You are on page 1of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Keduapuluhtujuh

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

Demikianlah adindaku! Aku ini sudah mempelajari dan sudah pula mengalami keserba ragaman keadaan di dunia ini. Dunia yang dihuni oleh berjenis-jenis mahluk dari yang paling rendah hingga yang tertinggi, penuh dengan kesusahan dan kesenangan, dingin dan panas, kesemberonoan dan keteledoran karena kegelapan yang pekat, nafsu tamak dan penyakit, penuh dengan binatang melata yang menjijikkan, kekayaan dan bahaya-bahaya, tempat nafsunafsu dan kutuk, perampok-perampok berkeliaran. Demikian itulah, maka aku sekarang sudah sampai di dalam hutan belantara yang maha luas dari Hyang Maha Brahman! Selanjutnya isteri Brhmaa pertapa itu ingin mendapatkan penjelasan secara lebih gamblang tentang Brahman itu, dengan mengajukan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

pertanyaan sebagai berikut ini: Wahai kakanda junjunganku, dimanakah sebenarnya bermukim DIA yang maha utama itu? Bagaimanakah keadaan tempat di mana DIA itu bermukim, bagaimana hutannya? Brhmaa pertapa itu lalu melanjutkan wejangannya: Tidak ada sesuatu yang terpisah di sana. Di tempat itu sungguh luar biasa membahagiakan, manunggal-tidak segala-galanya dapat dipisahkan telah lagi. sungai-sungai dan gununggunungnya? Bagaimana pula bukit-bukit dan

Semuanya terlibat terbelit, tidak bisa diceraikan lagi, tidak mungkin ditentang. Tidak ada lagi yang lebih besar daripadanya, dan tidak ada yang lebih kecil. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari penunggalan dengan DIRI nya. Orang suci yang sudah manunggal

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

dengannya, seketika itu juga mampu mengatasi perasaan susah dan senang. Dia tidak lagi mengenal perasaan takut, dan demikian juga sebaliknya, mahluk-mahluk lain tidak pernah merasa ragu-ragu untuk berdekatan dengannya. Kalaupun dilakukan penguraian, di tempat itu terdapat tujuh pohon besar, tujuh macam buahbuahan, dan tujuh orang tamu, ditambah dengan tujuh tempat pertapaan, dan tujuh cara Yoga, akhirnya tujuh bentuk upacara penyucian. Demikian itulah gambaran tentang Brahman yang seolah-olah tidak dapat diuraikan, lagi namun sebenarnya mungkin dilakukan

pemisahan-pemisahan itu. Tujuh pohon besar itu sebenarnya adalah kelima indriya, ditambah dengan pikiran dan pengertian. Buah-buahan itu adalah tujuh macam kesenangan dan kesusahan yang dihasilkan oleh tujuh pohon yang disebutkan tadi itu. Tujuh tamu adalah sifat

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

masing-masing alat pengindraan itu, karena mereka itulah yang pertama-tama menerima suguhan buah-buahan dan yang melambangkan itu. Yang kesenangan kesusahan

dilambangkan oleh tempat pertapaan, tidak lain dari ketujuh pohon pengindraan itu, dibawah mana tamu-tamu itu berteduh. Ketujuh jalan Yoga itu adalah tujuh tahap untuk mematikan daya dorongan alat-alat pengindraan itu. Tujuh bentuk penyucian adalah tahap demi tahap pengendalian alat-alat pengindraan itu, hingga akhirnya tercapai keadaan di mana seluruh alatalat itu menghentikan fungsinya. Di dalam hutan itu pohon-pohon itu berbunga dan berbuah dengan lima macam warna. Ada dua jenis yang bunga yang buahnya sangat harum. Selanjutnya ada dua warna yang bunga dan buahnya sangat harum dan ada lagi satu warna yang lain yang bunga dan buahnya luar biasa harum. Dua jenis

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

pohon yang memenuhi hutan itu berbunga dan berbuah lebat sekali dengan bermacam-macam warna yang tidak dapat lagi ditangkap dengan paca indera. Di sana pula terdapat satu api yang diliputi oleh pikiran-pikiran yang baik. Api itulah yang erat hubungannya dengan Brahman. Paca indera adalah bahan bakar api itu. Tujuh cara pembebasan yang mengalir dari padanya adalah tujuh upacara penyucian atau upacara inisiasi. Kadar kebaikan buah-buahan itu bermacam-macam, dan para tamu itu menikmati buah-buahan itu. Terdapat pula beberapa tempat yang berbeda-beda, dimana para i dapat menerima penghormatannya. Setelah upacara atau pengamatan, atau penyucian pertama dilakukan, semuanya itupun lenyap, namun kemudian hutan yang lain memancar kelihatan, dan dalam hutan ini, kecerdasan yang menjadi pohon-pohonnya, dan buah-buahnya adalah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

perlambang kebebasan abadi. Ketenangan dan ketentraman menjadi bayangan-bayangan bawah pohon yang dapat memberikan keteduhan. Pengetahuan sebagai gubuk tempat peristirahatan di dalam hutan itu. Rasa puas sebagai air, dan Ketraja menjadi matahari yang meneranginya. Batas-batasnya yang terakhir tidak bisa dicapai baik ke atas, ke bawah maupun ke samping. Tujuh orang wanita yang cantik jelita selalu berada di sana, dengan wajah selalu menatap ke bawah, tubuhnya cemerlang dan memiliki daya pendorong berkelamin untuk mendapatkan mahluk, keturunan. Mereka menyerap itu segala bentuk rasa yang ada di dalam mahluksebagaimana ketidak tetapan menyerap kebenaran. Di sana ia bermukim dan dari sana ia memancar. Mereka itu adalah ketujuh i yang bermahkotakan keberhasilan tapa, dengan i Wasiha menjadi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

pemimpinnya. kebesaran,

Kemenangan, kebebasan dan

kecemerlangan, pengetahuan

sempurna, Kejayaan, kebulatan dan kekuatan, semua itu menjadi sifat-sifatnya yang kekal. Bukit-bukit dan gunung-gunung terdapat pula di sana, dan sungai-sungai yang mengalirkan air bersumber dari Brahman. Pertemuan aliran sungai terdapat di berbagai tempat sepi, dan di sana itulah patut menyelenggarakan upacara kurban. Di tempat-tempat itu orang bijaksana memuja untuk mempersatukan diri dengan DIA yang maha Agung. Mereka yang segala bentuk keinginannya sudah di padamkan, maka yang tinggal adalah keinginan untuk memenuhi panggilan kodratNya, orang yang dosa-dosanya sudah dibakar dengan tapa-brata, maka mempersatukan diri dengan Roh yang bermukim di dalam diri untuk kemudian bersatu dengan Brahman. Ketentraman hati, adalah yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 9

Aswamedha Parwa Bagian Ke 27 -----------------------------------------------------------------------------------

pertama-tama

harus

dicapai.

Setelah

itu

kemauan, pikiran dan perbuatan selalu ditujukan kepada belantara ilmu pengetahuan itu, dengan demikian ia akan lahir dengan penuh keberanian. Nah, adindaku, demikian itulah keadaan hutan keramat yang dimengerti oleh para Brhmaa yang tekun mengejar ilmu pengetahuan, dan setelah itu semua dapat dipahami, mereka akan hidup secara teratur, sesuai dengan garis-garis Dharma, dibimbing oleh Ketraja, mahaguru yang berpengetahuan luar biasa itu !

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 9

You might also like