun akan sampai ke alam Brahman. Perasaan takut tidak lagi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

mengganggu

dirinya,

meskipun

dirinya,

meskipun seluruh mahluk sudah berjatuhan mati di hadapan matanya. Apabila seluruh mahluk mengalami siksaan, ia sendiri akan terbebas dari siksaan itu. Ia terbebas dari segala bentuk keinginan dan mempunyai Roh yang tenteram. Orang yang mahir dalam Yoga tidak pernah digoncangkan oleh perasaan sakit, kesedihan dan perasaan takut, atau bentuk-bentuk perasaan lain yang ditimbulkan sebagai akibat dari keterlibatannya dan kesenangan nya. Senjata sudah tidak mampu melukainya dan kematian sudah tidak dikenalnya lagi. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang lebih berbahagia, lebih gembira dari padanya. Terus-menerus ia akan memusatkan cipta kedalam diri mengenali Roh nya sendiri, dan dia teguh dengan keyakinannya yang sudah mantap dan tidak ada seorang pun yang dapat mempengaruhinya lagi.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

Karena dia tidak lagi memikirkan segala bentuk cacat dan cela, tidak menghiraukan senang dan susah, sakit dan sehat, oleh karena itu ia selalu tidur dengan nyenyak. Pada suatu saat iapun akan meninggalkan badan kasarnya, dan waktu untuk meninggalkan itu, sudah ditetapkannya sendiri pula. Bahkan ia dapat pula menetapkan apa pun juga bentuk kelahirannya kembali yang akan dipilihnya. Setelah sempat menikmati apapun juga yang mungkin dapat dilakukan dan dihasilkan dengan jalan Yoga, janganlah menyimpang atau mundur kembali dari jalan Yoga itu. Jangan tergoda oleh berkah-berkah dan kenikmatan yang dihasilkan oleh Yoga itu, akan tetapi lanjutkan terus sampai cita-cita terakhir, yaitu kebebasan mutlak atau penunggalan dengan Brahman dapat dicapai. Setelah Roh yang bermukim di dalam badan sendiri itu dapat diketahui, maka ia tidak lagi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

patut bersujud kepada Dewa-dewa. Tidak pula harus tunduk kepada Indra yang terkenal karena bermahkotakan berkah dari seratus upacara yang sudah diselenggarakannya. Dengarkanlah sekarang bagaimana seorang yang sudah biasa melakukan meditasi dapat berhasil dalam Yoga. Pertama-tama, pikirkanlah suatu titik, di mana matahari ada di belakangnya. Pikiran dipusatkan tepat di tengah-tengah ruangan di mana Roh itu bermukim. Di dalam ruangan itulah Roh yang dapat bergerak bebas keluar masuk itu melihat tempat bermukim dirinya. Pada saat samdhi yang dalam sudah dicapai, orang akan melihat keseluruhan yang bulat. Itulah Brahman yang Agung, yaitu Roh Luhur Alam Semesta. Nampaklah sekarang bahwa tidak ada sesuatu lagi yang berada di luar Brahman. Dia meliputi dan merasuk keseluruhan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

ruangan yang dapat dibayangkan. Meditasi semacam keramaian. ini harus dilakukan terus jauh dari Pusatkan pikiran kepada

Brahman yang meliputi keseluruhannya itu, baik yang berada di dalam maupun di luar badan. Pandanglah pancaran Brahman yang meliputi gigi-gigi, langit-langit, lidah, tenggorokan dan leher. Pusatkan pikiran ke dalam jantung beserta cabang-cabang urat darah yang berada di dalamnya. Demikian itulah Brahman meliputi dan merasuk ke dalam segala-galanya. Selanjutnya, O Ka, penakluk Rakasa Madhu, Kayapa, murid yang cerdas itu bertanya kepada Brahman Utama itu tentang seluk-beluk gama Kebebasan, yang sungguh sangat sukar menjelaskannya. Serentetan pertanyaan yang diajukan misalnya adalah sebagai berikut. Bagaimanakah makanan dicerna di dalam perut?

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 13 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagaimanakah makanan itu dapat berubah menjadi cairan makanan? Bagaimana cairan itu dapat berubah menjadi darah? Dan bagaimana darah itu dapat memberikan makanan kepada daging, sumsum, syaraf dan tulang-tulang? Bagaimanakah tubuh ini dapat tumbuh menjadi besar? Bagaimanakah kekuatan badan itu dapat bertambah dengan semakin besarnya tubuh itu? Bagaimana dapat dipisahkan unsur-unsur yang tidak berguna serta kotoran-kotoran itu dapat keluar? Mengapa kalau bernafas itu, harus menghirup masuk dan menghembus ke luar? Apakah faedahnya? Di Bagian yang manakah Roh itu bermukim? Bagaimana Roh itu dapat mendukung badan jasmani ini? Berupa apakah warna serta bentuk jasad yang dipilihnya setelah Roh itu meninggalkan tubuhnya yang lama? Demikian itulah Kayapa mengajukan pertanyaan bertubi-tubi. Brhmaa yang sudah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 14 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

memiliki

pengetahuan

sangat

tinggi

itu

menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sesuai dengan apa yang sudah di pelajarinya serta sudah ditulis dalam stra-stra khusus mengenai hal ini. Selanjutnya dinyatakan, bahwa sebagaimana halnya orang menaruh barang di dalam gudang, pikirannya tentulah disatukan dengan barang itu agar ia tidak melupakan tempat barang itu. Dalam usaha untuk mengetahui keadaan Roh yang bermukim di dalam badan, pikiranpun harus diarahkan ke dalam, pengindraan dengan serta mengendalikan alat-alat

perasaan dan carilah Roh itu dengan saksama. Semestinyalah orang itu harus berusaha keras untuk menyelidiki rohnya dan bersamaan dengan itu mensyukuri keadaan dirinya. Dengan jalan demikian orang akan segera mencapai

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 15 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

kesadaran Brahman, serta memahami segala sesuatu tentang Pradhna itu. Ia tidak lagi dapat ditipu oleh penglihatan matanya, oleh alat-alat pengindraannya, atau bahkan oleh perasaannya. Hanya dengan sinarnya Jiwa, Roh Yang Maha Agung itu dapat dilihat. Roh itu berkaki dan bertangan di segenap penjuru, bertelinga di mana-mana, menyelusup ke dalam dan menembus segala-galanya yang ada di Alam Semesta ini. Demikian itulah bentuk dan sifat Roh itu. tman melihat Brahman terlepas dari jasad kasar bagaikan serat-serat daun sisal. Kemudian, dengan memproyeksikan Brahman yang meliputi segala bentuk itu, dan dengan mengarahkan pikiran ke dalam badan, ia akan menyadari bahwa Brahman itu terbebas dari segala sifat dan bentuk. Dengan Roh yang mempunyai alat pikiran, ia melihat Roh itu sendiri dengan wajah cerah dan tersenyum. Dan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 16 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Brahman, orang dapat mencapai kebebasan melalui diri Ka, selaku perantara. O Kayapa, Brhmaa cendekia, semua rahasia sudah kuungkapkan untuk meneguhkan keyakinanmu. Sekarang aku hendak pergi, silahkan anandapun berangkat kemana ananda suka. Demikianlah O Ka, Kayapa, muridku yang hebat melanjutkan pengembaraannya. Demikian, O putera Ptha, setelah

mahaguru Brhmaa itu selesai mengajarkan tentang patokan-patokan penting tentang gama Kebebasan kepada diriku, beliau lalu lenyap seketika. Nah, dapatkah anda menangkap inti ajaran Kebebasan itu? Itulah semua yang pada dasarnya adinda dengan dariku di dalam kereta perang di medan Kuruketra. Memang, O putera

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 17 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

Ptha, ajaran itu sangat sukar dimengerti, terutama oleh mereka yang pengertiannya sudah dikacaukan oleh hal-hal keduniawian, tidak suka belajar, tidak berpantang dalam makan, dan pikirannya tidak bersih. O Pahlawan bangsa Bharata, rahasia dewa-dewa sudah kuungkapkan di hadapan kalian hari ini. Apa yang kuajarkan ini, sebenarnya belum pernah sampai saat ini di ajarkan di hadapan manusia. Wahai katriya tanpa dosa, kecuali anda sekalian, tidak ada lagi orang lain yang patut mendengar rahasia ini. Karena ajaran-ajaran ini tidak akan bisa dimengerti oleh orang yang pikirannya kacau. Alam Dewa-dewa, O putera Kunt, penuh dengan orang-orang yang menganut gama praktis. Mereka memuja Dewat, melakukan upacara-upacara kurban untuk mendapatkan berkahnya yang berupa kebahagiaan di dunia ini dan di dunia Kadewataan. Sebaliknya dengan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 18 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

Yoga menuju kebebasan, orang melepaskan Rohnya perbuatan hanyalah dengan dan mengabaikan yang tuntutan dipikirkan penunggalan jasmaniah. Ia meninggalkan segala bentuk kegiatan, mempercepat proses

tman dengan Brahman. Cara-cara yang tidak praktis ini, sungguh tidak disetujui oleh Dewadewa. Para penganut gama Praktis (Prawttimrga) akan mendapatkan pahala dan mencapai alam Surga bersama-sama Dewa-dewa. Akan tetapi penganut ajaran Niwtti (ajaran-ajaran menjernihkan pikiran dengan memusatkan cipta kepada badan Roh dalam hubungannya dengan Brahman), dengan sepenuh kemampuannya mengabdi kepada ilmu pengetahuan, kedalaman pengertian dan pandangan terang, sehingga akhirnya ia akan mendapatkan Kebebasan Abadi. Para Dewa di alam Surga menunjang hidupnya dengan mengandalkan all ran Prawtti

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 19 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

dan akan merasa irihati kepada mereka yang menjalankan Niwttimrga, karena tingkat kebebasan yang dicapai sungguh lebih tinggi dari berkah-berkah yang dicapai oleh para Dewa itu. Aku tegaskan kembali, wahai putera Ptha, tujuan kebebasan itu adalah yang tertinggi, yaitu Brahman yang kekal. Setelah melepaskan jasad kasar itu, akan tercapailah alam kekekalan dan selamanya bersatu dengan Kebahagiaan Abadi yang di luar kemampuan pikiran manusia untuk menggambarkannya. Dengan menganut ajaran Niwtti ini, orang yang celaka terlahir di antara mereka yang penuh dosa, kaum perempuan hina, golongan waiya dan dra, akan dapat mencapai tujuan tertinggi. Apalah lagi kesulitannya bagi para Brhmaa dan Katriya yang berpendidikan dan selalu taat menjalankan kewajibannya dan selalu bersemangat dalam usahanya mempersatukan diri dengan Brahman

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 20 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

? Ajaran ini berpangkal dari Brahman, Roh Maha Agung itu sendiri dan disusun berdasarkan alasan-alasan yang pasti. Demikian juga langkah-langkah pelaksanaannya berikut pahalapahala yang bisa didapatkan tahap demi tahap yang pada dasarnya berupa pengertianpengertian yang semakin mantap dan mendalam guna mencapai Kebebasan Abadi itu. Pahalapahala yang didapatkan itu adalah semakin mendalamnya pengertian kita tentang Kebenaran dan Penderitaan. Itulah sebenarnya pengetahuan yang memberikan kegembiraan luar biasa. Mahluk tak kekal, yang memiliki kecerdasan dan keyakinan, yang demikian menolak juga memiliki yang kekuatan, segalanya

dianggap mulia oleh orang-orang biasa, dalam waktu singkat akan berhasil mencapai tempat tertinggi di alam Brahman. Demikian itulah semuanya yang patut kuutarakan. Tidak ada lagi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 21 of 22

Aswamedha Parwa Bagian Ke 19 -----------------------------------------------------------------------------------

pelajaran yang tertinggi, lebih tinggi dari ajaran ini Sehubungan dengan ini, patut adinda sekalian catat, bahwa keadaan samdhi tingkat tertinggi akan dapat dicapai, apabila terus menerus dilakukan latihan-latihan Yoga selama enam bulan!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 22 of 22

You might also like