You are on page 1of 12

Tugas FT Kardiovaskuler!

Nama NPM Program Studi Semester : : : : Syauqinaa Sabiilaa 0530006312 D III Fisioterapi IV (Empat)

Patologi pada Sistem Kardiovaskuler


A. Arterosklerosis 1. Definisi Aterosklerosis berasal dari kata athero dalam bahasa Yunani (athera) suatu bentuk gabung yang menunjukan degenerasi lemak atau hubungan dengan atheroma yang bisa juga berdampak pda fungsi otak untuk mengontrol aktivitas tubuh. Sedangkan skelosis dalam bahasa Yunani adalah indurasi dan pengerasan, Seperti pengerasan sebagian peradangan, pembentukan jaringan ikat atau meningkat atau penyakit zat inersisial. 2. Etiologi a. DM b. Usia c. Riwayat Keluarga d. Hipertensi e. Merokok f. Obesitas g. Peningkatan Lipid h. Stres 3. Manifestasi Klinis Gejala-gejala aterosklerosis biasanya tidak muncul sampai aliran darah mulai terbatas atau terhambat. Beberapa gejala yang dapat timbul antara lain: a. Pembengkakan pembuluh aorta perut (abdominal aortic aneurysm) b. Penyakit arteri koroner c. Penyakit ginjal d. Iskemia arteri mesenteric (mesenteric artery ischemia) e. Penyakit arteri perifer(peripheral artery disease, PAD) f. Stenosis arteri ginjal (renal artery stenosis, RAS) g. Hipertensi (tekanan darah tinggi) h. Stroke (penyakit cerebrovascular) i. Pembengkakan pembuluh aorta dada (thoracic aortic aneurysm, TAA)

B.

Thrombosis 1. Definisi Trombosis adalah proses koagulasi dalam pembuluh darah yang berlebihan sehingga menghambat aliran darah, atau bahkan menghentikan aliran tersebut. Penyakit pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama di banyak negara, begitu pula di Indonesia. Salah satu yang berbahaya adalah terjadi trombosis atau pembekuan darah di pembuluh vena dan arteri. Akibatnya, pembuluh darah tersumbat sebagian atau total sehingga aliran darah ke jaringan atau organ menjadi terganggu dan akhirnya rusak, terutama jantung, paru-paru dan otak, sehingga dapat menimbulkan risiko kematian mendadak. Trombosis di pembuluh darah dipicu adanya lesi atau kerusakan pada dinding pembuluh darah (endotel). Pada keadaan ini, faktor-faktor pembekuan darah seperti platelet atau keping darah dan trombosit diaktifkan sedemikian rupa sampai akhirnya dihasilkan fibrin yang stabil yang mengikat gumpalan komponen darah yang telah lebih dulu menyumbat lesi tersebut. Bila terjadi ketidakseimbangan antara faktor pembeku darah dan fibrin bisa menyebabkan trombosis ataupun perdarahan. 2. Etiologi Tiga faktor terpenting yang berperan dalam pembentukan thrombus atau thrombosis yang di kenal dengan nama triad Virchow, ialah : a. Perubahan dinding pembuluh darah Perubahan dinding pembuluh dapat ditemukan pada vena atau arteri. Perubahan otot dinding jantung dan katup nya termasuk dalam kategori ini. Penyakit-penyakit vena yang merupakan faktor predisposisi terjadinya thrombosis ialah tromboflebitis , zat zat kimia yang di gunakan untuk merangsang optilerasi vena (sklero terapi) atau trauma akibat kateter. Pada arteri, thrombus paling sering terjadi pada jejas arterosklerosis yang mengalami ulserasi. Berbagai bentuk radang pembuluh darah merupakan faktor predisposisi timbulnya thrombosis. Thrombus dinding ventrikel jantung kiri terlihat menutupi infark miokard. Endokarditis bacterial dapat menyebabkan thrombus pada katup jantung. Vegetasi pada katup akibat endokarditis marantik juga menimbulkan thrombosis. b. Perubahan aliran darah Aliran darah yang lambat merupakan predisposisi terjadinya thrombosis, di tandai dengan statis atau peningkatan turbulensi nya. Thrombus lebih sering di jumpai pada pelebaran vena. Varises sering terjadi pada vena supervisual tungkai, pleksus pampinivormis, pleksus hemoroidalis dan ujung distal esophagus. Tumor yang mendesak vena dan stenosis mitralis jantung juga dapat menimbulkan thrombus.

c.

3.

Perubahan komposisi darah Merupakan faktor predisposisi thrombosis sering di kait kan dengan peningkatan kekentalan (hiperviskositas) darah, seperti pada polisitemia atau makroglobulimenia waldenstorm. Kecenderungan eritrosit untuk lebih mudah melekat dapat di jumpai pada anemia sel sabit, kehamilan dan konsumsi kontrasepsi oral. Anemia sel sabit menyebabkan pembentukan thrombus karena sel darah merah yang abnormal cenderung membentuk gumpalan pada pembentukan darah kecil. Manifestasi Klinis Gejalanya antara lain pembengkakan, nyeri, warna kemerahan, peningkatan suhu lokal, namun seringkali tidak menunjukkan gejala.

C.

Arterosklerosis Obliteran 1. Definisi Arteriosclerosis obliterans atau Peripheral Arterial Occlusive Disease (PAOD) atau penyakit oklusi arteri perifer, merupakan suatu penyakit yang dapat terjadi akibat proses aterosklerosis atau proses inflamasi yang menyebabkan penyempitan lumen (stenosis), atau akibat pembentukan trombus yang menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah yang terkena sehingga menurunkan tekanan perfusi dan aliran darah ke jaringan yang lebih distal. 2. Etiologi Terdapat dua sebab yang dapat menyebabkan gangguan pada arteri perifer, yaitu sebab-sebab aterosklerotik dan sebab-sebab non aterosklerotik atau pembagian sebagai tipe organik dan tipe fungsional8 : a. Sebab-Sebab Aterosklerotik (= tipe obstruktif) / tipe obstruktif Aterosklerosis adalah gangguan yang paling sering menyerang sistem pembuluh darah nadi. Aterosklerosis mula-mula ditandai oleh deposisi lemak pada tunika intima arteri, selanjutnya dapat terjadi kalsifikasi, fibrosis, trombosis dan perdarahan. Proses-proses tersebut menyebabkan terbentuknya suatu plak aterosklero-sis atau ateroma yang kompleks sampai kepada penyempitan lumen atau oklusi pembuluh darah. b. Sebab-Sebab Non Aterosklerotik (= tipe vasospastik) / tipe fungsional Sebab-sebab primer non ateroskle-rotik penyakit arteri adalah nekrosis media kistik, peradangan arteri, dan kondisi-kondisi vasospastik. 3. Manifestasi Klinis Gejalanya adalah yeri akibat iskemia, yaitu berkurang-nya perfusi ke jaringan yang lebih distal dan biasanya terjadi akibat latihan fisik, keadaan ini dinamakan klaudikasio in-termiten. Nyeri yang disebabkan hipoksia jaringan ini akibat tidak adekuatnya antara keperluan dan jaringan akan oksigen dan
3

suplai oksigen ke jaringan. Metabolit yang terkumpul dalam kea-daan anaerob ini akan menstimulasi reseptor nyeri pada otot. D. Thrombo Angitis Obliteran / Buergers Disease 1. Definisi Penyakit Burger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit pembuluh darah arteri dan vena yang bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam, berupa peradangan, proliferasi dan non supurasi serta terjadi penyumbatan oleh trombus pada segmen yang terkena, terutama mengenai pembuluh darah kecil dan sedang (http://www.kalbe.co.id) Penyakit Buerger merupakan penyakit otoimun yang mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah distal (Brunner & Suddart,2002). Buerger disease (tromboangitis obliteran) adalah suatu penyakit nonaterosklerosis yang ditandai dengan kombinasi inflamasi dan trombosis arteri kecil dan sedang serta vena pada kaki dan tangan (Yehuda Shoenfeld, dkk. 2008). Buergers disease adalah penyakit implamatory arteri kecil dan menengah serta vena yang menyebabkan obstruksi vaskular (Lois White, 2005) Buergers adalah penyakit oklusi inflammatry yang melibatkan seluruh lapisan menengah dan kecil dari arteri extremitiles (Rosdiana, 2010). Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok. Berdasarkan studi cohort, pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun lebih banyak yang menderita penyakit Buerger dibandingkan dengan siapapun. Sekitar 5% penderita adalah wanita (Firmansyah, 2010) Frekuensi pada ekstremitas bawah adalah 60%, pada tangan saja 2%, dan pada kaki dan tangan sebesar 38%. 2. Etiologi Etiologi dan patofisiologi dari penyakit Buerger ini belum diketahui dengan pasti. Sebagian besar pasien buerger memiliki riwayat menghisap rokok. Timbulnya manifestasi klinis penyakit ini diduga berhubungan dengan fenomena imunologis yang mengakibatkan vasodisfungsi dan trombi inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi aliran darah perifer sehingga kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan oksigen yang diangkut oleh darah tidak terpenuhi dengan baik. Apabila kondisi ini berlanjut maka akan terjadi kematian sel dan jaringan tubuh terutama pada daerah yang jauh dari jantung yaitu jari-jari kaki dan tangan. Apabila penderita tetap tidak berhenti untuk merokok maka ini akan memungkinkan penderita untuk mengalami kematian jaringan pada jari-jari kaki dan tangan yang biasa dikenal dengan sebutan ganggren.

3.

Manifestasi Klinis a. Rasa nyeri b. Klaudikasio intermiten, yaitu bila pasien jalan, pada jarak tertentu akan merasa nyeri pada ekstremitas, dan setelah beristirahat sebentar dapat berjalan lagi. Gejala tesebut biasanya progresif. c. Nyeri spontan berupa rasa nyeri yang hebat pada jari dan daerah sekitarnya, lebih hebat pada waktu malam. Biasanya merupakan tanda awal akan terjadinya ulserasi dan gangren. Rasa nyeri ini lebih hebat bila ekstremitas ditinggikan dan berkurang bila direndahkan. d. Bila terjadi osteoporosis kaki akan sakit bila diinjakkan. Karena saraf juga terganggu, akan ada perasaan hiperestesia. e. Pulsasi arteri pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior biasanya menghilang. f. Terjadi perubahan warna pada jari-jari yang terkena menjadi merah, normal atau sianotik, tergantung dari lanjutnya penyakit. g. Suhu kulit pada daerah yang terkena akan lebih rendah pada palpasi. h. Ulserasi dan gangren, sering terjadi spontan atau karena mikrotrauma. Gangren biasanya unilateral dan terdapat pada ujung jari. i. Tromboflebitis superfisial biasanya mengenai vena kecil dan sedang.

E.

Thrombophlebitis 1. Definisi Thrombophlebitis didefenisikan sebagai pembengkakan pada satu atau lebih pembuluh vena sebagai akibat dari pembekuan atau penggumpalan darah. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang banyak berdiam diri (imobilisasi). Thrombophlebitis sering terjadi di kaki dan kurang umum terjadi pada lengan atau leher. Kondisi ini biasanya berkembang karena imobilitas dalam jangka waktu yang cukup lama seperti istirahat setelah operasi, bekerja dikantor tanpa beranjak dari tempat duduk atau dalam perjalanan dalam waktu yang lama di pesawat. Jika vena yang terkena tepat di bawah kulit disebut thrombophlebitis superficial, sedangkan thrombophlebitis yang terjadi di jaringan otot disebut dengan deep vein thrombosis (DVT) yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika bekuan menjadi gumpalan (emboli) dan mulai beredar dalam darah, karena dapat menyebabkan penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru). 2. Etiologi a. Imobilitas dalam jangka waktu yang lama, seperti istirahat setelah operasi, bekerja dikantor tanpa beranjak dari tempat duduk, sedang hamil dan menyusui. b. Beberapa jenis kanker seperti kanker pankreas yang menyebabkan peningkatan procoagulants dalam darah (zat yang diperlukan dalam pembekuan darah). c. Memiliki lengan / kaki yang lumpuh akibat stroke.
5

d.

3.

Hamil / baru saja melahirkan meningkatkan tekanan darah di kaki dan vena pelvis. e. Kemungkinan peningkatan pembentukan bekuan darah akibat terapi penggantian hormon / obat pengontrol kelahiran. f. Memiliki riwayat keluarga. g. Kegemukan. Manifestasi Klinis a. Bengkak dan kemerahan. b. Nyeri saat menyentuh dan sensasi hangat di daerah yang tersentuh. c. Ketika Vena dekat permukaan kulit terpengaruh, dapat terlihat pembuluh merah, keras dan lembut tepat dibawah permukaan kulit. d. Ketika vena di kaki terkena, kaki dapat menjadi bengkak, lembut dan nyeri.

F.

Varises 1. Definisi Varises adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah balik/vena membesar dan berkelok-kelok. Istilah varises umumnya ditujukan pada daerah tungkai meskipun sebenarnya dapat terjadi pada daerah-daerah yang lain. Varises berhubungan erat dengan kelemahan struktur tonus otot pembuluh darah balik atau vena. Pada dasarnya vena tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong darah kembali ke peredaran, karena arah alirannya ke atas. Untuk membantu darah bergerak ke atas, vena dilengkapi katup. Katup terbuka untuk membiarkan darah mengalir, kemudian katup menutup kembali setelah darah melaluinya. Jika tonus otot di sekitar pembuluh vena kurang kekuatannya/lemah, maka terjadilah stasis (aliran darah terhenti) dan darah cenderung berkumpul di dasar vena, sehingga vena melebar. Akibatnya, timbul pengendapan-pengendapan darah pada pembuluh vena yang kemudian membentuk tonjolan-tonjolan besar berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan, yang kemudian kita kenal sebagai varises. Istilah varises lebih sering digunakan untuk tungkai bawah. Meskipun demikian varises dapat juga terjadi pada tempat lain seperti pada funikulus spermatikus (varikokel), esofagus (varises esofagus), anorektal (hemoroid). 2. Etiologi Pemicu varises Sangat berkaitan dengan keturunan. Varises juga erat kaitannya dengan hormonal. Kejadian varises meningkat pada masa menstruasi, kehamilan trimester I dan II serta penggunaan obat-obat kontrasepsi. Dimana keadaan tersebut diatas, diduga menyebabkan tonus vena menjadi berkurang. Selain itu obesitas juga dapat memicu timbulnya varises karena pada obesitas, struktur vena menjadi kurang baik dan terjadi peningkatan volume darah. Faktor usia / penuaan juga menjadi pemicu varises. Pada usia tua terjadi fibroelastis pembuluh darah vena, elastisitas berkurang dan tonus otot juga
6

3.

berkurang. Pada orang yang banyak bekerja sambil berdiri, ada unsur gravitasi yang menyebabkan tonus harus bekerja keras untuk mengembalikan darah ke atas. Ini juga sebab lain yang dapat memicu timbulnya varises. Pemicu varises lainnya adalah pernah mengalami cedera pada kaki dan mengalami keadaan dimana tekanan dalam perut meningkat. Penegakkkan diagnosa varises ditandai dengan adanya gambaran pembuluh darah balik/vena yang melebar dan berkelok-kelok. Manifestasi Klinis a. Gatal, kaki terasa berat, pegal dan cepat lelah (terutama pada malam hari dan setelah melakukan aktifitas) b. Pembengkakan pada pergelangan kaki, biasanya akan berkurang bila kaki dielevasi/ditinggikan. c. Nyeri kaki terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai berjalan. d. Kram pada malam hari. e. Perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang mengalami gangguan. f. Kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada aea kulit yang terkena sering dikenal dengan istilah stasis dermatitis atau venous eczema. g. Jika terjadi trauma ringan pada daerah yang mengalami gangguan maka dapat terjadi perdarahan lebih banyak dari normal dan atau mengalami proses penyembuhan yang lebih lama. h. Sering pada kulit diatas pergelangan kaki menjadi mengeras. i. Pemeriksaan lain misalnya pasien diminta untuk berdiri selama 5-10 menit, maka varises akan terlihat.

G.

Myocardiac Infark 1. Definisi Myocard Infark adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. Miokard infark adalah kematian otot jantung yang diakibatkan oleh kekurangan aliran darah atau oksigen. 2. Etiologi Hal hal yang dapat menyebabkan terjadinya Myocard infark : a. Aterosklerosis Kolesterol dalam jumlah banyak berangsur menumpuk di bawah lapisan intima arteri. Kemudian daerah ini dimasuki oleh jaringan fibrosa dan sering mengalami kalsifikasi. Selanjutnya akan timbul plak aterosklerotik dan akan menonjol ke dalam pembuluh darah dan menghalangi sebagian atau seluruh aliran darah. b. Penyumbatan koroner akut Plak aterosklerotik dapat menyebabkan suatu bekua darah setempat atau trombus dan akan menyumbat arteria. Trombus dimulai pada tempat plak ateroklerotik yang telah tumbuh sedemikian besar
7

3.

sehingga telah memecah lapisan intima, sehingga langsung bersentuhan dengan aliran darah. Karena plak tersebut menimbulkan permukaan yang tidak halus bagi darah, trombosit mulai melekat, fibrin mulai menumpuk dan sel-sel darah terjaring dan menyumbat pembuluh tersebut. Kadang bekuan tersebut terlepas dari tempat melekatnya (pada plak ateroklerotik) dan mengalir ke cabang arteria koronaria yang lebih perifer pada arteri yang sama. c. Sirkulasi kolateral di dalam jantung Bila arteria koronaria koronaria perlahan-lahan meyempit dalam periode bertahun-tahun, pembuluh-pembuluh kolateral dapat berkembang pada saat yang sama dengan perkembangan arterosklerotik. Tetapi, pada akhirnya proses sklerotik berkembang di luar batas-batas penyediaan pembuluh kolateral untuk memberikan aliran darah yang diperlukan. Bila ini terjadi, maka hasil kerja otot jantung menjadi sangat terbatas, kadang-kadang emikian terbatas sehingga jantung tidak dapat memompa jumlah aliran darah normal yang diperlukan. Manifestasi Klinis a. Nyeri dada restrofernal seperti diremas-remas atau tertekan. b. Nyeri dapat menjalar ke langan (umumnya ke kiri), bauhu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pektoris biasa dan tak responsif terhadap nitrogliserin. c. Bunyi jantung kedua yang pecah paradoksal, irama gallop. d. Krepitasi basal merupakan tanda bendungan paru-paru. e. Takikardi. f. Sesak napas. g. Kulit yang pucat. h. Pingsan. i. Hipotensi.

H.

Jantung Koroner 1. Definisi Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999). Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).

2.

3.

Etiologi Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Penyakit jantung koroner adalah ketidak seimbangan antara demand dan supplay atau kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya adalah berbagai faktor. Denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan dari otot-otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artherosklerosis yang mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada otot regulasi jantung dan lain sebagainya. Manifestasi Klinis Gejala jantung koroner diantaranya seperti: a. Nyeri di dada, lebih spesifiknya nyeri di dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan kiri atau leher, bahkan sampai ke punggung. Nyeri dada seperti ini adalah nyeri khas dari penyakit jantung koroner. Nyeri ini timbul hanya ketika melakukan aktifitas fisik dan akan berkurang saat beristirahat. b. Gejala penyerta seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual.

I.

Kelainan Katup Jantung 1. Definisi Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung. Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu. Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat beraktifitas dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagu memiliki kemampuan untuk dapat mengalirkan darah. 2. Etiologi Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga dapat menyebabkan kelainan pada katup

3.

jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi kesalahan teknis maupun prosedur dalam melakukan oeprasi pada jantung. Manifestasi Klinis Penyakit ini memiliki gejala antara lain muda lelah dalam beraktifitas, sering pinsan, dan tidak mampu melakukan aktifitas yang membutuhkan tenaga yang cukup besar. Kelainan pada katup jantung dapat disembuhkan dengan cara melakukan operasi untuk membenahi bentuk dan susunan katup jantung. Sehingga kerja jantung menjadi normal dan orang tersebut dapat kembali beraktifitas seperti biasanya.

J.

Aneurisma 1. Definisi Aneurysma intracranial biasanya berbentuk sakular dan terjadi pada percabangan pembuluh darah. Ukuran suatu aneurysma bervariasi dari beberapa millimeter sampai beberapa sentimeter. Suatu aneurysma yang melebihi 2,5 cm disebut aneurysma raksasa (giant aneurysm). Dilatasi fusiform dan ektasia carotid dan arteri basilaris dapat terjadi setelah atherosclerosis. Jenis aneurysma ini jarang pecah. Mycotic aneurysm, yang berkembang sekunder dari infeksi dinding pembuluh darah, mucul dari penyebaran hematogenous seperti subacute bacterial endocarditis. Pecahnya aneurisma biasanya terjadi pada daerah fundus dari aneurysma dan resiko pecahnya berkaitan dengan ukuran suatu aneurysma, rupture jarang terjadi pada aneurysma yang berukuran > 6 mm. Pada beberapa pasien ruptur aneurysma terjadi saat beraktifitas, mengedan atau coitus. Giant aneurysm jarang pecah kemungkinan berhubungan dengan lapisan yang multiple dari thrombus memperkuat dinding dalam. 2. Etiologi Penyebab pasti pembentukan aneurysma mungkin multifaktorial. Ada dua teori yang telah diajukan sebagai dasar pembentukan aneurisma yaitu teori kongenital dan teori degeneratif. Meskipun demikian disepakati secara umum bahwa pada pembentukan aneurisma maka lamina elastika interna harus terganggu. Degenerasi lamina elastika umum ditemukan pada aneurisma berry. a. Teori kongenital Aneurisma dulunya dikira merupakan kelainan kongenital karena adanya temuan defek perkembangan pada tunica media. Defek ini terjadi pada apeks bifurkasio pembuluh darah sama dengan aneurisma, tetapi mereka juga ditemukan pada pembuluh darah ekstrakranial sama seperti pembuluh darah intracranial; aneurisma sakular dengan kontras jarang ditemukan di luar calvaria. Defek tunika media sering ditemukan pada anak-anak, namun aneurisma jarang pada kelompok umur ini.

10

b.

3.

Teori degeneratif Sekarang berkembang bahwa defek pada lamina elastika interna merupakan hal yang penting pada pembentukan aneurysma dan ini kemungkinan berhubungan dengan kerusakan atherosklerotik. Aneurisma sering terbentuk pada sisi dimana terjadi stress hemodinamik sebagai contohnya, pembuluh darah hipoplastik congenital menyebabkan aliran yang berlebihan pada suatu arteri. Hipertensi juga berperan, lebih dari pasien dengan ruptur aneurisma memiliki bukti sebelumnya terjadi peningkatan tekanan darah (terbentuknya aneurisma umum terjadi pada pasien dengan hipertensi karena koarktasio aorta) Manifestasi Klinis a. Nyeri kepala: karakteristiknya adalah nyeri hebat dengan onset yang akut, dimana pasien sering mendeskripsikannya sebagai nyeri kepala terhebat dalam hidupnya. Nyeri kepala tidak selalu mengikuti PSA aneurisma. b. Nyeri pada wajah: aneurisma cavernous-carotid dapat menyebabkan nyeri pada wajah. c. Perubahan tingkat kesadaran: Peningkatan mendadak tekanan intracranial sehubungan dengan ruptur aneurisma dapat menurunkan perfusi serebral menyebabkan syncope (50% kasus). Bingung atau penuruunan kesadaran ringan mungkin juga dapat terjadi. d. Kejang fokal atau umum terjadi pada 25% kasus PSA aneurisma, dengan kejadian paling sering terjadi selam 24 jam pertama. e. Manifestasi iritasi meningeal: nyeri leher atau kaku kuduk, photophobia, sonophobia, atau hyperesthesia dapat terjadi pada PSA aneurisma. f. Gangguan otonom: akumulasi agent-agent yang mendegradasi darah pada subarachnoid dapat menimbulkan demam. Nausea atau vomitus, berkeringat, kepanasan, and cardiac arrhythmias juga dapat muncul. g. Keluhan neurologis fokal: Hemorrhage atau ischemia dapat bermanifestasi sebagai deficit neurologist fokal seperti kelemahan, kehilangan hemisensorik, gangguan bahasa, neglect, kehilangan ingatan, gangguan olfaktorius. Simtom fokal sering terjadi pada giant aneurysma. h. Simtom visual: pandangan yang kabur, diplopia, defek lapang pandang dapat muncul i. Disfungsi respirasi atau instabilitas cardiac. Hal ini merupakan tanda kompresi batang otak. j. Disfungsi hormonal: aneurisma intrasellar dapat mengganggu fungsi hipofisis. k. Epistaxis: biasanya berhubungan dengan aneurisma traumatik

11

REFERENSI Anonim. Aterosklerosis - Penumpukan Lemak pada Dinding Arteri. Dilihat tanggal 22 Maret 2013. <http://olvista.com/kesehatan/aterosklerosis--penumpukan-lemakpada-dinding-arteri/> Anonim. AWAS Penyakit Jantung Koroner, Kenali Gejala dan Penyebabnya Sedini Mungkin. Dilihat tanggal 23 Maret 2013. <http://penyakitjantungkoroner.com/> Anonim. Buerger Disease (Penyakit Buerger). Dilihat tanggal 22 Maret 2013. <http://appinet.blogspot.com/2011/10/buerger-disease-penyakit-burger.html> Anonim. Trombosis Potensial Menimbulkan Kematian. Dilihat tanggal 22 Maret 2013. <http://www.hompedin.org/news-02042002b.php> Anonim. Tromboangitis Obliterans. Dilihat tanggal <http://wikimed.blogbeken.com/tromboangitis-obliterans> 22 Maret 2013.

Bosong, Aswan Efo. Thrombophlebitis. Dilihat tanggal 22 Maret 2013. <http://aswanefo.blogspot.com/2012/01/thrombophlebitis.html> Hura, Ade Irawan. Aterosklerosis (Plak pada Pembuluh Darah). Dilihat tanggal 22 Maret 2013. < http://adeirwanhura.files.wordpress.com/2011/06/aterosklerosis1.docx> Husin, Winsa, Otje, dkk. Oklusi Arteri Perifer pada Ekstrimitas Inferior. Dilihat tanggal 23 Maret 2013. <http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnalkedokteran/article/view/85/pdf> Mursalim, Adrianto. Buerger Disease. Dilihat tanggal 22 Maret 2013. <http://www.scribd.com/document_downloads/direct/80829526?extension=pdf&ft =1363967072&lt=1363970682&user_id=103071079&uahk=TC7on4t3QIjwsDbLH pJOcA1c24I> Nasution, Septian. Trombosis. Dilihat tanggal <http://septinas.blogspot.com/2012/11/trombosis.html> 22 Maret 2013.

Nawasasi, Lakshmi. Varises (Health Today Juni 2009). Dilihat tanggal 22 Maret 2013. <http://lakshminawasasi.blogspot.com/2009/06/varises-healthtoday-juni-2009varises.html> Rahmania, Hesti. Aneurisma. Dilihat <http://hestirahmanita.blogspot.com/> tanggal 22 Maret 2013.

Sunrise, Oda. Asuhan Keperawatan Myocard Infark. Dilihat tanggal 22 Maret 2013. <http://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/05/myocard-infrk.html>

12

You might also like