You are on page 1of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Keduapuluh delapan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

Brhmaa wejangannya: tidak

pertapa Sekarang

itu

melanjutkan aku tidak tidak

memperhatikan bau; tidak perduli terhadap rasa; membedakan warna-warna; membedakan halus-kasar dan tidak diikat lagi oleh suara-suara yang merdu. Akupun tidak menghiraukan tujuan-tujuan lain selain tujuan pengetahuan sejati. Adalah alam nyata ini yang menginginkan adanya benda-benda kesenangan ini. Sebaliknya ada alam lain yang menolak adanya kebencian benda-benda itu. yang menimbulkan keinginan dan Dorongan

dorongan penolakan datangnya dari Alam itu, sesuai dengan arah aliran hawa kehidupan, ke atas atau ke bawah yaitu setelah Roh itu memasuki jasad yang mulai hidup ini. Terpisah dari semua itu adalah Alam yang lain, di dalam alam-alam itu bermukim sifat-sifat yang kekal

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

beserta juga roh-roh segala mahluk, yang oleh para Yogi dapat dilihat permukimannya di dalam badan. Sekarang ini, aku bernaung di dalamnya itu, karena itu aku tidak lagi mengikatkan diri kepada apapun juga. Tidak lagi didorong oleh keinginan dan kebencian, tidak dirisaukan oleh penyakit atau bahkan oleh kematian. Aku tidak menginginkan apa-apa lagi yang biasa menjadi sumber kesenangan, tidak membenci apapun yang biasanya menimbulkan kebencian, aku tidak ternoda, bersih hening bagaikan butiran embun di atas daun kembang padma. Dengan keteguhan prinsip inilah aku sekarang memandang semua sifat-sifat alam yang sangat berbeda-beda itu. Meskipun perbuatan dan tindakan masih dilakukan, tetapi gabungan kenikmatan yang diakibatkan oleh perbuatan itu tidak lagi menjadi tujuan pemikiran,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

sebagaimana berkas-berkas sinar matahari tidak melekat di ruang angkasa yang dilewatinya. Sehubungan dengan ini, dengarkanlah

sebuah ceritera antara seorang Adhwaryu dan seorang Yti, yang melakukan perbincangan tentang jalan yang patut ditempuh dalam upacara kurban. Sang Adhwaryu pada waktu itu baru saja selesai memercikkan air suci ke atas binatang kurban. Melihat kejadian itu sang Yti lalu bertanya. Wahai, wahai, bukankah ini suatu pembunuhan? Tetapi Adhwaryu itu menjawab: Domba kurban itu tidak akan mati. Binatang yang dikurbankan itu akan menemukan kebaikannya sesuai dengan apa yang digariskan dalam Weda. Apabila Weda itu benar, maka bagian tubuh binatang itu yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah. Yang berasal dari air akan kembali ke air. Sinar matanya akan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

kembali ke matahari, telinganya akan kembali ke titik-titik di segala penjuru angin: kelompok pra yang menunjang kehidupannya akan kembali ke angkasa. Aku yang menggunakan kitab suci menjadi pedoman penyelenggaraan upacara kurban ini tidak akan bersalah dalam pembunuhan kurban ini! Yti itu berkata : Kalau benar demikian, bahwa kambing ini akan menerima pahala kebaikannya, diselenggarakan maka ini upacara tentulah yang untuk

kepentingannya. Apakah gunanya upacara ini bagi anda sendiri? Sudahkah pengurbanan kambing ini direstui oleh kambing-kambing yang lain? Kalau belum, bawalah kembali ia itu kehadapan teman-temannya! Bukankah apapun juga yang terjadi terhadap kambing ini, sangat tergantung dari binatang-binatang sejenisnya

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

itu? Anda harus datang kepada mereka dan minta pertimbangannya. Setelah mendengarkan apa pendapat mereka, barulah masalah ini kita bahas kembali. Hawa penunjang kehidupan binatang ini sudah dikirim ke tempat asalnya, hanya jasadnya saja yang masih ada di sini. Dengarkanlah apa pendapatku! Orang-orang yang ingin menikmati kesejahteraan diri sendiri dengan mengurbankan jiwa mahluk lain, dan jasad yang sudah mati itu diandaikan sebagai bahan bakar dari upacara kurban itu, menurut pendapatku, bukankah mahluk itu sendiri yang dikurbankan? Saya mengenal sebuah peraturan suci, yang dikatakan sebagai kewajiban yang paling utama, yaitu, jangan berbuat kekejaman. Demikian itu juga ditekankan oleh orang tua-tua. Setiap tindakan yang dilakukan, janganlah dinodai oleh kekejaman, melainkan kasih sayang sajalah yang patut dijadikan landasan setiap

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

perbuatan. Bahkan sebenarnya hal ini adalah merupakan sebuah dalil. Janganlah membunuh mahluk hidup dalam keadaan apapun juga. Saya tidak akan menambah-nambah lagi. Tegasnya, apa yang disebut baik itu, adalah tidak melakukan kekejaman terhadap semua mahluk hidup. Kitapun menyadari kebenaran dalil ini dari pengamatan kita sehari-hari secara nyata. Tentu kita tidak akan membuat-buat peraturan yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata ini! Terhadap pernyataan Sang Yti itu,

Adhwaryu menjawab sebagai berikut: Wahai saudara Yti yang berpengetahuan gemilang, saudara selamanya sudah menikmati segala bentuk bau harum yang sebenarnya milik bumi atau tanah ini. Saudara mengecap rasa nikmat yang sebenarnya milik segala benda yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

bersifat cair. Saudara menikmati warna-warna milik segala mahluk bersinar. Saudara merasakan rasa sentuhan yang sebenarnya adalah milik sang angin. Demikian juga saudara sudah menikmati suara-suara yang sebetulnya kepunyaan ether. Saudara sudah memikirkan buah-buah pikiran dengan menggunakan pikiran. Saudarapun pasti mengetahui bahwa semuanya itu memiliki kehidupan. Dengan demikian sebenarnya saudara tidak bisa mempertahankan diri untuk tidak memusnahkan kehidupan. Sebenarnya, untuk mempertahankan kehidupan saudara itu, saudara sudah melakukan pembunuhan-pembunuhan. Tidak ada satupun dari gerakan kita yang dapat membebaskan diri dari kegiatan pembunuhan! Atau, bagaimanakah pendapat saudara tentang hal ini?

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

Yti yang memiliki pengetahuan cemerlang itu lalu menjelaskan sebagai berikut: Wahai Adhwaryu, ketahuilah bahwa jiwa itu menjelmakan diri dari dua aspek manifestasi, yaitu yang tidak bisa dihancurkan dan yang bisa dihancurkan. Dari keduanya itu, yang tidak dapat dihancurkan adalah eksistensi atau keadaan itu sendiri, yang dapat hancur dan musnah itu sebenarnya tidak ada. Kelompok pra, lidah dengan segala sifatnya, pikiran, kebaikan, juga sifat nafsu-nafsu, semuanya itu termasuk dalam eksistensi atau keadaan yang ada itu. Orang yang dapat membebaskan diri dari keadaan itu, orang yang dapat membebaskan diri dari kedua sifat kembar yang bertentangan, yang tidak lagi mengharapkan pahala-pahala, memandang semua mahluk itu sama, dapat membebaskan diri dari perasaan kemilikan, yang menaklukkan dirinya sendiri,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

sanggup membebaskan diri dari semua yang ada disekitarnya, orang seperti itu tidak akan merasakan perasaan takut yang dari manapun juga sumbernya! Setelah itu Adhwaryu itu berkata:

Sesungguhnyalah saudara mengetahui dengan baik apa yang patut kita semua resapkan. Sungguh tidak bertetangga rugi saya bersahabat saudara. dan dengan Mendengar

pendapat saudara itu, saya seolah-olah mendapat pengertian baru. Barangkali saudara ini seorang dewa. Tetapi baiklah, bagaimana pun juga saya tidak merasa bersalah, karena saya menyelenggarakan upacara kurban itu dan mengurbankan jiwa binatang itu berdasarkan mantra-mantra serta adat kebiasaan yang sudah diwarisi sejak jaman dahulu kala. Tetapi sekarang kesadaran saya terbuka. Tadinya saya

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 28 -----------------------------------------------------------------------------------

tidak tahu, karena itu janganlah hendaknya kesalahan itu ditimpakan seluruhnya kepada saya yang bodoh ini! Mendengar kata-kata Adhwaryu sedemikian itu, Yti yang bijaksana itu diam saja. Adhwaryu tetap melangsungkan upacaranya, tetapi sekarang didukung dengan pengetahuan yang lebih mendalam. Para Brhmaa yang mengerti tentang Moka, harus menempuh hidup sesuai dengan garis-garis kebebasan, dibimbing oleh Ketraja, Guru abadi yang mengetahui segalagalanya.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 11

You might also like